Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rajagukguk, Steven Anderson Togu Mulia
"Industri konstruksi memiliki peranan penting dalam perkembangan ekonomi negara, terutama negara berkembang. Namun, seiring dengan peningkatan sektor konstruksi, kecelakaan kerja pada bidang konstruksi juga meningkat. Kecelakaan ini memberikan dampak yang negatif terhadap proyek, seperti korban jiwa, material, waktu, dan lain-lain. Terjadinya kecelakaan kerja dapat dicegah melalui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. Tetapi penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masih belum maksimal, hal ini dikarenakan tidak adanya anggaran terpisah pada sektor ini. Sehingga, pembiayaan pada sistem manajemen ini diambil dari anggaran proyek, yang menyebabkan berkurangnya keuntungan perusahaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rencana biaya keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi yang berbasis WBS pada pekerjaan struktur bawah bangunan gedung.
Hasil dari penelitian ini adalah WBS standar pekerjaan struktur bawah bangunan gedung, sumber risiko yang berpotensi bahaya pada pekerjaan struktur bawah bangunan gedung, pembuatan safety plan, dan komponen biaya keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi dengan menggunakan safety plan berbasis WBS yang sudah terstandarisasi, dengan tujuan dapat meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dan mengurangi kecelakaan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi.

The construction industry has an important role in the economic development of the country, especially developing countries. However, along with the increase in the construction sector, work accidents in the construction sector also increased. This accident has a negative impact on the project, such as loss of life, material, time, and others. Occurrence of work accidents can be prevented through a good work safety and health management system. But the implementation of the occupational safety and health management system is still not optimal, this is because there is no separate budget in this sector. Thus, the financing of this management system was taken from the project budget, which led to a reduction in the profits of construction companies. This study aims to develop a plan for the cost of WBS-based construction work safety and health management on the building lower structure work.
The results of this study are the standard WBS of building lower structure work, potentially hazardous risk sources on the work of the building lower structure, the making of a safety plan, and the construction safety cost components using a standardized WBS-based safety plan with the aim can improve occupational safety and health performance and reduce work accidents in the construction projects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Christina Darongke
"ABSTRAK
Sektor industri konstruksi sebagai salah satu penyumbang perkembangan ekonomi dalam suatu negara mempunyai masalah dalam pelaksanaannya. Kecelakaan kerja yang kerap terjadi dapat memiliki dampak yang selain merugikan perusahaan tapi juga negara. Kurangnya anggaran terpisah yang khusus ditujukan untuk penerapan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi salah satu penyebab buruknya penerapan SMK3 di proyek konstruksi dan mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan kerja. Di Indoensia sendiri, meski ada beberapa peraturan dan regulasi yang mengatur tentang penerapan SMK3, belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang bagaimana menyusun anggaran biaya yang wajar untuk penerapan SMK3. Dengan perantara kajian literatur, survey dan kuesioner yang akan disebarkan, penelitian ini disusun dengan tahapan mengetahui work breakdown strucutre pada pekerjaan, mengidentifikasi risikonya, menyusun pengendalian risiko, untuk kemudian bisa dianalisa anggaran biaya dalam penerapan pengendalian risiko untuk memaksimalkan kinerja SMK3 di proyek konstruksi. Hasil dari penelitian ini adalah WBS standar pekerjaan struktur atas bangunan gedung, sumber risiko yang berhubungan dengan risiko K3 pada pekerjaan struktur atas bangunan gedung, safety plan untuk pekerjaan struktur atas, dan komponen biaya dari rencana biaya keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi dengan menggunakan safety plan berbasis WBS yang sudah terstandarisasi, dengan tujuan dapat meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dan mengurangi kecelakaan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi.

ABSTRACT
Construction Industry as one of the biggest contributor to economic development of a country has a problem within its implementation. Fatal construction accident that happen often could impact not only on corporate performance but also on competitiveness index of that country. One of the reason of the lacking performance of OSHA in project is there is no separate budget due to OSHA implementation, and poor performance of OSHA resulting the high number of workplace accident. In Indonesia, there are several regulation and law regarding of OSHA implementation in workplace, but none of them state clearly on how to make the proper budget or cost for OSHA implementation. With literature review, survey and questionare, this study aim to find out the work breakdown structure of the project, identifying the risk of that project, developing the risk control, and analyzing the budget of the safety implementation on that project. With the maximum implementation of OSHA at workplace, the number of workplace accident expected to decreased. The output of this study are standardized work breakdown structure for upper structure work, potential safety risk for upper structure work, safety plan for upper structure work and the cost component for safety cost based on the safety plan."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ressa Adrian Bernessa
"Lima tahun terakhir di Indonesia, proyek pembangunan jalan tol telah menjadi salah satu perkembangan paling masif. Namun, jumlah kecelakaan kerja juga meningkat 54,5% dari jumlah kecelakaan konstruksi yang berasal dari proyek jalan tol antara 2017 dan 2019. Hal ini mengakibatkan kerugian yang signifikan seperti hilangnya nyawa, waktu, dan biaya. Banyak kontraktor mengabaikan pencegahan bahaya selama konstruksi untuk menghemat biaya dan meningkatkan keuntungan.
Aspek yang dapat meningkatkan kondisi keselamatan kerja adalah ketersediaan anggaran yang layak dan secara khusus dialokasikan untuk pelaksanaan K3 dalam proyek konstruksi. Anggaran yang akurat untuk biaya keselamatan konstruksi dapat disiapkan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC). Jadi informasi biaya keselamatan pada proyek konstruksi jalan dapat tersedia secara akurat mulai dari mendefinisikan kegiatan kerja berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS).
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar biaya K3 yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan konstruksi infrastruktur jalan. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tahapan mulai dari mengidentifikasi paket, metode, dan aktivitas pekerjaan jalan sesuai WBS yang distandardisasikan pada penelitian sebelumnya. Kemudian mengidentifikasi bahaya, tingkat risiko, Pengendalian, dan sasaran program K3. Dari program K3 muncul sumber daya yang dibutuhkan sehingga dapat mengetahui komponen biaya K3 dan dapat mengukur besaran biaya K3. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan analisis deskriptif, dan data yang didapat berasal dari pakar yang merupakan praktisi dengan pengalaman lebih dari 10 tahun.
Dari hasil penelitian didapat bahwa longsornya galian, dan terjatuhnya alat berat akibat tanah tidak stabil merupakan potensi bahaya dengan nilai resiko tertinggi pada proyek Infrastruktur Jalan. Pengendalian yang dilakukan dimulai dari Pengendalian administrative seperti kelayakan surat dan izin, penggunaan alat pelindung diri, sampai alat pelindung khusus yang tercantum pada komponen biaya K3 Umum dan Khusus. Dari hasil studi kasus pada dua proyek menghasilkan biaya K3 dengan rata-rata sebesar 1,28%.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan baik di lingkungan penyedia jasa maupun di lingkungan pengguna jasa seperti pemerintah. Sehingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan sedini mungkin dari sejak tender dalam besaran biaya K3 yang dianggarkan oleh penyedia jasa konstruksi di Indonesia.

In the last five years in Indonesia, the toll road construction project has become one of the most massive developments. However, the number of work accidents also increased 54.5% from the number of construction accidents originating from toll road projects between 2017 and 2019. This resulted in significant losses such as loss of life, time and cost. Many contractors ignore hazard prevention during construction to save costs and increase profits.
The aspect that can improve working safety conditions is the availability of a proper budget and specifically allocated for the implementation of Occupational Health and Safety (OHS) in construction projects. An accurate budget for the cost of construction safety can be prepared using the Activity-Based Costing (ABC) method. Information cost of safety on road construction projects can be available accurately starting from defining work activities based on Work Breakdown Structure (WBS).
This study aims to find out how much OHS costs are needed in a road infrastructure construction work. To achieve these objectives, there are several stages starting from identifying packages, methods, and roadwork activities according to WBS that were standardized in previous studies. Then identify the hazards, the level of risk, Control, and OHS program targets. From the safety program, resources are needed so that they can know the components of OHS costs and can measure the amount of OHS costs. This research is a qualitative research and descriptive analysis, and the data obtained are from experts who are practitioners with more than 10 years experience.
From the results of the study it was found that the landslide excavation, and the fall of heavy equipment due to unstable soil is a potential hazard with the highest risk value in the Road Infrastructure project. Control is carried out starting from administrative controls such as the appropriateness of letters and permits, the use of personal protective equipment, to the special protective equipment listed in the General and Special Health and Safety costs component. From the results of case studies on two projects resulted in OHS costs with an average of 1.28%.
This research is expected to be a reference both in the service provider environment and in the service user environment such as the government. And to reduce the accident rate as early as possible from the tender in the amount of OHS costs budgeted by construction service providers in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"Bangunan gedung merupakan salah satu infrastruktur penunjang jalannya roda pemerintahan, setiap bangunan memiliki umur yang tidak dapat diketahui secara pasti. Untuk dapat memperpanjang umur bangunan serta menghindari terjadinya kerusakan pada komponen bangunan gedung tersebut, dapat dilakukan preventive maintenance. Salah satu komponen yang memiliki peran utama dalam berdirinya bangunan gedung dengan kokoh adalah komponen struktur sehingga perlu dipastikan keandalannya seiring dengan berjalannya waktu, hal ini perlu menjadi perhatian dikarenakan kerusakan pada komponen struktur akan berdampak terhadap komponen lainnya sehingga menimbulkan kerugian yang besar bahkan sampai merengguut nyawa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan komponen struktural bangunan gedung pemerintah, agar memenuhi persyaratan keandalan bangunan yang terdiri dari keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Untuk memastikan seluruh komponen struktur yang ada didalam gedung terdata dengan baik serta mempermudah dalam pengontrolan gedung maka digunakan WBS daalam pembuatan pedomannya, tindakan preventive maintenance dan jadwal berkala menjadi faktor yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa arsip, studi kasus, dan survei. Hasil penelitian ini berupa pengembangan pedoman preventive maintenance bangunan gedung dengan model hubungan antara WBS dan Preventive Maintenance yang memengaruhi peningkatan kinerja pemeliharaan dan perawatan komponen struktur bangunan gedung pemerintahan khususnya aspek keselamatan dan kemudahan.

Building is one of the supporting infrastructure for the running of government, but each building has an age that cannot be known with certainty. To be able to extend the life of the building and avoid damage to building components of the building, preventive maintenance can be done. One component that has a major role in the establishment of buildings is structure, so it needs to be ascertained its reliability over time, this needs to be a concern because damage to the structural components will have an impact on other components resulting in large losses even to death. This study aims to improve the performance of maintenance and maintenance of structural components of government buildings, in order to meet the reliability requirements of buildings consisting of safety, health, comfort, and convenience. To ensure that all structural components in the building are well documented and make it easier to control the building, WBS is used in the making of guidelines, preventive maintenance measures and periodic schedules are factors that are taken into account the effect on building maintenance and maintenance performance. The research method used is archive analysis, case studies, and surveys. The results of this study are in the form of developing guidelines for preventive maintenance of buildings with a model of the relationship between WBS and Preventive Maintenance that affect the improvement of the performance of maintenance and upkeep of structure components of government buildings, especially aspects of safety and easiness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Wijaya
"Dalam bangunan gedung pemerintah dibutuhkan suatu sarana dan prasarana yang dapat menunjang pemenuhan suatu fungsi, namun bangunan gedung semakin lama penggunaannya akan mengalami kerusakan dari berbagai aspek seperti komponen arsitektur gedung. Untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada bangunan gedung tersebut perlu adanya upaya dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi salah satu upayanya dengan pekerjaan preventive maintenance. Pekerjaan preventive maintenance dapat mencakup tugas atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah perlunya perbaikan.
Pada proses pekerjaan preventive maintenance bangunan, lingkup pekerjaan dapat disusun dengan menggunakan Work Breakdown Structure (WBS). Sehingga didapatkan pengelompokan yang terstruktur dan berorientasi pada aktivitas serta pekerjaan yang terdapat dalam proyek mendefinisikan ruang lingkup proyek secara menyeluruh. Tetapi dalam penerapan pada bangunan gedung pemerintah belum adanya pedoman pekerjaan preventive maintenance yang terstandar WBS. Oleh karena itu, mengembangkan pedoman pekerjaan preventive maintenance untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan adalah pekerjaan penting dalam manajemen proyek.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pedoman pekerjaan preventive maintenance berbasis work breakdown structure (WBS) pada komponen arsitektur bangunan gedung pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan. Metodologi penelitian meliputi beberapa tahap, yaitu studi literatur, analisa arsip dengan data dan informasi dari penelitian dan proyek sebelumnya yang terkait, studi kasus, serta melalui validasi pakar yang berpengalaman.
Hasil dari penelitian ini berupa pedoman pekerjaan preventive maintenance berbasis WBS untuk komponen arsitektur bangunan gedung pemerintah yang dapat meningkatkan kualitas bangunan dan efektivitas dan efisiensi pemeliharaan bangunan.

In government buildings, facilities and infrastructure that can support the fulfillment of a function are needed, but the longer the buildings are in use then they will suffer damage from various aspects such as architectural components of the buildings. To reduce the occurrence of damage to buildings there is a need for efforts in tackling the problems that occurred one such effort is with preventive maintenance works. Preventive maintenance works could include a task or action taken to prevent the need for repairs.
In the preventive maintenance work process of a building, the scope of work can be arranged using Work Breakdown Structure (WBS). So that a structured grouping and oriented activities can be obtained and also works done in the project can define the overall scope of the project. But in the case of the government buildings, guidance provided by preventive maintenance works using WBS standards are lacking. Therefore, guideline development for preventive maintenance works to improve the performance of maintenance and care is an important work in the field of project management.
The purpose of this study is to develop guidelines for work breakdown structure (WBS) based preventive maintenance works of architectural component of a government building to improve the performance of maintenance and care. Research methodology includes several stages, namely the literature study, analysis of archival data and information from related studies and projects, case study, through validation with experts.
The results of this research is in the form of guideline for WBS based preventive maintenance work for architectural component of government buildings that can improve the quality of the building and the effectiveness and efficiency of the maintenance of the building.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wili Andri Utama
"Irigasi mempunyai peran vital, karena berfungsi sebagai penyediaan air untuk lahan-lahan pertanian, perkebunan, dan perikanan. Untuk merancang saluran irigasi, perencanaan yang matang sangat diperlukan supaya tujuan pembuatan saluran tercapai. Namun di lain pihak, pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja. Peraturan dan ketentuan tentang pembiayaan K3 yang ada di Indonesia belum diatur secara jelas dan terukur. Peraturan yang ada mengenai pembiayaan K3 diatur di tiga peraturan yaitu, Peraturan Menteri No. 31 Tahun 2015, Surat Edaran Menteri PUPR No. 66 Tahun 2015, Peraturan Menteri PUPR No. 28 Tahun 2016 serta yang terakhir Surat Edaran Menteri PUPR No. 11 Tahun 2019. Menurut Cooper dan Kaplan (1992), perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko apa saja yang berpotensi bahaya pada pekerjaan irigasi, pembuatan safety plan dengan menggunakan standar WBS berbasis risiko, dan hasil dari peneltian ini dapat membuat analisa struktur biaya K3 untuk pekerjaan irigasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Data Primer diperoleh dengan melakukan survey kepada para pakar dan responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jatuh dari ketinggian merupakan potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi pada proyek Saluran/Irigasi. Pengendalian yang dilakukan dengan pengendalian administratif, penggunaan APD serta APK dengan Komponen Biaya K3 Umum dan Khusus. Dari hasil perhitungan biaya K3 berbasis WBS pada 2 proyek, diperoleh rata-rata sebesar 0.862% dimana persentase tersebut masih sesuai dengan kebijakan beberapa BUMN Konstruksi.

Irrigation have a vital role, because serves the provision of water for agricultural, plantation and fisheries lands. To design irrigation channels, careful planning is needed so that the goal of making the channel is achieved. But on the other hand, the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. Referring to the data from the Social Services Provider Agency (BPJS), nationally the number of work accident accidents in the construction sector was recorded as the national sector with the highest number of occupational accidents. The regulations and provisions regarding HSE financing in Indonesia have not been clearly and measurably regulated. Existing regulations regarding HSE financing are regulated in three regulations, namely, Ministerial Regulation No. 31 of 2015, Circular of the Minister of Public Works and Public Housing No. 66 of 2015, the Minister of Public Works and Public Housing Regulation No. 28 of 2016, and the last in Circular of the Minister of Public Works and Public Housing No. 11 of 2019. According to Cooper and Kaplan (1992), Activity-Based Costing (ABC) has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. This study aims to identify any risks that are potentially hazardous in irrigation work, making a safety plan using risk-based WBS standards, and the results of this research can make Analysis cost of safety for irrigation works. This research uses a qualitative approach and descriptive analysis. Primary data is obtained by conducting surveys of experts and respondents. Based on the results of the study it was found that falling from a height is a potential hazard with the highest risk value in the Irrigation/Channel project. Controlling proceed by administrative controls, the use of PPE as well as GER with General and Special OSH Cost Components. From the results of WBS-based OSH cost calculations on 2 projects, an average of 0.862% was obtained where the percentage is still in accordance with the policies of several Construction SOEs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Djonli
"Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan atau di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya Bangunan Gedung tentunya harus dapat memenuhi fungsi dan keandalannya. Namun seiring berjalannya waktu dan penggunaan, maka akan mengalami kerusakan dari berbagai aspek seperti pada komponen mekanikal Gedung. Kerusakan tersebut dapat dikurangi dengan adanya upaya dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi salah satu upayanya dengan pekerjaan preventive maintenance. Pekerjaan preventive maintenance dapat mencakup tugas atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah perlunya perbaikan. Pada proses pekerjaan preventive maintenance bangunan, lingkup pekerjaan dapat disusun dengan menggunakan Work Breakdown Structure (WBS), sehingga didapatkan pengelompokan yang terstruktur dan berorientasi pada aktivitas serta pekerjaan yang terdapat dalam proyek mendefinisikan ruang lingkup proyek secara menyeluruh. Namun dalam penerapan pada bangunan gedung pemerintah belum adanya pedoman pekerjaan preventive maintenance yang berbasis WBS. Oleh karena itu, pengembangan pedoman pekerjaan preventive maintenance untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan adalah pekerjaan penting dalam manajemen proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pedoman pekerjaan preventive maintenance berbasis work breakdown structure (WBS) pada komponen mekanikal bangunan gedung pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan. Metodologi penelitian meliputi beberapa tahap, yaitu studi literatur, analisa arsip dengan data dan informasi dari penelitian dan proyek sebelumnya yang terkait, studi kasus, serta teknik delphi melalui validasi pakar yang berpengalaman. Hasil dari penelitian ini berupa pedoman pekerjaan preventive maintenance berbasis WBS untuk komponen mekanikal bangunan gedung pemerintah yang dapat meningkatkan kualitas bangunan dan efektivitas dan efisiensi pemeliharaan bangunan.

Building is a physical form of construction work which integrated with its domain, partly or fully on the surface and or underneath the land and or water, which functions as a place for people to carry out their activities. Buildings must be able to fulfill their functions. But over the course of time and utilization, they will suffer from damage caused by various aspects, such as the mechanical components of the building. One of the efforts that can be done to reduce the damage is by doing preventive maintenance work. Preventive maintenance work includes tasks or measures taken to prevent the need for repairs. In the buildings preventive maintenance process, the scope of work can be arranged using Work Breakdown Structure (WBS), hence a structured and activity oriented grouping can be achieved. However, in the application of government buildings there are no guidelines for WBS-based preventive maintenance work yet. Therefore, developing preventive maintenance work guidelines to improve care and maintenance performance is an important task in project management. The research methodology includes several stages, namely the literature study, archives analysis with data and information from previous research and related projects, case studies, and Delphi techniques through the validation of experienced experts. The result of this research is WBS-based preventive maintenance work guidelines for mechanical components of government buildings that can improve the quality of buildings and the effectiveness and efficiency of building maintenance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditto Ferakhim
"Pemerintah menargetkan kekurangan pasokan atau backlog perumahan di 2019 menjadi 5,4 juta. Dengan kekurangan kebutuhan rumah susun sewa yang masih sangat besar, maka kebutuhan pembangunan rumah susun sewa di masa yang akan datang masih sangat tinggi.
Namun di lain pihak, pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelakaan kerja juga meningkat. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja.
Manajerial keuangan penting untuk membantu proses pembuatan keputusan terkait keselamatan kerja. Sedangkan penerapan pembiayaan SMK3 di Indonesia pada sektor konstruksi terutama pada bangunan gedung belum diatur secara jelas dan terukur. Pada pelaksanaannya, peraturan yang adapun belum sepenuhnya diikuti oleh para pelaku konstruksi bahkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri.
Activity-Based Costing (ABC) atau perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Untuk membuat perhitungan biaya berbasis aktivitas, membuat WBS dan menentukan item pekerjaan secara tepat merupakan upaya yang bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian risiko berbasis aktivitas yang efektif.
Pekerjaan arsitektur pada pembangunan gedung dalam hal ini pembangunan rumah susun sewa, adalah pekerjaan yang memiliki jumlah item pekerjaan paling banyak dibandingkan dengan item jenis pekerjaan yang lain.
Maka berdasarkan temuan di atas, mengingat masih tingginya rencana pembangunan rumah susun sewa, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan masih belum diterapkannya pembiayaan K3 secara menyeluruh di lingkungan Kementerian PUPR maka penelitian ini fokus terhadap pengembangan biaya K3 untuk pekerjaan komponen arsitektur pada bangunan gedung rumah susun sewa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berbasis WBS.

The government is targeting a supply shortage or housing backlog in 2019 to be 5.4 million. With the shortage of rental housing needs that are still very large, the development needs of rental flats in the future are still very high.
But on the other hand, the implementation of construction projects in Indonesia in general the number of work accidents also increased. Referring to Labor Social Service Agency (BPJS) data, nationally the number of occupational accidents in the construction sector is recorded as the most national sector of the number of occupational accidents.
Managerial finance is important to assist the process of making decisions related to work safety. While the regulations and provisions concerning OHS financing in Indonesia in the construction sector, especially in buildings, have not been clearly and measurably regulated. In its implementation, the existing regulations have not been fully followed by construction actors even within the Ministry of Public Works and Public Housing itself.
Activity-Based Costing (ABC) has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. To make activity-based cost calculations, creating a WBS and determining work items appropriately is a useful and necessary effort for effective activity-based risk assessment.
Architectural work on building construction in this case the construction of rental apartments, is a job that has the highest number of work items compared to other types of work items.
Based on the findings above, given the highly demands for the construction of rental apartments, the high number of occupational accidents and the lack of overall implementation of safety cost financing within the Ministry of Public Works and Housing, this study focuses on safety cost components development for architectural component work in rental apartments building project at the Ministry of Public Works and Public Housing base on Work Breakdown Structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Alam Sari
"Gedung apartemen merupakan salah satu pekerjaan yang sangat kompleks dan harus direncanakan dengan baik agar tidak terjadi kesalahan. Oleh karena itu, harus direncanakan detail-detail pekerjaan yang tepat agar proses konstruksi dapat dikerjakan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan. Agar proses konstruksi tidak mengalami kebingungan, maka dibuatlah standar Work Breakdown Structure sebagai alat bantu berjalannya suatu proyek. Dalam penelitian ini, dibuat standar WBS pekerjaan struktur bawah, dimana pembuatan standar WBS ini telah melalui proses validasi pakar yaitu dengan menggunakan teknik Delphi. Selain itu, penelitian ini membahas tentang perencanaan sumber daya proyek pada pekerjaan struktur bawah, dimana sumber daya ini diidentifikasi melalui elemen-elemen WBS yang sudah di standarisasi.

Apartement building is a very complex job and should be well planned to avoid mistakes. Therefore, must be planned details right job so that the construction process can be done with a clear and fit for purpose. So that the construction process does not become confused, then be made to the standard Work Breakdown Structure as aids the passage of a project. In this study, the authors make the standard WBS of substructure work, where the making of this WBS standard has been through the process of expert validation is by using Delphi technique. In addition, this study discusses the planning of project resources at substructure work, where these resources are identified through standardized WBS elements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kallista Alsadila
"Dalam menjaga kualitas dan keandalan bangunan sesuai dengan standar yang berlaku selama umur pakainya, diperlukan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang teratur. Dengan adanya kegiatan tersebut, berbagai aspek dapat terpenuhi selama pemanfaatan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan, dan efisiensi. Di Universitas Indonesia, terjadi beberapa fenomena yang mengakibatkan kerusakan gedung dan kerugian lain seperti, biaya dan waktu. Setelah ditelusuri, penyebabnya adalah kegiatan pemeliharaan yang kurang baik akibat tidak adanya pedoman yang lengkap, sehingga menyebabkan kerusakan komponen mekanikal. Padahal, komponen mekanikal merupakan komponen yang paling berpengaruh dalam menentukan kinerja gedung. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat pedoman standar pelaksanaan berdasarkan metode dekomposisi yang telah teruji yaitu, Work Breakdown Structure. Variabel bebas dari penelitian ini adalah komponen dari WBS, sedangkan variabel terikat adalah standar pelaksanaan pekerjaan mekanikal. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan teknik delphi, dan validasi dengan berbagai pakar. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya pedoman standar pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan komponen mekanikal yang mencakupi beberapa jenis gedung, sehingga dapat dijadikan acuan dan diaplikasikan di kawasan lain.

In maintaining the quality and reliability of buildings in accordance with standards that apply during their useful life, regular maintenance and treatment work are required. With these activities, various aspects can be fulfilled during building utilization, such as safety, health, comfort, convenience, and efficiency. At the University of Indonesia, several phenomena have resulted in building damage and other losses such as costs and time. The poor maintenance activities due to the absence of complete guidelines, causing damage to the mechanical components. In fact, the mechanical component is the most influential component in determining building performance. The purpose of this study is to develop a standard implementation guideline based on a proven decomposition technique, the Work Breakdown Structure (WBS). The independent variables used are WBS level, from work types until technical specifications. The research method used is the study of literature, Delphi's techniques, and validation with various experts. The results of this study are the establishment of standard guidelines for the implementation of maintenance and treatment work of mechanical components for Universitas Indonesia that cover several type buildings and environment, that can be used as references and applied in other buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>