Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183013 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edwin Rohadi
"Salah satu Penyakit Tidak Menular yang terus mengalami peningkatan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia karena hipertensi paling sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hasil Riskesdas Tahun 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%, penderita hipertensi yang terdiagnosis hanya 36,8%, sedangkan yang tidak terdiagnosis sebanyak 63,2 %. Salah satu faktor risiko hipertensi adalah pola makan. Pola makan tinggi lemak, tinggi natrium, kurang serat dan rendah kalium dapat berisiko menyebakan terjadinya hipertensi. Menjaga pola makan dari kebiasaan makan berisiko dapat mencegah terjadinya hipertensi.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pola makan berisiko dengan kejadian hipertensi grade 1 di posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin. Desain penelitian ini adalah cross sectional ,menggunakan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 326 orang. Subjek penelitian ini peserta posbindu ptm pada 5 Puskesmas di Kota Banjarmasin berusia ≥ 20 tahun keatas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan konsumsi lemak, natrium, kalium dan serat dengan kejadiah hipertensi grade 1.
Hasil analisis multivariat pola makan berisiko yaitu konsumsi serat dengan kejadian hipertensi grade 1 didapatkan nilai PR sebesar 1,05 (95% CI 0,756–1,484) setelah dikontrol variabel umur. Kesimpulan Masyarakat perlu membiasakan pola konsumsi makanan beragam dan bergizi seimbang serta mengaplikasikan perilaku CERDIK dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular seperti hipertensi melalui wadah posbindu ptm.

One of the non communicable diseases that continues to increase is hypertension. Hypertension is a big challenge in Indonesia because hypertension is most often found in primary health care. The results of the 2013 Riskesdas showed that the prevalence of hypertension in Indonesia was 25.8%, hypertensive patients diagnosed were only 36.8%, while those who were not diagnosed were 63.2%. One risk factor for hypertension is diet. A diet high in fat, high in sodium, lack of fiber and low in potassium can risk causing hypertension. Maintaining a diet from risky eating habits can prevent hypertension.
The purpose of this study was to determine the association of risky food patterns with the incidence of grade 1 hypertension at posbindu ptm in 5 health centers in the city of Banjarmasin. The design of this study was cross sectional, using primary data with a total sample of 326 people. The subjects of this study were posbindu ptm participants in 5 Puskesmas in Banjarmasin City aged ≥ 20 years and above. The study was conducted in May-June 2018.
The results showed no association between fat consumption habits, sodium, potassium and fiber with grade 1 hypertension prizes. The multivariate analysis of risk dietary patterns of fiber consumption with the incidence of grade 1 hypertension obtained a PR value of 1,05 (95% CI 0.756–1.484) after adjusted age variable. Conclusion The community needs to familiarize them with a variety of balanced and nutritious food consumption patterns and to apply CERDIK behavior in their daily lives to prevent and control noncommunicable diseases such as hypertension through Posbindu non-communicable disease.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Pratiwi
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama karena berkontribusi pada angka kesakitan dan kematian dunia. Prevalensi hipertensi terus meningkat dan lebih banyak ditemukan pada kelompok wanita. Obesitas merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Masa menopause pada wanita diduga ikut berkontribusi terhadap kejadian hipertensi namun pengaruhnya masih menjadi perdebatan. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 baik pada wanita premenopause dan postmenopause di Indonesia. Sebanyak 8.047 responden wanita yang berumur 18-57 tahun diteliti. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sumber data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014. Hasil analisis multivariat dengan modifikasi cox regression menunjukkan bahwa risiko wanita obesitas untuk menderita hipertensi derajat 1 sebesar 1,80 kali (95% CI 1,57-2,06) dibandingkan wanita yang tidak obesitas. Pada wanita premenopause, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi derajat 1 sebesar 1,67 kali (95% CI 1,43-1,94). Risiko yang lebih besar tampak pada kelompok wanita postmenopause dengan besar risiko obesitas terhadap kejadian hipertensi derajat 1 sebesar 2,32 kali (95% CI 1,69-3,19). Perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi melalui program GERMAS dan pemaksimalan peran posbindu PTM. Masyarakat khususnya wanita perlu menerapkan pola hidup sehat dengan perilaku CERDIK sejak usia dini.

Hypertension is a major health problem because it contributes to morbidity and mortality in the world. The prevalence of hypertension continues to increase and is more prevalent in the women group. Obesity is a risk factor that affects the incidence of hypertension. The menopause in women is thought to have contributed to the incidence of hypertension but its influence is still a debate. This study aims to examine the relationship of obesity with stage 1 hypertension in both premenopausal and postmenopausal women in Indonesia. A total of 8,047 women respondents aged 18-57 years were studied. The study used a cross sectional design with data sources from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 of 2014. The results of multivariate analysis with cox regression modification showed that the risk of obese women with hypertension in stage 1 was 1.80 times (95% CI 1.57-2.06) compared to women who were not obese. In premenopausal women, obesity can increase the risk of developing stage 1 hypertension by 1.67 times (95% CI 1.43-1.94). Greater risk was seen in the group of postmenopausal women with the risk of obesity in the prevalence of hypertension in stage 1 was 2.32 times (95% CI 1.69-3.19). Hypertension prevention and control needs to be done through the GERMAS program and maximizing the role of posbindu PTM . Women need to adopt a healthy lifestyle with CERDIK from an early age."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Olympia Primayawesti
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Pengendalian terhadap hipertensi perlu dilakukan termasuk di wilayah Indonesia salah satunya dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi ekologi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan Riskesdas dan Susenas 2018. Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi antara status gizi (obesitas dan obesitas sentral) dan gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, konsumsi makanan asin, konsumsi kalori, konsumsi protein, konsumsi protein hewani) terhadap kejadian hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan asin dengan hipertensi (p-value = 0,002; R = 0,512). Perlunya edukasi dan penggerakan program untuk membatasi konsumsi makanan mengandung garam berlebih pada masyarakat terutama di wilayah dengan konsumsi garam tinggi.

Hypertension is a non-communicable disease which is the main cause of premature death worldwide. Control of hypertension needs to be done including in Indonesia, one of which is by knowing the factors associated with hypertension. This research is a quantitative study using an ecological study design. The data used is secondary data derived from the 2018 Riskesdas and Susenas reports. The study aims to determine the correlation between nutritional status (obesity and central obesity) and lifestyle (physical activity, smoking habits, alcohol consumption, consumption of salty foods, calorie consumption, consumption of protein, consumption of animal protein) on the incidence of hypertension. The results showed a significant relationship between consumption of salty foods and hypertension (p-value = 0.002; R = 0.512). Education and mobilization of programs are needed to limit the consumption of foods that contain excess salt in the community, especially in areas with high salt consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyani Yasmin
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi di masyarakat ialah menganjurkan pengobatan rutin sesuai anjuran dokter serta modifikasi gaya hidup, meliputi pola diet, aktivitas fisik, serta pengelolaan stress. Tindakan Relaksasi Otot Progresif diberikan dengan tujuan menurunkan tekanan darah, manajemen stress, serta mengurangi ketegangan otot. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, terlihat perubahan perilaku pada keluarga dengan adanya asuhan keperawatan serta intervensi Relaksasi Otot Progresif. Penurunan tekanan darah juga terjadi setelah dilakukannya rangkaian intervensi keperawatan. Pengelolaan diet, pelaksanaan aktivitas fisik rutin, serta manajemen stres perlu dilakukan keluarga untuk mengendalikan tekanan darah. Tindakan Relaksasi Otot Progresif yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dapat dilakukan oleh tenaga terlatih demi meningkatkan kesehatan keluarga.

Hypertension is a health issue that often occured in Indonesia. Recommendation to reduce hypertension problem is by suggesting medication therapy to a physician and lifestyle modification, including maintenance of good diet pattern, routine physical activity, stress management. The Act of Progressive Muscle Relaxation is administered by the aim of reducing high blood pressure, stress management, and lessen muscle stiffness. Based on the given evaluation, behavioral changes are occurred after the application of nursing care and Progressive Muscle Relaxation. Diet, routine physical activity, and stress management is essential to reduce blood pressure. Progressive muscle relaxation have to used by professionals to increase the state of family health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Dhika Rohkuswara
"ABSTRAK
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Prevalensi hipertensi di Indonesia, cukup tinggi yaitu sebesar 25,8 Riskesdas, 2013 . Sebagian besar penderita hipertensi termasuk dalam kelompok hipertensi derajat 1 dan separuhnya tidak menyadari sebagai penderita. Hipertensi bukan penyakit kausal tunggal, ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap munculnya hipertensi, salah satunya yang sering ditemukan adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016.Subjek penelitian adalah pegawai dari instansi Pemerintah dan BUMN di lingkungan Bandara Husein Sastranegara Bandung dan Pelabuhan Cirebon yang melakukan pemeriksaan kesehatan di Posbindu PTM KKP Bandung pada tahun 2016 yaitu sebanyak 206 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi hipertensi derajat 1 di Posbindu PTM KKP Bandung tahun 2016 yaitu sebesar 41,7 dan obesitas sebesar 54,9 . Responden yang obesitas IMT ge;25 memiliki risiko sebesar 1,681 kali untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel umur, riwayat hipertensi keluarga dan aktivitas fisik. Pengoptimalan Posbindu PTM, meningkatkan peran serta masyarakat dan mengaplikasikan perilaku GERMAS diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi.

ABSTRACT
Abstract Hypertension is still a health problem in the world including Indonesia. The prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 25.8 Riskesdas, 2013 . Most people with hypertension are included in the 1st stage hypertension group and half were unaware as a sufferer. Hypertension is not a single causal disease, there are various factors that contribute to the emergence of hypertension, one of which is often found is obesity. This study aims to determine the magnitude of the relationship between obesity with incidence of hypertension stage 1 in Posbindu PTM Port Health Office PHO of Bandung. The research design is cross sectional, using secondary data of Posbindu PTM PHO of Bandung, activities in 2016.The Research subjects are employees of Government agencies and state owned enterprises in the Husein Sastranegara Bandung Airport and Cirebon Port which conducted health checks at Posbindu PTM PHO of Bandung in 2016, which were 206 people. The results showed that the proportion of stage 1 hypertension in Posbindu PTM PHO of Bandung in 2016, that is 41.7 and obesity of 54.9 . People with obesity BMI ge 25 had a risk of 1,681 times for hypertension stage 1 compared to non obese individuals after controlling for age variables, family history of hypertension and physical activity. Optimization of Posbindu PTM, increasing public participation and applying GERMAS behavior is expected to control obesity and hypertension."
2017
T48100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyah
"ABSTRAK
Analisis Implementasi Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu PenyakitTidak Menular Posbindu PTM di Kota Bogor Tahun 2018Pembimbing : Dr. Pujiyanto, SKM, M.KesPosbindu PTM merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengendalikanpenyakit tidak menular melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam deteksi dinifaktor risiko penyakit tidak menular. Cakupan kunjungan masyarakat ke Posbindu PTMdi Kota Bogor pada tahun 2017 hanya 12,96 belum mencapai target yang diharapkanyaitu 30 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kegiatanPosbindu PTM di Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam,Focus Group Discussion FGD , telaah dokumen dan observasi. Informan penelitianterdiri dari 11 informan wawancara mendalam dan 24 informan FGD. Observasidilakukan di 2 Posbindu PTM di Puskesmas Mekarwangi dan Puskesmas Cipaku. Hasilpenelitian berdasarkan aspek standar dan tujuan kebijakan sudah cukup mendukungnamun untuk sasaran peserta Posbindu PTM belum semua informan mengetahui, aspeksumber daya manusia tenaga dan kompetensi kader masih kurang, anggaran berasal daridana APBD dan BOK, sarana prasana sudah cukup memadai namun untuk media promosipreventif masih kurang, aspek komunikasi antar pelaksana kegiatan sudah terjalin namunbelum efektif terutama pada penyebaran informasi mengenai sasaran dan jadwal kegiatan,aspek karakteristik badan pelaksana untuk hubungan dan proses koordinasi sudah terjalinnamun belum optimal terutama kordinasi tugas antar kader, aspek sikap pelaksanapetugas sudah cukup baik namun sikap dan motivasi kader masih kurang belum semuanyaterlibat aktif pada kegiatan, aspek dukungan lingkungan sosial belum optimal hadirnyatokoh masyarakat pada saat pelaksanaan kegiatan, dukungan dana sudah cukupmendukung dari bantuan masyarakat, dan dukungan politik dari pemerintah daerah sudahcukup baik dengan dikeluarkannya SK Walikota. Rekomendasi perlu adanya refreshingkader dengan melakukan studi banding ke Posbindu terbaik, pelatihan secara berkala danperekrutan kader baru, pemberian reward atau pemilihan kader teladan dan PosbinduPTM terbaik, peningkatan kerja sama lintas sektor lembaga pendidikan, pemerintah danswasta.Kata kunci: Implementasi Kebijakan Kesehatan, Posbindu PTM, Penyakit Tidak Menular.

ABSTRACT
Analysis of The Implementation of Non CommunicableDisease Integrated Service Post NCDISP Activities in BogorCity 2018Counsellor Dr. Pujiyanto, SKM, M.KesNon Communicable Disease Integrated Service Post NCDISP is one of the efforts toprevent and control non communicable diseases by using, will also change the language.The coverage of the community to NCDISP in 2017 only 12.96 has not reached theexpected target of 30 . This study aims to find out how the implementation of NCDISPactivities in the city of Bogor. The method used is in depth interviews, Focus GroupDiscussion FGD , study documents and observations. The research informants consistedof 11 informant interviews and 24 FGD informants. Observations were conducted at 2NCDISP at Mekarwangi Health Center and Cipaku Health Center. The results of researchbased on the aspects of standards and objectives that exist but still for the targetparticipants NCDISP not all information, resources and energy resources cadres are stilllacking, funds come from APBD and BOK funds, facilities are quite adequate yet forpreventive media campaign less, communication aspect between executor of activity hasnot been established but not yet effective especially at disseminating information abouttarget and schedule of activity, executor body aspect for relationship and process whichhave been intertwined but not optimal especially for duties among cadres, and others.good but the attitude and motivation of the cadres are still less actively involved activelyin the activities, the social environment is not optimally the presence of communityfigures at the time of implementation of activities, The amount of funds is enough supportfrom the public assistance, and funds from the local government is quite good with theissuance of SK Mayor. Suggestions need to be refreshed by doing cadres by conductingcomparative studies to the best NCDISP, online training and recruitment of new cadres,reward prizes or selecting best cadres and NCDISP, enhancing education, governmentand private sector cooperation.Key words Health Policy Implementation, Non Communicable Disease IntegratedService Post, Non Communicable Diseases"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynaldi Ikhsan Kosasih
"Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia produktif di kota administrasi Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kuantitatif observational cross-sectional dengan sumber data sekunder dan jumlah sampel 1166 orang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi hipertensi di kota administrasi Jakarta Pusat adalah sebesar 39,3. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi adalah usia, riwayat hipertensi keluarga, kurang aktivitas fisik, dan status obesitas.

Hypertension remains as a problem of public health in Indonesia. This research was aimed to reveal the prevalence of hypertension and factors related to it among people within productive ages in Central Jakarta administration city at year 2017. This research uses cross sectional design with secondary data and sample size of 1166. This research has shown that prevalence of hypertension in Central Jakarta administration city is 39,3 . Factors that significantly related with hypertension is age, family history of hypertension, lack of physical activities, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Handryani
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diperhatikan karena merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan hipertensi pada penduduk usia produktif di Jakarta Timur pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 314 orang berumur 15-64 tahun. Hasil penelitian ini ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Jakarta Timur berdasarkan data Posbindu Jakarta Timur adalah sebesar 47,1%. Faktor risiko yang memiliki hubungan bermakna dengan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, dan obesitas.

Hypertension is a public health problem that must be considered because it is the major risk factor for cardiovascular disease and its prevalence is increasing year by year. This study aims to determine the prevalence of hypertension and the relationship between risk factors for hypertension and hypertension in the productive age population in East Jakarta in 2017. The study used a cross sectional study design with a total sample of 314 people aged 15-64 years. The results of this study indicate that the prevalence of hypertension in East Jakarta based on East Jakarta Posbindu data is 47.1%. Risk factors that have a significant relationship with hypertension are age, sex, family history of hypertension, and obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Septi Widiasari
"Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia. Prevalensi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta cukup tinggi yakni sebesar 33,4%(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kejadian hipertensi salah satunya adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder kegiatan Posbindu PTM di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode total sampling dengan kriteria inklusi penduduk berusia 15-64 tahun yang terdaftar dan data pemeriksaan tercatat lengkap sesuai variabel penelitian dan minimal melakukan satu kali pengukuran hipertensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi hipertensi di Provinsi DKI Jakarta yaitu 26,2% dan obesitas sebesar 17,4%. Terdapat hubungan yang bermaksa secara statistik antara obesitas dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan analisis regresi logistik, responden yang obesitas memiliki risiko sebesar 1,8 kali untuk menderita hipertensi dibandingkan yang tidak obesitas setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin dan interaksi antara obesitas dengan jenis kelamin. Oleh karena itu perlu ditingkatkan peran serta masyarakat dan pengaplikasian perilaku GERMAS serta pengoptimalan kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat mengendalikan obesitas dan hipertensi.

Hypertension is still a health problem in the world including Indonesia. The prevalence of hypertension in Indonesia is quite high at 33,4%(Kementerian Kesehatan RI, 2018). There are several factors that contribute to the incidence of hypertension, one of which is obesity. This study aims to determine the relationship between obesity and the incidence of hypertension. The design of this study is cross sectional using secondary data from Posbindu PTM of DKI Jakarta Province in 2018. The sample in this study was selected using total sampling method with inclusion criteria such as the productive age population that registered, the examination data were recorded according to the research variables and minimum has done one measurement of hypertension.
The result showed that the proportion of hypertension from DKI Jakarta Province was 26,2% and obesity was 17,4%. There was a statistically significant relations between obesity and hypertension. People with obesity had a risk of 1,8 times for hypertension compared to non-obese individuals after being controlled by sex variabels and the interactions between obesity and sex. Therefore it is necessary to increase the participation of the community, applying GERMAS behavior, and optimization of Posbindu PTM activities that are expected to control obesity and hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wigati Ratna Sari
"Masuknya Penyakit Tidak Menular sebagai salah satu target dalam SustainableDevelopment Goals SDGs 2030,mengisyaratkan bahwa PTM secara global telahmendapatkan perhatian khusus yang menjadi prioritas nasional. Salah satu cara dalamprogram pengendalian PTM adalah melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM. Puskesmas Kecamatan Setiabudi dalam menjalankan skrining melaluiPosbindu PTM menerapkan Permenkes No.43 tanu 2016 tentang standar pelayananminimal bidang kesehatan yaitu setiap warga usia 15-59 tahun mendapatkan skriningsesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan pemanfaatan Posbindu PTM di wilayah kerja PuskesmasKecamatan Setiabudi Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah cross sectional denganpendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu warga usia 15-59 tahun dengansampel 145 orang. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan ujiRegresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian adalah warga yang memanfaatkanPosbindu PTM sebanyak 57,9 . Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatanPosbindu PTM adalah jenis kelamin p=0,026 OR=2,856, pekerjaan p=0,024 OR=2,382, pengetahuan p=0,010 OR=2,553, akses ke Posbindu PTM p=0,013 OR=2,748, ketersediaan sarana Posbindu PTM p=0,012 OR=2,567, dukungankeluarga p=0,037 OR=2,153, dukungan petugas kesehatan p=0,004 OR=2,825,dukungan kader p=0,000 OR=6,970, kebutuhan akan Posbindu PTM p=0,035 OR=2,397. Variabel yang paling dominan adalah dukungan kader OR= 4,680 95 CI2,2-10,8 . Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan kader menjadi faktor yang palingdominan dalam pemanfaatan Posbindu PTM.

The introduction of Non Communicable Diseases as one of the targets inSustainable Development Goals SDGs 2030, suggests that PTM globally has gainedspecial attention which is a national priority. One of the ways in PTM control programis through Posbindu PTM. Public Health Center Setiabudi in running screening throughPosbindu PTM apply Permenkes No.43 in 2016 about minimum service standard ofhealth field that every citizen age 15 59 year get standard screening. This study is aimedat determining the factors associated with the utilization of Posbindu PTM in theworking area of Setiabudi Pubic Health Center in 2018. The design of study is crosssectional with quantitative approach. The population of this study is citizens age 15 59years with the samples are 145 people. The data analysis are Chi Square test and SimpleLogistic Regression test. Result of the study is the people who utilize active PosbinduPTM is 57,9 . Variables related to the utilization of Posbindu PTM that gender P 0.010 OR 2,382, knowledge p 0,010 OR 2,553, access to Posbindu PTM p 0,013 OR 2,784, family support P 0,037 OR 2,153, the support of healthworkers p 0,004 OR 2,825, cadre support p 0,000 OR 6,970, needs willPosbindu PTM p 0.035 OR 2,397. The most dominant variable is cadre supportOR 4,680 95 CI 2,2 10,8 . The conclusion is cadre support become the mostdominant factor in the utilization of Posbindu PTM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>