Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elsa Anjani
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) yang disebabkan karena infeksi virus dengue (DENV) dan diperantai oleh nyamuk.Pada daerah subtropis dan tropis DBD ini merupakan penyakit yang muncul pada setiap tahunnya (endemik) dan meningkat pada saat musim hujan.  Di Indonesia dapat diketahui bahwa jumlah dan persebaran penyakit DBD ini semakin meluas serta jumlah incidence rate penyakit DBD selama 47 tahun terakhir ini tidak kunjung membaik, namun terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukannya obat spesifik yang menghambat replikasi DENV dan mudah didapat. Carica papaya mempunyai potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50 dan CC50 6,57 ug/mL dan 244,76 ug/mL, akan tetapi mekanisme penghambatannya belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan intervensi pada DENV dengan ekstrak Carica papaya pada post dan pre-postinfeksi. Untuk melihat efektivitas penghambatan dan toksisitas ekstrak dilakukan uji focus dan MTT. Hasil menunjukan bahwa pada intervensi post dan pre-postinfeksi mengalami penurunan titer virus sebesar 27,71 ± 10,68%  dan 33,81 ± 19,31 % secara berurutan, tetapi tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Carica papaya berpotensi menjadi alternatif pengobatan untuk dengue.

ABSTRACT
Dengue fever is caused by dengue virus (DENV) infection and is transmitted by mosquitoes. In the subtropical and tropical regions, Dengue Fever is endemic annually and the incidence increases during the rainy season. The prevalence and distribution of dengue fever cases in Indonesia is wide spread and there is no improvement of incidence rates over the past 47 years. Therefore, there is a need for specific and readily available drugs that inhibit the DENV replication. Carica papaya has the potential as DENV antivirus with IC50 and CC values 6.57 ug / mL and 244.76 ug / mL. However, the inhibition mechanism is still unknown. In this study, intervention was given on DENV with Carica papaya extract both on pre and post-infection stage. Focus test and MTT test were carried out to evaluate the effectiveness of the inhibition and toxicity of the extract. The result showed that in post and pre-post infection there was a decrease in viral titers by 27.71 ± 10.68% and 33.8 ± 19.31% respectively although the result is not statistically significant. It can be concluded that Carica papaya leaf extract has the potential to be an alternative treatment for dengue infection."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Safira
"ABSTRAK
Demam dengue merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan kasus morbiditas dan mortalitas yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun, belum ditemukan tata laksana yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Selain itu, vaksin dengue yang baru ditemukan memiliki harga yang relatif mahal dan hanya bersifat efektif pada kalangan tertentu. Dengan demikian, dibutuhkan obat spesifik demam dengue yang efektif, mudah didapatkan, dan relatif murah. Carica papaya berpotensi menjadi antivirus dengue dengan nilai IC sebesar 6,57 μg/mL dan nilai CC sebesar 244,76 μg/mLAkan tetapi, mekanisme penghambatan tersebut belum diketahui. Pada penelitian eksperimental ini, dilakukan intervensi pada tahap pra-infeksi dengue, yakni pada tahap penghambatan protein permukaan virus dan blocking reseptor sel host, dengan menggunakan ekstrak daun Carica papaya. Uji yang dilakukan adalah focus assay untuk melihat efektivitas penghambatan dan MTT assay untuk mengetahui toksisitas ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan titer virus pada tahap penghambatan protein permukaan dan blocking reseptor dengan persentase penghambatan sebesar 12,18% dan 43,38% berturut-turut yang berbeda bermakna. Ekstrak daun Carica papaya juga terbukti tidak bersifat toksik terhadap sel yang diuji. Dengan demikian, ekstrak daun Carica papaya memiliki potensi sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan terhadap infeksi dengue.

ASTRACT
Dengue fever is currently still one of the health problems in Indonesia with increasing number of morbidity and mortality as years passed. However, a specific treatment on dengue infection is still not found. Furthermore, the recently invented dengue vaccine is relatively expensive and only effective for certain populations. Therefore, the discovery of a specific dengue fever treatment that is effective, available, and affordable is highly needed. Carica papaya is a potential dengue antivirus plant with IC 50 of 6,57 μg/mL and CC50 o f 244,76 μg/mL; but, the inhibitory mechanism is unknown. In this experimental study, intervention was done in the pre-infection mechanisms of dengue, which included DENV surface protein inhibition and host receptor blocking, by giving Carica papaya leaf extract. Focus assay was conducted to assess the inhibition effectiveness and MTT assay was conducted to assess the toxicity of the extract. The result shows that there was a decrease of virus titer in protein and receptor inhibition process with the percentage of 12,18% and 43,38% respectively which has significant difference statistically. Carica papaya leaf extract is also found not toxic to the cell. In conclusion, the use of Carica papaya leaf extract has the potential to prevent dengue infection."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seruni Hanna Ardhia
"ABSTRAK
Tingkat kejadian infeksi DENV telah meningkat 30 kali lipat dengan penyebaran ke negara-negara baru dalam beberapa dekade terakhir. Di Indonesia sendiri, terdapat peningkatan 126.675 kasus dari tahun 2014 ke tahun 2015. Sampai saat ini, obat antiviral spesifik untuk DENV belum tersedia. Alternatif dari masalah tersebut adalah dikembangkan penelitian mengenai pengobatan menggunakan tanaman herbal. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak daun Psidium guajava memiliki potensi sebagai antiviral DENV dalam percobaan in vitro, dengan nilai IC50 dan CC50 sebesar 7,2 µg/mL dan 153,18 µg/mL. Namun, mekanisme penghambatan spesifik terhadap infeksi DENV belum diketahui. Penelitian ini melakukan studi eksperimental terhadap DENV Serotipe 2, sel HUH7it-1, dan ekstrak daun Psidium guajava pada dua mekanisme penghambatan, yaitu pada tahap pre-post infeksi dan post infeksi. Penentuan persentase penghambatan DENV menggunakan focus assay dan penentuan persentase viabilitas sel HUH7it-1 menggunakan MTT assay untuk mengetahui efek toksisitas dari ekstrak. Hasil dari kedua pengujian tersebut, didapatkan persentase penghambatan DENV dan persentase viabilitas sel pada pre-post infeksi adalah 6,58% dan 110,20%. Sedangkan, persentase penghambatan DENV dan viabilitas sel pada post-infeksi adalah 21,15% dan 108,26%. Perlakuan post-infeksi menyebabkan penurunan infektivitas yang lebih besar dibandingkan pre-post infeksi, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Psidium guajava akan lebih baik setelah sel terinfeksi DENV.

ABSTRACT
Over the last few decades, the incidence of DENV infection has seen a 30-fold increase, with the outspread to new countries. In Indonesia, the data from 2015 shown an increase of 126,675 cases than in 2014. To date, antiviral drugs against DENV are not yet available. Nowadays, researches on herbal plants are being carried out. Previous studies have shown that Psidium guajava leaf extract has the potential to be an antiviral for DENV in in vitro experiments, with IC50 and CC50 values of 7,2µg/mL and 153,18g/mL. However, the specific inhibitory mechanism is remained unknown. This study conducted an experimental study using DENV-2, HUH7it-1 cell, and Psidium guajava leaf extract, testing two inhibitory mechanisms, pre-post infection and post infection. This study determined the inhibitory percentage using focus assay and the cell viability percentage using MTT assay. The results showed the inhibitory percentage and the cell viability percentage of the pre-post infection mechanism were 6,58% and 110,20%, whereas for the post-infection were 21,15% dan 108,26%. The result in post-infection mechanism caused a greater decrease in infectivity compared to pre-post infection, therefore the extract is found to be more effective when administered after the cells have been infected by the virus."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kay Shaan Jedd Linus
"Latar belakang: Demam dengue (DD) adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengue (DENV). Berbagai spektrum klinis dari yang ringan hingga parah dapat terjadi. Secara global terjadi infeksi dengue sekitar 390 juta dan 96 juta menunjukkan gejala klinis. Dengue juga menjadi endemis di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Pengembangan obat antiviral spesifik terhadap DENV masih berlangsung hingga saat ini sehingga penatalaksanaan demam dengue bersifat suportif. Di Indonesia, Curcuma longa, dikenal sebagai kunyit, memiliki manfaat sebagai rempah dan obat berkhasiat. Namun, mekanisme penghambatan terhadap infeksi dengue masih belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak Curcuma longa sebagai antiviral dengan mekanisme penghambatan replikasi virus dengue serotipe 2 (DENV-2) in vitro. Metode: Penelitian ini adalah studi eksperimen in vitro menguji ekstrak Curcuma longa pada infeksi DENV-2 dalam sel Vero pada fase replikasi (post) dan penempelan-replikasi (pre-post). Studi ini menentukan persentase penghambatan menggunakan focus assay dan persentase viabilitas sel menggunakan MTT assay. Hasil: Persentase penghambatan fase replikasi sebesar 3,45±6,59% dan penempelan replikasi sebesar 85,30±0,67%. Persentase viabilitas fase replikasi dan penempelan replikasi sebesar 109±2,28% dan 106,04±1,48%, secara berurutan. Kesimpulan: Ekstrak Curcuma longa mempunyai efek penghambatan yang lebih baik pada fase penempelan-replikasi DENV-2.

Background: Dengue fever (DF) is a fever disease caused by dengue virus (DENV). Various clinical spectrum from mild to severe can occur. Globally, dengue infection occurs approximately 390 million cases and 96 million cases among them show clinical symptoms. Dengue also becomes endemic disease in more than 100 countries, including Indonesia. Development of specific antiviral drug to DENV still in progress therefore the management of dengue fever is supportive therapy. In Indonesia, Curcuma longa, also known as turmeric, has advantages to be used as spice or medicine. However, inhibition mechanism of dengue infection is not known much. Objectives: Identify the potential of Curcuma longa extract as antiviral by inhibition mechanism of dengue virus serotype 2 (DENV-2) in vitro. Methods: This study is in vitro experimental to examine Curcuma longa extract on DENV-2 infection in Vero cells in replication and attachment-replication phase. This study determines inhibition percentage using focus assay and cell viability percentage using MTT assay. Results: Inhibition percentage of replication phase is 3,45±6,59% and attachment replicationis 85,30±0,67%. Viability percentage of replication and attachment replication phase are 109±2,28% and 106,04±1,48%, respectively. Conclusions: Curcuma longa extract has better inhibition effect on DENV-2 attachment replication phase."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Ternita
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditransmisikan melalui nyamuk ke manusia, terutama nyamuk Aedes betina. DBD memiliki dampak yang besar dalam hal masalah kesehatan, mortalitas, dan ekonomi terutama dikarenakan kurangnya vaksin atau obat antivirus yang disetujui di negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Studi eksperimental dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan senyawa murni katekin pada DENV Serotipe 2 Strain NGC yang diinfeksikan pada sel Vero. Efek antivirus pada sel Vero yang terinfeksi DENV dilihat dengan menggunakan 2 kali nilai dari IC50 yaitu 21,457 μg/mL yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Perbandingan antara selisih jumlah fokus perlakuan dengan kontrol DMSO pada metode Focus assay dihitung untuk mengetahui persentase efektivitas hambatan yang terjadi. Viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup pada penelitian ini dihitung menggunakan metode MTT assay dengan membandingkan nilai viabilitas dengan kontrol DMSO. Persentase efektivitas hambatan serta viabilitas sel pada perlakuan pre-post infeksi berturut-turut yaitu 73,03% dan 110,17%. Sedangkan pada perlakuan post infeksi didapatkan 98,37% dan 99,86%. Dapat disimpulkan bahwa senyawa murni katekin memiliki potensi sebagai antivirus."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Permana Supandi
"Pendahuluan: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 68.407 kasus dengan provinsi dengan jumlah kasus Dengue terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat. Penyebaran penyakit DBD di Indonesia semakin meluas dan umumnya dapat ditularkan kepada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Namun, pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO untuk demam berdarah hanya bersifat simptomatik. Padahal, dengan adanya antivirus Dengue, viral load di dalam tubuh akan cepat berkurang dan mengurangi risiko keparahan penyakit dan penyebaran penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kuersetin sebagai antivirus Dengue dengan melihat pengaruh pemberian kuersetin pada stadium pasca infeksi dan pra infeksi secara in vitro serta menganalisis ikatan antara kuersetin dengan NS3 dan NS5. protein dalam silika. Metode: Penelitian ini menggunakan metode focus assay untuk menghitung persentase hambatan dan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm untuk menilai absorbansi dan mendapatkan nilai viabilitas sel. Pengujian in silico dilakukan dengan menggunakan software Autodock Tools 1.5.6 untuk melihat hasil docking protein NS3 dan NS5 terhadap quercetin. Hasil: Persentase penghambatan quercetin pada stadium pasca infeksi sebesar 62,54%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 36%. Uji viabilitas sel pada stadium pasca infeksi kuersetin sebesar 94,68%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 72,95%. Hasil uji docking in silico protein NS3 dengan kuersetin diperoleh energi ikatan, koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik berturut-turut -5,43 kkal/mol, 104,65 M, dan 4. koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik adalah -7,57 kkal/mol, 2,81 M, dan 5. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penghambatan yang dimiliki kuersetin terhadap replikasi DENV pada tahap pasca infeksi tinggi, sedangkan pada tahap pra infeksi, pasca infeksi infeksi memiliki persentase penghambatan yang rendah. Nilai viabilitas sel pada tahap pasca infeksi dan pada tahap pra pasca infeksi tinggi dengan nilai terbesar pada tahap pasca infeksi. Quercetin dapat mengikat lebih efektif ke NS5 daripada ke NS3.

Introduction: Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia in 2017 reached 68,407 cases with the province with the highest number of dengue cases being West Java Province. The spread of dengue fever in Indonesia is increasingly widespread and can generally be transmitted to children aged less than 15 years. However, the treatment recommended by WHO for dengue fever is only symptomatic. In fact, with the dengue antiviral, the viral load in the body will quickly decrease and reduce the risk of disease severity and disease spread. The purpose of this study was to determine the potential of quercetin as an antiviral for Dengue by looking at the effect of quercetin administration at the post-infection and pre-infection stages in vitro and to analyze the bond between quercetin and NS3 and NS5. protein in silica. Methods: This study used the focus assay method to calculate the percentage of resistance and used a spectrophotometer with a wavelength of 490 nm to assess absorbance and obtain cell viability values. In silico testing was carried out using Autodock Tools 1.5.6 software to see the results of NS3 and NS5 protein docking against quercetin. Results: The percentage of quercetin inhibition in the post-infection stage was 62.54%, while the pre-post-infection stage was 36%. The cell viability test at the post-infection stage of quercetin was 94.68%, while at the pre-post-infection stage it was 72.95%. The results of the docking in silico protein NS3 with quercetin obtained bond energy, inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation -5.43 kcal/mol, 104.65 M, and 4. inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation. were -7.57 kcal/mol, 2.81 M, and 5. Conclusion: The results showed that the percentage of inhibition of quercetin on DENV replication in the post-infection stage was high, whereas in the pre-infection, post-infection stage, the percentage of inhibition was high. low. The value of cell viability at the post-infection stage and at the pre-post-infection stage was high with the greatest value at the post-infection stage. Quercetin can bind more effectively to NS5 than to NS3."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Taufiqqurrachman
"ABSTRACT
Demam berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue (DENV) dengan vektor nyamuk. Insidensi DBD di Indonesia tahun 2013 mencapai 41,25 kejadian per 100.000 penduduk. Namun, hingga saat ini belum ada terapi antivirus spesifik. Penelitian oleh Saptawati L, et al telah melakukan penelitian anti-dengue pada ekstrak daun Psidium guajava yang berpotensi menghambat infeksi DENV dengan nilai IC50 sebesar 7,2 μg/mL dan CC50 153,18 μg/mL namun, mekanismenya belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan penilaian persentase penghambatan virus pada protein permukaan virus dan penghambatan reseptor menggunakan ekstrak berkosentarsi 2 kali nilai C50 melalui metode focus assay, dan dilanjutkan penilaian viabilitas sel dengan MTT assay. Hasil focus assay menunjukkan bahwa nilai persentase penghambatan pada intervensi penghambatan protein permukaan DENV adalah 58,24% sementara untuk intervensi penghambatan reseptor adalah 8,56%. Kemudian, hasil penilaian persentase viabilitas sel menunjukkan hasil yang tinggi yaitu untuk intervensi pra-infeksi memiliki viabilitas sel sebesar 100,71% dan untuk intervensi reseptor sebesar 100,96%. Berdasarkan literatur, zat bioaktif dalam ekstrak yang berperan sebagai anti-dengue adalah quercetin dan hyperoside, namun quercetin tidak bekerja pada protein permukaan DENV ataupun reseptor penempelan DENV sementara hyperoside bekerja untuk menghambat reseptor DENV. Hal ini menjadi temuan baru, bahwa ada kandungan lain yang berperan
sebagai anti-Dengue.

ABSTRACT
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by Dengue virus infection (DENV) with mosquito vectors. The incidence of dengue in Indonesia in 2013 reached 41.25 events per 100,000 population. However, until now there has been no specific antiviral therapy. Research by Saptawati L, et al has conducted anti-dengue research on Psidium guajava leaf extract which has the potential to inhibit DENV infection with an IC50 value of 7.2 μg/mL
and CC50 153.18 μg/mL however, the mechanism is unknown. In this study an assessment of the percentage of virus inhibition on viral surface protein and receptor inhibition using extracts that were 2 times the C50 value through the focus assay method, and continued with cell viability assessment with the MTT assay. The focus assay results showed that the percentage inhibition value in the DENV surface protein inhibition intervention was 58.24% while for the receptor inhibition intervention was 8.56%. Then, the results of the cell viability percentage assessment showed high results, namely for pre-infection interventions having cell viability of 100.71% and for receptor interventions of 100.96%. Based on the literature, bioactive substances in extracts that act as anti-dengue are quercetin and hyperoside, but quercetin does not work on DENV surface proteins or DENV binding receptors while hyperoside works to inhibit DENV receptors. This is a new finding, that there are other ingredients that play a role as anti-dengue."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Shary Karismaputri
"Infeksi dengue merupakan penyakit akibat DENV yang terdiri atas 4 serotipe, yaitu serotipe 1, 2, 3, dan 4. Penyakit dengue dapat ditemukan pada lebih dari 100 negara di dunia. Indonesia adalah negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara, dengan angka penderita yang terus meningkat sejak tahun 1968 (58 kasus) sampai 2009 (158.912 kasus). Sampai saat ini, tata laksana yang dilakukan adalah terapi suportif berupa pemberian cairan yang diobservasi dengan ketat. Antivirus terhadap DENV belum ditemukan, meskipun sebagian negara menggunakan obat-obat tradisional dalam menangani infeksi DENV. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efek antiviral ekstrak daun Cinnamomum burmannii sebagai antivirus DENV dengan menggunakan sel Huh7it-1. Uji hambatan infektivitas dilakukan dengan focus assay sehingga didapatkan nilai IC50 sedangkan uji sitotoksisitas dilakukan dengan MTT assay sehingga didapatkan nilai CC50-nya. Indeks selektivitas (SI) didapatkan melalui pembagian CC50 dengan IC50 dan merupakan gambaran potensi ekstrak sebagai antivirus. Pada penelitian ini, ditemukan bahwa ekstrak daun C. burmannii dapat menghambat replikasi DENV-2 dengan IC50 96,07 μg/ml; CC50 346,45 μg/ml; dan SI 3,60. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Cinnamomum burmannii kurang poten sebagai antivirus DENV.

Dengue infection is a disease caused by four serotypes of DENV: serotype 1, 2, 3, and 4. Disease caused by DENV can be found in more than 100 countries in the world. Indonesia is the country with the highest number of DHF cases in South-East Asia, with an increasing number of sufferers from 1968 (58 cases) to 2009 (158.912 cases). To this day, supportive therapy by fluid replacement is used to treat DENV infection. No antivirus has been found, even though many countries have used traditional medicine to treat dengue infection. In this research, Cinnamomum burmannii, a plant commonly found in Indonesia, is evaluated for its antiviral potency towards DENV using Huh7it-1 cells. Inhibition of DENV infectivity is measured through focus assay to acquire IC50, while citotoxicity is measured by MTT assay to acquire its CC50. Selectivity index (SI) can be found through calculation of CC50 divided by IC50. From this research, it has been found that C. burmannii leaf extract is capable of inhibiting DENV-2 replication with 96.07 μg/ml IC50; 346.45 μg/ml CC50; and 3.60 SI score. In conclusion, the leaf extract of C. burmannii is not very potent as an antivirus towards DENV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Mahira Yanfaunnas
"Infeksi virus dengue (DENV) dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk betina Aedes aegypti. Penyakit ini meningkat setiap tahunnya di dunia pada tahun 2010 sekitar 2,2 juta orang dan sekitar 3,34 orang juta pada tahun 2016. Permasalahan yang terjadi ialah ketersediaan obat spesifik DENV belum ada hingga sekarang. Salah satu pengobatan yang sedang berkembang di Indonesia ialah pengobatan herbal, seperti Piperin. Piperin merupakan senyawa murni dari buah lada (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum) dan diketahui memiliki kemampuan untuk dapat menghambat replikasi virus DENV-2 pada sel Vero. Namun, belum diketahui spesifik pada mekanisme apa piperin menghambat replikasi DENV-2 tersebut. Penelitian ini akan fokus pada mekanisme efektivitas hambatan replikasi virus pada pre-post infeksi dan post infeksi dan juga viabilitas sel. Efektivitas hambatan dan viabilitas sel dilihat dengan metode focus assay dan MTT assay. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil efektivitas hambatan pada mekanisme penghambatan pre-post infeksi dan post infeksi ialah 89,74% ± 2,56 dan 84,53% ± 3,44 secara berurutan. Sedangkan untuk viabilitas didapatkan hasil 100,03% dan 102,00% untuk mekanisme pre-post infeksi dan post infeksi. Hal ini menunjukkan piperin efektif menghambat DENV-2 dengan persentase penghambatan lebih tinggi pada mekanisme pre-post infeksi.

Infection by dengue virus (DENV) can cause dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted through female Aedes aegypti mosquitoes. This disease keeps rising every year around the world, in 2010 approximately 2.2 million people to 3.34 million people in 2016 got infected. The occurring problem is no specific antiviral drug to DENV. One of the treatments that are developing in Indonesia is herbal medicine, Piperine. Piperine is one of the pure compounds of pepper (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum). It is believed to be able to inhibit DENV-2 viral replication in Vero cell. The effectivity of Piperine as antiviral against DENV-2 has been proven in the thesis conducted by Heidi. However, its specific mechanisms inhibit DENV-2 replication has not been known yet. Therefore, this is an experimental study of Piperine against DENV- 2 strain NGC viral replication in Vero cell. The focus of research is looking at the effectivity of inhibition in pre-post infection, post infection, and also cell viability. The effectivity of inhibition is seen by the focus assay method. Based on the research, the results for the effectivity in pre-post infection is 89,74% ± 2,56, and 84,53% ± 3,44 in post infection. As for the cell viability, the results are 100,03% ± 2,74 in pre-post infection and 102,00% ± 3,23 in post infection. These show that Piperine is effective in inhibiting DENV-2 and the effectivity of inhibition is higher in pre-post mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariel Valentino Soetedjo
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan virus
dengue (DENV). Terdapat 390 juta kasus infeksi DENV per tahunnya, dan di Indonesia sendiri kasus DBD pada tahun 2017 berjumlah 68.407 dengan 493 kasus kematian. Tata laksana untuk infeksi DENV hanya bersifat suportif, serta belum ditemukan antivirus untuk DENV. Propil galat memiliki potensi untuk menjadi antivirus DENV, namun mekanisme propil galat sebagai antivirus belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas propil galat terhadap penghambatan replikasi DENV-2 secara in vitro serta in silico dengan menganalisis energi ikatan propil galat terhadap protein NS3 dan NS5. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengidentifikasi mekanisme propil galat sebagai antivirus DENV-2 secara in vitro dengan menggunakan sel Vero. Focus assay dilakukan untuk mengukur persentase penghambatan dan MTT assay dilakukan untuk mengukur persentase viabilitas terhadap dua kelompok yaitu penambahan propil galat pada kelompok replikasi dan penempelan-replikasi. Pada studi ini juga terdapat analisis in silico untuk mengetahui energi ikatan serta konstanta inhibisi propil galat terhadap protein NS3 dan protein NS5. Persentase penghambatan propil galat pada kelompok replikasi dan penempelan-replikasi sebesar 4,34±7,53% dan 30,7±4,88%,
berturut-turut. Persentase viabilitas sel Vero sebesar 94,64±0,4% dan 95,31±3,38% setelah kelompok replikasi dan penempelan-replikasi, secara berurutan. Energi ikatan antara propil galat dengan NS5 adalah -3,49 kkal/mol, sedangkan pada NS3 protease dan NS3 helikase sebesar -2,47 kkal/mol dan -3,72 kkal/mol. Propil galat memiliki aktivitas penghambatan penempelan-replikasi DENV secara in vitro dan memiliki ikatan yang stabil terhadap NS5 dan NS3.

ABSTRACT
Dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) are diseases caused by dengue virus (DENV). There are 390 million cases of DENV infection globally every year, and in Indonesia, there were 68.407 identified DHF cases with 493 mortality cases in 2017. The mainstay of treatment for DENV infection is supportive, and an antiviral drug for DENV has not been developed. Propyl gallate has potential to be an antivirus for DENV. However, the mechanism is still unknown. This study aims to identify the activity of propyl gallate in DENV-2 replication in vitro and analyze the binding energy of propyl gallate
towards NS3 and NS5 protein in silico. This is an experimental study to identify the mechanism of propyl gallate as an antivirus for DENV-2 in vitro using Vero cells as viral culture. Focus assay was conducted to measure inhibition percentage and MTT assay was conducted to measure viability percentage in two groups, which is viral replication and viral attachment-replication. In this study, there is also in silico analysis to identify the binding energy and inhibition constant of propyl gallate towards NS3 dan NS5 protein. Inhibition percentage in viral replication and viral attachment-replication are 4,34±7,53% and 30,7±4,88%, respectively. Viability percentage in viral replication and viral
attachment-replication are 94,64±0,4% and 95,31±3,38%. The binding energy between propyl gallate and NS5, NS3 protease, and NS3 helicase are -3,49 kkal/mol, -2,47 kkal/mol, and -3,72 kkal/mol. Propyl gallate has good inhibition activity towards DENV-2 attachment-replication in vitro, and good binding stability with NS5 and NS3 in silico."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>