Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendy Citra Diango
"ABSTRACT
Peran kelurahan sebagai ujung tombak pemerintahan terendah untuk menjalankan segala bentuk kebijakan sekaligus menampung kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dibutuhkannya sosok pemimpin yang tepat untuk memimpin organisasi kelurahan. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kepemimpinan lurah berdasarkan sepuluh indikator peran kepemimpinan Henry Mintzberg. Indikator tersebut yaitu monitor, disseminator, spokesman, entrepreneur, disturbance handler, resource allocator, negotiator, liaison, leader dan figurehead. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dan termasuk dalam penelitian deskriptif. Manfaat penelitian ini murni, segi waktunya cross sectional dan pengambilan datanya melalui wawancara mendalam dengan narasumber terkait, observasi langsung serta studi pustaka. Melalui analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Lurah Dodo Supendi dalam menjalankan perannya di Lingkungan Bambu Apus secara umum sudah menerapkan sepuluh indikator peran kepemimpinan Mintzberg. Hasil analisis menjelaskan masih ditemukan peran kepemimpinan yang buruk. Berdasarkan indikator spokesman yang berkaitan tentang koordinasi yang buruk dengan perangkat warga. Indikator disturbance handler berkaitan aturan yang dilanggar. Indikator resource allocator dan negotiator berkaitan peran lurah yang tidak merata untuk wilayah yang dipimpinnya, khususnya dalam Musrenbang. Serta indikator liaison dan leader berkaitan penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan pemimpinnya. Semua indikator memiliki kekurangan berdasarkan analisis dari peran lurah ini, namun peneliti memberi saran khususnya dalam indikator leader karena menyangkut intergritas aparatur daerah secara umum.

ABSTRACT
The role of the village as the spearhead of the lowest government is to carry out all forms of policy while accommodating the needs of the community. Thus the right leader is needed to lead the village organization. For this reason the aim of this study was to analyze the leadership role of the lurah based on ten indicators of Henry Mintzberg's leadership role. The indicators are monitor, disseminator, spokesman, entrepreneur, disturbance handler, resource allocator, negotiator, liaison, leader and figurehead. This study uses a positivist approach and is included in descriptive research. The benefits of this study are purely, in terms of time, cross sectional and data collection through in-depth interviews with related sources, direct observation and literature. Through the analysis carried out, it can be concluded that the Head of Dodo Supendi in carrying out his role in the Bambu Apus Environment in general has applied ten indicators of Mintzberg's leadership role. The results of the analysis explain that bad leadership roles are still found. Based on the spokesman's indicators relating to poor coordination with citizen devices. Indicators of disturbance handlers relate to rules that are violated. Indicators of resource allocators and negotiators relate to the unequal role of village heads for the regions they lead, especially in Musrenbang. As well as liaison and leader indicators related to abuse of authority carried out by their leaders. All indicators have shortcomings based on the analysis of the role of this lurah, but the researcher gives advice especially in leader indicators because it involves the integrity of regional apparatus in general."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Juliansyah
"Penelitian ini menjelaskan mengenai tahapan proses rehabilitasi sosial AN/ABH. Rehabilitasi sosial AN/ABH dilaksanakan untuk merubah perilaku klien AN/ABH agar dapat kembali berfungsi sosial. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan studi deksriptif di PSMP Handayani. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses rehabilitasi sosial AN/ABH di Panti sosial rehabilitasi, dilaksanankan dalam delapan tahapan proses rehabilitasi, yaitu tahap pendekatanan awal, penerimaan, assesmen, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi, resosialisasi, bimbingan lanjut, dan terminasi. Dalam pelaksanannya terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses rehabilitasi sosial AB/ABH yang dilakukan oleh PSMP Handayani.

This study describes the stages of the implementation process of social rehabilitation of juvenile delinquents and children in conflict with the law. Social rehabilitation carried out to change the behavior of the client. The method used was qualitative research methods with descriptive studies in PSMP Handyani. The results showed that social rehabilitation at the center of social rehabilitation, divided into eight phases of the rehabilitation process, the initial approach phase, admission, assessment, planning, intervention, implementation of interventions, resocialization, further guidance, and termination. In its implementation there are factors inhibiting and supporting the social rehabilitation process conducted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Dwi Aprilianti
"Skripsi ini dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang berdampak menimbulkan kendala pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza berupa adanya peran pekerja sosial yang tidak dapat dilakukan secara langsung. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan solusi yang dilakukan terkait peran pekerja sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada remaja korban penyalahgunaan Napza pada masa pandemi Covid-19 di BRSKPN Bambu Apus, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Desember 2021 - November 2022, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan sembilan informan. Informan dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria kebutuhan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pandemi Covid-19 kegiatan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza yang terpaksa diberhentikan sementara adalah bimbingan fisik, visit keluarga, konseling terapi kelompok, kegiatan vokasional dan kegiatan di luar balai. Kegiatan tersebut diganti dengan alternatif berupa kegiatan secara daring/online, dinamika kelompok dan kegiatan di luar ruangan. Terdapat pula pembatasan waktu pada setiap kegiatan, dari biasanya 1 jam menjadi hanya 30 menit. Dengan adanya penyesuaian terhadap kegiatan yang dilakukan, maka hal ini berdampak pada perubahan penerapan peran pekerja sosial dalam melakukan manajemen kasus, sebagai edukator, enabler, fasilitator dan expert. Pekerja sosial memperhatikan perspektif person-in-environment tentang bagaimana menilai situasi klien dan mengidentifikasi alternatif solusi bagi mereka. Dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial di masa pandemi Covid-19, pekerja sosial menghadapi kendala eksternal maupun internal. Kendala tersebut diantaranya kegiatan assessment menjadi terbatas, kegiatan pelayanan secara daring, dilema perasaan, penggunaan teknologi masih sulit. Agar pelayanan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza tetap berjalan dengan baik sesuai standar operasional, maka pekerja sosial melakukan solusi berupa menjaga kesehatan fisik dan mental, saling sharing pengalaman dan memotivasi, mengikuti pelatihan atau workshop, rekomendasi rawat jalan dan lain sebagainya, Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan rehabilitasi sosial pada masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa penyesuaian dan peran pekerja sosial pun mengalami beberapa penyesuaian dalam melakukan proses rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza. Kontribusi skripsi ini pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan bagaimana peran pekerja sosial dan bagaimana cara menghadapi situasi tak terduga sebagaimana pandemi Covid-19.

This study is motivated by the Covid-19 pandemic which has had an impact on the provision of social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse in the form of the role of social workers who cannot be carried out directly. The urgency of conducting this research is to reveal the solutions made regarding the role of social workers in carrying out social rehabilitation for adolescent victims of drug abuse during the Covid-19 pandemic at BRSKPN Bambu Apus, which are discussed from the Social Welfare discipline. This research was carried out in the period December 2021 - November 2022, using a descriptive qualitative approach. Data collection was carried out through documentation studies and interviews with nine informants. Informants are selected by purposive sampling based on the criteria of the needs of this research. Data analysis is done by open coding, axial coding, and selective coding. The results of the research show that during the Covid-19 pandemic the social rehabilitation activities for adolescent victims of drug abuse who had to be temporarily suspended were physical tutoring,visit family, group therapy counseling, vocational activities and activities outside the hall.These activities were replaced with alternatives in the form of online activities/online, group dynamics and outdoor activities. There is also a time limit on each activity, from the usual 1 hour to only 30 minutes. With adjustments to the activities carried out, this has an impact on changes in the implementation of the role of social workers in carrying out case management, as educators, enabler, facilitator andexpert. Social workers pay attention to perspective person-in-environment about how to assess client situations and identify alternative solutions for them. In providing social rehabilitation services during the Covid-19 pandemic, social workers faced external and internal constraints. These obstacles include activities assessment become limited, online service activities, feeling dilemmas, the use of technology is still difficult. In order for social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse to continue to run well according to operational standards, the social worker provides a solution in the form of maintaining physical and mental health, sharing experiences and motivating each other, attend training or workshop, recommendations for outpatient care and so on. The conclusion of this study is that social rehabilitation activities during the Covid-19 pandemic underwent several adjustments and the role of social workers also experienced several adjustments in carrying out the social rehabilitation process for adolescent victims of drug abuse. The contribution of this study to the development of social welfare science is to reveal and describe the role of social workers and how to deal with unexpected situations such as the Covid-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muallimah Binti H. Subechi
"Tesis ini membahas tentang Penanganan Anak yang Berkonflik Dengan Hukum di Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana penanganan Anak yang Berkonflik dengan Hukum dan bagaimana kendala yang dihadapi oleh petugas dalam menangani Anak yang Berkonflik dengan Hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan yang dilakukan berupa rehabilitasi sosial, pendampingan dan melakukan upaya untuk memperjuangkan restorative justice dalam penyelesaian kasus hukum. Penanganan tersebut secara umum bertujuan untuk mendapatkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dan secara spesifik untuk menghilangkan trauma serta stigma negatif yang ada di masyarakat.

This thesis discussed about handling of children in conflict with the law in Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani. This research is qualitative descriptive design. Research results shown that the treatment is done are social rehabilitation, assistance and efforts to fight for restorative justice in the solution of legal cases. The treatment generally aims to get behavior change towards the better and specially to eliminate the trauma and negative stigma in society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T33612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Maulana
"Penelitian ini membahas tahap proses pelaksanaan rehabilitasi sosial terhadap anak jalanan di Social Development Center for Street Children (SDC) Bambu Apus dan juga faktor penghambat pelaksanaan rehabilitasi sosial di Social Development Center for Street Children (SDC) Bambu Apus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menggambarkan proses rehabilitasi sosial, meliputi tahapan pendekatan awal, assessment, rencana intervensi, pelaksanaan intervensi, pemulangan (reintegrasi), terminasi, dan juga monitoring, serta faktor penghambat pelaksanaan rehabilitasi sosial.

This research discusses the stages of the social rehabilitation process in Social Development Center for Street Children (SDC) Bambu Apus and also factors inhibiting during the implementation of social rehabilitation at the Social Development Center for Street Children (SDC) Bambu Apus. This study used a qualitative approach with descriptive research method.
The research results illustrate the social rehabilitation process, covering the early stages of the approach, assessment, intervention plan, the implementation of the intervention, repatriation (reintegration), termination, and also monitoring, as well as factors inhibiting the implementation of social rehabilitation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasrifah Musa
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan resosialisasi remaja putus sekolah, peran pekerja sosial di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta dan hambatan yang dialami dalam pelaksanaan resosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan (1) pelaksanaan resosialisasi remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus meliputi pembekalan magang, pelaksanaan magang, dan monitoring magang, (2) Peran yang dilakukan oleh pekerja sosial sebagai penghubung (broker), pendidik (educator), mediator, pemungkin (enabler), group facilitator, pengevaluasi (analyst/evaluator) dan (3) hambatan yang timbul meliputi kurang optimalnya peran pendampingan oleh pekerja sosial di lokasi magang, waktu kegiatan magang yang terbatas, belum ada surat kerjasama secara tertulis dengan lembaga mitra, keterbatasan daya tangkap remaja putus sekolah, perilaku dan sikap remaja putus sekolah yang belum siap beradaptasi dengan peran dan tanggungjawabnya, kurang kepercayaan diri remaja putus sekolah dalam melayani pelanggan, serta perbedaan peralatan yang digunakan oleh PSBR Bambu Apus dengan yang digunakan perusahaan di tempat magang.

This thesis discusses the implementation of the resosialization of school dropouts, the role of social workers and obstacles arising in the PSBR Bambu Apus Jakarta. The study used a qualitative approach with descriptive research methods. The results of the study describe (1) The implementation of the school's resocalization of dropouts in the PSBR Bambu Apus includes internship supplies, the implementation of resosialization, and monitoring internships, (2) the role of social workers as a brokers, educators, mediators, enablers, group facilitator, analyst/evaluator and (3) barriers arising include less optimal role assistance by social workers in the internship site, the time of limited internship activities, there is no cooperation letter in writing with the partner agency, the limitations of school dropouts, behavior and attitudes adolescent dropout of school that are not ready to adapt to their roles and responsibilities, lack of confidence adolescent dropout in serving customers, and the difference equipment used by PSBR Bambu Apus with those used by the company in the internship activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evawisna
"Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan kehidupan penghuni PRAN Wisma Handayani yang terletak di Bambu Apus, Jakarta Timur. Hal lain yang juga dilihat adalah latar belakang keluarga dan keberadaan mereka di panti, serta respon yang timbul sehubungan dengan keberadaan mereka di « lembaga tersebut. Masalah ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa sampai sekarang belum ada definisi yang jelas mengenai kenakalan remaj a. Oleh karena itu, efektif tidaknya penanganan kenakalan remaja sangat tergantung pada bagaimana cara panti membatasi masalah dan mendefinisikan gej ala tersebut. Berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa PRAN Wisma Handayani belum berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa hal i yang menjadi penyebab adalah pertama panti tidak selektif dalam menerima penghuni. Kedua, pengasuh tidak profesional dalam menjalankan tugasnya. Dan ketiga, sarana yang ada di panti tidak memadai sebagai tempat pembinaan anak-anak nakal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiila Kurnia Soleh
"Penyakit diare merupakan gejala infeksi gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan termasuk penyakit menular dari kebersihan yang buruk. Pada umumnya penyakit ini didasari dengan dehidrasi parah dan kehilangan cairan, namun adanya infeksi bakteri septik saat ini menjadi kemungkinan penyebab kematian terkait diare, terlebih di negara berkembang. Jakarta Timur masih memiliki lima persen dari total penduduk nya yang masih BAB sembarangan atau tidak memiliki jamban sehat. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya penderita diare. Metode penelitian ini menggunakan analisis spasial. Penelitian ini menganalisis penderita diare secara spasial menggunakan analisis overlay dan deksriptif dengan melihat keterhubungan antara karakteristik lokasi (kepadatan hunian dan air bersih) terhadap kemunculan penderita diare. Dihasilkan bahwa karakteristik lokasi air bersih di Kecamatan Cipayung cenderung tidak memenuhi syarat dikarenakan adanya pengaruh dari air sungai Sunter yang sudah tercemar. Kepadatan hunian di Kecamatan Cipayung belum termasuk ke dalam hunian yang padat atau kumuh tiap RW nya. Penderita Diare tersebar secara tidak merata di Kecamtan Cipayung tetapi penderita diare di Kecamatan Cipayung banyak terkonsentrasi di bagian utara dan selatan. Penderita diare cenderung berpola mengikuti keberadaan air bersih tidak layak yang berada pada wilayah yang berdekatan dengan sungai Sunter. Faktor kepadatan hunian tidak berpengaruh langsung terhadap penderita diare dikarenakan pola spasial penderita diare berdasarkan kepadatan hunian tiap RW nya sangat beragam dan tersebar pada RW yang memiliki air berisih tidak memenuhi syarat. Maka dapat disimpulkan, pola spasial penderita diare di Kecamatan Cipayung ini terjadi pada wilayah yang memiliki air bersih tidak memenuhi syarat dan kepadatan hunian kurang dari 41 bangunan perhektarnya.

Diarrhea is a symptom of gastrointestinal infection that can be caused by various microorganisms and includes infectious diseases from poor hygiene. In general, this disease is based on severe dehydration and fluid loss, but the presence of septic bacterial infection is now a possible cause of diarrhea-related deaths, especially in developing countries. East Jakarta still has five percent of its total population who still open defecation or do not have healthy latrines. This can lead to diarrhea. This research method uses spatial analysis. This study analyzes diarrhea sufferers spatially using overlay and descriptive analysis by looking at the relationship between location characteristics (occupancy density and clean water) to the occurrence of diarrhea sufferers. The result is that the characteristics of the location of clean water in Cipayung District tend to not meet the requirements due to the influence of polluted Sunter river water. The density of housing in Cipayung District is not included in the dense or slum dwellings of each RW. Diarrhea sufferers are spread unequally in Cipayung District, but diarrhea sufferers in Cipayung District are mostly concentrated in the north and south. Diarrhea sufferers tend to follow the pattern of the presence of unsafe clean water in the area adjacent to the Sunter river. The occupancy density factor does not directly affect diarrhea sufferers because the spatial pattern of diarrhea sufferers based on the occupancy density of each RW is very diverse and scattered in RWs that have clean water that does not meet the requirements. So it can be concluded, the spatial pattern of diarrhea sufferers in Cipayung District occurs in areas that have clean water that does not meet the requirements and the occupancy density is less than 41 buildings per hectare.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Dwi Ernawati
"Tesis ini menganalisis implementasi kebijakan kepesertaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) di wilayah Puskesmas Kecamatan Cipayung. Penelitian adalah penelitian kualitatif yang dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2014. Penelitian kualitatif ini dengan menggunakan wawancara mendalam dan FGD. Model implementasi kebijakan yang dipakai adalah George C. Edward III. Terdapat empat variabel yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Kebijakan kepesertaan KJS telah mengalami beberapa kali perubahan. Dari empat variabel dalam model George C. Edward IIII, didapatkan kesimpulan implementasi kebijakan ini belum sesuai, akibatnya sasaran kebijakan kepesertaan KJS belum tepat.

This thesis analyzes the implementation of Healthy Jakarta Card membership in the region of Cipayung Sub-District Community Health Center, East Jakarta using qualitative method. This method was carried out with in-depth interviews and the focus group discussion on April until May 2014. Using the policy implementation George C. Edward III model, there are four variables, those are communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. The policy of the Healthy Jakarta Card membership has been changed several times. Based on that four variables model, author concludes that the implementation of this policy has not been completed that results the target was not appropriate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Halimah Ramawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh Lurah Menteng Atas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya kepemimpinan Lurah Menteng Atas, bagaimana tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas, dan bagaimana kesesuaian antara gaya kepemimpinan Lurah dengan tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa Lurah Menteng Atas menerapkan gaya kepemimpinan Participating dan tingkat kematangan pegawai Kelurahan Menteng Atas berada pada M4 atau tinggi. Hal ini menggambarkan cenderung adanya kesesuaian antara gaya kepemimpinan yang diterapkan dengan tingkat kematangan karyawan. Hal ini sejalan dengan gaya kepemimpinan yang ada pada organisasi publik seperti Kelurahan Menteng Atas, yaitu terdapat kebijakan yang hanya dapat diputuskan oleh Lurah itu sendiri, atau suatu kewenangan yang hanya dimiliki olehnya. Sehingga pemimpin disektor publik lebih menerapkan gaya kepemimpinan yang memang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

This study aims to analyze the situational leadership style adopted by the Setiabudi subdistrict headman Menteng Upper South Jakarta. The question in this research is how the leadership style headman Menteng Atas, how the level of maturity of Menteng Upper Village employees, and how the fit between leadership style village chief with the maturity level employees Menteng Upper Village. The approach used for this research is quantitative research and the purpose of this research is descriptive. Based on the results of the study, showed that the headman Menteng Atas apply leadership style and level of maturity Participating employees Menteng Top village located on the M4 or higher. This illustrates tend compatibility between leadership style that is applied to the maturity level of the employee. This is in line with the style of leadership that exist in public organizations such as the Village Menteng Atas, that there are policies that can only be decided by the village chief himself, or an authority that belongs only to him. So that more public sector leaders apply leadership style that is appropriate to the situation and conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>