Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Fajriani
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas proses penerapan, hambatan dan tantangan dalam pembangunan on-site childcare yang dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI, serta manfaat dari adanya on-site childcare tersebut terhadap work-life balance pekerja perempuan di Kementerian Ketenagakerjaan RI. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dari tahap perencanaan, hingga pembangunan on-site childcare, tidak terdapat masalah yang mengganggu jalannya pembangunan on-site childcare. Hal tersebut dikarenakan besarnya dukungan dari berbagai pihak yang membantu Divisi Umum, Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk menerapkan family friendly policies dalam bentuk on-site childcare. Adanya on-site childcare ini memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi work-life balance pekerja perempuan, namun juga bagi organisasi dan anak yang dititipkan. 

ABSTRACT
This research discusses the process of implementation, obstacles, and challenges that occur during on-site childcare development phase carried out by Ministry of Manpower Republic of Indonesia, also benefit comes from the existence of on-site childcare towards female workers work-life balance in Ministry of Manpower Republic of Indonesia. This research is a qualitative research with a descriptive design. The results of this study concluded that from the planning stage to the development of on-site childcare, there were no obstacles that disrupted the course of on-site childcare development. This is due to the large support from various parties that helps General Division, Ministry of Manpower to implement family-friendly policies in the form of on-site childcare. In addition, the existence of on-site childcare provides many benefits not only for the work-life balance of female workers but also for the organizations and children entrusted."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chick, Erica D.
"How well employees balance the demands of work and personal life can have a significant effect on the productivity of your organization. This issue offers a work-life plan to help achieve this balance by providing tips and tools to help you define what having a balanced life means. In addition, the issue provides advice on creating a personalized work-life plan. Tips on creating a personal mission statement, envisioning an ideal life, and taking charge of creating this balance are also included."
Alexandria, VA: American Society for Training and Development Press;, 2004
e20438742
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"What are the effects of conflict between home and work?
Does work stress affect those who live with you?
In the rapidly changing modern work environment, time pressures seem ever increasing and new technology allows work to be conducted any time and anywhere. These are just two of the factors that make it more and more difficult for working men and women to integrate work and home life. Consequently, there is a need for flexible and innovative solutions to manage the work-home interface.
Work-Life Balance: A Psychological Perspective presents up-to-date information on work-home issues, including the latest research findings. The book’s emphasis is strongly psychological, with a focus on practical solutions, and includes chapters which deal with psychological issues such as the conflict between work and family, how work stresses may affect partners, and recovery from work. It also includes sections on legal issues, as well as examples of initiatives being implemented by leading employers. Contributors are drawn from the leading researchers in their fields and reflect the international character of the current challenges facing employers and employees.
Its practical focus and innovative approach make this an essential book for managers, HR professionals and organizational psychologists, as well as students in these disciplines. The theoretical basis and research focus mean the book will also be invaluable for researchers investigating workplace issues."
London: Psychology Press, 2006
e20500587
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wanto Rivaie
"Studi ini, dimaksudkan untuk menganalisis permasalahan penelitian yang membahas tentang bagaimanakah otonomi ibu-ibu rumah tangga dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi dalam keluarga Jawa yang bekerja di pabrik teh "Dua Tang" Slawi ?. Secara menyeluruh permasalahan penelitian ini mencakup tentang bagaimanakah peran istri yang bekerja di pabrik teh itu, dalam mengambil keputusan tentang kegiatan sosial dan ekonomi keluarga ; apakah terdapat perbedaan otonomi antara mereka yang termasuk pekerja golongan bawah dan pekerja golongan menengah dalam mengambil keputusan seperti itu? dan bagaimana pula pengaruh golongan pekerjaan terhadap otonomi dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi keluarga ?.
Hasil survei terhadap 48 responden yang terpilih sebagai populasi penelitian ini, ditemukan bahwa istri yang memiliki golongan pekerjaan bawah dan menengah sama-sama memiliki otonomi yang tinggi dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi keluarga. Sementara itu basil analisis Mann Withney ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti di antara kedua golongan pekerja itu tentang otonomi mereka dalam mengambil keputusan. Demikian pula hasil hitung D. Somers menunjukkan pengaruh yang non signifikan antara variabel independen ( golongan pekerjaan, masa kerja, umur responden, tingkat pendidikan,jumlah penghasilan,jumlah anak dan pemilikan rumah ) dan variabel pengambilan keputusan ( Y ). Dari temuan ini penting untuk digaris bawahi bahwa sekalipun pengaruh golongan pekerjaan (X1-X7) terhadap pengambilan kepututusan keluarga (Y) terlihat kecil, namun otonomi ibu-ibu dalam mengambil keputusan adalah cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi karena, pertama, di pabrik teh itu, belum terlihat adanya sistem renumerasi dan penilaian prestasi terhadap golongan pekerjaan secara obyektif. Kedua,adalah sistem bilateralitas keluarga Jawa, yang secara empirik belum dapat dibuktikan melalui penelitian ini.
Secara umum, temuan penelitian ini dapat memberikan penjelasan, bahwa wanita kurang berperan dalam pengambilan keputusan,baik di dalam maupun di luar rumah tangga,karena norma-norma yang umum berlaku di masyarakat menyatakan bahwa suami sangat menentukan dalam pengambilan keputusan kegiatan sosial dan ekonomi keluarga, sebab suami adalah kepala keluarga dan pencari nafkah."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Jesi Noviandini
"ABSTRAK
Keberhasilan seseorang mencapai keseimbangan antara peran dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance) menjadi tujuan utama seseorang bekerja dan menjadi ukuran kepuasan kerjanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh work-life balance terhadap kepuasan kerja Account Representative dan pegawai fungsional pemeriksa di KPP Wajib Pajak Besar dan Wajib Pajak Khusus, untuk selanjutnya dapat dijadikan acuan tingkat work-life balance pegawai unit lain di lingkungan DJP di seluruh Indonesia. Responden penelitian ini berjumlah 264 orang yang berasal dari 8 KPP di Jakarta. Metode penelitian menggunakan alat ukur yang diciptakan oleh Fisher, Stanton, Jolton, dan Gavin (2003) dan sudah divalidasi oleh Hayman (2005) yang dirancang untuk menilai tiga dimensi work-life balance, yaitu : Work Interference with Personal Life (WIPL), Personal Life Interference with Work (PLIW), dan Work/Personal Life Enhancement (WPLE). Untuk mengukur kepuasan kerja digunakan kuesioner Job Satisfaction Survey yang dikembangkan oleh Spector (1997). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa WIPL mempengaruhi kepuasan kerja pada aspek operating conditions, sedangkan PLIW mempengaruhi kepuasan kerja pada aspek operating conditions dan sifat pekerjaan. Sementara WPLE mempengaruhi kepuasan kerja di semua aspek kecuali pada aspek operating conditions. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan akan tercapai pada saat seseorang dapat mengelola konflik antara pekerjaan dan keluarga, dan mengubahnya menjadi dukungan peran keduanya sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja

ABSTRACT
Success in achieving a balance between the role of work and personal life (work-life balance) is the main goal being the size of one's work and work satisfaction . This study was conducted to see the effect of work-life balance on job satisfaction of Account Representative and functional auditor at the Large Tax Office and Large Tax Office Special, to then be used as a reference of work-life balance of employees in other units within the DGT spread throughout Indonesia. This survey respondents totaled 264 individuals from 8 KPP in Jakarta. The research method using a measuring instrument invented by Fisher, Stanton, Jolton, and Gavin (2003) and has been validated by Hayman (2005) designed to assess the three-dimensional work-life balance: Work Interference with Personal Life (WIPL), Personal Life Interference with Work (PLIW), and Work/Personal Life Enhancement (WPLE). To measure job satisfaction, researchers using Job Satisfaction Survey questionnaire developed by Spector (1997). The results of this study stated that WIPL affect job satisfaction in aspects of operating conditions, and PLIW affect job satisfaction in aspects of operating conditions and nature of work, while WPLE affect job satisfaction in all aspects except the operational condition of the organization. This indicates that the balance will be reached when a person can manage the conflict between work and family, and turning them into support roles both in order to increase job satisfaction"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Wulandari
"ABSTRAK
Family-work conflict (FWC) adalah salah satu bentuk inter role conflict yaitu
tekanan atau ketidakseimbangan peran, antara peran di dalam keluarga dengan
peran di pekerjaan. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari family-work conflict
adalah penurunan hasil kinerja yang ditandai dengan indikator meningkatnya
absensi perawat perempuan diluar cuti tahunan dengan alasan ketidakhadiran
karena kepentingan keluarga.
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara family-work conflict yang terdiri dari time-based
conflict, strain-based conflict dan behaviour-based conflict dengan kinerja pada
perawat perempuan di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel
sebanyak 78 responden perawat perempuan di bagian rawat inap. Hasil analisis
menunjukkan terdapat hubungan antara time-based conflict (p-value 0,007),
strain-based conflict (p-value 0,007) dan behaviour based conflict (p-value 0,026)
dengan kinerja pada perawat perempuan di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga.

ABSTRACT
Family-work conflict (FWC) is a form of inter-role conflict, namely the role of
stress or imbalance, between the roles in the family with roles in the job. One
impact of family-work conflict is characterized by reduction in performance with
increased absenteeism indicators female nurse outside absences due to leave the
family's interests.
The purpose of this study was to determine the relationship
between family-work conflict consisting of time-based conflict, strain-based
conflict and behavior-based conflict with the performance of female nurses in
hospitals Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Methods This study uses
cross-sectional design with a sample of 78 respondents female nurse on the
inpatient. The results show there is a relationship between time-based conflict (pvalue
0.007), strain-based conflict (p-value 0.007) and behavior-based conflict (pvalue
0.026) with the performance of the female nurses in hospitals Dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wyati Saddewisasi
"Beberapa studi mengungkapkan bahwa banyak variabel yang mempengaruhi ibu rumah tangga untuk bekerja di pasar kerja. Variabel - variabel tersebut berupa variabel - variabel ekonomi maupun variabel - variabel non ekonomi. Variabel - variabel ekonomi tersebut antara lain tingkat upah, lapangan pekerjaan, status pekerjaan, pendapatan maupun kekayaan lainnya. Sedangkan variabel - variabel non ekonomi terdiri dari variabel demografi dan variabel sosial. Variabel demografi antara lain umur, tempat tinggal, umur anak serta jumlah anak dan variabel sosial antara lain tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.
Penelitian ini dimaksudkan agar lebih banyak mengetahui karakteristik ibu rumah tangga yang telah berpartisipasi dalam pasar kerja, baik yang bekerja dengan jam kerja panjang (bekerja penuh) maupun bekerja dengan jam kerja pendek (bekerja tidak penuh). Bekerja penuh adalah bekeja 35 jam atau lebih dalam satu minggu dan bekerja tidak penuh adalah bekerja kurang dari 35 jam dalam satu minggu. Disamping itu untuk mempelajari perbedaan proporsi pekerja ibu rumah tangga yang bekerja penuh menurut karakteristik sosial, ekonomi, serta demografi yang diperhatikan di Indonesia. Dalam pasar kerja. fungsi penawaran pekerja adalah sejumlah jasa yang ditawarkan (banyaknya waktu yang disediakan untuk bekerja) oleh pekerja pada suatu tingkat upah tertentu.
Studi ini menggunakan data Sakerti 1993. Karena data upah tidak tersedia bagi semua pekerja ibu rumah tangga, maka sebagai gantinya dianggap yang paling menentukan jam kerja pekerja ibu rumah tangga adalah status pekerjaan serta variabel individu lainnya, yang merupakan variabel pengontrol yaitu umur anak, jumlah anak, tingkat pendidikan, tempat tinggal dan umur ibu. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa status berusaha, buruh/karyawan dan pekerja keluarga merupakan kelompok - kelompok pekerjaan yang jam kerjanya bebeda - beda. Disamping itu pekerja ibu rumah tangga biasanya mempunyai sifat bukan penghasil pendapatan yang utama tetapi hanya merupakan kegiatan yang sifatnya membantu menambah pendapatan keluarga. Responden yang dianalisa dalam penelitian ini adalah wanita usia 15 - 49 tahun yang bekerja dan bersatus kawin (pekerja ibu rumah tangga) yang seluruhnya berjumlah 2314 orang. Dari responden tersebut yang bekerja penuh sejumlah 1229 orang dan yang bekerja tidak penuh 1085 orang.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu analisis statistik diskriptif dan analisis inferensial. Analisis statistik diskriptif dilakukan dengan menyajikan tabulasi silting berdimensi dua atau lebih. Analisis deskriptif ini dipergunakan untuk mempelajari perbedaan proporsi kelompok responden tertentu berdasarkan beberapa variabel yang diperhatikan. Disamping untuk mengetahui besarnya ukuran asosiasi parsial yang menunjukkan besarnya perbedaan variabel bebas terhadap variabel lainnya yang ditetapkan sebagai variabel tak bebas. Analisis inferensial dilakukan untuk mempelajari perbedaan antar variabel bebas terhadap variabel terikat yang berupa jam kerja. Selain itu akan dihitung nilai estimasi proporsi ibu bekerja penuh menurut variabel status pekerjaan utama, umur anak terakhir, pendidikan ibu, jumlah anak, daerah/tempat tinggal dan umur ibu yang diperhatikan, Dalam hal ini digunakan enam model logistik.
Dari hasil studi diperoleh karakteristik sosial, ekonomi, demografi ibu rumah tangga yang bekerja penuh dan tidak penuh sebagai berikut:
Dilihat dari status pekerjaan, secara keseluruhan baik yang bekerja dengan jam kerja penuh maupun jam kerja tidak penuh presentase terbesar adalah pekerja ibu rumah tangga yang mempunyai status pekerjaan berusaha, sedangkan presentase terendah adalah pekerja keluarga. Demikian pula apabila diperhatikan menurut kelompok pekerja yang bekerja penuh. Untuk pekerja yang bekerja tidak penuh presentasi tertinggi adalah berusaha, presentase terendah adalah buruh/karyawan dan untuk pekerja keluarga menduduki urutan kedua.
Berdasarkan kelompok umur anak terakhir, untuk yang bekerja penuh , tidak penuh meupun secara keseluruhan, sebagian besar mempunyai anak terakhir bukan balita.
Dari segi pendidikan, ternyata sebagian besar pekerja ibu rumah tangga adalah berpendidikan tidak tamat Sekolah Dasar (SD) kebawah. Kemudian berturut-turut adalah untuk kelompok tamat SD, tamat SLTA dan tamat SLTP. Apabila dkelompokkan menurut kelompok yang bekerja penuh dan tidak penuh, urutannya juga sama, yaitu terbesar pekerja yang berpendidikan tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP dan tamat SLTA.
Menurut kelompok jumlah anak, secara keseluruhan pekerja ibu rumah tangga mempunyai anak yang jumlahnya sedikit yaitu jumlahnya paling banyak tiga orang. Demikian pula menurut kelompok jam kerja penuh maupun tidak penuh yang diperhatikan, maka pekerja ibu rumah tangga juga memiliki anak yang jumlahnya sedikit.
Apabila diperhatikan tempat tinggalnya, ibu rumah tangga yang bekerja penuh sebagian besar tempat tinggalnya di pedesaan. Demikian pula untuk yang bekerja tidak penuh. Dengan demikian, secara keseluruhan pekerj ibu rumah tangga sebagian besar berada di pedesaan.
Selanjutnya diperoleh informasi bahwa sebagian besar pekerja ibu rumah tangga adalahberumur antara 30-39 tahun, dan berturut-turut kelompok 40-49 dan terendah kelompok 15-29 tahun. Untuk kelompok ibu yang bekerja penuh maupun tidak, juga sebgaian besar berusia 30-39 tahun dan berturut-turut kelompok umur 40-49 serta 15-29 tahun.
Berdasarkan analisa dan pembahasan : secara deskriptif dan inferensial dapat disimpulkan:
Proporsi bekerja penuh disektor yang berusaha lebih besar dari pada pekerja keluarga, demikian pula untuk buruh/karyawan proporsi bekerja penuhnya lebih besar dari pada pekerja keluarga
Dengan memperhatikan umur anak, khussu untuk yang mempunyai anak balita, proporsi bekerja penuh yang berusaha lebih besar dari pada pekerja keluarga. Untukburuh/karyawan yang mempunyai anak balita proporsi bekerja penuhnya juga lebihbesar dari pada pekerja keluarga. Demikian pula halnya dengan pekerja yang memiliki anak terakhir bukan balita, proporsi bekerja penuh untuk yang berusaha lebih besar dari pada proporsi bekerja penuh pekerja keluarga. Juga untuk buruh/keryawan proporsi bekerja penuhnya lebih besar dari pada pekerja keluarga.
Dari kelompok umur anak dan pendidikan, diperoleh informasi bahwa secara umum proporsi bekerja penuh yang berusaha untuk yang memiliki anak balita baik pendidiknnya tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SLTP lebih besar dari pada pekerja keluarga atau kelompok umur dan pendidikan yang sama. Kecuali untuk yang berusaha memiliki anak balita pendidikannya tamat SLTA proporsi bekerja penuh lebih kecil dari pada pekerja keluarga, bahkan untuk kelompok tamat SLTA yang berusaha cenderung bekerja tidak penuh sedangkan pekerja pekerja keluarga cenderung balita baik pendidikannya tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SLTP lebih besar dari pada pekerja untuk kelompok yang sama. Sedangkan buruh/karyawan yang pendidikannya tamat SLTA, mempunyai anak balita walaupun cenderung bekerja penuh, tetapi proporsinya lebih kecil dibandingkan dengan pekerja keluarga yang bekerja penuh untuk kelompok yang sama.
Untuk kelompok umur anak dan jumlah anak, baik ibu rumah tangga dengan anak balita maupun bukan dan jumlah anaknya sedikit maupun banyak proporsi bekerja penuh yang berusaha maupun buruh/karyawan lebih besar dari pekerja keluarga. Namun demikian untuk buruh/karyawan yang memiliki anak balita dan jumlah anaknya banyak proporsi bekerja penuhnya lebih kecil dari pada proporsi bekerja tidak penuh. Dengan demikian untuk kelompok ini cenderung bekerja dengan jam kerja pendek.
Menurut kelompok umur anak dan tempat tinggal yang diperhatikan, ibu rumah tangga yang bekerja penuh, memiliki anak balita atau bukan, bertempat tinggal di pedesaan atau di perkotaan, status pekerjaannya berusaha atau buruh/karyawan, proporsinya lebih besar dibandingkan denga pekerja keluarga menurut kelompok yang sama. Yang menarik dari hasil temuan ini adalah bagi buruh/karyawan yang memiliki anak balita, tempat tinggalnya di pedesaan, proporsi ibu yang bekerja penuh lebih kecil dari pada proporsi ibu bekerja tidak penuh. Juga untuk pekerja keluarga yang memiliki anak bukan balita tinggal di perkotaan proporsi bekerja penuhnya lebih besar dari pada proporsi bekerja tidak penuh.
Apabila kelompok umur anak dan tempat tinggal yang diperhatikan, secara umum proporsi ibu bekerja penuh baik memiliki anak balita atau bukan, status pekerjaannya berusaha atau buruh/karyawan lebih besar dibandingkan dengan proporsi bekerja penuh pekerja keluarga untuk kelompok umur anak dan kelompok umur ibu yang sama. Namun demikian buruh/karyawan yang mempunyai anak balita berumur 40-49 tahun cenderung bekerja tidak penuh. Sedangkan pekerja keluarga yang memiliki anak bukan balita berumur 15-29 dan 30-39 senderung bekerja penuh.
Berdasarkan besarnya asosiasi parsial dalam analisa deskriptif dan dari besarnya nilai p<0,05 dalam analisa inferensial, secara umum terdapat perbedaan yang berarti antara variabel sosial, ekonomi dan demografi yang diperhatikan terhadap jam kerja ibu rumah tangga. Dari hasil perhitungan odd rasio, ada perbedaan kecenderungan ibu rumah tangga bekerj apenuh menurut tiap kelompok variabel bebas yang diperhatikan. Menurut analisa deskriptif dan inferensial, sebagian besar ibu yang berusaha maupun buruh/karyawan mempunyai kecenderungan bekerja penuh, sedang untuk pekerja keluarga mempunyai kecenderungan bekerja tidak penuh.
Dalam studi ini dikemukakan implikasi kebijakan sebagai berikut:
Perlu ditingkatkan pengetahuan pekerj aibu rumah tangga yang memiliki pendidikan rendah, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal seperti kursus-kursus dan pelatihan agar produktivitas dan keterampilan kerjanya meningkat. Pelaksanaan pendidikan bagi pekerja tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama anatara lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja maupun instansi terkait lainnya seperti Universitas khususnya Lembaga/Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat.
Perlu dipikirkan alternatif kesempatan kerja yang produktif, mengingat sebagian besar pekerja ibu rumah tangga yang tempat tinggalnya di pedesaan bekerja tidak penuh. Ini dapat dilaksanakan misalnya dengan mendirikan industri-industri rumah tangga yang mengolah hasil-hasil pertanian di desa, misalnya industri kerupuk singkong, anyaman bambu dan industri kerajinana tangan yang sesuai dengan potensi desanya.
Bagi yang mempekerjakan ibu usia 30-39 tahun, perlu memperhatikan berbagai hal yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran dan perawatan anak terutama yang masih balita. Perlu disediakan tempat-tempat penitipan anak yang dekat dengan tempat kerja, khususnya bagi ibu bekerja penuh dan masih memiliki anak balita."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astiliani
"ABSTRAK
Keterikatan karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan bagi perusahaan
untuk dapat tetap bertahan pada dunia usaha saat ini yang telah mengalami
perkembangan dan perubahan yang semakin cepat. Rendahnya keterikatan organisasi
pada karyawan dapat membawa dampak negatif bagi perusahaan, yaitu tingginya
tingkat absensi dan pergantian karyawan (turnover). Namun di pihak lain, tingginya
keterikatan karyawan terhadap perusahaannya dapat membawa dampak negatif bagi
karyawan terutama yang telah berkeluarga.
Waktu dan tenaga yang dicurahkan untuk perusahaan akan mengurangi
interaksi individu dengan keluarganya, sehingga individu tidak sepenuhnya dapat
memenuhi peran di dalam keluarganya. Hal ini terutama dialami olah pasangan bekerja
yang memiliki anak usia balita. Kesulitan yang dihadapi pasangan bekerja tidak hanya
terbatas pada pengurusan anak yang masih membutuhkan perhatian yang besar dari
kedua orang tua, tetapi terbatasnya waktu yang diluangkan bagi pasangannya dan
dalam penyelesain tugas-tugas rumah tangga.
Beberapa penelitian di negara Barat menunjukkan bahwa peran dalam keluarga
berhubungan dengan perkembangan keterikatan organisasi seseorang. Suatu penelitian
yang dilakukan terhadap karyawan yang memiliki anak usia balita menyatakan bahwa
tingginya keterlibatan peran dalam keluarga berhubungan dengan tingginya keterikatan
organisasi karyawan. Namun, terdapat pula penelitian yang menunjukkan bahwa
rendahnya keterlibatan diri seseorang terhadap perannya di dalam keluarga
berhubungan dengan tingginya keterikatan organisasi seseorang.
Dapat terlihat bahwa masih terdapat hasil yang kontradiksi dari penelitian-
penelitian tersebut. Berdasarkan hal ini, maka pada penelitian ini ingin diketahui lebih
jelas hubungan antara peran dalam keluarga dan keterikatan organisasi pada pria dan
wanita bekerja yang memiliki anak usia balita, khususnya di Jakarta. Penelitian ini
menggunakan pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari dua alat ukur yang
telah diadaptasi, yaitu Life Role Salience Scale dari Amatea et al. dan Commitment
Organization Scale dari Allen dan Meyer. Subyek dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang merupakan suami istri bekerja, memiliki anak usia balita,
berpendidikan minimal D3, dan telah bekerja di perusahaan minimal 15 bulan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signikan antara peran dalam keluarga dan keterikatan organisasi. Pada subyek
wanita menunjukkan hubungan yang positif dan keterikatan yang tidak
berhubungan dengan peran dalam keluarga adalah keterikatan afektif. Sedangkan
pada pria, hubungan yang terjadi adalah hubungan negatif dan keterikatan yang
tidak berhubungan dengan peran dalam keluarga adalah keterikatan
kesinambungan.
Hasil tambahan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada tingkat keterikatan organisasi. Namun berdasarkan komponennya,
hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat
keterikatan afektif dan normatif antara pria dan wanita. Dalam hal keterlibatan
terhadap peran dalam keluarga, pria dan wanita menunjukkan skor yang berbeda
secara signifikan pada peran dalam keluarga dan dalam dimensi peran sebagai
orang tua dan pengurus rumah tangga. Selain itu hasil menunjukkan bahwa pada
wanita terdapat perbedaan tingkat keterikatan organisasi dan komponen
kesinambungan berdasarkan jumlah pengeluaran. Hal ini tidak berbeda dengan
pria, bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata yang signiilkan pada keterikatan
organisasi serta pada komponen afektif dan normatif berdasarkan jumlah
pengeluaran untuk rnemenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Hasil juga
menunjukkan bahwa semakin besar gaji yang diterima oleh pria bekerja, maka
semakin tinggi keterikatan organisasi, terutama keterikatan kesinambungannya"
1998
S2675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Armaja
"Dengan meningkatnya pembagunan naaional dibidang jasa konstruksi, baik volume, jenis kegiatannya dan penyebarannya di era globalisasi yang kompetitif semakin memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM), Manajer Proyek yang terampil dan profesional, baik dari segi teknologi, terlebih lagi dari segi manajerial, Sedangkan di Indonesia pada saat ini penyediaan Manajer Proyek yang terampil dan profesional secara umum belum mengisi permintaan pertumbuhan di sektor ini. Hal ini dapat berakibat pada kurangnya produktivitas, efisiensi dan daya saing para kontraktor nasional baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Untuk mengatasi masalah kekurangan Manajer Proyek yang terampil dan profesional, maka diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari pihak pemerintah maupun dari pihak pengusaba konstruksi untuk meningkatkan iklim profesionalisme di dunia konstruksi di Indonesia melalui jalur pendidkan dan pelatihan.
Melihat begini pentingnya kedudukan Manajer Proyek, seperti yang telah disebutkan diatas maka perlu kiranya menganalisa keterlibatan kerja Manajer Proyek pada proyek konstruksi yang ada di Indonesia.
Data proyek diambil dengan cara menyebarkan kuesioner dengan menghubungi Manajer Proyek yang ada di Jabotabek dan variabel-variabelnya diberi bobot nilai, kemudian diolah datanya dengan korelasi dan regresi berganda.
Dari hasil pengolahan data yang kemudian dianalisa, ternyata hasil hubungan kinerja waktu penyelesaian proyek dengan variabel penempatan orang yang tepat, penentuan lingkup kerja dan penentuan change order sangat berpengaruh pada peningkatan kinerja proyek konstruksi gedung bertingkat di Jabotabek.
Peran Manajer Proyek konstruksi dalam menambah kualitas pengendalian, berdasarkan keterlibataanya ditentukan oleh kemampuannya dalam menentukan personil yang tepat dalam melaksanakan konstruksi, ini dapat dilihat dari nilai korelasi yang tinggi (0,760) antara penempatan orang yang tepat dengan Kinerja waklu penyelesaian proyek konstruksi gedung bertingkat di Jabotabek.
Keterlibatan Manajer Proyek dalam pengendalian proyek konstruksi memiliki korelasi yang positif dengan kinerja waktu proyek. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang bersifat liner penjumlahan Variabel-variabel kualitas keterlibatan Manajer Proyek, yaitu penentuan lingkup kerja, penentuan change order dan penempatan orang yang tepat memiliki pengaruh positif yang paling besar terhadap peningkatan kinerja proyek. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas keterlibatan Manajer Proyek dalam proses pengendalian konatruksi akan meningkatkan kinerja waktu penyelesaian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>