Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158981 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savira Anindita
"

ABSTRAK

Nama : Savira Anindita
Program Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Judul Tesis : Kajian Faktor Risiko yang Mempengaruhi
Kelelahan Pada Pekerja Kantoran di Institusi X
Tahun 2018
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan
pada pekerja kantoran di institusi X. Penelitian ini dilakukan di Institusi X dengan objek
penelitian yaitu seluruh pegawai institusi X yang bekerja pada bidang Penyelenggara,
bidang Program dan Evaluasi, bagian Tata Usaha, dan bagian Widyaiswara. Penelitian
ini dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden
sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh responden terkait kelelahan dan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan, serta dilakukan pengukuran
langsung lingkungan kerja, meliputi pencahayaan dan temperatur ruangan. 44,6% pekerja
mengalami kelelahan dan 55,4% pekerja tidak mengalami kelelahan. Terdapat 3 buah
faktor terkait pekerjaan yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap terjadinya
kelelahan yaitu faktor jam kerja per hari, tuntutan pekerjaan, dan job control. Sedangkan
pada faktor tidak terkait pekerjaan terdapat 1 buah faktor yang memiliki hubungan yang
signifikan terhadap terjadinya kelelahan yaitu faktor kualitas tidur. Namun setelah
melalui analisis multivariat didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap
kelelahan yaitu kualitas tidur. Variabel kualitas tidur memiliki nilai Odds Ratio sebesar
14,409, yang artinya pekerja dengan kualitas tidur yang buruk akan berisiko 14,409 kali
mengalami kelelahan dibandingkan dengan pekerja dengan kualitas tidur yang baik
setelah dikontrol oleh variabel jam kerja / hari, tuntutan pekerjaan, job control, dukungan
sosial, dan status kesehatan.
Keyword : Kelelahan Kerja, jam kerja per hari, tuntutan pekerjaan, job control, kualitas
tidur


ABSTRACT

Name : Savira Anindita
Study Program : Master of Occupational Safety and Health
Judul Tesis : Study of Risk Factors Affecting Fatigue on
Office Workers at Institution X in 2018
This study analyzes the factors that influence the occurrence of fatigue on office
workers in institution X. This research was conducted at Institution X with the object of
research were all employee of institution X who worked at Organizers Division, Program
and Evaluation Division, Administration Division and Lecturers. The research was
conducted through observation, interviews, and filling out questionnaires by respondents
according to what was experienced and felt by respondents related to fatigue and the
factors which caused fatigue, as well as direct measurement of the work environment,
including lighting and room temperature. 44,6% of workers experienced fatigue and
55,4% didn’t experience fatigue. There are 3 work-related factors that have a significant
relationship to the occurrence of fatigue, such as working hours per day, job demands,
and job control. While for non-works related factors, there is a factor that has a significant
relationship to the occurrence of fatigue, such as sleep quality factor. But after
multivariate analysis found that the most influential factor on fatigue is sleep quality.
Sleep quality variables have an Odds Ratio of 14,409, which means workers with poor
sleep quality will risk 14,409 times fatigue compared to workers with good sleep quality
after being controlled by variable working hours per day, job demands, job control, social
support, and health status.
Keyword : Work fatigue, working hours per day, job demands, job control, sleep quality

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Amelia Rahmitha Helmi
"Kelelahan merupakan efek jangka Panjang COVID-19 dengan proporsi tertinggi yang sering dilaporkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan infeksi COVID-19 dengan kelelahan pada populasi umum. Studi menggunakan desain cross-sectional. Kelelahan diukur menggunakan instrumen MFI-20 yang terdiri dari 4 dimensi kelelahan, yaitu kelelahan umum, kelelahan mental, kelelahan fisik, dan motivasi berkurang. Infeksi COVID-19 dengan menggunakan kuesioner pada peserta uji PCR di Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner online. Kuesioner daring diberikan kepada 416 orang populasi umum berusia 25-40 tahun dan tidak memiliki riwayat rawat inap karena COVID-19. Kelompok terpapar adalah penyintas 6-12 bulan pasca infeksi dan kelompok tidak terpapar belum pernah terinfeksi COVID-19. Hasil penelitian diketahui prevalensi kelelahan umum adalah 18.8% dan nilai POR interaksi COVID-19 dan penyakit 7.14 (95% CI 1.11-45.87) setelah dikontrol variabel lain; prevalensi kelelahan mental 9.9% dan POR 2.25 (95% CI 1.07-4.73; p value 0.031); prevalensi kelelahan fisik 8.9% dan POR 2.248 (95% CI 1.033-4.896; p value 0.041) setelah dikontrol pekerjaan, IMT, dan riwayat penyakit; serta prevalensi motivasi berkurang 9.9% dan POR 1.24 (95% CI 0.59-2.58; p value 0.556) setelah dikontrol IMT dan insomnia. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan infeksi COVID-19 dengan kelelahan umum, kelelahan mental, dan kelelahan fisik bahkan tanpa ada riwayat rawat inap dan setelah satu tahun dari waktu infeksi. Sehingga perlu adanya tatalaksana terhadap penyintas untuk pencegahan dan pemulihan kelelahan.

Fatigue is long-term consequences of COVID-9 survivors with the highest proportion reported. The study aims to analysis the association of COVID-19 infection with post COVID-19 fatigue in the general population. The study was cross-sectional design. Fatigue was measured by the Multidimensional Fatigue Inventory (MFI-20) instrument which consists of general fatigue, mental fatigue, physical fatigue, and reduced motivation. COVID-19 infection was measured by an online questionnaire among PCR test participants in Depok City. Data collected by online web-questionnaire. The exposed group was survivor COVID-19 6-12 months after recovery and the unexposed group was never infected by COVID-19. Four hundred and sixteen people aged 25-40 years old without hospitalized due to COVID-19 history were recruited. The prevalence of general fatigue was 18.8% and COVID-19 showed interaction with history of diseases with POR 7.14 (95% CI 1.11-45.87) adjusted by age, body mass index, marital status, status of having children, physical activity, and coping strategy. Prevalence of mental fatigue was 9.9% and POR 2.25 (95% CI 1.07-4.73; p value 0.031); prevalence of physical fatigue was 8.9% dan POR 2.248 (95% CI 1.033-4.896; p value 0.041) adjusted by body mass index, occupation status, and history of disease. Prevalence of reduced motivation was 9.9% and POR 1.24 (95% CI 0.59-2.58; p value 0.556) adjusted by body mass index and insomnia. COVID-19 infection is associated statistically significant to general fatigue, mental fatigue and physical fatigue even in non-hospitalized one year after time onset among the population in Depok City. It is necessary to intervene in survivor management to prevent and disability limitation of fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyo
"Bekisting merupakan suatu pekerjaan konstruksi yang dapat menyebabkan kelelahan kerja. Kelelahan adalah keadaan penurunan kinerja mental dan fisik yang dapat mengakibatkan potensi kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kelelahan pekerja beskisting di proyek pembangunan Tower X pada tahun 2017 dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan objek penelitian pekerja bekisting di tower X. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan kuesioner yang terdiri dari variabel dependen (kelelahan kerja) dan independen (usia, masa kerja, durasi kerja, beban kerja, waktu istirahat, kuantitas tidur, dan kualitas tidur).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 53 responden (53%) mengalami kelelahan ringan, 47 responden mengalami kelelahan sedang (47%) dan tidak ada pekerja yang mengalami kelelahan berat. Responden lebih dominan mengalami tingkat kelelahan berlebih terlihat berdasarkan durasi kerja > 60 jam, beban kerja berat, waktu istirahat ≤ 30 menit, kuantitas tidur ≤ 6 jam, dan kulitas tidur buruk.

Formwork is a construction work that can lead to work fatigue. Fatigue is a state of decline in mental and physical performance that can lead to potential accidents and injuries in the workplace. This study uses descriptive analytic study which aims to find out the description of fatigue of beskisting workers in Tower X building project in 2017 with cross sectional approach. The sample used in this research is 100 people with research object of formwork worker in tower X. Data collection is done by observation, interview and questionnaire consisting of dependent variable (work fatigue) and independent (age, working period, work duration, work load, rest periods, sleep quantity, and sleep quality).
Based on the results of the study showed 53 respondents (53%) suffered from mild fatigue, 47 respondents had moderate fatigue (47%) and no workers had severe fatigue. The more dominant respondents experienced excessive fatigue rate was seen based on work duration> 60 hours, heavy workload, rest time ≤ 30 minutes, sleep quantity ≤ 6 hours, and poor sleep quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budi Waskita
"Bandara merupakan salah satu tempat kerja dan titik pertemuan berbagai moda transportasi dimana sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua angka kecelakaan kerja. Faktor kelelahan pengemudi merupakan penyebab utama kecelakaan kerja. Penelitian ini menggunakan Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) sebagai instrumen ukur tingkat kelelahan subyektif berbasis kuisioner. Penelitian ini bertujuan melihat dan menganalisa hubungan faktor terkait pekerjaan (sifat pekerjaan, shift kerja, waktu kerja, waktu istirahat, lama kerja), faktor tidak terkait pekerjaan (lama tidur, pola tidur, waktu perjalan, pengguna suplemen, akivitas fisik) dan karateristik individu (umur,status perkawinan, IMT) terhadap tingkat kelelahan pengemudi pemadu moda/bus bandara pada perusahaan pendukung layanan transportasi di bandar udara. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Besar sampel yang digunakan adalah 60 pengemudi yang berada di pool perusahaan dalam lokasi Bandara Internasional Soekarno Hatta. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 23,3% pengemudi pemadu moda/bus bandara yang mengalami lelah, dengan variabel waktu istirahat sebagai faktor yang paling mempengaruhi tingkat kelelahan pengemudi.

The airport is one of the workplaces and meeting points for various transportation modes where the transportation sector is the second largest contributor to the number of workplace accidents. The driver's fatigue factor is the main cause of workplace accidents. This study uses the Swedish Occupational Fatigue Index (SOFI) as a measure of subjective fatigue level based on questionnaires. This study aims to look at and analyze the relationship of work-related factors (nature of work, work shift, work time, rest time, work experience), non-work-related factors (length of sleep, sleep patterns, travel time to work, supplement users, physical activity) and individual characteristics (age, marital status, BMI) on the level of fatigue of the airport bus driver at the transportation support company at the airport.
This research method is a quantitative method with a cross sectional study design. The sample size used is 60 drivers who are in the company pool in the location of Soekarno Hatta International Airport. The results showed that there were 23.3% of airport bus driver who experienced fatigue, with a variable rest time as the factor that most affected the level of driver fatigue.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Spadini Putri
"Pendahuluan Industri hulu minyak dan gas bumi adalah industri yang esensial dimana proses aktivitas di industri ini tidak dapat berhenti. Langkah-langkah pengaturan tanpa mengurangi target produksi dan pencegahan penyebaran infeksi Covid-19 di tempat kerja sudah dilakukan, namun kasus Covid-19 pada pekerja terus bertambah.
Objektif Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Covid-19 bergejala pada pekerja industri hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Metode Studi cross sectional dengan pengumpulan data sekunder dari hasil pencatatan di tempat kerja. Data dari responden yang berhasil menyelesaikan prosedur penelitian dengan mengisi kuesioner secara lengkap sejumlah 616 termasuk didalamnya adalah data demografi pekerja, area kerja, paparan Covid-19, jenis pemeriksaan dan upaya pencegahan. Uji statistik yang digunakan dalam analisis univariat dan multivariat adalah uji regresi logistik. Uji statistik yang digunakan dalam korelasi antar variabel adalah dengan menggunakan chi-square. Hasil total data responden yang didapat sebanyak 616 pekerja. 65.3 % pekerja tidak mengalami gejala dan 34.7% pekerja mengalami gejala ringan sampai berat. Didapatkan bahwa sumber penularan di tempat kerja berhubungan signifikan dengan kejadian infeksi COVID-19 yang bergejala pada pekerja KKKS (p<0,001) dengan risiko bergejala 3,4 kali lebih tinggi, sedangkan antara usia dan karakteristik infeksi bergejala (p=0,019), dimana pekerja dengan usia diatas 39 tahun memiliki 1.5 kali risiko lebih besar untuk mengalami infeksi yang bergejala dibandingkan dengan pekerja usia ≤39 tahun dan pada pekerja laki-laki didapatkan 2 kali lebih tidak beresiko untuk bergejala jika terinfeksi COVID-19 (p=0,027) dibanding perempuan.
Kesimpulan faktor- faktor yang dapat meningkatkan risiko Covid-19 bergejala pada pekerja KKKS adalah sumber penularan di tempat kerja, usia pekerja yang lebih tua dan pekerja dengan jenis kelamin perempuan. Didapatkan risiko penularan tertinggi di tempat kerja adalah pada saat melakukan pekerjaan bersama, menggunakan fasilitas umum bersama dan makan bersama.

BACKGROUND. The upstream oil and gas industry was essential to operating continuously during the covid-19 pandemic. Preventive and management guidelines had been implemented, but cases were increasing.
OBJECTIVES. To find the factors affecting symptomatic Covid-19 in Special Task Force for Upstream Oil and Gas Industry - KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) workers in Indonesia.
METHODS A cross-sectional study was done using secondary data about covid-19 infection in SKK MIGAS and KKKS environment. Six hundred sixteen respondents were included in this study. Data about demographic characteristics, working area, covid-19 status and exposure, and examination and management before were also recorded. Univariate analysis and Multivariate analysis were done using a logistic regression test. Correlation between variables was found using chi-square.RESULTS From 616 eligible respondents 65.3% were asymptomatic, and 34.7% were symptomatic infections ranging from mild to severe symptoms. Working sites possessed a higher transmission risk as workers did the activity together. We found a correlation between a working site as a source of infection with symptomatic covid-19 (p<0.001) with a risk 3.4 times higher, age and symptomatic covid-19 (p=0.019) and female workers with symptomatic covid-19 disease (p=0.027).
CONCLUSION Some factors that increased the risk of covid-19 in KKKS workers were working site transmission, older age, and female workers. Other factors found influenced symptomatic covid-19 infection were doing the activity together, public facility usage, and eating together.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Normalita Putri
"International Labour Organization (ILO), setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. dan 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Dampaknya pada ekonomi dunia karena hilangnya hari kerja mendekati 4% dari GDP Global. PT. X merupakan perusahaan konsorsium konstruksi migas yang salah satu aktivitas yang memiliki tingkat kecelakaan kerja tinggi di PT. X hal ini dapat dilihat dari data pendahulu kecelakaan kerja yang dimiliki PT. X pada periode Januari 2023 sampai dengan April 2023 dengan total kasus kecelakaan kerja sebanyak 40 kejadian. Dari uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja pada perusahaan konstruksi migas di PT. X Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crossectional. Penelitian ini memiliki sampel berjumlah 106, penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 sampai dengan Juni 2023, berusia rata-rata 28 tahun dan di dominasi usia di atas 28 tahun sebanyak 94 pekerja (88,7%), jenis kelamin di dominasi pekerja laki-laki sebanyak 85 pekerja (80,2%), untuk tingkat pendidikan di dominasi pekerja berpendidikan tingkat tinggi sebanyak 85 pekerja (83%), dan masa kerja di dominasi pekerja yang bekerja di bawah 5 tahun sebanyak 91 pekerja (85.8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Analisis Bivariat terdapat 3 Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja yaitu Shift Kerja dengan hasil p value 0,000 < 0,05, Sosialisasi K3 dengan hasil p value 0,008 < 0,05, Pengawasan Manajemen dengan hasil nilai p value 0,032 < 0,05. Dengan hasil Analisis Multivariat yang menunjukkan bahwa faktor yang dominan adalah faktor shift kerja. Kesimpulannya adalah faktor yang paling mendominasi dalam terjadinya kecelakaan kerja adalah shift kerja.

International Labor Organization (ILO), every year there are more than 250 accidents in the workplace and more than 160 million workers become sick due to hazards in the workplace. and 1.2 million workers died as a result of accidents and illness at work. The impact on the world economy due to lost working days is close to 4% of Global GDP. PT. X is an oil and gas construction consortium company which is one of the activities that has a high work incident and or accident rate at PT. X, this can be seen from the work incident and accident predecessor data owned by PT. X in the period January 2023 to April 2023 with a total of 40 occupational incident and accident cases. From the description above, the authors want to conduct research on the factors that influence occupational incident and or accidents at oil and gas construction companies at PT. X Year 2023. This research uses a descriptive analytic research design with a cross-sectional design. This study has a sample of 106, the study was conducted from May 2023 to June 2023, the average age is 28 years and the predominance is over 28 years of age as many as 94 workers (88.7%), gender is dominated by male workers as many as 85 workers (80.2%), for the level of education dominated by highly educated workers as many as 85 workers (83%), and years of service dominated by workers who worked under 5 years as many as 91 workers (85.8%). The results of this study indicate that in Bivariate Analysis there are 3 factors that influence work accidents, namely Shift Work with a p-value of 0.000 <0.05, OSH Socialization with a p-value of 0.008 <0.05, Management Supervision with a p-value of 0.032 <0.05. With the results of Multivariate Analysis which shows that the dominant factor is the work shift factor. The conclusion is that the most dominating factor in the occurrence of work accidents is shift work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathul Masruri Syaaf
"Berkembangnya sektor Jasa Konstruksi yang semakin kompleks dan tingginya persaingan, seringkali menuntut pekerja bekerja maksimal sehingga kesehatan pekerja terabaikan. Hal ini berdampak pada kelelahan kerja, yang dapat memicu kecelakaan kerja. Penelitian ini ingin mengkaji hubungan antara faktor risiko kelelahan dengan kejadian kelelahan pada pekerja konstruksi di PT. X tahun 2022. Data terkait faktor diluar pekerjaan (usia, status gizi/IMT, dan masa kerja), dan faktor pekerjaan (durasi kerja, beban kerja, dan suhu lingkungan kerja) terhadap terjadinya kelelahan pekerja proyek PT. X diteliti menggunakan kuesioner, dengan desain penelitian analitik semi- kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Data kuesioner dianalisis untuk melihat gambaran kelelahan kerja dan hubungan dua variabel menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan 33% responden mengalami kelelahan kerja sedang dan 67% kelelahan kerja rendah. Dari uji diferensial, terdapat hubungan antara status gizi (IMT), durasi kerja dan beban kerja (p 0,000) terhadap kelelahan kerja. Sedangkan faktor usia (p 0.426), masa kerja (p 0.412) dan suhu lingkungan kerja (p 1,000) tidak berhubungan dengan kelelahan. Kesimpulan penelitian ini bahwa beberapa variabel yang diteliti terbukti berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi di PT. X. Rekomendasi terkait fatigue management perlu dijalankan oleh manajemen dan pekerja guna meminimalisir dan mengendalikan kelelahan serta meningkatkan produktifitas kerja di tempat kerja.

The development of Construction Services sector which is increasingly complex and high competition, often demands workers to work optimally so that their health is neglected. This has an impact on fatigue, which can lead to work accidents. This study aims to examine the relationship between fatigue risk factors and fatigue in construction workers at PT. X 2022. The data of non-work related factors (age, BMI, and years of service), and work-related factors (work duration, workload, and work temperature) on the occurrence of fatigue was examined using a questionnaire, with a semi-quantitative analytic research design with a cross sectional study approach. Data were analyzed using chi-square for the description of fatigue and relationship between two variables. The results showed 33% of respondents’ experienced moderate fatigue and 67% low fatigue. Inferential tests revealed a fatigue relationship between BMI, work duration, and workload (p 0.000). While the age (p 0.426), years of service (p 0.412) and working temperature (p 1.000) were not related to fatigue. The conclusion is several studied variables are proven related to fatigue in construction workers at PT. X. Recommendations related to fatigue management need to be carried out by management and workers to minimize and control fatigue and increase productivity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Hazzrah Medinah
"Kelelahan atau fatigue pada pekerja tambang memiliki dampak yang besar terhadap tingkat absenteisme, penurunan produktivitas, biaya kesehatan, dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan kelelahan pada pekerja di PT X serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan. Faktor risiko yang diteliti yaitu faktor terkait pekerjaan (beban kerja, masa kerja, waktu istirahat, area kerja, shift kerja, dan stres kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, kualitas dan kuantitas tidur, kebiasaan merokok, commuting time, pekerjaan sampingan, konsumsi kafein, status pernikahan, status gizi, dan olah raga). Untuk mengukur kelelahan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery Scale (OFER), mengukur stres kerja menggunakan kuesioner Survei Diagnosis Stres (SDS), mengukur kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), mengukur beban kerja mental menggunakan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ), mengukur karakteristik responden menggunakan The Self-administered Questionnaire, dan untuk mengukur beban kerja fisik menggunakan alat Fingertip Pulse Oximeter. Penelitian ini dilakukan kepada 156 pekerja tambang di PT X dengan menggunakna desain penelitian crosssectional. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja, waktu istirahat, usia, dan beban kerja mental dengan kelelahan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja dan melihat hubungan faktor terkait pekerjaan yang lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor tidak terkait pekerjaan.

Fatigue in mining workers has a huge impact on absenteeism rates, decreased productivity, medical costs, and accidents. This study aims to describe the level of fatigue in workers at PT. X and analyze the associated risk factors. The risk factors studied included work-related factors (workload, period of work, rest time, mining area, work shifts, and work stres) and non-work related factors (age, sleep quality and sleep quantity, smoking status, commuting time, side work, caffeine consumption, marital status, body mass indeks, and exercise). To measure fatigue, the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) questionnaire was used, Survey Diagnostic Stress (SDS) was used to measure job stress, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to measure sleep quality, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ) was used to measure mental workload, the Self-administered Questionnaire was used to measure respondent characteristics, and Fingertip Pulse Oximeter was used to measure physical workload. This research was conducted on 156 mining workers at PT. X by using a crosssectional research design. Descriptive and inferential logistic regression was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between period of work, rest time, age, and mental workload. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace and refers to see the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Christina
"Obesitas telah menjadi suatu epidemi kesehatan masyarakat global selama hampir satu dekade yang mulai menjadi perhatian publik karena hubungannya dengan berbagai kondisi kesehatan kronis. Epidemi tersebut terjadi akibat dari perubahan yang sangat cepat akan gaya hidup dan perilaku di negara berkembang, antara lain adanya perubahan aktifitas fisik dan diet serta meningkatnya status social ekonomi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian obesitas yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan karakteristik individu (umur, pendidikan, status pegawai, dan pengetahuan gizi dan kesehatan) dan perilaku individu (kebiasaan olahraga, merokok, dan pola konsumsi) dengan penggunaan data sekunder pada pekerja onshore pria perusahaan migas X di Kalimantan Timur tahun 2008.
Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 378 responden pekerja pria di perusahaan migas kemudian dilakukan pendataan mengenai karakteristik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden.
Sebanyak 49,5% responden mengalami obesitas (IMT _25 kg/m2) dengan kisaran umur 26-56 tahun. Sebagian besar responden (91,0%) berpendidikan tinggi (_SMA), proporsi pegawai staf (63,2%) lebih tinggi dibandingkan non staf dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang cukup baik (61,4%). Sebanyak 74,6% responden tidak rutin berolahraga dan 61,1% tidak merokok. Asupan lemak total dan lemak jenuh dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi masing-masing 81,5% dan 87,0%. Sedangkan asupan serat dan vitamin E responden tergolong ?kurang? dengan proporsi 87,6% dan 96,8%. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan gizi maka asupan energi total, karbohidrat dan protein, asupan lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kolesterol dan vitamin C responden dikategorikan memiliki asupan yang cukup.
Karakteristik umur, tingkat pendidikan, status pegawai, asupan energi total, karbohidrat dan serat memiliki hubungan dengan kejadian obesitas. Kebiasaan olahraga, merokok, asupan protein, lemak total, asupan lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh ganda, kolesterol serta asupan vitamin C dan E tidak berhubungan dengan kejadian obesitas.
Perlunya pembatasan asupan lemak total dan asupan lemak jenuh untuk menghindari risiko kesehatan kronis, peningkatkan asupan serat minimal 20 gram perhari dari konsumsi sayur dan buah serta peningkatkan aktifitas fisik dengan berolahraga. Konsumsi energi dan makanan yang mengandung karbohidrat dalam keseharian sebaiknya mengikuti anjuran kecukupan gizi karena hubungannya dengan obesitas.

Obesity has become a global public health epidemic over the last decade. It become public attention because its association with various condition of chronic diseases. This epidemic happened because of the rapid changing in public life style and behaviour at developing countries, such as the change of physical activity pattern, diet and the increasing of social economic status.
The aim of this study is to know the relationship between obesity with the Body Mass Index (BMI) measurement attributed to individual characteristic (age, level of education, employee status, and knowledge about nutrition and health) and individual behaviour (exercise habit, smoking habit and diet pattern) with usage of secondary data at worker onshore oil company at East Kalimantan in 2008.
The total target sample size was 378 participants from men worker onshore oil company. Univariate and bivariate analysis by using chi square test done by 378 men worker in oil company to collect data about their characteristic and behaviour, where food recall 24 hours method done to see about food intake of the participant.
Among those 26-56 years old men, about 49,5% participant were obesity (BMI_25 kg/m2) and 91,0% participant in high level of education. The proportion of staff worker (63,2%) is higher than non staff worker and most of them (61,4%) has good enough knowledge about nutrition and health. About 74,6% participant didn?t exercise regularly and 61,1% didn't smoke. Total fat and saturated fat intake in this study quiet high with each proportion are 81,5% and 87,0% with less dietary fibre (87,6%) and vitamin E intake (96,8%). Compared with Recommended Dietary Allowance (RDA), total energy intake, carbohydrate, protein, monounsaturated fats, polyunsaturated fats, cholesterol and vitamin C intake in enough intake.
In this study, obesity was associated with age, level of education, employee status, total energy intake, carbohydrate and dietary fibre. There is no significant relationship between obesity compared with exercise habit, smoking, protein intake, total fat, saturated fats, monounsaturated fats, polyunsaturated fats, cholesterol and intake of vitamin C and E.
The limitation of total fat intake and saturated fats in diet need to prevent the risk factor of chronic diseases. Increasing dietary fibre minimum 20 grams each day from consumption of vegetables and fruits, increasing physical activities with regular exercise maximizes the chances of having a normal weight. Total energy intake especially from food that containing carbohydrate in daily diet need to follow the recommendation because of the relationship with obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosinta Uli
"ABSTRAK
Nama : Rosinta UliNPM : 1606944072Program Studi : Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Studi Intervensi Relaksasi Otot Progresif Dalam MengatasiKelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit JiwaJambi Tahun 2018Kelelahan atau fatigue di tempat kerja menjadi topik perhatian dalam bidang kesehatandan psikologi dan mengalami peningkatan jumlah kasus yang signifikan dalam dekadeterakhir. Kelelahan memiliki dampak negatif dalam jangka pendek dan jangka panjang.Dampak jangka pendek misalnya adalah munculnya ketidaknyamanan, berkurangnyakekuatan, dan berkurangnya kontrol motorik. Dampak jangka pendek ini menyebabkanberkurangnya kinerja, produktivitas, kualitas pekerjaan, dan peningkatan insidenkecelakaan dan kesalahan manusia. Dalam dampak jangka panjang, kelelahan yangberkepanjangan dapat menyebabkan absenteisme, gangguan otot rangka, dan kecacatan.Perawat adalah profesi yang didominasi oleh wanita dengan karakteristik tuntutanpekerjaan yang tinggi, tingkat stress kerja yang tinggi, dan tingkat kelelahan yangtinggi. Selain itu, perawat bekerja dengan sistem shift pada waktu yang berbeda di sianghari dan di malam hari yang berhubungan dengan masalah pemulihan dari kelelahan.Kelelahan yang terjadi pada perawat dapat mempengaruhi kondisi kesehatan perawat itusendiri dan juga keselamatan pasien yang ditangani. Kelelahan pada perawat dapatmempengaruhi fungsi neurokognitif dan juga kinerja dari perawat. Kelelahan padaperawat dapat menyebabkan kesalahan medis, kemunduran kinerja, penurunanketajaman mental, dan masalah social. Kelelahan dapat diukur baik secara objektifmaupun subjektif. Secara objektif, kelelahan dapat dilihat dari fungsi fisiologis sepertidenyut nadi atau saturasi oksigen. Sedangkan secara subjektif dapat diukur denganmenggunakan kuisioner perasaan subjektif kelelahan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi relaksasi otot progresifdalam mengatasi kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Jambi. Penelitian inidilakukan pada 42 orang perawat di Instalasi Rawat Inap. Desain penelitian adalah kuasieksperimental dengan rancangan within-subject design with pre-test post-test, di manadalam penelitian ini dilakukan dua perlakuan aktivitas rutin tanpa relaksasi ototprogresif dan dengan relaksasi otot progresif pada satu kelompok subjek yang samapada waktu yang berbeda untuk mengetahui efek langsung dari relaksasi otot progresifterhadap ferkuensi denyut nadi, saturasi oksigen, dan perasaan subjektif kelelahanperawat.Hasil penelitian secara statistik menunjukkan bahwa relaksasi otot progresifmenunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan frekuensi denyut nadi danpenurunan skor perasaan subjektif kelelahan p0,05 .Kata Kunci : Kelelahan Perawat, Relaksasi Otot Progresif, Denyut Nadi, SaturasiOksigen, Perasaan Subjektif Kelelahan

ABSTRACT
Name Rosinta UliNPM 1606944072Study Program Occupational Health and SafetyTitle Intervention Study of The Progressive Muscle Relaxation inOvercoming Nurse Fatigue in Inpatient Ward at Jambi MentalHospital A 2018 Study Fatigue in the workplace became a topic of concern in the field of health andpsychology and experienced a significant increase in the number of cases in the lastdecade. Fatigue has a negative impact in the short term and the long term. Short termimpact for example, emergence of discomfort, decreased strength, and decreased motorcontrol. The impact of short term leads to reduced performance, productivity, quality ofwork, and an increase in the incidence of accidents and human error. In the long term,prolonged fatigue can lead to absenteeism, skeletal muscle disorders, and disability.Nursing is an occupation dominated by women with the characteristics of high jobdemands, high work stress levels, and a high level of fatigue. In addition, nurses workwith shift system at different times during the day and evening that is associated withthe issue of recovery from fatigue. Fatigue that occurs in the nurse can affect the healthcondition of the nurse and also patient safety that handled. Fatigue on nurses caninfluence the function of the neurocognitive and also the performance of the nurses.Fatigue on nurses can lead to medical errors, decreased performance, decreased mentalacuity, and social problems. Fatigue can be measured either objectively or subjectively.Objectively, fatigue can be viewed from physiological functions such as pulse rate oroxygen saturation. Meanwhile, subjectively can be measured by using a subjectivefeeling questionnaire of fatigue.This research aims to know the effectiveness of the interventions of progressive musclerelaxation in overcoming fatigue on nurses at Jambi Mental Hospital. This research wasconducted on 42 nurses in inpatient installation. The study design was quasiexperimentalwith within subject design with pre test post test, which was conducted intwo interventions routine activity without progressive muscle relaxation and withprogressive muscle relaxation in one group of the same subjects at different times toknow the immediate effects of progressive muscle relaxation against pulse rate, oxygensaturation, and subjective feeling of fatigue of nurses.Statistically, the results showed that progressive muscle relaxation showed a significanteffect on decreasing pulse rate and decreasing subjective feeling score of fatigue p 0.05 .Keywords Nurse Fatigue, Progressive Muscle Relaxation, Pulse Rate, OxygenSaturation, Subjective Feeling Fatigue"
2018
T51387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>