Ditemukan 18534 dokumen yang sesuai dengan query
Hendra Gunawan
"Permasalahan transportasi salah satunya adalah kemacetan lalu lintas dan hal ini senantiasa terjadi pada transportasi perkotaan (urban transport). Kemacetan ini diperparah dengan adanya pergerakan transportasi logistik di perkotaan khususnya pada pengiriman terakhir dari barang tersebut (last mile delivery). Dengan adanya perkembangan teknologi saat ini seseorang dapat melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakan internet yang dikenal dengan e commerce dan juga berdampak pada permintaan pengiriman barang pada perjalanan terakhir dimana konsumen menginginkan barangnya untuk segera sampai ditangan konsumen sehingga menambah jumlah perjalanan pada transportasi perkotaan.
Di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia telah mengembangkan pengiriman barang dengan menggunakan Self Service Technologies (SST), salah satunya adalah dengan Parcel Locker. Parcel Locker ini memiliki berbagai keuntungan dalam penggunaannya, seperti dapat menurunkan jumlah perjalanan dengan kendaraan bermotor sehingga menurunkan polusi kendaraan dan tidak khawatir tidak menemui pemilik barang. Memiliki waktu pelayanan yang lebih panjang bahkan bisa 24 jam dalam seminggu. Dengan keuntungan ini, penggunaan parcel locker sangat baik diterapkan namun pada pelaksanaannya Parcel Locker belum begitu dikenal oleh konsumen belanja daring.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model pilihan layanan jasa pengiriman barang antara jasa layanan dengan menggunakan Parcel Locker dan jasa layanan dengan pengiriman langsung (Direrct Delivery (DD)). Model pilihan ini dengan menggunakan model logit biner, dengan demikian dapat mengetahui seberapa besar konsumen berbelanja daring akan berpindah menggunakan Parcel Locker. Hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa model dasar dari potensi parcel locker adalah faktor jarak, biaya dengan atribut penelitian ini bertambah menjadi gender dan pemukiman. Dari faktor Jarak, dihasilkan lokasi parcel locker harus berjarak dekat dari aktivitas yaitu kurang dari 1 Km, sedangkan dari faktor jarak dengan gender diperoleh jarak dekat dekat dengan gender laki-laki yang memiliki nilai sensitivitas yang cukup sensitive sedangkan jarak dengan pemukiman dihasilkan jarak dekat dengan pemukiman apartemen yang memiliki nilai sensitivitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan model lainnya.
One of the transportation problems is traffic congestion and this always happens in urban transportation. This congestion is exacerbated by the movement of logistics transportation in urban areas, especially on the last shipment of the goods (last mile delivery). With the development of technology today one can make trade transactions using the internet known as e commerce and also have an impact on the demand for shipping goods on the last trip where consumers want their goods to arrive in the hands of consumers thus increasing the number of trips on urban transportation. In developed countries including Indonesia, they have developed goods shipping using Self Service Technologies (SST), one of which is Parcel Locker. Parcel Locker has various advantages in its use, such as being able to reduce the number of trips by motorized vehicles so that it reduces vehicle pollution and is not worried about not meeting the owner of the goods. Having a longer service time can even be 24 hours a week. With this advantage, the use of parcel lockers is very well implemented but in practice Parcel Locker has not been well known by consumers shopping daring. The purpose of this study is to make a model of choice of goods delivery services between services using Parcel Locker and services with direct delivery. This choice model uses a binary logit model, thus knowing how much consumers shop daring will move using Parcel Locker.Keywords : perception, potential, parcel lockers, direct delivery, Analytical Hierarchy Process. From the Distance factor, the location of the locker parcel must be located close to the activity which is less than 1 Km, while the distance factor with gender is close to the male gender which has a sensitivity that is quite sensitive while the distance from the settlement is close to the settlement apartments that have a high sensitivity value compared to other models."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52916
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tisa Shakira Dahlan
"Last mile delivery merupakan tahap akhir dalam pengiriman barang ke pelanggan. Tahap ini membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak efisien. Tahap ini merupakan logistik kompleks dikarenakan tahap ini mengirim paket kepada setiap lokasi pelanggan. Penentuan rute kendaraan yang efektif bisa meningkatkan performa tahap pengiriman ini. Studi ini dilakukan pada sebuah perusahaan logistik di Indonesia yang menggunakan sistem pengelompokan manual dalam penentuan rute. Namun, perusahaan ini menghadapi tantangan khususnya tidak mempertimbangkan time window pelanggan. Penelitian mengadopsi model Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) dan algoritma branch-and-cut serta Clarke-Wright untuk mengoptimalkan rute dengan tujuan meminimalkan jarak tempuh dan biaya. Penelitian ini berhasil mengurangi jarak tempuh lebih dari 80% dan megurangi biaya sebanyak 25-31%.
Last mile delivery is the crucial final step in delivering goods directly to customers. Known for its high costs and inefficiencies, this phase involves complex logistics due to the need to service individual delivery locations. Effective vehicle routing can greatly enhance this process and address its challenges. This study, conducted at a logistics company in Indonesia that utilizes manual clustering system to determine routes, the company faces challenges, notably the disregard of customer time windows. By adopting the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) model and implementing branch-and-cut and Clarke-Wright algorithms. The research aimed to optimize routes to minimize travel distance and costs, achieving reductions in travel distance by over 80% and cost savings of 25-31%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Luthfia
"Perkembangan e-commerce dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan adanya perubahan perilaku belanja daring. Hal ini mengakibatkan kegiatan Last Mile Delivery (LMD) meningkat. LMD merupakan perjalanan terakhir dari proses pengantaran barang. Seiring dengan meningkatnya kegiatan LMD dan banyaknya pilihan layanan LMD yang tersedia di Indonesia dengan karakteristik layanan yang berbeda-beda, maka diperlukan kajian untuk mengevaluasi berbagai sistem layanan LMD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pilihan pelanggan terhadap berbagai sistem layanan LMD berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Hasil kuesioner berupa urutan faktor kepentingan responden dalam memilih layanan LMD selanjutnya diolah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biaya pengiriman merupakan faktor yang paling mempengaruhi pelanggan dalam menentukan pilihan layanan LMD dengan bobot sebesar 61,2%, selanjutnya faktor durasi pengiriman dengan bobot 27,8%, dan faktor eksternalitas dengan bobot 11%. Dengan meninjau dari tiga faktor tersebut, layanan Lazy Delivery merupakan jenis layanan LMD yang paling dipilih oleh pelanggan dengan bobot 43,09%, diikuti dengan layanan Fast Delivery 1 dengan bobot 19%, Fast Delivery 2 dengan bobot 15,2%, dan Super Fast Delivery dengan bobot 11,77%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan perancangan sistem LMD kedepannya bagi para pemangku kepentingan penyedia layanan LMD.
The development of e-commerce from year to year is increasing in line with changes in the behavior of customers who dare to shop. This has also increased Last Mile Delivery (LMD) activities. LMD is the last journey of a process of delivering goods. Along with LMD activities and the many choices of LMDs available in Indonesia with different service characteristics, it is necessary to study various LMD service systems. The purpose of this study is to analyze the customer's choice of various LMD service systems based on the factors that influence the choice (delivery duration, delivery cost, and externalities). The research was conducted by collecting respondent data using a survey questionnaire from 35 respondents who had made bold shopping and lived in Jabodetabek. The results of the questionnaire in the form of a sequence of respondents' interest factors in choosing LMD services were then processed using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results showed that the shipping cost factor is a factor that influences customers in determining the choice of LMD services with a weight of 61.2%, followed by a delivery duration factor with a weight of 27.8%, and an externality factor with a weight of 11%. By reviewing these three factors, Lazy Delivery service is the most preferred type of LMD service by customers with a weight of 43.09%, followed by Fast Delivery 1 with a weight of 19%, Fast Delivery 2 with a weight of 15.2%, and Super Fast Shipping with a weight of 11.77%. The results of the study can be used as considerations for future LMD system design for stakeholders of LMD service providers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Ranna
"Pertumbuhan bisnis e-commerce meningkatkan jumlah pengiriman barang ke rumah pelanggan. Permasalahan peningkatan volume barang yang akan dikirim ke rumah pelanggan adalah sistem distribusi last-mile delivery yang tidak efisien menyebabkan peningkatan kendaraan pengiriman yang beroperasi di perkotaan, dimana dapat menambah eksternalitas negatif seperti kemacetan, kebisingan dan polusi. Permasalahan lain yang sering muncul dari kegiatan last-mile delivery adalah kegagalan pengiriman, dimana akan menambah biaya karena perlu dilakukan pengiriman kembali ke rumah pelanggan. Penerapan strategi konsolidasi dalam sistem distribusi last-mile delivery merupakan solusi yang efisien untuk meminimalisir biaya distribusi. Konsolidasi dilakukan dengan menambahkan hub ke sistem distribusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efisiensi sistem distribusi last-mile delivery dengan strategi konsolidasi untuk meminimalisir total biaya distribusi dengan mempertimbangkan biaya internal, biaya eksternal dan biaya peluang akibat penambahan hub pada sistem distribusi last-mile. Perencanaan sistem distribusi dengan beberapa skenario yang diselesaikan oleh Vehicle Routing Problem (VRP) dengan mempertimbangkan jenis kendaraan dan jendela waktu yang berbeda atau dikenal sebagai HFVRPTW (Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem with Time Windows). Masalah VRP dalam penelitian ini diselesaikan dengan menggunakan software VRP Spreadsheet Solver. Selain itu, kendaraan listrik juga dinilai dapat digunakan sebagai kendaraan pengiriman diharapkan dapat mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Hasil penelitian berhasil mengurangi biaya distribusi dalam hal penurunan total jarak yang ditempuh dan total biaya distribusi.
The growth of the e-commerce business increased the number of deliveries of goods to customers' homes. The problem of increasing the volume of goods to be delivered to customers' homes is the inefficient distribution system of last-mile delivery causes an increase in delivery vehicles operating in urban areas, which can add negative externalities such as congestion, noise and pollution. Another problem that often arises from last-mile delivery activities is a failure of delivery, where which will increase costs because it needs to be re-delivered to the customer's house. The implementation of a consolidation strategy in the last-mile delivery distribution system is an efficient solution to minimize distribution costs. Consolidation did by adding a hub to the distribution system. The purpose of this study is to analyze the efficiency of the last-mile delivery distribution system with a consolidation strategy to minimize the total distribution costs by considering internal cost, external cost and opportunity costs due to the addition of a hub in the last-mile distribution system. Distribution system planning with several scenarios solved by vehicle routing problems considering different vehicle modes and time windows are known as HFVRPTW (Heterogeneous Fleet Vehicle Routing Problem with Time Windows). The VRP problem in this study was solved using VRP Spreadsheet Solver software. In addition, electric vehicles are also considered to be used as delivery vehicles is expected to reduce pollution and improve environmental quality. The result of the study succeeded in reducing distribution costs in terms of the decrease in total distance travelled and total distribution costs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Christantina Ethan Agustya
"Pengiriman barang merupakan salah satu kegiatan umum masyarakat yang semakin sering dilakukan akibat peningkatan pengguna sarana belanja dalam jaringan (daring). Peningkatan kegiatan belanja daring mengakibatkan permintaan terhadap jasa pengiriman barang juga mengalami peningkatan. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya masalah pengiriman barang terkait masalah lingkungan seperti meningkatnya polusi udara dan juga efisiensi pengiriman barang. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi masalah lingkungan serta menambah efisiensi pengiriman barang di tahap terakhirnya. Penelitian ini berfokus pada tahap last-mile delivery, yaitu tahap barang dikirimkan dari depot terakhir ke lokasi pelanggan dengan memanfaatkan penggunaan truk pengiriman dan digabung dengan drone. Kombinasi truk dan drone dipandang sebagai solusi yang inovatif. Drone yang menggantikan pengiriman dengan kendaraan bermotor tidak menghasilkan polusi yang biasanya dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak bumi. Kemacetan juga dapat dihindari oleh drone sehingga waktu pengiriman bisa dipersingkat. Drone dapat dengan mudah melakukan pengiriman ke tempat-tempat yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan pengirim barang seperti truk. Dibalik semua kelebihannya, drone memiliki beberapa kendala yaitu harganya yang mahal sehingga menimbulkan keterbatasan kesediaan drone dan juga keterbatasan jangkauan terbangnya. Metode clustering diperkenalkan untuk mengatasi batasan tersebut. Pada penelitian ini digunakan metode Hierarchical Agglomerative Clustering (HAC) dengan mempertimbangkan jumlah drone yang tersedia dan jangkauan terbang maksimum dari drone. Hasil pengelompokkan kemudian digunakan untuk mencari rute optimal dengan metode Tabu Search (TS). Kedua metode ini diimplementasikan pada data simulasi sebanyak 90 pelanggan. Biaya pengiriman yang terdiri dari biaya operasional drone, biaya operasional truk, biaya penggunaan drone serta biaya penggunaan truk akan diminimalkan. Hasil berupa biaya pengiriman, jarak tempuh serta waktu tempuh yang diperoleh dibandingkan dengan hasil dari clustering data berdasarkan jarak tanpa memaksimalkan penggunaan drone serta memperhatikan batasannya. Implementasi HAC dan TS memberikan hasil pengurangan waktu sekitar 45%, pengurangan jarak sekitar 70% dan pengurangan biaya pengiriman sekitar 9%.
Goods delivery is a common activity in the society, and it’s becoming more frequent with the existence of online shopping. The surge in online shopping has led to a heightened demand for delivery services. This increase in demand impacts environmental concerns such as escalating air pollution and the efficiency of parcel delivery. Consequently, there’s a need for a solution to address environmental issues and enhance the efficiency of last-mile delivery. This research focuses on the last-mile delivery stage, specifically the movement of goods from the final depot to the customer’s location, utilizing a combination of delivery trucks and drones. The integration of trucks and drones is seen as an innovative solution. Drones, replacing motor vehicles in delivery, reduce pollution typically generated by fossil fuel-powered vehicles. Additionally, drones can evade traffic congestion, shortening delivery times, and easily access locations inaccessible to trucks. However, despite their advantages, drones have constraints, including high costs leading to limited availability and flight range limitations. Clustering methods are introduced to address these constraints. This study employs the Hierarchical Agglomerative Clustering (HAC) method, considering the available number of drones and their maximum flight range. The resulting clusters are then utilized to determine the optimal routes using the Tabu Search (TS) method. Both of this method is implemented on a simulation data of 90 customers. Delivery cost that includes drone operational cost, truck operational cost, drone cost, and truck cost is minimized. The result (delivery cost, distance traveled, and duration) are compared to clustering based on distance only without maximized drones available or consider its constraints. The implementation of HAC and TS provides a reduction in time of around 45%, a distance reduction of about 70%, and a shipping cost reduction of about 9%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nawangsari Aisya Azzahra
"Inovasi drone untuk moda layanan last-mile delivery memiliki potensi cukup besar di Indonesia sebagai negara dengan ukuran pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pengaruh motivated consumer innovativeness (MCI), persepsi risiko, dan green image terhadap sikap dan intensi menggunakan layanan last-mile drone delivery. Hubungan pengaruh tersebut diuji pada 325 konsumen daring di Indonesia dan dievaluasi menggunakan metode Partial Least Square – Structural Equation Modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hedonic MCI, social MCI, delivery risk, privacy risk, dan green image signifikan berpengaruh pada sikap konsumen daring Indonesia. Sementara itu, functional MCI, hedonic MCI, green image, dan sikap ditemukan signifikan dan positif berpengaruh pada niat atau intensi menggunakan layanan drone delivery Lebih dari itu, penelitian menelusuri pengaruh persepsi konsumen daring pada perlindungan legislasi terhadap persepsi risiko, yang ditemukan signifikan berpengaruh negatif.
The innovation of drone for last-mile delivery service modes has considerable potential in Indonesia as a country with the largest e-commerce market size in Southeast Asia. This study aims to explore the influence of motivated consumer innovativeness (MCI), perceived risk, and green image on attitudes and intention to use last-mile drone delivery services. The effect of these influences was tested on 325 online consumers in Indonesia and evaluated using Partial Least Square-Structural Equation Modeling. The results showed that hedonic MCI, social MCI, delivery risk, privacy risk, and green image significantly influence consumer attitudes in Indonesia. Meanwhile, functional MCI, hedonic MCI, green image, and attitudes were found to have significant and positive effects on the intensity of using drone delivery services. Moreover, the study explored the effect of online consumer perceptions of legislative protection on perceived risk, which was found to have a significant negative effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Syihab Ghiyas Ramadhan
"Pertumbuhan E-Commerce di Indonesia dalam satu dekade terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat semenjak masyarakat menjadikan E-Commerce sebagai gaya hidup mereka. Pertumbuhan E-Commerce, yang selanjutnya disebut dengan belanja online telah mengubah pola perjalanan baik konsumen maupun petugas pengiriman barang dalam segmen terakhir perjalanan barang atau yang selanjutnya disebut last mile delivery. Di Jakarta, pertumbuhan paket pengiriman barang beserta perjalanannya memunculkan isu krusial terkait permasalahan transportasi terkait lingkungan dan kemacetan. Penelitian membahas analisis komparatif dari dampak perubahan perjalanan last mile delivery dari belanja konvensional ke belanja online terhadap lingkungan yang direpresentasikan oleh emisi karbon dioksida CO2 dan biaya eksternalitas akibat emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan yang digunakan untuk perjalanan last mile delivery kedua jenis perbelanjaan tersebut.
Analisis pada penelitian ini berdasarkan survei rekam jejak perjalanan last mile delivery belanja konvensional dan belanja online untuk barang berjenis pakaian. Adapun aktivitas last mile delivery belanja konvensional adalah perjalanan yang dilakukan konsumen dari rumah menuju ke tempat perbelanjaan dan kembali ke rumah sedangkan untuk aktivitas last mile delivery belanja online adalah perjalanan petugas pengirim barang dari depot lokal atau gudang menuju rumah konsumen. Perhitungan emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan mengikuti perdoman Kementrian Lingkungan Hidup.
Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan survei terhadap 222 responden, total jumlah emisi gas karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja online yaitu perjalanan petugas pengiriman barang ke rumah konsumen adalah sebesar 160,82 kg diantar menggunakan motor dan 126,86 kg diantar menggunakan mobil. Besaran ini adalah 12 dan 9 dari total emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja konvensional yaitu perjalanan dari rumah menuju tempat perbelanjaan yaitu sebesar 1401,43 kg. Perbandingan yang sama pada biaya eksternalitas dari emisi CO2 yang dihasilkan menunjukan aktivitas last mile delivery belanja online lebih memberi manfaat pihak ketiga yaitu masyarakat DKI Jakarta. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk otoritas transportasi kota dalam membuat kebijakan terkait sistem logistik perkotaan guna menciptakan sistem logistik perkotaan yang berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan.
E-Commerce growth in Indonesia in the last decade has been growing rapidly since people make E Commerce as their lifestyle. The growth of E Commerce, i.e online shopping has changed the travel patterns of both the consumer and the freight forwarder in the last segment of the goods trips i.e last mile delivery. In Jakarta, the growth of the package of goods delivery along with its trips has made crucial issues on environment and traffic. The study is aim to analyze of the impact of last mile delivery travel changes from off line shopping to online shopping on the environment, which is represented by the carbon dioxide emissions and the cost of externalities resulting from carbon dioxide CO2 emissions by the vehicles of the associated trips. The analysis is based on the travel diary of customers of both off line and on line shopping of fashion comodities as well as travel diary of PDS services. From the travel diary the trip chain of the customers from his her home to the shopping mall or store in round trip as well as the PDS rsquo s trip chain from distribution center to the customers rsquo home can be analysed . Carbon emission produced by each trips will be determined through the application of guidelines published by the Indonesian Ministry of Environment and Forestry. The result of this study is based on the survey of 222 respondents is the total amount of carbon dioxide emissions CO2 generated by the last mile delivery activity of on line shopping, namely the delivery of goods to the consumer home, is 160,82 kg delivered using motorcycle and 126,86 kg escorted by car. This amount is 12 and 9 of total carbon dioxide emissions CO2 generated by activity of last mile delivery of off line shopping that is travel from home to shopping place that is equal to 1401,43 kg. The same comparison on the externality costs of emissions CO2 produced shows the last mile delivery activity of online shopping is more beneficial to the third party, the people of DKI Jakarta. This study definitely will benefit to the local transport authority to manage the city logistics as it is believed that the local characteristics of the inhabitants and also the transport and traffic system have strong correlation to the trips they made. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Amalia Hasanah Nur Ahlina
"Masalah kemacetan di Jakarta memicu pemerintah menetapkan kebijakan transportasi dengan mengadopsi transportasi umum masal. Beberapa moda transportasi umum massal telah diperkenalkan, namun jumlah pengguna angkutan umum masih rendah. Salah satu penyebab adalah rendahnya kualitas pelayanan.Sehingga pemerintah memperkenalkan Mass Rapid Transit System (MRT) sebagai moda transportasi umum baru. Sebagai moda baru, perlu dilakukan identifikasi dan evaluasi kualitas layanan untuk mendorong orang bersedia menggunakannya. Penelitian ini dilakukan untuk merancang model pengaruh kualitas layanan dan kepuasan pelanggan MRT terhadap niat pengguna dengan menjelaskan hubungan berbagai faktor yang terlibat sebagai dasar rancangan strategi pemenuhan kualitas layanan. Penyelidikan komprehensif tentang faktor yang berkaitan dengan hubungan antara kualitas layanan MRT dan citra perusahaan terhadap kepuasan pelanggan dan niat perilaku pengguna transportasi umum merupakan kontribusi yang akan dilakukan melalui penelitian ini. Pengembangan analisis PLS-SEM ke dalam matriks kinerja sebagai dasar perumusan strategi kualitas layanan oleh operator angkutan umum melalui metode HoQ. Dari analisa yang dilakukan diketahui bahwa model PLS-SEM yang dirancang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk memprediksi nilai dan hubungan faktor pembentuk kepuasan dan perilaku pengguna MRT. Selain itu ditemukan 15 teknikal respon untuk merancang strategi perbaikan kualitas.
Jakarta’s massive economic growth has led to rapid urbanization. The urbanization and population growth, incommensurate with the infrastructure development, has caused transportation problems. This has triggered the government to establish sustainable transportation policies by adopting mass public transportation as a tool to attract people to use mass public transportation and reducing private vehicle users. Several modes of mass public transportations have been introduced by Jakarta government such as bus and train services, but the number of public transport users is still low. One of the causes of the small number of public transport users in Greater Jakarta is the low quality of transportation services compared to other modes. Therefore, the government introduces Mass Rapid Transit System (MRT) as a new mode of public transportation, the first underground rail system in Indonesia. Considered as a new public transportation mode, the provider needs to evaluate the quality service offered to persuade people to use it and to retain them. This study aims to assess the importance dimension of service quality and customer satisfaction on MRT passengers’ behavior intention using partial least square structural equation models (PLS-SEM). This paper will explore the impact of several factors on passenger behavior intention towards public transport services. A comprehensive investigation of the factors regarding the relationship between Mass Rapid Transit (MRT) service quality and corporate image on customer satisfaction and behavior intention of transportation public user is a contribution that will be made through this research. We introduce the development of PLS-SEM analysis into an important performance matrix as the basis for formulating a service quality strategy by mass rapid transit public transport operators through the House of Quality method. The results shows that PLS-SEM model can be used as a framework to predict the value and relationship of the factors forming satisfaction and behavior of MRT users. In addition, 15 technical responses were found to design quality improvement strategies trough QFD"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fanny Mailan Sari
"Pertumbuhan bisnis e-commerce yang sukses dan terus mengalami peningkatan di negara-negara maju dan berkembang juga telah memberikan pengaruh pada kegiatan pengiriman barang menjadi bisnis yang potensial. Berkembangnya bisnis e-commerce yang semakin pesat telah menyebabkan penggunaan kendaraan barang sebagai sarana angkut pengiriman barang di daerah perkotaan meningkat khususnya layanan last mile delivery. Disisi lain, jejak karbon yang dihasilkan pada sektor transportasi barang menyumbang sebanyak 30% emisi gas CO2 dari sektor transportasi atau 7% emisi gas CO2 secara global. Polusi udara yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan resiko gangguan kesehatan masyarakat yang tidak menggunakan jasa LMD yang dikenal juga sebagai eksternalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa besarnya nilai willingness to pay (WTP) pengguna jasa layanan last mile delivery (LMD) terhadap dampak eksternalitas negatif. Untuk memvaluasi nilai ekternalitas negatif adalah menggunakan teknik survei stated preference dan Contingent Valuation Method (CVM) dengan pendekatan kuesioner survei kepada kelompok responden terkait sehingga didapatkan jumlah nilai kesediaan membayar (Willingness to Pay) dari dampak eksternalitas yang timbul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai willingness to pay (WTP) pengguna jasa layanan last mile delivery (LMD) terhadap dampak eksternalitas negatif secara keseluruhan adalah Rp. 11.493 per paket. Besarnya nilai willingness to pay (WTP) untuk kategori pendidikan SMA dan lebih rendah adalah Rp. 9.570 per paket, kategori pendidikan diploma Rp. 11.250 per paket dan kategori pendidikan S1/S2/lebih tinggi Rp. 12.035. Besarnya nilai willingness to pay (WTP) untuk kategori penghasilan <1jt – 5jt adalah Rp. 10.693 per paket, kategori penghasilan 5.1jt – 20jt Rp. 10.734 per paket dan kategori penghasilan >20jt adalah Rp. 12.348. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan penghasilan, maka semakin tinggi besaran biaya eksternal yang bersedia dibayarkan.
The successful growth of the e-commerce business and continues to increase in developed and developing countries has also had an impact on the activity of shipping goods into a potential business. The rapid development of the e-commerce business has caused the use of goods vehicles as a means of transporting goods in urban areas to increase, especially last mile delivery services. On the other hand, the carbon footprint generated in the goods transportation sector accounts for 30% of CO2 gas emissions from the transportation sector or 7% of global CO2 emissions. Air pollution resulting from these activities can increase the risk of public health problems that do not use LMD services which are also known as externalities. The purpose of this study is to analyse the value of the willingness to pay (WTP) of last mile delivery (LMD) service users on the impact of negative externalities. To evaluate the value of negative externalities, a stated preference survey technique and a Contingent Valuation Method (CVM) with a survey questionnaire approach to the relevant respondent groups are used so that the total value of willingness to pay is obtained from the impact of externalities that arise. The results showed that the value of the willingness to pay (WTP) of last mile delivery (LMD) service users on the overall impact of negative externalities was Rp. 11,493 per package. The value of willingness to pay (WTP) for the category of high school education and lower is Rp. 9,570 per package, diploma education category Rp. 11,250 per package and education category S1/S2/higher Rp. 12,035. The value of willingness to pay (WTP) for the category of income <1 million – 5 million is Rp. 10,693 per package, income category 5.1 million – 20 million Rp. 10,734 per package and income category >20 million is Rp. 12,348. The higher the level of education and income, the higher of external costs that are willing to be paid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nur Qurota Uyuny Syarief
"Minimnya minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum salah satunya minimnya akses angkutan umum dalam hal ini sebagai moda utama. Layanan first mile dan last mile merupakan bagian penting dari sistem transportasi umum, yang terdiri dari berjalan kaki, bersepeda, transportasi online, dan mikrotrans. Hal ini masih menjadi kendala masyarakat untuk menggunakan transportasi umum yang dapat dilihat dari segi infrastruktur, sistem, moda yang tersedia dan berbagai faktor lainnya. Sehingga dalam rangka mendukung peningkatan minat masyarakat dalam menggunakan angkutan umum, perlu dilakukan evaluasi kualitas sistem pelayanan angkutan umum first mile dan last mile berdasarkan pandangan masyarakat. Dimana, pada penelitian ini dibatasi pada jenis moda MRT Jakarta. Sehingga didapatkan hasil evaluasi dari berbagai sistem pelayanan first mile/last mile untuk MRT Jakarta. Dan Menyiapkan usulan perbaikan sistem pelayanan first mile dan last mile untuk MRT Jakarta.
The lack of public interest in using public transportation was one of them the lack of access to public transportation in this case as the main mode. First mile and last mile services are an important part of the public transportation system, which consists of walking, cycling, online transportation, and microtrans. This is still an obstacle for people to use public transportation which can be viewed in terms of infrastructure, systems, available modes and various other factors. So that in order to support increasing public interest in using public transportation, it is necessary to evaluate the quality of the first mile and last mile public transportation service system based on the public's view. Where, in this study, it is limited to the type of MRT Jakarta mode. So that the evaluation results obtained from various first mile/last mile service systems for MRT Jakarta. And Prepare proposals for improving the first mile and last mile service system for MRT Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library