Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Wardhani
"Perilaku sharenting-memublikasikan informasi privat anak di akun media sosial orang tua-menuai konsekuensi yang dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan anak di masa mendatang. Program pendidikan literasi digital yang disampaikan dalam bentuk mobile learning melalui aplikasi perpesanan WhatsApp selanjutnya dikembangkan guna menurunkan perilaku sharenting dan meningkatkan pengetahuan orang tua Indonesia terkait keamanan privasi anak di Instagram. Intervensi yang berdurasi tiga hari tersebut dirancang dengan desain eksperimental yang terdiri dari kelompok intervensi (N=92) dan kelompok kontrol (N=92) dengan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dilaksanakan.
Hasil menunjukkan bahwa pemberian intervensi tidak siginifikan menurunkan jumlah unggahan foto dan video anak di akun Instagram orang tua pada kelompok intervensi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan peningkatan skor pengetahuan terkait keamanan privasi anak di Instagram orang tua pada kelompok intervensi secara signifikan (p=.01) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sehingga terlihat bahwa peningkatan pengetahuan terkait keamanan privasi anak dalam jaringan tidak sejalan dengan penurunan perilaku sharenting.

Sharenting-publishing children's private information on parents' social media account- reaps consequences that can threaten children's safety and well-being in the future. The digital literacy education program in the form of mobile learning delivered via mobile instant messaging application-WhatsApp-was developed to reduce sharenting behavior and increase knowledge of Indonesian parents regarding children's online privacy safety on social network sites. The three-day intervention was designed with an experimental design consisting intervention group (N = 92) and control group (N = 92) with measurements before and after the intervention was implemented.
Results showed that intervention was not significantly reduce the number of children's photo and video uploads on parent's Instagram account in the intervention group when compared to the control group. Meanwhile there was a significant increase in parent's knowledge regarding children's online privacy in the intervention group (p = .01) when compared with the control group. It appears that the increase in parental knowledge related to the children's online privacy is not in line with the decrease in sharenting behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Arumpati
"ABSTRAK
Orang tua memiliki kecenderungan untuk mendokumentasikan pertumbuhan dan perkembangan anak,
sebagaimana dibuktikan oleh album foto anak-anak mereka yang mereka buat di masa lalu. Namun praktiknya
sekarang telah bergeser ke digital, di mana orang tua mendokumentasikan pertumbuhan dan perkembangan anakanak
mereka melalui platform digital seperti media sosial. Trend yang berkembang ini disebut berbagi. Tujuan
dari makalah ini adalah untuk membahas motif dan memetakan penelitian tentang berbagi. Hasil analisis
menemukan bahwa motif pelaku sharenting adalah Management Impression, Self Validation, dan Social
Interaction."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yakobus Suharyono
"ABSTRAK
Teknologi digital mendorong perkembangan pendidikan; pendidikan memacu kemajuan hidup melalui terciptanya berbagai hasil teknologi digital. Kolaborasi literasi digital dan pendidikan memerlukan kemampuan komunikasi yang didasarkan pada kemampuan memperoleh, memanipulasi dan mengemas informasi dan literasi digital yang mencakup literasi informasi dan komunikasi, yang dibangun dan didaya-gunakan secara sinergis. Sebagai penyelaras upaya hominisasi dan humanisasi dalam pendidikan abad ke-21, literasi digital dalam pendidikan mendorong pencapaian digital-citizenship yang memungkinkan pengembangan pendidikan dan pengembangan teknologi digital demi kemajuan hidup manusia.

ABSTRACT
Digital technology encourages educational advancement; conversely, education enhances human life advancement by creation of digital technologies. The collaborativeness of digital literacy and education requires communicative competence of searching, manipulating, packaging and communicating information and digital literacy including information and communication literacies which are appropriately constructed and functioned sinergically. Functioning as a harmonizer of educational hominization and humanization process in the 21st century, digital literacy in education enhances to obtain digital-citizenship which possibly develops either education or digital improvement for the sake of human live advancement."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Nur Karensa
"Sharenting, atau pembagian konten anak di media sosial oleh orang tua, memunculkan pertanyaan tentang perlindungan hak privasi anak. Orang tua, sebagai pemegang kontrol media sosial, menentukan batas privasi anak. Penelitian ini mengeksplorasi literasi media sosial orang tua terhadap privasi anak di Instagram, dengan berfokus pada dimensi konten dan kompetensi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post-positivist. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan tiga orang tua yang secara rutin melakukan praktik sharenting di Instagram dan memiliki anak di bawah usia 7 tahun. Terdapat beragam dalam literasi media sosial orang tua mengenai privasi anak aktivitas sharenting di Instagram. Hal ini tampak dari keberagaman penggunaan media sosial dan pengaturan privasi pada akun Instagram mereka. Temuan penelitian menunjukkan bahwa para informan menggunakan media sosial sebagai galeri digital, sumber hiburan dan inspirasi, serta tempat untuk membandingkan pola pengasuhan anak mereka dengan para influencer. Meskipun menyadari risiko privasi, mereka menetapkan batasan, seperti pengecualian bagian tubuh dan penghindaran mengunggah lokasi yang rutin dikunjungi, dan menghindari kesan berlebihan dalam unggahan konten anak.

The activity of parents sharing content about their children on social media, known as “sharenting,” raises new questions about how children's privacy rights are protected. Parents set and control the boundaries of their children’s privacy in social media. This research explores parents' social media literacy regarding child privacy on Instagram, focusing on content dimensions and competencies. The study adopts a qualitative approach and a post-positivist paradigm. Data collection is conducted through interviews with three parents regularly practicing sharenting on Instagram and having children under the age of 7. Parents have different levels of understanding about privacy when sharing information about their children on Instagram. The research found that parents use social media like a digital gallery, for fun and ideas, and to compare how they raise their kids with influencers. Even though they know about privacy risks, they set limits, like not showing certain body parts or revealing regular locations, to keep from sharing too much about their kids."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyli Ghaniya Hessaputri
"Kemajuan teknologi saat ini mendorong keseluruhan aspek, baik individu maupun organisasi, untuk melakukan transformasi digital. Dimana transaksi digital menjadi salah satu aspek yang dipengaruhi oleh transformasi digital. Dengan mengadopsi teknologi digital, individu maupun organisasi dapat mempercepat, menyederhanakan, dan mengotomatisasi proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan. Di samping itu, penggunaan transaksi digital perlu didukung oleh kemampuan literasi digital. Dimana literasi digital mencakup kemampuan dalam mengoperasikan perangkat digital, berkomunikasi, mengumpulkan informasi dan data, dan memahami keamanan dalam penggunakan perangkat digital tersebut. Sehingga penelitian ini dibuat dalam rangka menganalisis asosiasi literasi digital terhadap transaksi digital pada tingkat individu.

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk meninjau bagaimana hubungan antara pengaruh literasi digital terhadap penggunaan transaksi digital, yang terdiri atas internet mobile banking dan e-wallet pada masyarakat di Indonesia. Penelitian ini mengadopsi sumber data dari World Bank Household Survey tahun 2020 dengan sampel sebanyak 1,142 individu. Dengan menggunakan metode Regresi OLS dan Marginal Effect pada Logistic Regression, penelitian ini menyebutkan bahwa literasi digital memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap penggunaan internet mobile banking dan e-wallet individu.


Nowadays, technological advances encourage all aspects, both individuals and organizations, to do digital transformation. Digital transactions are one of the aspects affected by digital transformation. By adopting digital technology, individuals and organizations can accelerate, simplify, and automate transaction processes to meet their needs. In addition, the use of digital transactions needs to be supported by digital literacy capabilities. Digital literacy includes the ability to operate digital devices, communicate, collect information and data, and understand security in using these digital devices. Thus, this research was made in order to analyze the association of digital literacy with digital transactions at the individual level. The purpose of this study is to review the relationship between the influence of digital literacy on the use of digital transactions, which consist of internet mobile banking and e-wallets in Indonesian society. This study adopts data sources from the 2020 World Bank Household Survey with a sample of 1,142 individuals. Using the OLS Regression method and Marginal Effects on Logistic Regression, this study states that digital literacy has a significant and positive relationship to the use of internet mobile banking and individual e-wallets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Fitri Indrayadi
"ABSTRAK
Teknologi telah berhasil mengubah perilaku masyarakat dan membangun cara berpikir mereka dalam kehidupan sehari-harinya.Berkat akibat kemajuan teknologi yang cepat, banyak orang telah bermigrasi dari media konvensional ke media yang lebih kontemporer atau lebih sering dikenal sebagai media digital. Dengan teknologi baru yang digunakan oleh khalayak massa, kompetensi pengguna dalam memanfaatkan media digital menjadi harus diamati dengan sangat hati-hatiLiterasi digital atau pengetahuan digital tidak lagi hanya sebuah prinsip, tetapi juga menjadi ilmu yang berperan dominan dalam membentuk pengetahuan pengguna Internet dalam mengumpulkan informasi secara online. Ketika Web 2.0 diperkenalkan, pengguna Internet memiliki kebebasan mengeksplorasi dan berkolaborasi dalam hal-hal yang tersebar di dalam Internet. Sumber berita yang ditemukan pada dasarnya menjadi tersedia di mana-mana dalam jaringan, dari mulai penerbit berita resmi sampai salah satu fitur Web 2.0, media sosial.Dengan mengetahui bahwa orang remaja adalah jumlah pengguna media sosial terbesar, pentingnya memahami literasi digital menjadi sangat mendesak bagi masyarakat. Dengan metode penelitian kualitatif, jurnal ini akan memeriksa tingkat literasi digital dengan mengamati dan melakukan penyelidikan mendalam terhadap perilaku media sosial remaja ketika mengumpulkan informasi secara online. Tujuan jurnal ini adalah mengevaluasi tahap kerangka melek digital seperti yang diperkenalkan oleh Renee Hobbs yang umum ditemukan pada remaja, khususnya mahasiswa sarjana.

ABSTRACT
Technology has succeeded to change people behaviour and construct their way of thinking in everyday life. Due to rapid technology advances, people have migrated from conventional media to a more contemporary media that is often known as the digital media. With a new technology being used by mass audience, user 39 s competence in utilizing digital media should be observed carefully.Digital literacy is no longer just a principle, but it 39 s a science that play dominant part in shaping user 39 s knowledge in gathering online information. When the Web 2.0 was introduced, Internet user has the freedom to explore and collaborate to things that is shared through the Internet. News resources are found basically everywhere within the network, from the official news publisher, to Web 2.0 most visited feature called the social media.Knowing that young adults have prevailed the number of social media users, the importance in understanding digital literacy becomes very urgent for society. Using qualitative research method, this journal will examine the level of digital literacy by observing and seeking an in depth investigation towards young adults social media behaviour when gathering online information. The purpose of this journal is to evaluate which stages of digital literacy framework as introduced by Renee Hobbs that is commonly found in young adults. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Rizky Ambarwati
"Studi ini berangkat dari fenomena sharenting, yaitu perilaku orang tua berbagi informasi mendetil mengenai anak melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi melalui post mengenai anak di media sosial dapat membangun self; serta bagaimana negosiasi self yang terjadi secara offline juga terefleksikan dalam online self. Peran interaksi sosial dalam membentuk self tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia virtual. Analisis dalam penelitian menggunakan teori Interaksionisme Simbolik yang digagas Herbert Mead. Melalui wawancara dan observasi, diketahui bahwa individu menampilkan self melalui sharenting karena menganggap anak sebagai medium untuk menampilkan dirinya sendiri. Self yang ditampilkan melalui anak merupakan hasil akumulasi atas apa yang dialami di masa lalu dan hasil interaksi aktual yang terjadi di masa kini. Virtual society dapat pula memberikan tanggapan positif atas self, berupa penerimaan atau afirmasi. yang tidak didapatkan individu dari offline society. Implikasinya, melalui media sosial, self dalam berbagai keadaannya di dunia nyata dapat diproyeksi dari tema sharenting seseorang.

This research started out from the phenomenon of sharenting, the practice of a parent who shares a lot of detailed information about their child in social media. It aims to determine how interactions through posts about children on social media can build self; and how self negotiations that occur offline are also reflected in the online self. The role of social interaction in forming the self does not only take place in reality, but also happens virtually. This study used Symbolic Interactionism theory by Herbert Mead. Through interviews and observations, it is identified that individuals present self through sharenting because children are considered as the medium, resulting from events experienced in the past and interactions in the present. Virtual society could also provide positive feedback to the self, in the form of acceptance or affirmation, which was not found in offline society. The implication is, through social media, self in various situations in the real world could be reflected on someone?s theme of sharenting."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibrahim Subhi
"Penelitian ini mengkaji pengaruh toleransi risiko terhadap niat investasi berisiko di kalangan investor Generasi Z di wilayah Jabodetabek, dengan literasi keuangan sebagai variabel moderasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa toleransi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat investasi berisiko, menunjukkan bahwa individu dengan toleransi risiko yang lebih tinggi cenderung terlibat dalam investasi berisiko tinggi. Sebaliknya, literasi keuangan berpengaruh negatif terhadap niat investasi berisiko, menyoroti bahwa pengetahuan keuangan yang lebih baik mengurangi kemungkinan melakukan investasi berisiko. Namun, efek moderasi literasi keuangan pada hubungan antara toleransi risiko dan niat investasi berisiko ditemukan tidak signifikan. Temuan ini memberikan wawasan berharga bagi para pendidik keuangan, pembuat kebijakan, dan lembaga yang bertujuan meningkatkan pengambilan keputusan investasi di kalangan investor muda di Indonesia. Penelitian ini menekankan pentingnya meningkatkan literasi keuangan untuk mengurangi perilaku investasi berisiko dan menyerukan program pendidikan yang ditargetkan membekali Generasi Z dengan keterampilan dan pengetahuan keuangan yang diperlukan.

This study investigates the influence of risk tolerance on risky investment intentions among Generation Z investors in the Jabodetabek area of Indonesia, with financial literacy as a moderating variable. The results indicate that risk tolerance positively and significantly affects risky investment intentions, suggesting that individuals with higher risk tolerance are more inclined to engage in high-risk investments. Conversely, financial literacy negatively influences risky investment intentions, highlighting that better financial knowledge reduces the likelihood of making risky investments. However, the moderating effect of financial literacy on the relationship between risk tolerance and risky investment intentions is insignificant. These findings provide valuable insights for financial educators, policymakers, and institutions aiming to enhance investment decision-making among young investors in Indonesia. The study underscores the importance of improving financial literacy to mitigate risky investment behaviors and calls for targeted educational programs to equip Generation Z with the necessary financial skills and knowledge."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Khoiridhan Masruro
"Digitalisasi yang berkembang secara cepat memungkinkan mahasiswa untuk menggunakan teknologi digital, seperti ChatGPT dalam pembelajaran digital. Namun, penggunaan teknologi digital jika tidak dikelola dengan baik dapat berdampak pada digital well-being mahasiswa. Kemampuan literasi digital berperan penting dalam menjadi faktor protektif digital well-being mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran literasi digital terhadap digital well-being dan mengidentifikasi dimensi literasi digital yang berperan terhadap digital well-being mahasiswa yang menggunakan ChatGPT dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimental, dan menggunakan alat ukur Digital Well-being Scale (DWS) dan Digital Literacy Scale (DLS). Partisipan penelitian ini adalah 187 mahasiswa S1 berusia 18-26 tahun dan menggunakan ChatGPT dalam proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peran literasi digital yang signifikan terhadap digital well-being mahasiswa yang menggunakan ChatGPT dalam proses pembelajaran (R2 = 0.632, p < 0.05). Selanjutnya, dimensi literasi digital yang berperan secara signifikan adalah komunikasi, berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Dimensi yang berperan ini sesuai dengan 4 C’s pembelajaran di abad ke-21. Oleh karena itu, kemampuan literasi digital perlu untuk terus ditingkatkan untuk mempertahankan digital well-being mahasiswa yang sering melakukan pembelajaran digital.

Digitalisasi yang berkembang secara cepat memungkinkan mahasiswa untuk menggunakan teknologi digital, seperti ChatGPT dalam pembelajaran digital. Namun, penggunaan teknologi digital jika tidak dikelola dengan baik dapat berdampak pada digital well-being mahasiswa. Kemampuan literasi digital berperan penting dalam menjadi faktor protektif digital well-being mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran literasi digital terhadap digital well-being dan mengidentifikasi dimensi literasi digital yang berperan terhadap digital well-being mahasiswa yang menggunakan ChatGPT dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimental, dan menggunakan alat ukur Digital Well-being Scale (DWS) dan Digital Literacy Scale (DLS). Partisipan penelitian ini adalah 187 mahasiswa S1 berusia 18-26 tahun dan menggunakan ChatGPT dalam proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peran literasi digital yang signifikan terhadap digital well-being mahasiswa yang menggunakan ChatGPT dalam proses pembelajaran (R2 = 0.632, p < 0.05). Selanjutnya, dimensi literasi digital yang berperan secara signifikan adalah komunikasi, berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Dimensi yang berperan ini sesuai dengan 4 C’s pembelajaran di abad ke-21. Oleh karena itu, kemampuan literasi digital perlu untuk terus ditingkatkan untuk mempertahankan digital well-being mahasiswa yang sering melakukan pembelajaran digital."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Nancy Tangguh Marlina
"Belanja online merupakan salah satu pemanfaatan internet yang sangat menjanjikan karena transaksi barang/jasa dapat terjadi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Salah satu faktor yang diperkirakan mendorong seseorang untuk melakukan belanja online adalah pemahaman individu atas literasi digital. Dengan literasi digital yang optimal, tren peningkatan porsi pengguna internet diharapkan sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk berbelanja online. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki hubungan literasi digital dan keputusan belanja online, dengan mempertimbangkan karakteristik individu, infrastruktur digital, karakteristik wilayah, sebelum dan pada awal masa pandemi di Indonesia. Penelitian ini menganalisis data cross section pada tahun 2019 dan 2020 menggunakan model probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi digital secara signifikan memiliki peluang lebih besar terhadap keputusan individu untuk belanja online. Selain itu, kelompok middle education, milenial, penduduk berdomisili di Jawa dan Bali, serta penduduk kuintil pendapatan kelima secara signifikan berpeluang lebih besar terhadap keputusan individu untuk belanja online. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk mendiferensiasi produknya pada segmen pasar dimaksud.

Online shopping attracts special attention because transactions for goods/services can be done anytime and anywhere. Digital literacy is indicated having impact to push a person doing online shopping. By having optimal digital literacy, the increasing trend of internet users’ share is expected to be in line with the increasing of online shopping. The purpose of this study was to investigate the relationship between digital literacy and online shopping decision, taking account into individual characteristics, digital infrastructure, regional characteristics, before and at the beginning of the pandemic in Indonesia. This study analyses cross section data in 2019 and 2020 using the probit model. The results show that digital literacy has a significantly greater probability to push online shopping decision. In addition, the middle education group, the millennial, the population living in Java and Bali, as well as the fifth income quintile population significantly correlate with individual decision to shop online. This opportunity can be utilized by MSME to differ the products to those intended market segments."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>