Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isyah Rodhiyah
"Guru di sekolah inklusif menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain adaptasi kurikulum, pembelajaran siswa berkebutuhan khusus dan siswa reguler di kelas yang sama, perilaku siswa berkebutuhan khusus yang kurang tepat, dan persepsi rendahnya kompetensi guru menangani siswa berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, diperlukan harapan agar guru dapat berperan penting dalam pendidikan inklusif meski menghadapi berbagai kendala. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara welas asih dan harapan pada guru sekolah inklusif. Partisipan penelitian adalah 162 guru sekolah dasar inklusif. Adult Hope Scale (AHS) dan Self-Compassion Scale (SCS) digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara cinta diri dengan harapan. Hubungan ini dapat terjadi karena dukungan batiniah, rasa percaya diri, sikap diri yang positif, dan meningkatnya persepsi kompetensi yang ditimbulkan oleh rasa welas asih memudahkan individu untuk memiliki harapan yang lebih baik.

Teachers in inclusive schools face various challenges. The challenges include curriculum adaptation, learning of students with special needs and regular students in the same class, behavior of students with special needs that are not suitable, and perceptions of the teacher's low competence to deal with students with special needs. Therefore, hope is needed by teachers to play an important role in inclusive education, despite their facing various obstacles. This research aimed to identify a relationship between self-compassion and hope among inclusive school teachers. Research participants were 162 elementary inclusive schools. Adult Hope Scale (AHS) and the Self-Compassion Scale (SCS) were used as an instrument in this research. The research showed that there was a significant positive relationship between self-compassion and hope. This relationship can occur because of inner support, self-confidence, positive self-attitude, and increased perceptions of competency generated by self-compassion someone has a better hope."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bewizta Maurilla Hasyyati
"Guru sekolah inklusif lebih rentan mengalami stres terkait pekerjaan, yang dapat menyebabkan kelelahan pada guru. Kelelahan tidak hanya berdampak negatif pada kinerja guru, tetapi juga prestasi akademik dan sosial siswa. Studi populasi lain menganjurkan welas asih untuk mencegah kelelahan. Studi ini menguji korelasi antara welas asih dan kelelahan pada guru sekolah dasar (SD) inklusif menggunakan Skala Welas Asih (SCS; Neff, 2003) dan Survei Maslach Burnout Inventory-Educators (MBI-ES; Maslach, Jackson, & Leiter, 1996). ). Pesertanya adalah guru kelas dan guru pendamping khusus (N = 170) di sekolah dasar inklusi di Jakarta Selatan, Bogor, Depok, dan Cimahi. Sesuai dengan hipotesis, skor belas kasihan diri memiliki hubungan yang signifikan dengan dimensi burnout yaitu hubungan negatif dengan kelelahan emosional dan depersonalisasi, serta hubungan positif dengan prestasi pribadi. Hasil penelitian ini didukung oleh hubungan antara dimensi welas asih dengan dimensi burnout. Temuan menunjukkan bahwa belas kasihan dapat melindungi diri dari kelelahan pada guru sekolah dasar inklusif. Batasan penelitian ini dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut.

Inclusive school teachers are more prone to experience work-related stress, which can lead to teacher fatigue. Fatigue not only negatively impacts teacher performance, but also student academic and social performance. Another population study advocates compassion for preventing fatigue. This study examined the correlation between compassion and fatigue in inclusive primary (SD) teachers using the Compassion Scale (SCS; Neff, 2003) and the Maslach Burnout Inventory-Educators Survey (MBI-ES; Maslach, Jackson, & Leiter, 1996). ). The participants were classroom teachers and special companion teachers (N = 170) in inclusive elementary schools in South Jakarta, Bogor, Depok, and Cimahi. In accordance with the hypothesis, self-compassion scores have a significant relationship with the burnout dimension, namely a negative relationship with emotional exhaustion and depersonalization, and a positive relationship with personal achievement. The results of this study are supported by the relationship between the compassionate dimension and the burnout dimension. The findings suggest that compassion can protect against burnout in inclusive primary school teachers. The limitations of this study and suggestions for future research are discussed further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kindy Trishana
"Pelaksanaan pendidikan inklusif di Indonesia masih mengalami masalah seperti rendahnya komitmen guru. Strategi guru sekolah inklusif mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan bisa jadi menentukan keputusan untuk tetap bekerja sebagai guru. Self-compassion merupakan salah satu cara individu untuk menghadapi pengalaman buruk. Penelitian ini menguji hubungan antara komitmen profesi dengan self-compassion guru SD inklusif. Komitmen profesi pada guru diukur dengan Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) dari Ingarianti (2015) yang disesuaikan dengan teori komitmen profesi yang digunakan. Teori komitmen profesi merujuk pada Coladarci (1992) dengan penyesuaian aspek-aspek komitmen dari Mowday et al. (1979). Self-compassion diukur dengan Self-Compassion Scale (SCS) dari Neff (2003). Hasil analisis korelasi Pearson membuktikan terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen profesi dengan self-compassion [r(158) = 0,576, p < 0,05]. Tidak ditemukan hubungan antara komitmen profesi dengan jenis kelamin ataupun pengalaman mengajar guru SD inklusif.

The implementation of inclusive education in Indonesia still encounters problems such as teachers’ low commitment. Inclusive school teachers’ strategies for dealing with difficulties and facing challenges may determine the decision to continue working as a teacher. Self-compassion is one of the ways for an individual to deal with rough experiences. This study examined the relationship between the professional commitment and self-compassion of inclusive elementary school teachers. Teachers' professional commitment is measured by Organizational Commitment Questionnaire (OCQ) from Ingarianti (2015) which adapted to the theory of professional commitment used in this research. This theory refers to the professional commitment theory from Coladarci (1992) with adjustments to the aspects of organizational commitment theory from Mowday et al. (1979). Self-compassion is measured by the Self-Compassion Scale (SCS) from Neff (2003). The results of Pearson correlation analysis proved that there was a significant positive relationship between professional commitment and self-compassion [r(158) = 0.576, p <0.05]. No relationship was found between professional commitment and gender or teaching experience of inclusive elementary school teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Hasna Ramadhina
"Guru di sekolah dasar (SD) inklusif menghadapi beragam tantangan yang dapat berdampak pada penurunan performa guru dalam mengajar, termasuk perilaku mengembangkan kreativitas pada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion guru SD inklusif dengan creativity fostering teacher behavior (CFTB). Penelitian yang melibatkan 143 partisipan guru ini menggunakan alat ukur CFTIndex untuk mengukur CFTB dan SWD untuk mengukur self-compassion . Hasil penelitian menggunakan Spearman’s rho menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara self-compassion dan CFTB pada guru SD inklusif. Di sisi lain, dimensi self-kindness, self-judgment, common humanity, mindfulness , dan overidentification berhubungan secara signifikan dengan CFTB. Namun, hubungan yang tidak signifikan ditemukan pada dimensi isolation dan CFTB. Implikasi hasil penelitian ini adalah dapat menjadi pijakan bagi penelitian selanjutnya yang serupa dan meningkatkan kesadaran bagi pihak sekolah serta guru SD inklusif akan pentingnya self-compassion dalam pelaksanaan CFTB.

Playing the role of a teacher in an inclusive elementary school does not rule out the possibility of facing challenges that can impact teacher performance in teaching, including fostering student’s creativity. This study aims to determine the relationship between self-compassion and creativity fostering teacher behavior (CFTB) in inclusive elementary school teachers. This study involved 143 participating class teachers and subject teachers at inclusive primary schools with at least 1 year of teaching experience. The instruments used are CFTIndex to measure CFTB  and SWD to measure self-compassion. The results of the study using Spearman's rho showed that there was a significant relationship between self-compassion and CFTB in inclusive elementary school teachers. In addition, the dimensions of self-kindness, self-judgment, common humanity, mindfulness, and overidentification are significantly related to CFTB. However, no significant relationship was found in the dimension of isolation and CFTB. The implication of the results of this study is that it can become a basis for further similar research and increase awareness for schools and inclusive elementary school teachers of the importance of self-compassion in the implementation of CFTB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Afiifah
"Penelitian sebelumnya menunjukkan growth mindset merupakan karakteristik yang esensial untuk dimiliki guru agar dapat membantunya menjadi seorang guru pembelajar seumur hidup, yang berorientasi kepada murid, dan mampu menumbuhkan budaya pembelajaran. Lebih lanjut, penelitian sebelumnya menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang dengan growth mindset juga ditemukan pada seseorang yang menerapkan self compassion. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara self compassion dan growth mindset pada guru sekolah dasar. Partisipan penelitian merupakan guru sekolah dasar (N = 236) yang berasal dari 13 provinsi di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Self Compassion Scale dan General Implicit Theories of Intelligence Scale. Analisis korelasi Spearman menunjukkan self compassion dan growth mindset berkorelasi positif. Hasil penelitian juga menunjukkan seluruh dimensi self compassion berkorelasi signifikan dengan growth mindset. Temuan penelitian mengindikasikan self compassion dan growth mindset merupakan karakteristik yang saling menunjang dan dapat bermanfaat bagi guru dalam menjalankan perannya. Limitasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya juga didiskusikan.

Past studies have shown that growth mindset is an essential characteristic for teachers in order to drive them to be a lifelong learner, who focuses on students, and be able to foster a learning culture. Furthermore, past studies suggest that characteristics possessed by someone with a growth mindset are also found in someone who applies self compassion. The purpose of this study was to examine the correlation of self compassion and growth mindset among elementary school teachers. The participants consisted of 236 elementary school teachers from 13 provinces in Indonesia. The instruments used in the current study were the Self Compassion Scale (SCS), and the General Implicit Theories of Intelligence Scale General ITIS. A Spearman correlation analysis revealed selfcompassion has a positive relationship with growth mindset. Results also revealed that all dimensions of selfcompassion and growth mindset were significantly correlated. Findings indicated that self compassion and growth mindset might mutually be beneficial for teachers in doing their roles. Limitations and recommendations for future research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Nur Meiliana
"Topik kesejahteraan pada guru menjadi pembahasan yang terus bergulir dari tahun ke tahun. Hingga saat ini, guru masih dianggap sebagai salah satu profesi dengan tingkat stres yang cukup tinggi, tak terkecuali guru di sekolah dasar yang tugasnya lebih menantang dibandingkan guru di jenjang pendidikan lain. Padahal, stres pada guru dapat memengaruhi berbagai aspek, bukan hanya terhadap proses belajar siswa, melainkan juga pemenuhan kebutuhan personal guru itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki teacher subjective well-being yang baik. Salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi teacher subjective well-being adalah self-compassion. Penelitian ini hadir untuk mengeksplorasi hubungan antara self-compassion dan teacher subjective well-being pada guru sekolah dasar dengan menggunakan Teacher Subjective Well-Being Questionnaire (TSWQ; Renshaw et al., 2015) dan Self-Compassion Scale (SCS-LF; Neff, 2003a). Melalui 224 partisipan yang mengikuti penelitian ini, ditemukan korelasi positif yang signifikan antara self-compassion dengan teacher subjective well-being (r = 0,389, p < 0,01). Dalam hal ini, komponen-komponen positif dalam self-compassion mampu membantu guru sekolah dasar memaknai perannya lebih dalam sehingga teacher subjective well-being pada guru meningkat.

The topic of teacher well-being is commonly discussed over time. Up to this day, teacher is still mainly named as one of the most stressful job, not to mention elementary school teachers whose demands are more challenging than other secondary teachers. This topic is appealing since teacher’s stress influences some aspects, not only student’s learning process, but also teacher’s journey on personal growth. Therefore, it is important for teacher to maintain a good level of teacher subjective well-being. One of the factors expected to be affecting teacher subjective well-being is self-compassion. This study aimed to explore the correlation between self-compassion and teacher subjective well-being among elementary school teachers using Teacher Subjective Well-Being Questionnaire (TSWQ; Renshaw et al., 2015) and Self-Compassion Scale (SCS-LF; Neff, 2003a). Through the participation of 224 elementary school teachers, a positive, significant correlation is found between self-compassion and teacher subjective well-being (r = 0,389, p < 0,01). In this case, the positive components of self-compassion can help elementary school teachers grasp the meaning of their own role, thus increasing their teacher subjective well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvida Syifa Madita
"Self-efficacy perguruan tinggi penting untuk diperhatikan pada masa-masa awal perkuliahan karena menentukan kegigihan dan keberhasilan akademik siswa kedepannya. Kemanjuran diri perguruan tinggi didefinisikan oleh Solberg et al. (1993) sebagai tingkat kepercayaan siswa memiliki kemampuan untuk melakukan tugas-tugas terkait dengan perkuliahan. Studi ini melihat hubungan antara efikasi diri perguruan tinggi dengan melibatkan welas asih, yaitu wujud kepedulian individu dalam caring dirinya saat dia kurang, membuat kesalahan, gagal, atau mengalami situasi menyakitkan dalam hidup (Neff, 2003). Analisis statistik digunakan adalah korelasi Pearson. Sebanyak 213 siswa berusia 18-21 tahun tahun pertama (perempuan = 157 dan laki-laki = 56) menjadi peserta dalam penelitian ini ini. Belas kasihan diukur menggunakan SCS-26 dan kemanjuran diri perguruan tinggi diukur menggunakan CSEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara belas kasihan dan efikasi diri perguruan tinggi pada siswa tahun pertama (r (213) = .498, p <.001), sehingga dapat dikatakan semakin tinggi rasa kasih sayang yang dimiliki siswa tahun pertama semakin tinggi kemanjuran diri perguruan tinggi yang dimiliki.

Higher education self-efficacy is important to pay attention to in the early days of lectures because it determines the persistence and academic success of students going forward. College self-efficacy defined by Solberg et al. (1993) as the level of confidence students have the ability to do tasks related to lectures. This study looked at the relationship between college self-efficacy and involving compassion, which is a form of individual care in caring for himself when he is lacking, makes mistakes, fails, or experiences painful situations in life (Neff, 2003). The statistical analysis used was Pearson correlation. A total of 213 students aged 18-21 years of the first year (girls = 157 and boys = 56) participated in this study. Compassion was measured using the SCS-26 and college self-efficacy was measured
using CSEI. The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between compassion and college self-efficacy in first-year students (r (213) = .498, p <.001), so it can be said that the higher the feeling of affection that year students have. first, the higher the self-efficacy of the university.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Hilary
"ABSTRAK
Pemusik orkestra memiliki tuntutan dan tantangan yang tinggi untuk selalu menampilkan permainan musik yang sempurna. Hal ini membuat mereka memaksa diri dalam berlatih dan memiliki toleransi yang rendah terhadap kekurangan dan kesalahan diri. Hal ini membuat pemusik orkestra memerlukan self-compassion agar tidak melakukan hal yang destruktif terhadap diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan psychological well-being pada pemusik orkestra. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Pengukuran self?compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003) dan alat ukur Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff , 1989). Partisipan penelitian adalah sebanyak 104 pemusik orkestra. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (rs=0.465 dan p=0.000), yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dan psychological well-being pada permusik orkestra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk merancang intervensi pelatihan self-compassion bagi pemusik orkestra agar dapat meningkatkan psychological well-being.

ABSTRAK
Orchestra musicians have a lot of demands and high challenges to always perform in a perfect way. These things make them hard on themselves when practicing and make them have a low tolerance on their inadequacies and failure. They need to be self-compassionate to themselves so that they will not do a destructive action to themselves. This study aims to look at the relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. This study uses correlation method. Self-compassion was measured using Self-Compassion Scale (Neff ,2003). Psychological well-being was measured using Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1989). The respondents of the study are 104 orchestra musicians. There is significant evidence to reject the null hypothesis (rs=0.465 dan p=0.000), which can conclude that there is a positive and significant relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. These results are hoped to be useful in planning interventions self-compassion training, so that they can promote their psychological well-being."
2016
S63689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika
"Selama pandemi covid-19, siswa kelas 12 SMA merasa lebih stres dan jenuh akibat isolasi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan resiliensi akademik agar siswa dapat menghadapi permasalahan akademik yang ada. Ditemukan bahwa ternyata self-compassion dapat menumbuhkan resiliensi. Penelitian ini ingin melihat bagaimana hubungan antara self-compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale versi Bahasa Indonesia dengan resiliensi akademik menggunakan alat ukur Academic Resilience Scale-30. Partisipan merupakan 277 siswa kelas 12 SMA yang sedang melaksanakan pembelajaran daring. Hasil pengujian korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara self-compassion dengan resiliensi akademik (rs = 0.52, p < 0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa self-compassion dapat membantu siswa untuk lebih resilien dalam menghadapi beban akademik di masa pandemi covid-19. Penelitian selanjutnya dapat mengambil data demografis, seperti apakah ada yang membantu siswa selama belajar dari rumah serta bagaimana tingkat stres siswa agar mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

During the covid-19 pandemic, the 12th grade senior high school students felt more stressed and tired due to continued isolation. Therefore, academic resilience is needed so that students can face existing academic problems. It was found that self-compassion can foster resilience. This study wants to see the relationship between self-compassion using the Indonesian version of the Self-Compassion Scale measuring instrument and Academic Resilience using the Academic Resilience Scale-30 measuring instrument. Participants are 277 12th grade senior high school students who are implementing online learning. Results show that there is positive correlation between self-compassion and academic resilience (rs= 0.52, p < 0.05). This research gives a new finding of how students could be more academically resilient in facing the academic burden during the covid-19 pandemic. Future studies can take demographic data, such as whether anyone helps students while learning from home and how stressed students are to get a more comprehensive picture."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayaning Pakarti Prasetyo
"Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di perguruan tinggi Indonesia menghadirkan sejumlah tantangan besar, terutama di tengah masa pandemi Covid-19. Self-efficacy dalam pembelajaran daring diketahui menjadi komponen penting bagi mahasiswa untuk menghadapinya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self-compassion dengan self-efficacy dalam pembelajaran daring pada mahasiswa program sarjana yang tengah menjalani perkuliahan daring secara penuh. Partisipan penelitian (N=290) merupakan mahasiswa S1 dari UI, ITB, dan UGM yang berusia 18-23 tahun. Mereka diukur menggunakan Self-Efficacy Questionnaire for Online Learning (SeQoL) dan Self-Compassion Scale (SCS). Ketiga institusi pendidikan ini dipilih atas dasar klasterisasi perguruan tinggi di Indonesia yang melihat adanya perbedaan kualitas dalam pembelajaran daring. Hasil pengujian korelasi Pearson menunjukkan bahwa self-compassion yang dimiliki mahasiswa berhubungan secara signifikan dan positif dengan self-efficacy dalam pembelajaran daring (r(290) = 0,42, p < 0,01). Hubungan positif dan signifikan terkuat ditemukan pada komponen self-kindness dengan dimensi self-efficacy dalam berinteraksi sosial dengan teman sekelas. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman baru mengenai kondisi mahasiswa dalam konteks pembelajaran daring.

The implementation of distance learning among higher education institutions in Indonesia presents a number of challenges, especially in the midst of Covid-19. Self-efficacy in online learning context is known to be one of core component for students to deal with it. This study aimed to examine the relationship between self-compassion and online learning self-efficacy among undergraduate students who are undergoing full online lectures. Research participants (N= 290) are undergraduate students from UI, ITB, and UGM, aged between 18-23 years old. They were measured using Self-Efficacy Questionnaire for Online Learning (SeQoL) and Self-Compassion Scale (SCS). These three institutions were selected on the basis of a clusterization among universities in Indonesia, which saw differences in the quality of online learning. The Pearson correlation’s result showed that the students' self-compassion had a significant and positive relationship with online learning self-efficacy (r(290) = 0,42, p < 0,01). The strongest positive and significant relationship was found in self-kindness with dimension self-efficacy in social interaction with classmates. This study presents a new understanding of the students’ conditions in the context of online learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>