Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Yuliartiningsih
"Situasi ketenagaan Dokter Spesialis Pelayanan Medik Spesialis Dasar di RSUD Petala Bumi mengalami kesenjangan, sehingga terdapat keluhan baik dari pasien karena pembatasan pelayanan, keluhan dari dokter karena beban kerja yang banyak, dan adanya konflik antara manajemen dan dokter. Sehingga diperlukan analisis kebutuhan dokter spesialis pelayanan medik spesialis dasar berdasarkan beban kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif (mixed methods), yang menghasilkan data kualitatif berupa aktifitas yang dilakukan oleh dokter spesialis, serta menghasilkan data kuantitatif berupa perhitungan kebutuhan jumlah tenaga. Aktifitas dokter dicatat menggunakan teknik time motion study, perhitungan kebutuhan jumlah tenaga dokter menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan tenaga dokter spesialis pelayanan medik spesialis dasar berdasarkan beban kerja di RSUD Petala Bumi masing-masing adalah 4 orang untuk dokter spesialis penyakit dalam, 3 orang untuk dokter spesialis anak, 2 orang untuk dokter spesialis obstetri ginekologi dan 3 orang untuk dokter spesialis bedah. Sebagai kesimpulan penelitian ini adalah perbandingan situasi ketenagaan dan jumlah kebutuhan dokter spesialis pelayanan medik spesialis dasar di RSUD Petala Bumi mengalami kesenjangan berupa kekurangan tenaga pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Anak, dan Dokter Spesialis Bedah, serta kelebihan tenaga pada Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi.

The situation of the staff of the Basic Specialist Medical Services Doctors in RSUD Petala Bumi experienced a gap, so that there were complaints from both patients due to service restrictions, complaints from doctors because of the large workload, and the existence of conflicts between management and doctors. So that it is necessary to analyze the needs of basic specialist medical service doctors based on workload. The research method used is a combination of qualitative and quantitative research (mixed methods), which produces qualitative data in the form of activities carried out by specialist doctors, and produces quantitative data in the form of calculation of the amount of needed. Doctor activities are recorded using a time motion study technique, calculation of the need for the number of doctors using the Health Workload Analysis method.
The results showed that the number of basic medical specialist services doctors based on workload in Petala Bumi Hospital was 4 people for internal medicine specialists, 3 for pediatricians, 2 for gynecology obstetricians and 3 for surgeon. In conclusion, the comparison of the workforce situation and the number of needs of basic specialist medical service doctors in Petala Bumi Hospital experiencing gaps in the form of lack of needs for internal medicine specialists, pediatricians and surgeon, excess needs for gynecological obstetricians.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Purnamasari
"Penelitian ini bertujuan menggali lebih dalam ketersediaan dokter spesialis serta upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis pada Rumah Sakit Umum Kelas C milik Pemerintah di daerah terpencil. Penelitian kualitatif dilakukan dengan pendekatan studi kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe (RSUD HAMBA) Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi dan RSUD Malingping Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan dokter spesialis baik di RSUD HAMBA maupun RSUD Malingping masih belum memadai. Kedua RS masih kekurangan tenaga spesialis baik dari segi jenis dan jumlah, sehingga mengakibatkan belum optimalnya pelayanan kesehatan. Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat, namun masih terdapat kendala, antara lain letak geografis, kondisi infrastruktur dan perekonomian daerah yang masih belum memadai, kurangnya kompensasi baik yang bersifat finansial maupun non finansial, selain tentunya kebijakan dan komitmen Pemda setempat, yang masih perlu ditingkatkan. Kesimpulan penelitian ini adalah suasana kerja yang nyaman serta kebijakan dan komitmen Pemda sangat berperan terhadap peningkatan motivasi dan retensi dokter spesialis di daerah. Perlu dirumuskan kebijakan dan regulasi yang spesifik mengenai standar pola rekrutmen, penempatan, serta hak dan kewajiban dokter spesialis secara komprehensif.

This research aims to explore an availability of medical doctor specialist and the pulfillment efforts of medical doctor specialist of the C Class Hospital (CCH) in remote areas. This qualitative research has been conducted within case studies approach in both Haji Abdoel Madjid Batoe General Hospital (HAMBA GH) of the Batanghari Regency in Muara Bulian, Jambi Province and Malingping General Hospital (Malingping GH) of the Banten Province located at Malingping District as well. In fact, both in HAMBA GH and Malingping GH there are limited medical doctor specialist permanently. Meanwhile, there are so many factors that influence availability of medical doctor specialist in remote areas, specifically in Batanghari Regency and Malingping District, including geographical position, conditions of the remote area, availability of infrastructures and public facilities, economic factor, work environment, financial and non-financial compensation and also the government commitment and policy to support all efforts of medical doctor spescialist's pulfillment in remote areas. This research concludes that work environment, compensation, government policies and regulations are dominantly influenced pulfillment efforts of medical doctor specialist in CCH in remote areas. It needs to design particular policies and regulations about standard of recruitment pattern, placement allocation, budgeting, also medical doctor specialist's rights and responsibilities comprehensively, to solve this crucial problem."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T47519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diniati Putri Yunitasari
"Pelayanan rawat jalan merupakan garda utama layanan rumah sakit, apabila kesehatan pasien secara maksimal ditangani di pelayanan poliklinik maka tidak diperlukan lagi pelayanan lanjutan seperti rawat inap. Akan tetapi, waktu tunggu yang lama di pelayanan rawat jalan dapat menghambat kelancaran pelayanan dan menjadikan pasien tidak memberikan kepuasan yang tinggi. Metode Lean Hospital yang telah berhasil diterapkan di beberapa rumah sakit nasional maupun internasional diharapkan dapat menghilangkan hambatan dan menambah aktivitas yang bernilai pada proses pelayanan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi alur pelayanan, letak hambatan dan akar penyebab masalahnya. Penelitian dilakukan pada Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam bulan Mei 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif menggunakan data observasi, wawancara dan telaah dokumen. Sampel diambil secara purposif hingga tercapai keadaan jenuh sejumlah 30 pasien. Analisa data menggunakan flowchart dalam mengidentifikasi alur pelayanan, kemudian Value Stream Mapping untuk mengidentifikasi kegiatan bernilai, menemukan waste serta mengidentifikasi hambatan dan The Five Whys untuk menganalisa akar penyebab hambatan. Penelitian ini menerapkan metode Lean Thinking sampai membuat alur dan Model BAS yaitu Baseline, Assess, dan Suggest Solution dari Model BASICS. Hasil penelitian menunjukkan alur pelayanan pasien rawat jalan secara langsung melibatkan 5 unit; 85.91% waktu pelayanan merupakan kegiatan non value added dan hanya 14.08% kegiatan value added. Total Waiting Time 2 jam 4 menit; Total Cycle Time 20 menit; Total Lead Time 2 jam 24 menit 30 detik. Waste yang terjadi adalah waste of waiting (35%), overproduction (29%), defects (22.5%), transportation (7%), overprocessing (6.2%). Hambatan utama terletak pada bagian Farmasi Rawat Jalan. Dari hasil observasi didapatkan hambatan waktu terbesar ada pada bagian farmasi. Dari analisa The Five Whys didapatkan akar penyebab masalah terbanyak ada pada jumlah sumber daya manusia dan penerapan e-prescription yang belum optimal. Usulan perbaikan dengan lean tools pada proses pelayanan rawat jalan diharapkan dapat menurunkan kegiatan non value added menjadi 60.25% dan meningkatkan kegiatan value added menjadi 39.74%.

Outpatient services are the main guard of hospital services, if the patient’s health is maximally handled in these services then further services such as hospitalization are no longer needed. However, long waiting time in outpatient services can hamper the smooth running of services and make patients did not give their high satisfaction. The Lean Hospital method that has been successfully implemented in hospitals worldwide is expected to eliminate barriers and add valuable activities to the patient service process. The purpose of this study is to identify the service flow, location of the obstacles and the root causes of the problems. The study was conducted at the Outpatient Services Internal Medicine Specialist in May 2019. This research is a qualitative descriptive study using observational data, interviews and document review. Samples were taken by purposively by using patient sample until reached data saturation to 30 respondents. Flowcharts were used to identifying process flow, then using Value Stream Mapping to identify value-added activities, find waste and identify obstacles and The Five Whys to analyze the root causes of obstacles. This research applied the Lean Thinking Method until creating flow and applied BAS from BASICS Model, Baseline, Assess, and Suggest Solution. Results from this study showed that Outpatient Services Internal Medicine Specialist process including 5 units directly; 85.91% process time is non-value added activities and only 14.08% value-added activities. Total Waiting Time 2 hours 4 minutes; Total Cycle Time 20 minutes; Total Lead Time 2 hours 24 minutes 30 seconds. Waste observed as a list: waste of waiting (35%), overproduction (29%), defects (22.5%), transportation (7%), and overprocessing (6.2%). The main obstacle lies in the Outpatient Pharmacy section. From the results of observations, the biggest time constraints are in the pharmaceutical department. From the analysis of The Five Whys, the root causes of the most problems were found in the number of human resources and the application of e-prescription that was not optimal. The proposed improvements using lean tools at the outpatient services expected to decrease non-value added activity to 60.25% and increase value-added activities to 39.74%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Prastyawati
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis jumlah kebutuhan tenaga kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu yang akan disesuaikan dengan beban kerja yang ada. Metode Workload Indicator Staffing Needs (WISN) adalah metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja. Jenis penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif dan kualitatif yang pengumpulan datanya didapatkan dengan observasi menggunakan teknik work sampling untuk mendiskripsikan pola kegiatan/ beban kerja serta proporsi waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode Workload Indicator Staffing Needs (WISN). Hasil dari penelitian didapatkan persentase penggunaan waktu produktif adalah 64,15%. Persentase penggunaan waktu produktif yang sangat tinggi adalah pada shift pagi dan siang yang persentasenya mencapai 84,42%, yang sudah melebihi dari batas standar optimal 80%. Berdasarkan perhitungan dengan metode WISN didapatkan jumlah kebutuhan tenaga 56 orang yaitu dengan rincian yang seharusnya petugas yang bertugas pada shift pagi 22 orang, shift siang 21 orang dan shift malam, 13 orang. Sedangkan tenaga yang ada saat ini adalah 19 orang, sehingga masih kekurangan tenaga sebanyak 37 orang. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk menambah atau melakukan mutasi tenaga dari bagian lain serta menyetarakan pembagian tugas untuk setiap shift.

This Reserch was conducted to analyze the number of manpower requarements in Pharmacy Tugu Ibu Hospital to be tailored to existing workload. Workload Indicator Staffing Needs (WISN) Methode is a method for calculating labor requarements based on workload. This study includes a qualitative study into the data collection obtained by observation using work sampling technique to describe patterns of activity / workload and the propoetion of time spent on activities. To obtain secondary data with in-depth interviews and documentary study. As for the calculation of manpower requirements using the Workload Indicator Staffing Needs (WISN). The results of the study found the percentage of productive time is 64,15%. Percentage of very h8igh productive time is the morning and the afternoon shift that percentage reached 84,42%, wich already exceeds the limit of 80% of optimal standads. Based on the calculating method of WISN obtained sum power requirement are 56 people with the details of the supposed officer who served 22 people on the morning shift, 21 people on the afternoon shift and 13 people on the nigt shift. while the current force is 19 people, so there is still a shortage of as many as 37 people. From these results is advisable to increase or transferring personnel from other parts, and results it is advisable to increase or transfering personnel from other parts, and equalize the division of tasks for each shift."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Panma
"Pelaksanaan praktek spesialis keperawatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan serta pendidikan berkelanjutan. Praktek spesialis keperawatan dilakukan dapat dikembangkan berdasarkan ilmu dan teknologi. Beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh residen selama praktek spesialis keperawatan ini adalah mampu berperan sebagaipemberi asuhan keperawatan care provider manager, mampu menerapkan hasil penelitian berbasis hasil pembuktian ilmiah evidence based nursing practice, mampu melakukan inovasi Inovator. Dalam melakukan peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, residen melaksanakan asuhan keperawatan dengan menerapkan teori Model Adaptasi Roy pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan sebanyak 30 pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta dan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi pruritus yang dialami oleh pasien yaitu dengan melakukan terapi akupresur pada titik Li-11 berdasarkan hasil penelitian ilmiah pada 19 pasien hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto. Selain itu, residen bersama kelompok melakukan program inovasi keperawatan berupa edukasi mengenai intervensi untuk menangani komplikasi akut selama hemodialisis menggunakan video pada 30 orang pasien hemodialisis. Secara umum, penerapan Teori Model Adaptasi Roy dapat dilakukan oleh perawat dan diterapkan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan. Kualitas asuhan keperawatan yang baik, akan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Implementation of nursing specialist practice is the most important part to improve service program quality and sustainable education. Specialist nursing practice was developed based on science and technology. Several competencies has to be achieved and practiced during this residential practice are competencies to be care provider and manager, competencies to implement result of research which based on scientific evidence evidence based nursing practice and being innovative innovator. As. nursing care provider, practitioners implementing nursing care based on the implementation of Roy Adaptation Model on 30 patients with urinary disorder in Fatmawati Hospital and RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Practitioners also do intervention to reduce pruritus in hemodialysis patient based on evidence based nursing The practitioners do acupressure in Li-11 accupoint based on result of scientific research on 19 patient with hemodialysis in Gatot Soebroto Hospital. Practitioners also create nursing innovation program related with the education about intervention for acute complication on 30 patient with hemodialysis in form of video. Generally, Roy Model of Adaptation theory is done by nurse and implemented on patient with urinary system problems. Good quality of nursing care will improve patient quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sucitra Melani
"ABSTRAK
Nama : Sucitra MelaniProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatPeminatan Mutu Layanan KesehatanJudul : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan PenulisanResume Medis Pasien JKN di RSUP Persahabatan tahun 2017Pembimbing : Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHKelancaran dalam pengajuan dan pembayaran klaim pasien JKN dari dan kerumah sakit sebagai provider pelayanan kesehatan untuk peserta BPJS Kesehatanmerupakan bagian penting dalam pelaksanaan Program JKN. RSUP Persahabatansebagai salah satu provider dalam pelayanan untuk pasien JKN memiliki angkakunjungan pasien JKN sebesar 95 sehingga sumber pendapatan terbesar didapatkandari pembayaran klaim pasien JKN. Sampai bulan Agustus 2017, masih terdapat lebihdari 50 Milyar rupiah klaim pasien JKN yang belum dibayar oleh BPJS Kesehatankarena sebagian besar harus dikembalikan ke Rumah Sakit untuk konfirmasikelengkapan resume medis yang ditulis DPJP. Kelengkapan penulisan resume medis,salah satu tugas pokok DPJP dalam pelayanan kesehatan, sangat mempengaruhikelancaran pembayaran klaim pasien JKN sehingga tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan penulisan resumemedis pasien JKN di RSUP Persahabatan.Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan pengambilan data secaracrossectional. Dilakukan pengisian kuisioner oleh 50 orang DPJP yang dipilih secaraacak untuk menjadi sampel penelitian dan dilakukan observasi terhadap kelengkapan250 buah resume medis bulan layanan Oktober yang telah ditulis oleh DPJP yangmenjadi sampel penelitian.Hasil penelitian ini didapatkan 24 DPJP telah menulis resume dengan lengkap.DPJP yang bekerja di RSUP Persahabatan 70 diantaranya berstatus sebagai PNSdengan 92 memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dengan 86 diantaranya telahmemiliki pengetahuan yang baik mengenai resume medis dan 88 memiliki sikap yangbaik mengenai resume medis. Namun hanya 42 DPJP yang memiliki persepsi yangbaik mengenai format resume medis yang dipakai saat ini dan hanya 50 yangmemiliki persepsi baik mengenai kebijakan Rumah Sakit tentang resume medis. Dalampenelitian ini tidak ditemukan hubungan antara semua variabel bebas dan variabelterikat. Manajemen rumah sakit disarankan untuk rutin melakukan sosialisasi kepadaDPJP mengenai tugas pokok dan fungsinya secara etiko-medikolegal, aturan JKN dantata cara pengisian rekam medis, melakukan revisi format resume medis manualmenjadi e-resume medis, membuat kesepakatan bersama antara Rumah Sakit dan BPJSmengenai standar kelengkapan resume medis yang dibutuhkan dalam klaim sertamelakukan review dalam sistem penilaian kinerja pegawai remunerasi .Kata Kunci : Klaim JKN; Resume Medis; Sikap DPJP, Kebijakan Rumah Sakit

ABSTRACT
Name Sucitra MelaniStudy Program Public Health ScienceSpecialization Healthcare QualityTitle Factors that Influence Writing Completeness of MedicalResume of JKN Patients in RSUP Persahabatan Year 2017Advisor Dr. Dian Ayubi, SKM, MQIHContinuity of Nasional Health Care Program NHC claims and payment is animportant part in the implementation of the NHC Program. Persahabatan Hospital as aproviders in service for NHC has visit number around 95 , therefore the biggestsource of income come from the NHC claim payment. Until August 2017, there are stillmore than 50 billion rupiah of unpaid NHC claims by BPJS Kesehatan because claimneeds to be returned to the hospital to confirm the completeness of the medical resumewritten by the doctors. Complete writing of medical resume as one of main duty doctorsin health service has a significant affect in continuity of NHC claim payment, thereforethe purpose of this research is to know the factors that influence writing completenessof medical resume of NHC patient in Persahabatan Hospital.This research is an observational study, with cross sectional data takingmethode. Questionnaires were conducted by 50 doctors randomly selected as thesample of this study and observed the completeness of 250 October medical resumeswhich had been written by doctors which became the research sample.The results of this study are 24 of doctors has write a complete resume. 70 of doctors in Persahabatan Hospital work as a civil servant with 92 doctors havework more than 5 years in the hospital. 86 of doctors have good knowledge aboutmedical resume and 88 have good attitude about medical resume. Yet only 42 ofdoctors has a good perception of the current medical resume format and only 50 havea good perception of hospital policy regarding medical resumes. In this research, thereis no relationship between all independent variables and dependent variable. Hospitalmanagement is advised to routinely disseminate to doctors on their main duty andfunction on an ethico medicolegal basis, disseminate to doctors regarding NHC andhow to fill medical records, revise manual medical resume format to e medical resumeand conduct review in employee performance appraisal system.Key Words Doctor attitude, Hospital regulation, NHC filling,Medical Resume"
2017
T49387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indrawati
"ABSTRAK
Pelayanan rawat jalan merupakan salah satu andalan bagi rumah
sakit dalam meningkatkan pemasukan bagi unit-unit lainnya. Tujuan penelitan ini adalah untuk mempercepat pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam RSUD Koja dengan mengetahui lead time waktu tunggu pelayanan rawat jalan dan mengetahui cycle time (value added dan non value added) di masing-masing tahapan pelayanan rawat jalan serta membuat simulasi penerapan Lean Hospital untuk menghilangkan atau meminimalisasi pemborosan (waste). Desain penelitian ini dilakukan dengan operational research melalui pendekatan Lean Hospital. Waktu tunggu pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam RSUD Koja sebesar 71.18 menit yang berarti masih melebihi standar yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Demikian pula waktu tunggu di unit farmasi sebesar 256.8 menit (obat racik) dan 154.27 menit (obat jadi).
Waktu tunggu di unit pelayanan laboratorium sudah sesuai dengan standar dari
Kementrian Kesehatan yaitu ≤ 140 menit. Penerapan upaya perbaikan
pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam RSUD Koja
adalah dengan menghilangkan waste waiting, defect/rework, transportation,
overprocessing dan overproduction di masing-masing tahapan pelayanan.
Kesimpulan penelitan ini adalah dengan menghilangkan atau meminimalisir
pemborosan (waste) dan membuat desain perpanjangan pelayanan rawat jalan
dapat mengurangi waktu tunggu pelayanan rawat jalan di Poliklinik Spesialis
Penyakit Dalam RSUD Koja.

ABSTRACT
Outpatient care is one of the mainstays for hospitals in increasing income for other units. The purpose of this research is to accelerate the outpatient service in
Polyclinic Specialist Disease Inside Koja Hospital by knowing the lead time waiting time of outpatient service and knowing the cycle time (value added and non value added) in each stage of outpatient service and make simulation of Lean application Hospital to eliminate or minimize waste (waste). This research design is done by operational research through Lean Hospital approach. Outpatient service waiting time in Polyclinic Specialist of Internal Disease of Koja Hospital amounted to 71.18 minutes which means it still exceeds the standard set by Ministry of Health in Decree of Minister of Health Number 129 / Menkes / SK / II/ 2008 regarding Minimum Service Standard of Hospital. Similarly, waiting time in the pharmacy unit is 256.8 minutes (racik drug) and 154.27 minutes (finished medicine). The waiting time in the laboratory service unit is in accordance with the Ministry of Health's standard of ≤ 140 minutes. Implementation of outpatient service improvement efforts in Polyclinic Specialist Disease In RSUD Koja is to eliminate waste waiting, defect / rework, transportation, overprocessing and overproduction in each stage of service. The conclusion of this research is to eliminate or minimize waste and make the design of service outpatient extension can reduce waiting time of outpatient service in Polyclinic Specialist of Disease in Koja Hospital."
2017
T47752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Annisa Firdaus
"Indikator Standar Pelayanan Minimal waktu tunggu pelayanan obat pada di depo farmasi rawat jalan RSUD Koja belum mencapai standar. Selisih terbesar antara pencapaian dengan standar terjadi pada pelayanan obat jadi pasien BPJS. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat jadi di depo farmasi rawat jalan dengan pendekatan Lean Six Sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan rata-rata waktu tunggu adalah 1 jam 21 menit 48 detik dengan kegiatan value-added sebesar 7,40% dan non- value-added sebesar 92,60%. Kategori waste terbesar ada pada kategori waiting, dan disusul oleh kategori lainnya yaitu motion, defects, overprocessing, human potential, dan inventory. Proses yang menjadi bottleneck adalah proses persiapan obat. Akar penyebab utama pada bottleneck yang dianalisis dengan fishbone adalah kategori man.
Usulan perbaikan terdiri dari realisasi perhitungan beban kerja, 5S, standarisasi pekerjaan, visual management, kaizen, perbaikan sistem, counter nomor antrian obat, perluasan ruangan, serta poli cepat dan perubahan layout. Dari usulan perbaikan, didapatkan hasil future state map yang menunjukkan waktu tunggu mengalami penurunan menjadi 49 menit 8 detik dengan value-added sebesar 12,38% dan non-value-added sebesar 87,62%.

The waiting time for medicine services in outpatient pharmacy RSUD Koja has not reached the standard. The biggest difference between achievement and standard occurs in the service of noncompounding medicine for BPJS patients. This study was conducted to analyze the waiting time of outpatient medicine services using Lean Six Sigma approach. This research is operational research with qualitative and quantitative approaches.
The results of this research that the average of waiting time is 1 hour 21 minutes 48 seconds with 7.40% of value-added and 92.49% of non-value-added. The biggest waste category is waiting, followed by other categories, such as motion, defects, overprocessing, human potential, and inventory. The bottleneck of medicine service is the process of medicine preparation with the root cause of problem using fishbone diagram is man category.
The suggestion for process improvements consist of realization of workload calculations, 5S, standardization of work, visual management, kaizen, software repairs, machine for queue number, room expansion, poli cepat and layout changes. Based on that suggestions, future state map results show that waiting time decreased to 49 minutes 8 seconds with 12.38% of value-added and 87.62% of non-value- added.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrinilla Alresna
"Latar Belakang: Rapid Emergency Medicine Score (REMS) merupakan sistem skor yang sudah tervalidasi dengan baik dalam memprediksi mortalitas selama rawat untuk pasien non bedah yang mengunjungi instalasi gawat daruat (IGD). Namun penggunaanya pada populasi usia lanjut yang umumnya menunjukkan tanda vital normal walaupun kondisi medik berat masih belum diketahui. Kami bertujuan untuk mengevaluasi performa REMS dengan menambahkan nilai kadar natrium dan lingkar lengan atas yang rendah dalam memprediksi mortalitas di rumah sakit pada pasien usia lanjut non bedah yang datang ke IGD.
Tujuan: Untuk mengetahui nilai tambah kadar natrium dan lingkar lengan atas pada skor REMS dalam memprediksi mortalitas di rumah sakit pada pasien usia lanjut non bedah yang datang ke IGD.
Metode: Studi kohort prospektif dengan subjek penelitian pasien usia ³60 tahun, non bedah, yang datang ke IGD RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) periode September- Oktober 2018. Subjek diikuti sampai diketahui luaran selama rawat di rumah sakit. Uji Hosmer-Lemeshow dan kurva ROC digunakan untuk mengetahui performa kalibrasi dan diskriminasi dari REMS dan modifikasi REMS.
Hasil: Dari 272 subjek, median usia adalah 66 tahun (rentang 7). Insiden kematian selama rawat di rumah sakit sebesar 22,1%. Nilai Area Under Curve (AUC) untuk REMS adalah 0,72 (95% CI 0,56-0,74), dan modifikasi REMS dengan menambahkan kadar natrium dan lingkar lengan atas adalah 0,79, p=,000 (IK95% 0,72-0,85), dengan nilai performa kalibrasi menggunakan uji Hosmer-Lemeshow yaitu p=0,759.
Simpulan: Kadar natrium dan lingkar lengan atas memiliki nilai tambah pada skor REMS dalam memprediksi mortalitas selama rawat di rumah sakit pada pasien usia lanjut non bedah yang datang ke IGD RSCM.

Background. Rapid Emergency Medicine Score (REMS) is a well validated scoring system in predicting in-hospital mortality for non-surgical patients visiting Emergency Department (ED). None has been known about its use in elderly population who frequently shows normal vital signs despite of severe condition. We aim to evaluate the performance of REMS by adding value of sodium level and mid-upper arm circumference (MUAC), to predict in hospital mortality of elderly visiting ED in Indonesia.
Objective. To evaluate added value of sodium serum level and mid-upper arm circumference to REMS in predicting in-hospital mortality for non-surgical elderly patients visiting Emergency Department (ED).
Methods. A prospective cohort study in non-surgical elderly aged 60 years or older visiting ED of Cipto Mangunkusumo hospital (RSCM) between September to October 2018 was performed. Subjects were followed during hospitalization for outcome assesment. Hosmer-Lemeshow test and area under receiving operating characteristic (ROC) curve were used to determine the calibration and discrimination of REMS and modified REMS.
Results. From the 272 partcipants, the median age was 66 years (range 10). The incidence of in-hospital mortality was 22.1%. The area under curve (AUC) score of REMS was 0,72 (95% CI 0.65-0.80), and the modified REMS by adding sodium level and mid-upper arm circumference was 0.79, p=.000 (IK95% 0.72-0.85), with calibration performance using Hosmer-Lemeshow test showed p=0,759.
Conclusion. Serum sodium level and mid-upper arm circumference have added value to REMS in predicting in-hospital mortality of non-surgical elderly patient visiting RSCM ED.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Retno Ariani
"Tenaga keperawatan merupakan salah satu tenaga kesehatan di baris terdepan dalam menangani pasien Covid-19, di mana meningkatnya jumlah kasus mempengaruhi beban kerja perawat. Tujuan penelitian mendeskripsikan dan mengidentifikasi beban kerja perawat di ruang ICU Covid-19 RSUD Cengkareng yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan observasi, data penelitian diambil melalui pengamatan langsung yang dilakukan selama kurun waktu 3 hari di ruang ICU Covid-19. Perhitungan beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat menggunakan metode Ilyas dan Douglas. Pada penelitian ini didapatkan beban kerja perawat ICU Covid-19 sebesar 370,5159 jam dengan perhitungan kebutuhan tenaga perawat mencapai 68 orang yang menggunakan metode Ilyas, sedangkan dengan metode Douglas didapatkan kebutuhan perawat sebesar 48 orang. Dengan menghitung beban kerja dan kebutuhan tenaga perawat dapat digunakan dalam merencanakan sumber daya manusia.

Nurses are among health workers who are fighting on the front lines against the prolonged Covid-19 pandemic. The growing number of Covid-19 patients have undeniably affected their workload. This research aims to describe and identify nurses’ workload at ICU rooms for Covid-19 patients at Cengkareng Regional General Hospital (RSUD Cengkareng) in West Jakarta, which is one of Covid-19 referral hospitals. This is a quantitative observation research. The data was obtained through direct observation that were conducted for three days at the hospital’s ICU rooms for Covid-19 patients. The workload quantification uses the Ilyas method and Douglas method. In this study, the workload of Covid-19 ICU nurses was 370,5159 hours with the calculation of the need for nurses reaching 68 people using the Ilyas method, while with the Douglas method, the need for nurses was 48 people. By calculating the workload and the need for nurses can be used in planning human resources."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>