Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Denny Paul Ricky
"Pelayanan stimulasi perkembangan anak di Kelurahan Campaka belum tersedia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan token economy terhadap pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah (inisiatif). Desain penelitian adalah Quasi-experimental pre-test-post-test with non equivalent control group. Responden pada penelitian ini adalah 50 pasang anak usia prasekolah didampingi ibu yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Sebanyak 24 pasang anak dan ibu mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy sedangkan 26 pasang anak dan ibu tidak mendapat terapi kelompok terapeutik dan token economy. Analisa yang digunakan adalah uji independent t-test dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bermakna pencapaian aspek perkembangan dan perkembangan inisiatif pada kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy (p-value < 0.05). Peningkatan ini lebih tinggi secara bermakna dari kelompok yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy. Peningkatan aspek perkembangan anak mempunyai hubungan sedang yang bermakna kepada pencapaian perkembangan inisiatif anak usia prasekolah. Terapi kelompok terapeutik dan token economy dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk meningkatkan pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah.

Child stimulation development services in Campaka District was not available yet. The aims of this research is to know the effect of therapeutic group therapy and token economy to developmental aspects and developmental task of preschoolers: initiative. This research uses quasi-experimental with control group. Respondents in this study were 50 pairs of mother and school-age children which is taken using consecutive sampling technique. There were 24 pairs who received therapeutic group therapy and token economy and 26 pairs who did not receive therapy. Independent t-test and paired t-test were used for analysis. The result showed developmental aspects and developmental of initiative in preschoolerswas significantly higher in the group receiving therapeutic group therapy and token economy than the group who did not receive therapy(p-value < 0.05). Developmental aspects has a significant relationship to development of initiative in preschoolers. Therapeutic group therapy and token economy can be one therapeutic option to improve develompental aspects and developmental task of preschoolers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Cleodora
"Self-efficacy membantu anak usia sekolah mengetahui kemampuannya dalam menghadapi bencana sebagai bentuk kesiapsiagaan. Intervensi yang tepat diberikan untuk meningkatkan ketahanan sebagai faktor protektif adalah terapi kelompok terapeutik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap self-efficacy anak usia sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan Tsunami.
Desain Penelitian "Quasi experimental prepost test with control group". Sampel berjumlah 69 orang, 35 orang kelompok intervensi dan 34 orang kelompok kontrol anak kelas IV dan V Sekolah Dasar.
Hasil penelitian menunjukkan self-efficacy pada anak sekolah meningkat secara bermakna setelah diberikan terapi kelompok terapeutik (pvalue < 0,05), kelompok yang tidak diberikan terapi kelompok terapeutik tidak meningkat secara bermakna, (pvalue > 0,05).
Penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan pada anak usia sekolah untuk meningkatkan self-efficacy dalam menghadapi bencana dengan mengetahui konsep bencana melalui pendidikan kesehatan.

Self-efficacy can help children to determine their ability against disaster as preparedness. Proper intervention to increase self-efficacy as a protective factor is a therapeutic group therapy.
The aim of the research is to understand the effect of therapeutic group therapy on self-efficacy of school age children against earthquake and Tsunami.
Research's design is "Quasi experimental pre-post test with control group" and samples are 69 persons, 35 persons are in the intervention group and 34 persons are in the control group consisting of school children at the IV and V grades in elementary school.
The result of the research showed self-efficacy of school children improved significantly after being given therapeutic group therapy (pvalue < 0,05), those who were not given therapeutic group therapy did not improve significantly (pvalue > 0,05).
This research is recommended to be conducted on school age children to improve their selfefficacy against disaster with knowing disaster concept by health education.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slametiningsih
"Perkembangan anak usia bayi perlu dilakukan stimulasi yang optimal, terapi kelompok terapeutik adalah terapi spesialis keperawatan jiwa yang membantu stimulasi perkembangan rasa percaya bayi. Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah adalah mengidentifikasi efek terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan rasa percaya bayi. Metode yang digunakan adalah studi serial kasus dengan jumlah responded sebanyak 20 bayi dan ibunya yang di dapatkan secara purpose. Terapi kelompok terapeutik dilakukan tujuh sesi yang diberikan secara bertahap dan berkesinambungan kepada bayi bayi dan melatih ibu. Hasil studi mengatakan adanya peningkatan perkemampuan ibu dalam menstimulasi perkembangan aspek motorik, kognitif, bahasa, emosi, moral, kepribadian, spiritual dan psikososial dan psikomotor yang berdampak peningkatan pada perkembangan bayi. Terapi kelompok terapeutik bayi disarankan digunakan untuk menstimulasi rasa percaya diri.

Infant development needs to be optimally simulated. Therapeutic Group Therapy is one of psychiatric nursing specialist therapy to help stimulate trust on infant. The aim is to identify effect of Therapeutic Group Therapy to the trust on infant. Method used a case serial with 20 respondent of baby and her/his mother obtained with purposive sampling. Therapeutic Group Therapy conducted with seven session and done gradually and simultaneously to the baby and her/his mother. The result shows that there is an increased ability of mother to stimulate her baby on motoric, cognitive, language, emotion, moral, personality, spiritual and psychosocial aspect that affect to increased the baby's development. Infant Therapeutic Group Therapy suggest to stimulate self confidence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fahwan Azumi
"Latar Belakang: Salah satu strategi dalam pengelolaan kasus skizofrenia yaitu dengan meningkatkan aliansi terapeutik antara terapis dan pasien. Terjalinnya aliansi terapeutik yang baik diketahui dapat memperbaiki gejala maupun fungsi pasien skizofrenia. Namun ternyata kepatuhan minum obat masih menjadi masalah dalam pengelolaan pasien Skizorenia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara aliansi terapeutik dengan kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia.
Metode: Penelitian potong lintang pada 32 pasien skizofrenia dengan luaran kuesioner Working Alliance Inventory (WAI) versi bahasa Indonesia dan Medication Adherence Rating Scale (MARS) versi bahasa Indonesia di Poliklinik Jiwa Dewasa RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Analisis bivariat yang digunakan yaitu spearman test.
Hasil: Rerata usia ialah 35,97 tahun, laki-laki (65,6%), tingkat pendidikan terbesar SMA (59,4%), dan status pekerjaan terbesar yaitu bekerja (62,5%). Persentase jenis psikoterapi terbesar yaitu psikoterapi suportif (68,75%). Skor WAI total dengan rerata 192,8 ± 32,9, skor WAI T 85,6 ±17.25, dan skor WAI C 114,06 ± 21,40 yang berarti aliansi terapeutik telah terjalin baik. Skor MARS median 9,00 (6,00 - 10,00), subskala perilaku terhadap pengobatan median 4,00 (1,00-4,00), subskala sikap terhadap pengobatan 3 (2,00-4,00) dan subskala efek samping obat 2,00 (0,00-2,00) yang menunjukkan kepatuhan minum obat baik. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang kuat dan signifikan antara aliansi terapeutik dengan kepatuhan minum obat (r= 0,558, p=0,001).
Simpulan: Terdapat hubungan positif antara aliansi terapeutik dengan kepatuhan minum obat.

Background: One strategy in the management of schizophrenia cases is to make the therapeutic alliance between the therapist and patient. A good therapeutic alliance is known to improve symptoms and function of schizophrenic patients. However, it turns out that medication adherence is still a problem in the management of schizophrenia patients. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship between therapeutic alliances and medication adherence in schizophrenic patients.
Methods: A cross sectional study was done on 32 schizophrenic patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, with the Indonesian version of Working Alliance Inventory (WAI) and Medication Adherence Rating Scale (MARS) as the outcome. Bivariate analysis Spearman test were employed to assess the relationship between therapeutic alliance and medication adherence.
Results: The patients enrolled have the mean age of 35.97 years, male (65.6%), the highest education level is high school (59.4%), and the highest occupational status is working (62.5%). The largest percentage of types of psychotherapy is supportive psychotherapy (68.75%). The mean total WAI score was 192.8 ± 32.9, the mean WAI T score was 85.6 ± 17.25, and the mean WAI C score was 114.06 ± 21.40 which means the therapeutic alliance has been well established. The median MARS score was 9.00 (6.00-10.00), the median medication adherence behavior 4.00 (1.00-4.00), attitude to treatment subscale 3 (2.00-4.00) and subscale drug side effects 2.00 (0.00-2.00) which indicates good medication adherence. The results of statistical tests showed that there was a strong and significant relationship between therapeutic alliances and medication adherence (r = 0.558, p = 0.001).
Conclusion: There is a positive relationship between therapeutic alliance and medication adherence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, Taylor & Francis Group, 2009
616.89 BEY
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Guslinda
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik lansia terhadap kemampuan adaptasi dan perkembangan integritas diri lansia di kelurahan Surau Gadang kecamatan Nanggalo Padang. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimental. Jumlah sampel 30 kelompok intervensi dan 30 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terapi kelompok terapeutik lansia meningkatkan kemampuan adaptasi lansia bermakna sebesar 78%, dan perkembangan integritas diri sebesar 61,04% (P-value < 0,05). Kemampuan adaptasi dan perkembangan integritas diri lansia yang mendapat terapi kelompok terapeutik lansia lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak mendapat

Purpose of this study was to examine effect of elderly therapeutic group therapy to adaptation ability and self integrity development in elderly at Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, Padang. Design of the study was quantitative with quasi experimental approach with control group. Each of group has 30 respondent.
Study result showed that elderly therapeutic group therapy had significantly increased elderly adaptation ability until 78% and self integrity development until 61,04 % (p-value < 0,05). Adaptation ability and self integrity in elderly who got therapeutic group therapy were higher than who didn't. This study recommended to healthy elderly to increase adaptation ability and self integrity."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fajar Amalia
"Tingginya penggunakan smartphone pada anak usia sekolah berisiko menimbulkan terjadinya adiksi .Keterampilan sosial dan efikasi diri merupakan faktor yang berperan penting dalam pencegahan adiksi smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap
keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah dalam mencegah adiksi smartphone. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden 69 anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 34 anak dan diberikan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 35 anak diberikan pendidikan kesehatan. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan repeated Anova untuk data yang berdistribusi normal. Data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Wilcoxon, uji Friedman, Mann-whitney test, dan korelasi rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan efikasi diri serta penurunan adiksi smartphone yang lebih besar dan secara bermakna pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan dan TKT anak usia sekolah (p value < 0,05). Sementara pada aspek keterampilan sosial, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelompok yang mendapatkan pendidikan kesehatan, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan sekolah, keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler, adanya defisit keterampilan sosial, atau faktor lainnya. Pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan TKT direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial dan efikasi diri anak usia sekolah agar tidak mengalami adiksi
smartphone.

The high use of smartphones in school-aged children can involve addiction. Social skills and self-efficacy are important factors in opposing smartphone addiction. This study discusses health education and therapeutic group therapy on social skills and self-efficacy of school-age children in the prevention of smartphone addiction. This study used a quasi experimental pre-post test design with a control group. Sampling used a purposive sampling technique with 69 respondents who were divided into 2 groups. The intervention group 1 released 34 children and was given health education and therapeutic group therapy children, while the intervention group 2 released 35 children were given health education. Univariate analysis uses frequency distribution and central tendency. Bivariate analysis used dependent t-tests, independent t-tests, and repeated Anova for normally distributed data. Data that were not normally distributed used the Wilcoxon test, Friedman test, Mann-whitney test, and Spearman rank test. The results showed an increase in efficiency and a reduction in smartphone prices that were bigger and better in the group that received health education and therapeutic group therapy (p value <0.05). While in the aspect of social skills, there are some that are higher in the group that receives health education, this can be used by several factors such as school environtment, participation in extracurricular activities, social intelligence balance, or other factors. Health education combined with therapeutic group therapy is recommended as an effective nursing intervention to improve social skills and self-efficacy of school-age children so as not to increase smartphone addiction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rahmah
"Perubahan-perubahan pada aspek perkembangan usia remaja dapat memicu terjadinya stres dan mengarah pada perilaku berisiko seperti merokok, minum minuman keras, dan penyalahgunaan NAPZA. Terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy merupakan tindakan spesialis keperawatan jiwa yang diharapkan mampu meningkatkan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah untuk mencegah penggunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy terhadap aspek perkembangan, kemampuan penyelesaian masalah, dan penggunaan NAPZA dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di SMK. Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental pre-post test with control group. Sebanyak 125 remaja dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy dan kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan systematic random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah secara bermakna setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik namun masih belum optimal (p value < 0,05); peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah secara bermakna setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy namun masih belum optimal (p value < 0,05); peningkatan aspek perkembangan dan kemampuan penyelesaian masalah pada remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy lebih tinggi secara bermakna (p value < 0,05) dibandingkan remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik; penggunaan NAPZA pada remaja setelah mendapat terapi kelompok terapeutik ditemukan ada 2 orang pada kategori rendah; penggunaan NAPZA pada semua remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy dapat bertahan pada kategori bersih dari NAPZA, sedangkan pada remaja yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik ditemukan ada 4 orang pada kategori rendah. Terapi kelompok terapeutik dan problem-solving therapy direkomendasikan sebagai tindakan pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di sekolah menengah kejuruan.

Changes in the developmental aspects of adolescence can trigger stress and lead to risky behaviors such as smoking, drinking alcohol, and drug abuse. Therapeutic group therapy and problem-solving therapy are the intervention of psychiatric nursing specialists which are expected to be able to improve developmental aspects and problem-solving abilities to prevent drug use. This study aimed to determine the effect of therapeutic group therapy and problemsolving therapy on aspects of development, problem-solving ability, and the use of drugs in preventing drug abuse in adolescents in vocational high schools. The research design was used a quasi-experimental pre-post test with the control group. 125 adolescents were divided into 2 groups, one group received therapeutic group therapy and problem-solving therapy and the others received therapeutic group therapy. Sampling technique used purposive sampling and systematic random sampling.
The results showed significantly increased in the developmental aspects and the ability to solve problems after receiving therapeutic group therapy but still not optimal (p-value <0.05); the developmental aspects and the ability to solve problems increase significantly after getting therapeutic group therapy and problem-solving therapy but still not optimal (p-value <0.05); there was significantly increase in developmental aspects and the ability to solve problems in adolescents who received therapeutic group therapy and problemsolving therapy was higher (p-value <0.05) than adolescents who only received therapeutic group therapy; drug use in adolescents found there were 2 people in the low category after receiving therapeutic group therapy; drugs use in all adolescents who get therapeutic group therapy and problem solving therapy can survive in the "none" category of drugs, whereas in adolescents who get therapeutic group therapy found there was 4 people in low category. Therapeutic group therapy and problem-solving therapy are recommended as a drug use prevention for adolescents in vocational high schools.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Lestari Khoirunnisa
"Anak-anak dapat mengalami beberapa masalah kesehatan mentalemosional yang dapat mengarah pada gangguan jiwa. Kondisi sehat jiwa dapat tercapai jika melalui tahap pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Masa prasekolah merupakan masa kritis yang terjadi pada anak-anak sehingga memerlukan stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan laporan kasus ini memaparkan tentang penerapan terapi kelompok terapeutik pada anak usia prasekolah terhadap perkembangan inisiatif di RW 04 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara. Laporan kasus ini menggunakan pendekatan model community as partner dalam manajemen CMHN Community Mental Health Nursing.
Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan menerapkan terapi kelompok terapeutik anak usia prasekolah pada empat kelompok untuk melihat hasil perubahan kemampuan klien yaitu anak prasekolah, keluarga, dan kader kesehatan jiwa KKJ.
Hasil yang didapatkan menunjukkan peningkatan kemampuan dan perkembangan inisiatif anak usia prasekolah dan kemampuan ibu, serta kemampuan kader kesehaan jiwa KKJ dalam melakukan stimulasi perkembangan anak prasekolah. Terapi kelompok terapeutik prasekolah direkomendasikan untuk dilakukan sebagai bentuk pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di posyandu dengan melibatkan keluarga dan kader kesehatan di masyarakat guna mengoptimalkan perkembangan inisiatif anak.

Children may experience some emotional and mental health problems that can lead to mental disorders. The healthy mental condition can be achieved if through the stage of growth and optimal development. Preschool is a critical period for children to require stimulation to help their growth and development. The purpose of this case report is to get a picture of the effectiveness of therapeutic therapy in preschoolers in RW 04 Ciparigi Village, North Bogor. This case study uses a community based partnership approach in CMHN management Community Mental Health Nursing.
Used case study method that implemented into four groups of preschool for rehearse changing of development psychosocial skill in preschool, family, and mental health worker.
The results of a case study show improvement of ability and development of preschool child 39 s initiative and mother 39 s ability and social worker's ability in developing stimulation. Preschool therapeutic group therapy is recommended to be performed on health service arrangements in the community as a form of mental health nursing service in preschool children and families by involving a social worker in the community in order to optimize the development of child initiatives."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Astutik
"Populasi remaja terus meningkat setiap tahun. Kesuksesan kehidupan remaja dipengaruhi oleh kecerdasan emosional yang bisa dikembangkan dengan pemberian pelatihan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik remaja terhadap kecerdasan emosional remaja di Depok. Menggunakan Quasi Experiment pre-post test control group dengan subjek penelitian adalah remaja usia 15-18 tahun sebanyak 85 responden (Mean = 15.75 tahun, SD = 0.72, 51.58% perempuan) secara consecutive sampling, pembagian 40 orang (intervensi) dan 45 orang (kontrol). Kelompok intervensi diberikan terapi kelompok terapeutik yaitu intervensi terapeutik yang mengeksplorasi dan menganalisa proses kelompok, konflik emosional dan lingkungan dalam pembentukan identitas diri dan mengekspresikan emosi. Data dianalisa dengan uji t test independent untuk melihat perbedaan kecerdasan emosional antara kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kecerdasan emosional remaja pada kelompok intervensi dengan kontrol secara signifikan. Kecerdasan emosional pada kelompok intervensi meningkat secara signifikan setelah mendapatkan terapi kelompok terapeutik. Terapi kelompok terapeutik menstimulus aspek-aspek perkembangan remaja secara holistik. Direkomendasikan untuk diterapkannya terapi kelompok terapeutik pada remaja dalam meningkatkan kecerdasan emosi.

Adolescence's population continuously rises every year. The success of adolescence's life is affected by emotional intelligence that can be developed by giving training. The goal of this study was to identify the influence of adolescence therapeutic group therapy to the adolescence's emotional intelligence in Depok city. Quasy experiment pre-post test with control group was used. The subjects of research are the middle adolescences aged 15-18 years consisted of 85 respondents (mean of age = 15.75 year, SD = 0.72, 51,58% female) by consecutive sampling, divided into 40 people (intervention) and 45 people (control). The therapeutic group therapy was given to the intervention group. The purpose of therapy was to explore and to analyze the group process, emotional and environment conflicts in building self identity and expressing emotion. The data was analyzed by using independent test to know the differences of emotional intelligent betweem the two groups. The result of research showed the differences of emotional intelligent between interventions group and control group. The emotional intelligence in intervention group increased significantly after therapy. Therapeutic group therapy stimulates the aspects of the adolescence's development holistically. It is recommended to implement the therapeutic group therapy to adolescences in improving their emotional intelligent;"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T44769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>