Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23549 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gilang Girih Samudra
"ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir tren berwisata ke objek wisata mancanegara berkembang pesat. Jepang menjadi salah satu negara yang paling ingin dikunjungi oleh wisatawan asing. Dengan begitu Jepang selalu mengambil sikap serius untuk mempromosikan dan mengembangkan pertumbuhan pariwisatanya. Salah satu hasilnya adalah objek wisata Tateyama Kurobe Alpine Route menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal apa saja yang menjadi daya tarik Tateyama Kurobe Alpine Route sehingga menjadi objek wisata mancanegara yang cukup popular dalam beberapa tahun terakhir. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yang berasal dari kajian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tateyama Kurobe Alpine Route memiliki daya tarik tersendiri diantara objek wisata salju di Jepang. Daya tarik tersebut adalah bendungan Kurobe dengan pemandangan keindahan alam gunung Tateyama dan dinding salju yang ikonis.

ABSTRACT
In the past few years the trend of traveling to foreign tourism objeck is growing rapidly. Japan become one of the most wanted to be visited country by foreign tourists. Thereby, Japan always took a serious attitude to promote and develop its tourism growth. One result is the Tateyama Kurobe Alpine Route tourist attraction is the main attraction for foreign tourists. The purpose of this research is to identify what is the main attraction of Tateyama Kurobe Alpine Route so that it becomes a popular foreign tourism object in recent years. The method use in writing of this research is descriptive analysis derived from the study of literature. The results showed that Tateyama Kurobe Alpine Route has a special attraction among snow tourism objects in Japan. The attraction is a Kurobe dam with views of the natural beauty of Mount Tateyama and the iconic snow wall.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Pratama
"ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang sedang gencar mengembangkan potensi wisatanya. Panjangnya garis pantai yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, membuat daerah tersebut memiliki banyak objek wisata pantai dan fokus mengembangkan jenis objek wisata tersebut. Masing-masing objek wisata mempunyai daya tarik yang berbeda. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa objek wisata di Kabupaten Banyuwangi cenderung memiliki tingkat daya tarik yang rendah. Kedatangan wisatawan asing ke objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi tidak dipengaruhi oleh tingkat daya tarik berdasarkan kelengkapan fasilitas yang terdapat di masing-masing objek wisata pantai. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik objek wisata pantai dengan jumlah pengunjung objek wisata pantai tahun 2015 di Kabupaten Banyuwangi ditunjukan dengan tidak semua objek wisata pantai dengan tingkat daya tarik tinggi akan mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya.

ABSTRACT
Banyuwangi is currently developing tourism potentials intensively. The length of Banyuwangi coastline enables Banyuwangi to have lot of beach tourism objects and focusing on the tourist attraction development.The tourism attractions have each own different appeal. The purpose of this study is to determine the level of tourist attraction of beaches in Banyuwangi. The analytical method used is descriptive method of spatial statistics and using Chi Square test to find the correlations. The results showed that tourism attractions in Banyuwangi tend to have lower levels of appeal. Foreign tourist visit to beach in Banyuwangi is not influenced by the level of appeal that based from the availability of facilities at each beach tourism objects . Test statistic results showed that there is no significant correlation between appeal level of beach tourism objects and beach tourism object visitors in Banyuwangi at 2015. Tourism attractions with high level of appeal do not always have high number of visitors,and the low level of appeal do not always have low number of visitors. "
2016
S65195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Joseph Edward Timothy
"Kota Bogor berpotensi dalam wisata sejarah. Beragamnya peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Bogor pada masa lalu ditambah keberadaan tujuh zona pusaka didalamnya membuat Kota Bogor memiliki banyak objek wisata sejarah. Objek wisata sejarah Kota Bogor masing-masing memiliki perbedaan tingkat daya tarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor berdasarkan zona pusaka melalui fasilitas wisata dan aksesibilitas serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor dengan karakteristik dan jangkauan wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif disertai tabulasi silang (crosstab) untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik objek wisata sejarah dengan karakteristik dan jangkauan wisatawan. Objek Wisata Sejarah di Kota Bogor sebagian besar merupakan monumen dan museum yang tersebar pada zona pemerintahan kolonial. Hanya satu objek wisata sejarah pada masa Kerajaan Pakuan Pajajaran. Tingkat daya tarik objek wisata sejarah berdasarkan fasilitas primer, fasilitas sekunder, fasilitas kondisional, dan aksesibilitas di Kota Bogor terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tingkat daya tarik objek wisata sejarah di Kota Bogor berdasarkan fasilitas dan aksesibilitasnya sebagian besar berada pada kelas sedang. Dari seluruh objek wisata sejarah yang berada di Kota Bogor berdasarkan karakteristik wisatawannya didominasi oleh karakteristik wisatawan dengan rekan wisata kelompok (rombongan) dan pekerjaan pelajar/mahasiswa. Berkaitan dengan jangkauan wisatawan, objek wisata sejarah di Kota Bogor secara garis besar memiliki jangkauan wisatawan yang berada pada kelas jangkauan tinggi. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata sejarah terhadap jangkauan wisatawan di Kota Bogor berbeda-beda. Terdapat objek wisata yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dengan jangkauan wisatawan yang tinggi dan sedang. Adapun objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah memiliki jangkauan wisatawan yang sedang dan rendah. Kemudian, dari karakteristik wisatawannya, objek wisata sejarah di Kota Bogor dengan tingkat daya tarik tinggi, sedang, dan rendah masing-masing memiliki karakteristik wisatawan yang mendominasi adalah kelompok pelajar/mahasiswa. Sehingga tingkat daya tarik tidak mempengaruhi karakteristik wisatawan dari setiap objek wisata sejarah.  Maka tingkat daya tarik suatu objek wisata sejarah tidak selalu mempengaruhi tingkat jangkauan wisatawan dan karakteristik wisatawan.

Bogor city has the potential for historical tourism. The various historical events that occurred in the city of Bogor in the past coupled with the existence of seven heritage zones in it make the city of Bogor have many historical attractions. Each historical tourism object in Bogor City has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourist objects in Bogor City based on heritage zones through tourism facilities and accessibility and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourist objects in Bogor City and the characteristics and reach of tourists. The method used is descriptive spatial analysis accompanied by cross-tabulation to find the relationship between the level of attractiveness of historical tourism objects and the characteristics and reach of tourists. Historical tourism objects in Bogor city are mostly monuments and museums which are scattered in the colonial government zone. Only one historical tourist attraction during the Pakuan Pajajaran Kingdom. The level of attractiveness of historical tourism objects based on primary facilities, secondary facilities, conditional facilities, and accessibility in Bogor City is divided into 3 levels, namely high, medium and low. Based on the facilities and accessibility, the level of attractiveness of historical tourism objects in Bogor City is mostly in the moderate class. Of all the historical tourist objects located in Bogor City, based on the characteristics of the tourists, it is dominated by the characteristics of tourists with group tourism partners (groups) and student work. Concerning the reach of tourists, historical attractions in Bogor City broadly have the reach of tourists who are in the high-reach class. The relationship between the level of attractiveness of historical tourism objects and the reach of tourists in Bogor City varies. There are tourist objects that have a high level of attractiveness with a high and moderate reach of tourists. As for tourist objects with a low level of attractiveness, the reach of tourists is medium and low. Then, from the characteristics of tourists, historical tourist objects in Bogor City with high, medium, and low levels of attractiveness each have the characteristics of tourists who dominate student groups. So that the level of attractiveness does not affect the tourist characteristics of each historical tourist attraction. So the level of attractiveness of a historical tourist attraction does not always affect the level of tourist outreach and tourist characteristics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Candra Restuti
"Objek wisata alam yang diteliti meliputi Goa Jatijajar, Goa Petruk, Pantai Petanahan, Pantai Logending, Pantai Karangbolong, dan PAP Krakal. Variabel yang digunakan adalah jumlah pengunjung, atraksi, fasilitas wisata dan aksesibilitas. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki kecenderungan site attraction yang beragam dan adanya event attraction. Ditunjang pula dengan ketersediaan faslitas yang lengkap, aksesibilitas berupa kelas jalan propinsi dan ketersediaan angkutan umum yang memadai. Hal ini terlihat pada objek wisata Goa Jatijajar. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah mempunyai kecenderungan site attraction yang tidak beragam dan tidak terdapatnya event attraction. Selain itu, ketersediaan fasilitas yang tidak lengkap. Kelas jalan yang menjangkau lokasi wisata merupakan kelas lokal dengan ketersediaan angkutan umum yang kurang memadai. Seperti ditunjukkan oleh objek wisata Goa Petruk, Pantai Karangbolong, dan PAP Krakal.

This research purpose is to know the attraction level of natural tourist resorts in Kebumen Regency. Research objects are Jatijajar Cave, Petruk Cave, Petanahan Beach, Logending Beach, Karangbolong Beach, and Krakal Hotspring. The result show that natural tourist resort with high attraction level have some characteristic. They are many site attraction and event attraction, completed with tourist facility and good accessibility. This condition have been showed in Jatijajar Cave. But, natural tourists resort with low attraction have less site attraction and event attraction, uncomplete tourist facility and bad accessibility. They are Petruk Cave, Karangbolong Beach, and Krakal Hotspring.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki objek wisata alam, wisata buatan, dan wisata minat khusus. Masing-masing objek wisata memiliki tingkat daya tarik yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan tingkat daya tarik objek wisata pada tahun 2020-2022 akibat adanya fasilitas yang tidak beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata berdasarkan fasilitas dan aksesibilitas, serta hubungan antara tingkat daya tarik wisata dengan jangkauan wisatawan pada masing-masing objek wisata di Kabupaten Kebumen. Metode analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik terhadap jangkauan wisatawannya. Hasil penelitian menujukkan bahwa objek wisata di Kabupaten Kebumen ini terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Objek wisata yang termasuk ke dalam tingkat daya tarik tinggi yaitu Goa Jatijajar, Pantai Suwuk, dan Waduk Sempor. Kemudian untuk tingkat daya tarik sedang yaitu objek wisata Pantai Petanahan, Pantai Karangbolong, Pantai Logending, dan Pemandian Air Panas Krakal. Sedangkan untuk tingkat daya tarik rendah yaitu objek wisata Goa Petruk dan Waduk Wadaslintang. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata terharap jangkauan wisatawan di Kabupaten Kebumen berbeda-beda. Terdapat objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki tingkat jangkauan wisatawan yang tinggi tetapi ada juga yang memiliki tingkat jangkauan wisatawan sedang. Begitupula dengan tingkat daya tarik sedang dan rendah.

Kebumen Regency is one of the leading tourist areas in Central Java Province which has natural attractions, artificial tours, and special interest tours. Each tourist attraction has a different level of attraction. There are differences in the level of tourist attraction in 2020-2022 due to facilities that are not operating. This study aims to determine the level of tourist attraction based on facilities and accessibility, as well as the relationship between the level of tourist attraction and the reach of tourists in each tourist attraction in Kebumen Regency. The analytical method used is spatial analysis and descriptive analysis to determine the relationship between the level of attraction to the reach of tourists. The results of the study show that the tourist attraction in Kebumen Regency is divided into 3 levels, namely high, medium, and low. Attractions that are included in the high level of attraction are Jatijajar Cave, Suwuk Beach, and Sempor Reservoir. Then for the medium level of attraction, namely Petanahan Beach, Karangbolong Beach, Logending Beach, and Krakal Hot Springs. As for the low level of attraction, namely the Petruk Cave and Wadaslintang Reservoir attractions. The relationship between the level of attractiveness of tourist objects and the reach of tourists in Kebumen Regency is different. There are attractions with a high level of attractiveness that have a high level of tourist reach but there are also those that have a moderate level of tourist reach. Likewise with moderate and low attractiveness levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Maulana
"Kabupaten Kuningan memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Objek wisata yang diteliti meliputi Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, dan Telaga Remis.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata di Kabupaten Kuningan. Metode analisis yang digunakan adalah metode spasial komparatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata. Objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi cenderung berada di kelas jalan provinsi dengan fasilitas wisata yang lengkap dan aksesibilitas yang mudah dijangkau. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah cenderung berada di kelas jalan lokal dengan fasilitas wisata yang kurang lengkap dan aksesibilitas yang sulit dijangkau.

Kuningan Regency has several interesting tourist objects that many tourists visit both public and tourists from outside Kuningan Regency itself. Research objects are Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, and Telaga Remis.
The purpose of the research is to identify the correlation of level tourist attraction and characteristic of attraction in Kuningan Regency. The analytical method used in this research is a descriptive comparative spatial.
The result show that there was no correlation between the level tourist attraction and characteristic of attraction. Attraction with a high level of attractiveness disposed to be in the class province with complete tourist facility and good accessibility. While the attraction with low level attractiveness disposed to be in the class local roads with uncomplete tourist facility and bad accessibility.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabiola Mahreen
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas bagaimana pop culture dapat mempengaruhi Tokyo sebagai salah-satu tujuan utama wisatawan asing dari berbagai belahan dunia. Dengan memanfatkan produk-produk pop culture seperti anime, manga, dan video games, pemerintah Jepang melakukan berbagai upaya promosi untuk mendorong jumlah wisatawan asing. Berbagai tempat atraksi atau kawasan pertokoan dibangun di daerah-daerah seperti Akihabara. Skripsi ini juga akan membahas dampak yang ditimbulkan oleh pop culture tourism terhadap industri pariwisata Tokyo ataupun Jepang. Analisis menunjukkan bahwa pop culture tourism mempengaruhi aspek seperti motivasi wisatawan asing untuk berkunjung ke Jepang dan Tokyo.

ABSTRACT
This study is about how pop culture could affect Tokyo, as one of the main tourism destination in the world. By using pop culture like anime, manga, and video games, Japanese Government has done so many promotional efforts to increase the number of foreign tourist. Attraction or Shopping District was built in famous area like Akihabara. This study also shows that pop culture tourism has brought some great impacts to Tokyo and even to Japan?s tourism industry. One of the impacts is influencing foreign tourist?s motivation to come to Tokyo or Japan."
2016
S64397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina
"ABSTRAK
Kabupaten Gunungkidul memiliki keanekaragaman objek wisata salah satunya berupa objek wisata pantai, namun tidak semua objek wisata pantai memiliki tingkat daya tarik yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata pantai dan hubungannya dengan fasilitas wisata yang ada. Variabel yang digunakan yaitu jumlah pengunjung, fasilitas primer, sekunder dan kondisional. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat daya tarik objek wisata pantai maka semakin beragam fasilitas primer, memiliki ketersediaan fasilitas sekunder yang lengkap dan fasilitas kondisional yang lebih banyak serta mudah diakses. Hal ini dapat terlihat pada objek wisata pantai pada pos Baron. Sedangkan, semakin rendah tingkat daya tarik objek wisata pantai maka semakin tidak beragam fasilitas primer, ketersediaan fasilitas sekunder yang tidak lengkap dan fasilitas kondisional yang lebih sedikit serta sulit diakses yang dapat dilihat pada objek wisata pantai pada pos Siung.

ABSTRACT
Gunungkidul district has a diversity of tourist attractions, one of which is a tourist beach, but not all the attractions of coast has the same level. This study aims to determine the level of attractiveness of tourist beaches and its relation to existing tourist facilities. Variable that used is the number of visitors, primary facilities, secondary, and conditional. The analytical method used is descriptive and spatial approach. Results showed that the higher level of the beach tourist attraction, the more diverse of primary facilities, has the availability of a complete secondary facilities and more conditional facilities that easily accessible. This can be seen on tourist beaches in the Baron post. While lower level of the ceach tourist attraction, the increasingly diverse of primary facilities, the availibility of secondary facilit ies is not complete and fewer conditional facilities and also difficult to access whic can be seen on tourist beaches in the Siung Post."
Universitas Indonesia, 2011
S980
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Jasmine Nathasa
"ABSTRAK
Dalam beberapa tahun terakhir berwisata menjadi kebutuhan bagi setiap manusia di seluruh dunia. Jepang menjadi salah satu negara yang paling ingin dikunjungi oleh wisatawan asing. Wisatawan asing yang berwisata ke Jepang tercatat paling sering mengunjungi Tokyo. Selain menjadi pusat untuk mengatur pemerintahan, Tokyo juga memiliki atraksi-atraksi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pasar Ikan Tsukiji. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hal apa saja yang menjadi ciri khas Pasar Ikan Tsukiji sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk datang berkunjung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif yang berasal dari kajian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunikan Pasar Ikan Tsukiji yang berbeda dari pasar ikan lainnya di negara lain menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk datang ke tempat ini. Keunikan tersebut diantaranya adalah pelelangan ikan tuna, budaya berdagang dan aneka makanan khas Jepang yang dijual dalam pasar ini.

ABSTRACT
In the past few years travel becomes a necessity for every people in the world. Japan become one of the most wanted to be visited country by foreign travelers from around the world. Foreign travelers who came to Japan most commonly visited Tokyo. In addition of being the center of governance, Tokyo also has interesting tourist attractions to visit. One of the many attractions is Tsukiji Fish Market. This study aims to identify what are the characteristics of Tsukiji Fish Market can attract foreign tourists to visit. The method use in the writing of this paper is a descriptive analysis derived from the study of literature. The result showed that the uniqueness of Tsukiji Fish Market is different from other fish market in other countries, and that is become main attraction for foreign tourists to come to this place. The uniqueness is tuna auctions, trade culture and Japanese cuisine are sold in this market."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>