Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141356 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Ratna Wulan
"Sejak Juli 2013, Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat membuka Poli Konseling Psikiatri di Grha Atma yang melibatkan perawat spesialis keperawatan jiwa. Penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan penelitian survei dengan metode kuantitatif dan menggunakan rancangan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik klien dan keluarga yang berkonsultasi di Poli Konseling, terapi spesialis keperawatan jiwa yang banyak digunakan dan keberhasilan terapi spesialis keperawatan jiwa terhadap klien dan keluarga. Sebagian besar klien dan keluarga yang melakukan konseling dengan datang langsung berdasarkan rujukan dari dokter spesialis kesehatan jiwa kepada klien rawat jalan di Grha Atma. Pada penelitian ini didapatkan bahwa kelompok terbesar adalah kelompok jenis kelamin perempuan usia 20-40 tahun, berpendidikan SMU, jumlah yang bekerja hampir sama dengan yang tidak bekerja, didiagnosis skizofrenia, sebagian besar klien mengalami harga diri rendah, sedangkan koping keluarga inefektif dialami oleh seluruh keluarga yang mendampingi klien saat konseling. Faktor predisposisi sebagian besar faktor herediter, kegagalan, dan faktor ekonomi, sedangkan faktor presipitasi sebagian besar diakibatkan oleh putus obat antipsikotik, kegagalan, dan faktor ekonomi. Terapi spesialis keperawatan jiwa individu yang paling banyak dilakukan adalah Cognitive Therapy, sedangkan terapi spesialis keperawatan jiwa yang paling banyak dilakukan adalah terapi Family Psycho Education. Jumlah klien yang tuntas melakukan terapi hampir sama dengan yang tidak tuntas melakukan terapi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran karakteristik klien dan terapi spesialis yang dilakukan serta untuk membuat suatu bentuk pemberian terapi spesialis keperawatan jiwa yang optimal terhadap kendala-kendala yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afra Bahirah
"Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan fungsi supervisi terhadap terapis pada Human Service Organizations yang diluncurkan dalam teori Human Service Organizations dan fungsi supervisi yakni administratif, edukatif, dan suportif. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan pelaksanaan fungsi supervisi terhadap terapis di YCHI Autism Center dan juga mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi supervisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi deskriptif melalui studi literatur, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil temuan lapangan menunjukkan fungsi supervisi yang dilakukan oleh supervisor adalah fungsi supervisi administratif, edukatif, dan suportif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah supervisor telah menjalankan beberapa aspek dari fungsi supervisi administratif, edukatif, dan suportif kepada terapis di YCHI Autism Center dan dilakukan secara terus menerus, walaupun belum terjadwal dengan baik karena harus disesuaikan dengan kesibukan supervisor. Faktor pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi supervisi adalah pengetahuan supervisor yang mumpuni dan kemauan belajar terapis, sikap tegas dan konsisten supervisor, dan ketersediaan materi dan bahan ajar. Sedangkan, faktor penghambatnya ialah keterbatasan waktu supervisor dan perbedaan latar belakang pendidikan dari terapis. 

This research aims to apprehend the implementation of therapist's supervisory function at human service organizations. The purpose of this study is to describe the implementation of therapist's supervisory function in YCHI Autism Center and also describe the supporting factors and obstacle factors that affect the implementation of the supervisory function. This research uses qualitative approach with descriptive method. The main finding of this study is that supervisory function is implemented according to administrative, educative, and supportive functions. In conclusion, the supervisor has carried out several aspects of the supervisory function by doing it continuously which are administrative, educational, and supportive, although it has not been well scheduled because it must be adjusted to the supervisor's schedule. Supporting factors that affect the implementation of the supervisory function are qualified supervisor knowledge and willingness to learn from the therapist, supervisor's firmness and consistency, and the availability of supervision facilities. Meanwhile, the obstacle factors are the limited time of the supervisor and the different educational background of the therapist."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Ratna Wulan
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 UI-JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Dwi Insani
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan hukum dan sistem pelaksanaan terapis wicara di institusi pemerintahan yang berbeda. Penulis melakukan studi perbandingan sistem terapis wicara di Rumah Sakit Bayukarta Karawang dan Panti Sosial Bina Rungu Wicara. Perbandingan penerapan sistem terapis wicara disesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Terapis Wicara dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Terapi Wicara. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis normatif yang bersifat deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbandingan sistem terapi wicara di Rumah Sakit Bayukarta dan Panti Sosial Bina Rungu Wicara. Perbandingan di mulai dari sistem penerimaan terapis wicara, informed consent dan rekam medis dalam terapi wicara, tahapan pelayanan terapi wicara, hak dan kewajiban terapis wicara dan hubungan tanggung jawab terapis wicara dengan Rumah Sakit Bayukarta Karawang dan Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati.
Penelitian ini menyarankan institusi kesehatan dan institusi sosial untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat terkait pelayanan terapi wicara, karena terapi wicara merupakan hal penting dalam perkembangan diri dan pendidikan seseorang. Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah dapat membantu masyarakat untuk memahami perbandingan pelayanan terapi wicara di rumah sakit dan panti sosial. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbaikan dan pengembangan bagi pelayanan terkait rehabilitasi medik di rumah sakit dan pelayanan terapi wicara di panti sosial.

This Research is about application of law and implementation systems of speech therapist in different governmental institutions. The author conducted comparative studies about speech therapist in Bayukarta Karawang Hospital and Bina Rungu Wicara Melati Social Homes. Comparison of the speech therapist's application system is adjusted to Act of Republic Indonesia Number 44 Year 2009 about Hospital, Regulation Ministry of Health Indonesia Number 24 Year 2013 about Work Organizing and Speech Therapist's Practice, and Regulation Ministry of Health Indonesia Number 81 Year 2014 about Speech Therapy Service Standards. This research methods is a descriptive normative juridical.
The result of this research shows the comparison of speech therapist system in Bayukarta Karawang Hospital and Bina Rungu Wicara Melati Social Homes. Comparison starts from speech therapist's acceptance system, informed consent and medical record in speech therapy, stages of speech therapy services, rights and obligations of speech therapist, correlation speech therapist's responsibilities with Bayukarta Karawang Hospital and Bina Rungu Wicara Melati Social Homes.
This research suggest health institutions and social institutions to conduct sozialitation for the community about speech therapy service, because speech therapy is an important thing in self development and education. Socialization conducted by the government can help people to understand the comparison of speech therapy services in hospitals and social homes. From the result of this research can be improvement and development for medical rehabilitation services in hospital and speech therapy in social homes.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S69918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goodman, Catherine Cavallaro
St Louis Missouri: Elsevier Saunder, 2013
617.7 GOO d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Hernawaty
"Gangguan jiwa dialami oleh 96 jiwa dari 12392 jiwa penduduk di Kelurahan Bubulak Bogor Barat. Pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam menggunakan sumber dukungan dalam merawat klien gangguan jiwa masih kurang, program pelayanan kesehatan jiwa masyarakat di puskesmas hanya berfokus pada pengobatan klien. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran pengaruh terapi suportif keluarga terhadap kemampuan keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ?Quasi experimental pre-post test with control group? dengan intervensi terapi suportif keluarga. Cara pengambilan sampel adalah cluster sampling one stage dengan sampel sebanyak 74 keluarga yang mempunyai anggota gangguan jiwa dan dibagi dua kelompok; kelompok yang mendapat terapi suportif keluarga dan kelompok yang tidak mendapat terapi suportif keluarga. Terapi suportif keluarga diberikan 4 sesi dalam 4 kali pertemuan selama 2 minggu. Kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor keluarga diukur dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan t-test, Chi-Square, dan regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa secara bermakna pada kelompok keluarga yang mendapat terapi suportif keluarga. Kemampuan kelompok keluarga yang mendapat terapi suportif keluarga meningkat lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok keluarga yang tidak mendapat terapi suportif keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan riset Hamada, dkk. (2002) mengenai sistem dukungan keluarga bagi klien Skizofrenia menjelaskan bahwa di dalam melakukan perawatan kesehatan jiwa masyarakat, pendekatan tidak hanya dilakukan pada klien tetapi juga keluarga. Hasil riset Chien, dkk. (2006) tentang mutual support group pada keluarga China dengan diagnosa Skizofrenia bahwa terapi suportif memberi efek positif pada beban keluarga. Terapi suportif keluarga direkomendasikan bagi keluarga yang mempunyai anggota gangguan jiwa di masyarakat.

Mental illness experienced by 96 people among 12.392 inhabitants in District of Bubulak, West Bogor. At the same time, the knowledge and ability of family are not run well, a serving for psychology health program by Centre of Community Health is not run well. The title of this research is The Influence of Family Supportive Group to Family Ability in Taking Care Client with Mental illness in District of Bubulak, West Bogor. The research was aimed to get a comprehensive picture about the influence of Family Supportive Group to family ability in taking care client with Mental illness.
Design of the research was using ?quasi experimental pre-post test with control group? by using Family Supportive Group intervention. A sample was chosen by using cluster one stage and consist of 74 families with mental illness of client. The group was divided into 2 groups as follows: Family Supportive Group treatment (4 sessions in 4 meeting) and without Family Supportive Group. The family?s cognitive ability, affective ability, and psychomotor ability are valued by using questioner and then the results of questioners are analyzed by using t-test, Chi-Square, and Simple Linear Reggresion method.
The research showed a significant increase in family?s cognitive ability, affective ability, and psychomotor ability in taking care client with mental illness. The abilities of the group that treated by Family Supportive Group were increase highly and significantly compare to the group without Family Supportive Group. In Hamada, et al. (2002) that the family support may take in family and client. In Chien, et al. (2006) that mutual support group may exert positive effects on the family?s burden. These results suggest that family supportive group recommended to families who have client with mental illness in community."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
"Alasan klien gangguan jiwa masuk rumah sakit karena adanya perilaku nyata yang maladaptif, seperti mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan, sehingga membutuhkan perawatan segera, yaitu dengan mengontrol perilaku klien yang mengganggu. Terapi perilaku merupakan terapi yang digunakan untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi perilaku pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Analisa ini dilakukan pada 5 klien yang mendapatkan terapi perilaku dengan diagnosa keperawatan halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Hasil analisa menunjukkan ada perubahan tanda gejala serta kemampuan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku. Terapi perilaku dapat dilakukan bukan hanya pada klien defisit perawatan diri, namun pada setiap klien yang mempunyai perilaku maladptif, baik halusinasi, perilaku kekerasan atau perilaku lain. Terapi perilaku tepat digunakan bagi klien di ruang akut yang memperlihatkan perilaku maladaptif.

Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client’disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 5 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rinawati
"[ABSTRAK
Alasan klien gangguan jiwa masuk rumah sakit karena adanya perilaku nyata yang maladaptif, seperti mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan, sehingga membutuhkan perawatan segera, yaitu dengan mengontrol perilaku klien yang mengganggu. Terapi perilaku merupakan terapi yang digunakan untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi perilaku pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Analisa ini dilakukan pada 10 klien yang mendapatkan terapi perilaku dengan diagnosa keperawatan halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Hasil analisa menunjukkan ada perubahan tanda gejala serta kemampuan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku. Terapi perilaku dapat dilakukan bukan hanya pada klien defisit perawatan diri, namun pada setiap klien yang mempunyai perilaku maladptif, baik halusinasi, perilaku kekerasan atau perilaku lain. Terapi perilaku tepat digunakan bagi klien di ruang akut yang memperlihatkan perilaku maladaptif.

ABSTRACT
Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client?disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 10 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior.;Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client?disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 10 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior., Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client’disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 10 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Rahayu
"Alasan klien gangguan jiwa masuk rumah sakit karena adanya perilaku nyata yang maladaptif, seperti mencederai diri sendiri, orang lain atau lingkungan, sehingga membutuhkan perawatan segera, yaitu dengan mengontrol perilaku klien yang mengganggu. Terapi perilaku merupakan terapi yang digunakan untuk memodifikasi perilaku maladaptif. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi perilaku pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Analisa ini dilakukan pada 5 klien yang mendapatkan terapi perilaku dengan diagnosa keperawatan halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Hasil analisa menunjukkan ada perubahan tanda gejala serta kemampuan antara sebelum dan sesudah diberikan terapi perilaku. Terapi perilaku dapat dilakukan bukan hanya pada klien defisit perawatan diri, namun pada setiap klien yang mempunyai perilaku maladptif, baik halusinasi, perilaku kekerasan atau perilaku lain. Terapi perilaku tepat digunakan bagi klien di ruang akut yang memperlihatkan perilaku maladaptif.

Clients with mental disorder usually admited to the hospital because of their maladaptive behavior, such as hurting themselves, other people or destroying environment. This condition need immediate treatment by controling client’disruptive behaviors. Behavior therapy is a therapy used to modify maladaptive behavior becomes adaptive. The purpose of this study was to determine the application of behavior therapy for hallucination and violent risked behavior clients. The analysis of this paper consisted of 5 clients with hallucination and violent risked behavior who were the subjects of behavior therapy. The results showed that there were alteration of signs and symptoms, and ability of clients. Behavior therapy can be used not only for clients with self care deficit but also for clients with hallucinations and violent risked behavior. Behavior therapy appropriately used for acute inpatients with maladaptive behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>