Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126712 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puji Mentari
"ABSTRAK
Fenomena anak jalanan merupakan fokus perhatian banyak kalangan karena jumlahnya yang terus meningkat. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa anak jalanan memiliki harga diri yang rendah dan identik dengan pola asuh uninvolved. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif yang bertujuan mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dan harga diri anak jalanan usia remaja. Penelitian ini dilakukan di daerah binaan rumah singgah di Jakarta Timur dengan 98 sampel, diambil menggunakan metode consecutive sampling. Harga diri diukur dengan menggunakan Rosenbergs Self Esteem Scale dan pola asuh diukur dengan Instrumen Pola Asuh Mashoedi yang dikembangkan dari teori pola asuh orangtua milik Diana Baumrind. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat harga diri anak jalanan usia remaja di Jakarta Timur (p= 0,04). Untuk menangani masalah anak jalanan, diperlukan kerjasama dari pemerintah, perawat komunitas, pekerja sosial dan pihak rumah singgah untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan anak jalanan berbasis keluarga dalam upaya merehabilitasi anak jalanan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
610 JKI 20:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Mentari
[place of publication not identified]: [publiser not identified], 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Mentari
"Fenomena anak jalanan merupakan hal yang dijadikan fokus oleh banyak kalangan karena jumlahnya yang terus meningkat. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa anak jalanan memiliki harga diri yang rendah dan identik dengan pola asuh uninvolved. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dan harga diri anak jalanan usia remaja.
Penelitian ini dilakukan di daerah binaan rumah singgah di Jakarta Timur dengan 98 sampel yang diambil menggunakan metode consecutive sampling. Harga diri diukur dengan menggunakan Rosenberg?s Self Esteem Scale dan pola asuh diukur dengan Instrumen Pola Asuh Mashoedi yang dikembangkan dari teori pola asuh orangtua milik Diana Baumrind.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan tingkat harga diri anak jalanan usia remaja di Jakarta Timur (p=0,04). Untuk menangani masalah anak jalanan, diperlukan kerjasama dari pemerintah, perawat komunitas, pekerja sosial dan pihak rumah singgah untuk bersama-sama melakukan pemberdayaan anak jalanan berbasis keluarga yang berguna untuk merehabilitasi anak jalanan.

The phenomenon of street children is a matter that has become the focus by many people because the number of street children itself is always increasing. Previous research stated that the street children have low self-esteem and they are identical with uninvolved parenting style. It is descriptive correlative study which aims to identify the relationship between parenting style and self-esteem on street children at East Jakarta.
This research was conducted in the target area of shelter in East Jakarta towards 98 samples recruited using consecutive sampling. Self-esteem is measured using Rosenberg's Self Esteem Scale and parenting style measured using Mashoedi?s Parenting Style which was developed from the theory of Diana Baumrind?s parenting style.
The results showed, there is a relationship between parenting style and a level of self-esteem street children in East Jakarta (p = 0.04). To overcome the problem of street children, the cooperation between governments, community nurses, social workers and shelter is needed to do the family-based empowerment together to rehabilitate street children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Fajar Pertiwi
"Pendahuluan: Remaja yang tidak mampu menghadapi stres akan menimbulkan ketidakstabilan emosi dan cenderung melakukan berbagai perilaku berbahaya hingga bunuh diri. Bunuh diri memiliki faktor protektif berupa harga diri yang tinggi karena dapat memberikan kualitas psikologis yang positif. Faktor protektif lain untuk ide bunuh diri adalah pola asuh yang seimbang antara dimensi penerimaan dan kontrol atau yang disebut dengan pola asuh otoritatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan pola asuh dengan ide bunuh diri pada remaja SMA.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelatif dan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 322 remaja SMA sebagai responden yang dipilih dengan teknik proporsional random sampling.
Hasil: Terdapat hubungan yang kuat dan negatif antara harga diri dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0.876 yang berarti semakin rendah harga diri remaja maka semakin tinggi pula keinginan untuk bunuh diri. Terdapat hubungan dengan kekuatan sedang dan arah negatif antara pola asuh dan ide bunuh diri dengan koefisien korelasi -0,365, artinya jika pola asuh berwibawa maka gagasan bunuh diri akan lebih rendah, begitu pula sebaliknya jika pola asuh mengarah pada otoritarianisme, gagasan bunuh diri akan lebih tinggi.
Rekomendasi: Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan intervensi keperawatan mental dalam mengidentifikasi ide bunuh diri pada remaja, serta meningkatkan wawasan remaja dan guru mengenai faktor pelindung ide bunuh diri.

Introduction: Teens who are unable to deal with stress will cause emotional instability and tend to engage in various dangerous behaviors to suicide. Suicide has a protective factor in the form of high self-esteem because it can provide positive psychological qualities. Another protective factor for suicidal ideation is a balanced parenting between the dimensions of acceptance and control or what is called authoritative parenting. This study aims to determine the relationship between self-esteem and parenting with suicidal ideation in high school adolescents.
Methods: This study design used a descriptive correlative and cross-sectional approach. This study involved 322 high school adolescents as respondents who were selected by proportional random sampling technique.
Results: There is a strong and negative relationship between self-esteem and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.876, which means that the lower the self-esteem of adolescents, the higher the desire to commit suicide. There is a relationship with moderate strength and a negative direction between parenting and suicidal ideation with a correlation coefficient of -0.365, meaning that if the pattern of parenting is authoritative, the idea of ​​suicide will be lower, and vice versa if parenting leads to authoritarianism, the idea of ​​suicide will be higher.
Recommendation: This study is expected to improve mental nursing interventions in identifying suicidal ideation in adolescents, as well as increase adolescent and teacher insights regarding protective factors of suicidal ideation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Leo
"Pola asuh orang tua mempengaruhi karakteristik anaknya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri: harga diri remaja. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi, dilakukan terhadap 95 responen di salah satu SMA Negeri di Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dianalisis melalui Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0,1. Hasilnya rnendapatkan p value = 0,004 dan ini menunjukkan ada hubungan pola asuh orang tua dengan konsep diri: harga diri remaja. Pola asuh yang paling efektif membentuk konsep diri: harga diri remaja tinggi ( 66,7 %) adalah demokratis, sementara penerapan otoriter dan permisif dalam keluarga perlu ditinjau ulang karena cenderung membentuk harga diri remaja kurang baik.

Parenting style influences characteristic children. On behalf that statement, identifying relation parenting style with adolescent?s self concept: self esteem is purpose this research. This research utilized descriptive correlation design that consists of 95 adolescents frm one of senior high school in Depok. Collecting data used questioner and was analyzed by Chi Square test with significance level is 0.1 and resulting p value is 0.004. It means there is relationship parenting style with adolescent?s self concept: self esteem. Adolescent who perceived authoritative parenting style reported have higher levels of self concept: self-esteem than adolescents raised in authoritarian and permissive homes, so it is important to re-consider to using authoritarian and pemiissive parenting style because it makes lower adolescent?s self concept: selfesteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5746
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Mengompol (enuresis) merupakan salah satu jenis gangguan pola eliminasi yang sering ditemukan pada anak-anak. Keadaan ini dapat menimbulkan masalah bagi anak, orangtua, keluarga, maupun petugas kesehatan yang menanganinya (Suwardi, 1990). Sehubungan dengan hal tersebut maka penelitian berupaya mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua terhadap perilaku mengompol pada anak usia pea sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di RW 012, Kelurahan Kemiri Muka, Depok dan merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasi. Jumlah responden 40 orang yang terdiri dari orangtua dengan anak usia 3-5 tahun. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik purpose sampling dengan menggunakan alat ukur kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi clan Chi square untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis pola asuh orangtua dengan anak usia pra sekolah terhadap perilaku mengompol (p value = 0.892, α=0.005). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan orangtua terkait tugas perkembangan anak usia pra sekolah dengan perilaku mengompol (p value = 0.301, α=0.005). Saran bagi penelitian selanjutnya adalah perlu dikembangkannya penelitian tentang kebiasaan mengompol (enuresis) pada anak Indonesia dengan catatan wilayah observasi diperluas dan disertai instrumen penelitian yang lebih spesifik (misal : pemeriksaan urin, wawaneara, kultur urin dan pemeriksaan radiologis)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5568
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh pengasuh panti dengan harga diri remaja di Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang tahun 2010. Jenis penelitian ini kuantitatif. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja (12-21 tahun) yang tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang, sampel berjumlah 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi pemyataan tentang data demografi, pola asuh, dan harga diri.
Hasil analisis memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh mengasuh panti dengan harga diri remaja di Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang (p= 0,032) dengan tingkat kepercayaan 90%. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah pengasuh panti perlu menerapkan pola asuh yang baik agar remaja yang diasuh memiliki harga diri yang positif dan mengoptimalkan fungsi panti asuhan sejak remaja pertama kali masuk panti asuhan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5849
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zikri Neni Iska
"Kemajuan teknologi komunikasi dengan beredarnya CD porno, tayangan pornogratis di media elektronika dan media cetak dan pergaulan bebas dengan perilaku seksual yang transparan Serta perubahan nilai-nilai tradisional yang dianut kepada nilai-nilai moderat (nilai-nilai permissiveness) terlihat pada perilaku remaja dengan perilaku seksual dalam bentuk premariral .sex (hubungan seksual sebelum nikah). Perilaku seksual sebelum nikah yang dilakukan remaja didasarkan pada anggapan bahwa jika menolak hubungan seks akan ditinggal pacar, merasa ditertawakan jika menolak seks intim dan anggapan bahwa tidak ada yang mau berpacaran dengan orang yang menolak hubungan intim Penelitian yang pernah dilakukan oleh Sarlito Wirawan Sarwono pada tahun 1980 telah menunjukkan sebanyak 387 orang remaja telah melakukan hubungan seksual sebelum nikah (dari berciuman sampai dengan berhubungan kelamin).
Hubungan seksual sebelum nikah yang dilakukan remaja bersumber pada infonnasi tentang seks dari teman Dan adapun sumber infomiasi tentang seks dari orang tua berada pada urutan ketiga Artinya bahwa orang tua yang diharapkan menjadi sumber utama bagi remaja dalam kaitannya dengan premadtal sex ini karena remaja merupakan bagian anggota keluarga yang berinteraksi secara intens dengan orang tuanya. Seks bebas yang terjadi di kalangan remaja, kecenderungan terjadinya kehamilan dengan tindakan aborsi akan bemkibat terhadap resiko infeksi alat reproduksi, kemandulan, pendarahan menuntut peranserta orang tua dengan pola asuhnya.
Dengan dasar ini peneliti ingin mengelahui hubungan antara pola asuh orang tua dan sikap remaja terhadap hubungan seksual sebelum nikah dan ingin mengetahui seberapa besar hubumgan tersebut Sampel dalam penelitian ini adalah remaja berpendidikan SLTA baik negeri maupnm swasta yang beljumlah 156 orang. Tehnik pengambilan sampel ini adalah dengan stratified random samp!ing,yaitu proses pemilihan sampel dengan cara mengidentifikasi subkelompok-subkelompok dalam populasi, dan mengusahakan agar setiap subkelompok terwakili dalam sampel sesuai dengan proporsi yang ada dalam populasi Alat ukurnya menggunakan skala pola asuh yang dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan dari karakteristik macam-macam pola asuh menurut Baumrind (1968) dan skala Reiss tentang premariral sexdengan analisis korelasi Pearson (Product moment correlation).
Hasil dari penelitian yang dilakukan ini, menunjukkan kecenderungan pola asuh permisif yang berhubungan secara signifikan. Besaran hubungannya adalah 0.355 pada pola asuh pennisif dengan hubungan seksual berciuman sebelum nikah, 0.231 pada premarital sex bercumbu,dan 0.168 pada premarital sex berhubungan ke|amin Pola asuh otoritatif juga berhubungan secara signifikan dengan hubungan seksual berciuman sebelum nikah sebesar O.225.
Dengan demikian, maka pola asuh permisif dalam premarital sex menunjukkan kecenderungan terjadinya hubungan seksual sebelum nikah karena memiliki besaran angka 0355. Pola asuh otoritatif dan pola asuh otoriter yang menunjukkan kecenderungan tidak terjadinya hubungan seksual sebelum nikah. Oleh karena itu, disarankan agar orang tua menerapkan pola asuh otoritatif dan pola asuh otoriter kepada anak remajanya dalam kaitannya dengan premarilal sex. Berkaitan dengan hasil penelitian ini, untuk menemukan sebesar besar/kuat hubungan pola asuh orangtua dan sikap remaja terhadap premariral sex, maka analisisnya dengan metodologis multiple regression."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian berjudul hubungan antara Pola Asuh Orangtua dengan Perilaku anak bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara pola asuh orangtua dengan perilaku anak. Lokasi penelitian di kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel dengan mempergunakan purposive sampling, melalui teknik tersebut di tetapkan 30 responden Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan panduan wawancara. Adapun teknik analisis data dengan deskriptip kualitatif...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldevino Jesaja Terloit
"Anak jalanan merupakan sebagian dari anak-anak yang hidup dan tumbuh di negara ini dan menjadi harapan bangsa dimasa yang akan datang. Sebagai generasi penerus, kondisi anak jalanan di Indonesia sangat memprihatinkan. Selain hilangnya perlindungan dari keluarga, penganiayaan-penganiayaan (abuses) yang mereka alami baik di rumah maupun di jalanan sangat beragam, bahkan sudah menjadi kebiasaan atau hal yang biasa. Berbagai tulisan dan penelitian menunjukkan bahwa hilangnya perlindungan dan kekerasan yang dialami anak memberi dampak tertentu terhadap kepribadian mereka. Dampak penganiayaan {abuse) terhadap kepribadian anak jalanan ini yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada konsep diri anak jalanan khususnya anak jalanan usia remaja, atau secara umum masalah yang ingin dijawab melalui peneltian ini: Bagaimanakah konsep diri anak jalanan usia remaja yang mengalami abuse ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantjtatif. Alat ukur yang digunakan adalah semantic differential yang terdiri dari 35 pasangan kata sifat bipolar yang dipasangkan pada konsep diri real, konsep diri sosial dan konsep diri ideal. Dari alat ukur tersebut akan diperoleh skor yang menunjukkan apakah konsep diri subyek positif atau negatif. Subyek dalam penelitian ini ada 60 orang yang terdiri 30 subyek yang mengalami abuse dan 30 subyek yang tidak mengalami abuse. Kedua kelompok kemudian diperbandingkan untuk memperoleh gambaran mengenai konsep diri anak jalanan yang mengalami abuse.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada konsep diri real dan konsep diri sosial pada kedua kelompok. Sedangkan pada konsep diri ideal kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan, artinya kedua kelompok ternyata memiliki konsep diri ideal yang positif. Sedangkan pada perbandingan antara konsep diri real dengan konsep diri sosial pada masing-masing kelompok, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri real dan konsep diri sosial pada kedua kelompok. Namun antara konsep diri real dan konsep diri ideal terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok.
Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada konsep diri real antara anak jalanan yang mengalami abuse dan tidak mengalami abuse. Artinya anak jalanan yang mengalami a bus e cenderung menggambarkan dirinya secara negatif misalnya dengan mengatakan mereka pesimis, tidak menarik, tergantung pada orang lain, tidak berharga, lemah, mudah frustrasi, bodoh, dibenci oleh teman, tidak dicintai oleh keluarga dan sebagainya dibandingkan subyek yang tidak mengalami abuse. Pada konsep diri sosial juga diperoleh hasil yang sama, yaitu anak jalanan yang mengalami abuse meyakini bahwa gambaran orang lain mengenai dirinya lebih negatif dibandingkan anak jalanan yang tidak mengalami abuse. Untuk konsep diri ideal tidak ada perbedaan yang signifikan, artinya baik anak jalanan yang mengalami abuse maupun anak jalanan yang tidak mengalami abuse memiliki konsep diri yang diinginkannya positif. Sedangkan perbedaan antara konsep diri real dengan konsep diri sosial ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsep diri real dengan konsep diri sosial baik pada anak jalanan yang mengalami abuse maupun pada anak jalanan yang tidak mengalami abuse. Namun untuk konsep diri real dengan konsep diri ideal ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara konsep diri real dan konsep diri ideal pada kedua kelompok di atas.
Disarankan agar dalam penelitian selanjutnya, subyek ditambah jumlahnya, subyek perempuan juga diikursertakan, dan dilakukan wawancara untuk menunjang hasil penelitian kuantitatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>