Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97014 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel Andiga Wibisana
"

Fasilitas pejalan kaki adalah sarana bagi orang untuk bepergian dan mencapai tujuan mereka. Ini adalah fasilitas yang dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pejalan kaki. Banyak trotoar yang tersedia di kota Jakarta yang telah diberikan kepada pejalan kaki sebagai akses ke moda transportasi dan fasilitas umum lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa fasilitas yang terletak di sepanjang Stasiun Commuter Line Cikini, serta memastikan bahwa fasilitas yang ada memadai untuk memberikan keselamatan, kemudahan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Fasilitas pejalan kaki di stasiun sebagian besar berfungsi sebagai pintu masuk bagi orang untuk menggunakan kereta. Kinerja fasilitas pejalan kaki akan dianalisis dengan menggunakan Level of Service menurut Manual Kapasitas Jalan Raya dan Walkability Index yang dimodifikasi yang awalnya dikembangkan oleh Holly Virginia Krambeck dalam The Global Walkability Index. Hasil analisis mencerminkan perilaku pejalan kaki yang menempati trotoar dan juga menampilkan studi ini, tetapi masih ada unsur-unsur tertentu yang perlu diperbaiki. Sementara analisis indeks walkability menyimpulkan bahwa trotoar memiliki skor walkability 63,8, yang dikategorikan agak walkable. Seiring meningkatnya aliran pejalan kaki LOS, kecepatan berjalan, ruang, dan kepadatan trotoar juga meningkat.

 


Pedestrian facility is a tool for people to travel and get to their destinations. It is important that the facility is designed to accomodate the needs of pedestrians. Many sidewalks exist in the city of Jakarta that have granted pedestrians the access to transportation modes and other public facilities. The purpose of this research is to analyze the performance of the pedestrian facility located just along the Cikini Commuter Line Station, as well as confirming that the existing facility is adequate to provide safety, convenience, and comfort for pedestrians. The pedestrian facility at the station mostly serve as an entrance for people to use the trains. The performance of the pedestrian faculity will be analyzed by using the Level of Service according the Highway Capacity Manual and modified Walkability Index that was originally developed by Holly Virginia Krambeck in The Global Walkability Index. The data required for determining the performance of the facility is obtained through video survey and field survey. The results of the analysis reflect the behavior of pedestrians occupying the sidewalk and also display the characteristics of the sidewalk itself based on the parameters provided by previous studies.According to this study, the sidewalk is consired to have LOS of A, but there are still certain elements needing improvement. While walkability index analysis concluded that the sidewalk has a walkability score of 63.8, which is cosidered to be somewhat walkable. As the LOS pedestrian flow increases, the walking speed, space, and density of the sidewalk also increases.

 

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Syafiq Maulana
"Jakarta memiliki masalah kemacetan lalu lintas karena jumlah kendaraan yang ada di jalan, dan masalahnya semakin memburuk setiap tahun dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat. Pemprov DKI Jakarta telah melakukan berbagai pembenahan kepada infrastruktur transportasi masalnya untuk mengurai kemacetan lalu lintas, salah satunya adalah infrastruktur KAI Commuter Line Stasiun Jatinegara. Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan, stasiun kemudian direnovasi dengan membangun tingkat baru di atas peron untuk kebutuhan penumpang. Selain memperluas area layanan stasiun, renovasi stasiun ini menghilangkan perlintasan sebidang. Selanjutnya, fasilitas pelayanan stasiun baru telah ditingkatkan seperti penambahan eskalator dan lift untuk memudahkan penumpang. Penulis kemudian melakukan penelitian untuk menganalisis tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki di stasiun tersebut. Penelitian ini dibantu oleh perangkat lunak LEGION untuk menganalisis dengan dasar dari Skenario 1, 2, dan 3 yang dibedakan berdasarkan jumlah penumpang yang turun di stasiun. Skenario 1 memiliki rasio 30%/30% untuk KRL dan KAJJ, Skenario 2 memiliki rasio 20%/40%, dan skenario 3 memiliki rasio 40%/20%. Hasilnya menunjukkan bahwa pada ketiga skenario mampu menunjukan LOS F di hampir semua area atau mampu mencapai tingkat layanan terburuk, dengan skenario 3 memiliki lebih banyak area dengan periode layanan pada tingkat F yang lebih lama dari skenario lainnya karena memiliki volume penumpang lebih banyak dari rasionya.

Jakarta had a traffic congestion problem due to the number of existing vehicles in its street, and with the vehicle number increase steadily, the problem worsens each year. The regional government of Jakarta has made various improvements to its public transportation infrastructure to relieve traffic congestion, one of which is the KAI Commuter Line infrastructure of Jatinegara Station. In an effort to improve the station's capability, it is then renovated by constructing a new level above the platform for passenger needs. In addition to expanding the station's service area, the refurbishment of this station eliminates the level crossing. Furthermore, the new station has improved service amenities such as escalators and lifts to make it easier for passengers. The author is then conducted a study to analyze the pedestrian level of service in the station pedestrian facility. The research is assisted by LEGION software for analyzing with basis from Scenario 1, 2, and 3, which is differentiated by the number of passengers alighting in the station. Scenario 1 has 30%/30% ratio for KRL and KAJJ, Scenario 2 has 20%/40%, and scenario 3 has 40%/20%. The result shows that all three scenarios are able to achieve LOS F in nearly all areas or able to reach the worst service level, with scenario 3 having more passenger volume from its ratio has more area with longer period in service level of F than other scenarios."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmah Kurniawati
"KRL Commuter Line merupakan angkutan umum massal khususnya angkutan kereta api yang beroperasi melalui jalur DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan moda transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Meningkatkan pelayanan angkutan umum dan menyediakan rangkaian transportasi yang berkelanjutan merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pemakaian kendaraan pribadi. Salah satu tantangan dalam mengingkatkan jumlah penumpang angkutan umum khususnya angkutan kereta api adalah mengatasi masalah first-mile dan last-mile dari perjalanan kereta api. Lokasi penelitian dilakukan di stasiun Bogor dimana stasiun tersebut merupakan stasiun dengan jumlah penumpang KRL Commuter Line terbanyak di area Jabodetabek. Metode pengumpulan data dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu studi literatur dan survey. Hasil analisis menunjukkan pada kondisi cuaca cerah, preferensi moda pengumpan didominasi oleh moda sepeda motor. Namun pada saat kondisi cuaca hujan gerimis maupun hujan deras, terjadi pergeseran preferensi pemilihan moda pengumpan menjadi memilih taksi online/taksi konvensional. Pada moda angkutan umum (bus BRT Transpakuan, angkot) menunjukkan bahwa ketika tersedia fasilitas halte beratap, maka probabilitas pemilihannya juga semakin meningkat dibandingkan dengan kondisi saat halte tanpa atap, baik dalam kondisi cuaca cerah, hujan gerimis, dan hujan deras.

KRL Commuter Line is a mass public transportation, especially rail transportation, that operates through DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek) routes, which are modes of transportation that are in great demand by the public. Improving public transport services and providing a sustainable transport network are important steps to reduce dependency on private vehicle use. One of the challenges in increasing the number of passengers on public transport, especially rail transport, is overcoming the first-mile and last-mile problems of train travel. The research was conducted at the Bogor station, which is the station with the highest number of KRL commuter line passengers in the Jabodetabek area. Data collection methods from this study are divided into two categories: literature studies and surveys. According to the analysis's findings, the motorcycle mode predominates in the feeder mode preference when the weather is sunny. However, when the weather conditions are drizzling or heavy rain, there is a shift in preference from selecting the feeder mode to choosing online taxis or conventional taxis. The public transportation modes (BRT Transpakuan buses, angkots) show that when there are roofed bus stops, the probability of choosing them also increases compared to conditions without roof stops, both in sunny weather, drizzling, and heavy rain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrovi Nur Ihsan
"Cakupan pelayanan suatu fasilitas P&R merupakan gambaran mengenai seberapa jauh jarak seseorang dari titik asalnya masih mau menggunakan fasilitas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun model empiris untuk mengestimasikan cakupan pelayanan fasilitas P&R. Model cakupan pelayanan dikembangkan dalam nilai breakeven distance (BED). Model yang dikembangkan meliputi origin BED. Model dikembangkan melalui kalibrasi terhadap variabel-variabel penting pada karakteristik perjalanan, sosial-ekonomi, parkir dan angkutan umum dengan menggunakan teknik regresi linear. Total jarak dan total waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan akhir dengan pola perjalanan P&R merupakan variabel yang memiliki pengaruh besar pada model yang dihasilkan. Variabel yang berpengaruh pada model terbaik adalah total waktu tempuh dari titik asal ke titik tujuan akhir dengan pola perjalanan menggunakan fasilitas P&R.

Catchment area of a P&R facility can explain how far the users are willing to travel from their origin to this facility. The purpose of this study is to develop an empirical model of the P&R facility’s catchment area. The (model) of catchment area is developed by the value of breakeven distance (BED). The developed model covers BED origin. The model was developed through calibration of important variables correlated with the characteristics of the trip, socioeconomic, parking and public transportation utilizing linear regression method. Total travel distance and travel time with P&R from the origin to the destination are variables that have a major influence from the resulted model. Variable that have the best affects is total travel time with P&R from the origin to the destination.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubair
"ABSTRAK

Salah satu moda transportasi yang sedang berkembang pesat di wilayah Jabodetabek adalah Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line. Saat ini, Commuter Line menjadi best choice for urban transport. Tren peningkatan jumlah penumpang setiap tahun membuat PT. KCI selaku pengelola KRL Commuter Line kerap memperbaiki pelayanan yang diberikan. Sayangnya, proses peningkatan pelayanan yang dilakukan tidak diiringi dengan perubahan perilaku penumpang. Observasi menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan perilaku menyimpang penumpang di dalam ruangruang stasiun dan gerbong kereta. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan faktor-faktor perilaku menyimpang penumpang Commuter Line serta untuk mengkaji pola ruang perilaku melalui pendekatan sosiologi perkotaan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mixed methods baik secara kuantiatif maupun kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis triangluasi yang dilengkapi oleh analisis keruangan serta regresi linier berganda. Hasil penelitian ini berupa kajian mendalam mengenai bentuk dan faktor perilaku penumpang serta visualisasi pola penyebaran ruang perilaku tersebut dalam ruang stasiun dan gerbong kereta.


ABSTRACT


One of the fastest growing modes of transportation in the Jabodetabek area is the Commuter Line Electric Rail (KRL). At present, Commuter Line is the best choice for urban transport. The trend of increasing passengers number every year makes PT. KCI as the manager of the Commuter Line often improves the services provided. Unfortunately, the service improvement process carried out is not accompanied by changes in passenger behavior. Observations indicate that there are still many deviant behaviors found in station spaces and train cars. Therefore, the purpose of this study is to determine the processes and factors of commuter line passenger deviant behavior and to examine patterns of behavior through urban sociology approaches. This research was carried out with a mixed methods approach both quantitatively and qualitatively. The analysis used in this study is a triangulation analysis technique that is complemented by spatial analysis and multiple linear regression. The results of this study are in the form of an in-depth study of the shape and factors of passenger behavior and visualization of the patterns of behavior distribution in the station space and train cars.

"
2019
T54117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Martha Veraida
" ABSTRAK
Penilaian walkability terhadap trotoar Manggarai perlu dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki yang tidak cukup baik dalam berpindah moda dari Stasiun Manggarai menuju ke halte TransJakarta Manggarai. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan secara online kepada pejalan kaki melalui media sosial seputar kondisi trotoar Manggarai dan kebutuhan pengguna sebagai dasar dari konsep desain fasilitas baru. Hasil pembobotan dan validasi kuesioner menunjukkan bahwa walkability dipengaruhi oleh umur pejalan kaki dengan nilai indeks rata-rata 25,41 dari 100, dimana keamanan memperoleh nilai terendah yaitu 23,83 dan kondisi jalan raya memperoleh nilai tertinggi yaitu 28,17. Fly Over menjadi sarana yang paling banyak disarankan.
ABSTRACT Walkability assessment of Manggarai sidewalks needs to be done to improve pedestrian accessibility that is not good enough when switching modes from railway station to Manggarai TransJakarta bus shelter. Data collected through questionnaire that distributed to pedestrians through social media about the condition of Manggarai sidewalks and pedestrian necessities that used for the new facility rsquo s basic design. Score weighting result and validation showed that walkability is affected by pedestrian age with average walkability index is 25,41 from 100, where security got the worst value 23,83 and the road conditions got the highest value 28,17. Fly over is most widely recommended. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deo Gratias Nasta Laksana
"Commuter Line passengers have reach 600.000 people per day, most of them have to stand along their trip inside the train because of the crowd. To maintain their balance they have to hold on to a handrail above them. But, the unergonomic handrail makes their hand fatigue quickly. This study has a purpose to evaluate and then redesign a new handrail that will fit more to the passengers. Methodologies that help this study are evaluation of Hand Grip Effort, System Usability Scale Questionnaire, and Hand and Finger Discomfort Questionnaire. The result of the evaluation process of the existing handrail shows that the best existed handrail is the triangle shape with height of 163 cm. But after the handrail redesign process, the new design shows there is a significant reduction in Hand Grip Effort of the correspondents, a significant increase in System Usability Scale value, and also another significant reduction in discomfort scale on some parts of the hand and fingers.

Jumlah penumpang kereta api telah mencapai 600.000 orang perharinya. Tingginya jumlah penumpang ini telah memaksa banyak orang untuk berdiri sepanjang perjalanan dikarenakan kursi yang penuh. Untuk menjaga keseimbangan saat kereta berjalan, telah disediakan Handrail diatas mereka untuk berpegangan. Namun desain Handrail yang kurang ergonomis membuat tangan cepat pegal (fatigue). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kemudian melakukan perbaikan pada desain Handrail tersebut. Metode yang digunakan dalam mengevaluasi adalah dengan evaluasi Usaha Genggaman Tangan dan didukung oleh kuesioner Skala Usabilitas Sistem dan Kuesioner Ketidaknyamanan pada Tangan dan Jari. Hasil yang didapat dari proses evaluasi desain Handrail yang telah ada pada penelitian ini adalah desain Handrail segitiga dengan tinggi 163 cm menjadi tipe desain dan tinggi yang paling baik bagi pengguna. Kemudian setelah dilakukan perancangan ulang desain Handrail, hasilnya menunjukkan penurunan yang signifikan pada Usaha Genggaman Tangan responden, peningkatan yang signifikan pada Skala Usabilitas Sistem, dan penurunan ketidaknyamanan pada bagian-bagian tangan yang dirasa sebelumnya tidak nyaman.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almadinah Putri Brilian
"Transportasi umum merupakan salah satu sektor yang paling berdampak akibat pandemi COVID-19. Namun demikian, kebutuhan akan penggunaan transportasi umum untuk mobilitas sehari-hari masih tinggi sehingga hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi penyedia jasa transportasi umum untuk menyediakan transportasi yang aman untuk digunakan saat pandemi seperti ini. KRL Commuter Line merupakan salah satu moda transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran upaya penyedia jasa transportasi umum dalam pengendalian dan pencegahan COVID-19 di transportasi umum di DKI Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Variabel yang diteliti yaitu pelaksanaan teknis (disinfeksi dan pembersihan lingkungan, pembersihan ventilasi, jaga jarak), aspek tenaga kerja, serta fasilitas dan penyebaran informasi pencegahan COVID-19. Data dan informasi yang digunakan berasal dari hasil wawancara serta observasi di stasiun-stasiun dan kereta. Penelitian ini dilakukan di kereta dan 16 stasiun jalur Bogor – Jakarta Kota yang berada di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan teknis sudah sesuai dengan panduan disinfeksi dari Kementerian Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020. Namun, pada aspek tenaga kerja masih ditemukan petugas yang tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan pembersihan lingkungan. Pada ketersediaan fasilitas dan penyebaran informasi pencegahan COVID-19, masih ada beberapa komponen yang perlu ditingkatkan lagi seperti imbauan pencegahan COVID-19 melalui alat pengeras suara dan layar elektronik, penyediaan pos kesehatan sementara serta pengecekan suhu tubuh pada penumpang. Skor hasil observasi dalam pengendalian dan pencegahan COVID-19 tergolong baik, yaitu 73,20 dari 100 di stasiun serta 76,39 dari 100 pada kereta. Dapat disimpulkan bahwa KRL Commuter Line telah melakukan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di stasiun dan di kereta dengan baik walaupun masih ada beberapa aspek yang dapat ditingkatkan lagi seperti aspek tenaga kerja serta fasilitas dan penyebaran informasi. Saran atau rekomendasi dari penelitian ini antara lain:  1) melakukan pemantauan penggunaan APD pada petugas kebersihan; 2) melakukan penyebaran informasi pencegahan COVID-19 melalui layar elektronik dan alat pengeras suara di stasiun; 3) menyediakan layar elektronik di kereta untuk penyebaran informasi pencegahan COVID-19; dan 4) tetap melakukan pengecekan suhu tubuh penumpang sebelum memasuki stasiun.      

Public transportation is one of the most impacted sectors by COVID-19 pandemic. However, the need to use public transportation for daily mobility is still high, so it is a challenge for public transportation service providers to provide safe transportation during the pandemic. KRL Commuter Line is one of the most widely used modes of transportation by the community. The purpose of this study is to describe the efforts of public transportation service providers in controlling and preventing COVID-19 in public transportation in DKI Jakarta. The method used in this research is a combination of quantitative and qualitative research. The variables studied are technical implementation (environmental disinfection and cleaning, ventilation cleaning, physical distancing), labor aspects, as well as facilities and dissemination of information on COVID-19 prevention. The data and information used are derived from interviews and observations at the stations and train. This research was conducted in the train and 16 stations of the Bogor – Jakarta Kota line in DKI Jakarta. The result shows that the technical implementation are in accordance with disinfection guide issued by Minister of Health and the Decree of the Minister of Health Number HK.01.07/MENKES/382/2020. However, in the aspect of labor, there are officers who do not use gloves when cleaning the environment. Regarding the availability of facilities and the dissemination of information on COVID-19 prevention, there are several components that need to be further improved, such as encouragement to prevent the spread of COVID-19 through loudspeakers and electronic screens, temporary health posts and body temperature check on passengers. The observation score for control and prevention of COVID-19 is quite good: 73.20 out of 100 at the stations and 76.39 out of 100 in the train. It can be concluded that the prevention and control measures of COVID-19 at the station and in the train has been implemented well by KRL Commuter Line. However, there are several aspects that can be improved, such as aspects of labor and facilities and information dissemination. Based on this study results, there are some suggestions or recommendations that can be applied by KRL Commuter Line to ensure the safety of passengers and public transportation staffs. They are: 1) to monitor the use of PPE for cleaning staff; 2) to share information on COVID-19 prevention through electronic screens and loudspeakers at stations; 3) to provide electronic screens in the train for the dissemination of information on COVID-19 prevention; and 4) to always check passengers’ body temperature before entering the station."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ndonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrido William
"ABSTRAK
Kebutuhan akan transportasi massal atau publik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan untuk mengurangi kemacetan, waktu dan uang, namun hal tersebut masih susah untuk terwujud bila sistem transportasi dan kawasan tempat transportasi itu terletak, tidak berjalan secara baik dan terintegritas, terlebih bila hal tersebut berada di Kota Metropolitan Jakarta serta daerah sekitarnya dan daerah daerah satelitnya seperti Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi untuk penelitian ini. Keberadaan Commuter Line perlu dianggap sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut, melalui konsep pembangunan yang berorientasi transit (TOD). Kondisi ini kemudian menjadi pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana karakteristik wilayah di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik wilayah sekitar di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Metode yang digunakan yaitu skoring, pembobotan serta analisis spasial yang dinilai berdasarkan pada prinsip TOD: diversity & destination, density, distance & design, dan demand management yang terbagi atas 10 sub-variabel penilaian. Hasil penelitian yang diharapkan adalah 3 tipologi TOD. Lalu, hasil dari 6 wilayah transit yang dinilai yaitu terdapat 3 wilayah transit sebagai TOD Kota, 2 wilayah transit sebagai TOD Sub Kota, dan 1 wilayah transit sebagai TOD Lingkungan.

ABSTRACT
The need for mass or public transportation is needed by people living in urban areas to reduce congestion, time and money, but this is still difficult to realize if the transportation system and the area where transportation is located, does not work well and has integrity, especially if it is it is located in the Metropolitan City of Jakarta and the surrounding area and its satellite areas such as Bekasi City and Bekasi Regency for this research. The existence of a Commuter Line needs to be considered as one of the efforts to realize this, through the concept of transit oriented development (TOD). This condition later becomes a research question, What are the characteristics of the surrounding region at each Manggarai until Cikarang station with TOD concept?". The aim of the study is to understand the characteristics of the surrounding region at each station from Manggarai to Cikarang with TOD concept. The methods used are scoring, weighting and spatial analysis which are assessed based on the TOD principle: diversity & destination, density, distance & design, and demand management which are divided into 10 sub variables of assessment. The expected research results are 3 typologies of TOD. Then, the results of 6 transit areas are assessed, namely there are 3 transit area as City TOD, 2 transit areas as Sub-City TOD, and 1 transit areas as Environmental TOD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syahri Mubarok
"Stasiun Depok Baru merupakan salah Stasiun terpadat di jabotabek karena di Stasiun Depok Baru terdapat arus perpindahan antar moda transportasi yaitu dari moda rel kereta ke moda darat yaitu Terminal Depok. didepan Stasiun tidak terdapat jalur pejalan kaki yang jelas sehingga terkesan tidak nyaman Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap karakteristik arus pejalan kaki pada pukul 07.00.00-08.00.00 dan pukul 17.00.00-18.00.00 dengan membagi menjadi 5 ruas yaitu dari Stasiun Depok Baru ke ITC Depok, Dari Stasiun Depok Baru ke Terminal Depok, Dari Stasiun Depok Baru ke Pasar, dari ITC Depok ke Pasar, dan Dari Terminal Depok ke Pasar. Sehingga diaharapkan dari hasil tersebut dapat di buat jalur pedestrian yang jelas dan nyaman. Dari hasil penelitian didapat arus terbesar di daerah tersebut pada pagi hari yaitu dari Stasiun Depok Baru ke Pasar sebesar 3.407 (org.m/min) dengan tingkat pelayanan B dan pada sore hari yaitu dari Stasiun Depok Baru ke ITC Depok sebesar 3.5 (org.m/min) dengan tingkat pelayanan A.

Depok Baru Station is one of the crowded station in jabotabek station because there is an intermodal outflow between rail modes of transportation to land mode. There is no clear pathway for pedestrian so that makes uncomfortable. This research is to analyze the characteristc of that pedestrian flow between 07:00:00 to 08:00:00 and 17:00:00 to 18:00:00 pm by dividing into 5 sections. The 5 sections are Depok Station New to ITC Depok, Depok Baru Station Baru to Terminal Depok, Depok Baru Station to market, ITC Depok to market, Terminal Depok to Market. The results of this research, obtained on the area in the morning, from Depok Baru Station to Market is 3407 (org.m / min) with a level of service B and in the afternoon, from Depok Baru station to ITC Depok is 3.5 (org.m / min) with a level of service A. The result of this research can be made clear pedestrian pathways.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>