Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Yasintha Goa
"

Father involvement pada periode childbearing penting bagi kesehatan ibu dan anak. Budaya patriaki yang dianut sebagian besar suku di kota Kupang berkontribusi terhadap peran ayah dalam periode childbearing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara paternal self efficacy dengan father involvement pada periode childbearing pada masyarakat dengan budaya pariakhi. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan cluster random sampling pada 150 ayah yang berbudaya patriakhi di wilayah puskesmas Oepoi dan Pasir Panjang kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner General Self Efficacy dan kuesioner Father`s Involvement in Pregnancy and Childbirth Questionnaire (FIPCQ). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara paternal self efficacy dengan father involvement (p value= 0,006). Ayah dengan paternal self efficacy tinggi berpeluang 2,7 kali terlibat pada periode childbearing. Variabel sikap ayah dan dukungan informasi memoderasi hubungan antara paternal self efficacy dengan father involvement. Program suami siaga melalui kebijakan pemerintah kota Kupang perlu diperkuat.


Father involvement in the childbearing period is important for maternal and child health. The patriarchal culture adopted by most tribes in the city of Kupang contributes to the role of fathers in the childbearing period. This study aims to identify the relationship between paternal self efficacy and father involvement in the childbearing period in people with pariakhi culture. This study used a cross sectional approach with cluster random sampling on 150 patriarchal fathers in the Oepoi and Pasir Panjang health centers in Kupang, East Nusa Tenggara, Indonesia. The questionnaire used is the General Self Efficacy questionnaire and the questionnaire Father`s Involvement in Pregnancy and Childbirth Questionnaire (FIPCQ). The results showed that there was a significant relationship between paternal self efficacy and father involvement (p value = 0.006). Fathers with high paternal self efficacy are 2.7 times more likely to be involved in the childbearing period. The variable father`s attitude and information support moderates the relationship between paternal self efficacy and father involvement. The husband`s standby program through the Kupang city government policy needs to be strengthened.

"
2019
T53262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hanggoro Putro
"Penelitian skripsi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara father involvement dengan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak usia kanak-kanak madya. Pada penelitian ini, pengukuran father involvement menggunakan alat ukur Inventory of Father Involvement (IFI) yang disusun oleh Hawkins dkk (2002), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) yang disusun oleh Coleman & Karakker (2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 79 ibu yang memiliki anak usia 5 - 12 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara father involvement dengan parenting selfefficacy (r = + 0,431; n = 79; p < 0,01; one tail). Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi keterlibatan suami dalam proses parenting, maka semakin tinggi pula parenting self-efficacy ibu. Berdasarkan hasil tersebut keterlibatan ayah dalam proses parenting perlu ditingkatkan karena dapat meningkatkan keyakinan ibu akan kemampuannya untuk menjalankan peran sebagai orangtua bagi anak-anaknya.

This research was conducted to determine the relationship between father involvement and parenting self-efficacy among mothers of middle childhood. Father involvement was measured by Inventory of Father Involvement (IFI) (Hawkins et.al, 2002), parenting self-efficacy was measured by Self -Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karakker, 2000). Participants in this study were 79 mothers of children aged 5 - 12 years.
The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between father involvement and parenting self-efficacy (r = + 0,431; n = 79; p < 0,01; one tail). From these results it can be said that the higher the father’s involvement in the parenting process, the higher the mother's parenting self-efficacy. Based on these results the involvement of fathers in the parenting process needs to be improved because the mother will have increased confidence in their ability to perform the role of a parent for their children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Octavia
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan college self-efficacy pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Sebanyak 606 responden yang merupakan mahasiswa tahun pertama angkatan 2017 di Universitas Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Keterlibatan ayah didefinsikan sebagai sejauh mana seorang ayah menjalankan perannya dan berpartisipasi aktif dalam berbagai aspek kehidupan anaknya. College self-efficacy didefinisikan sebagai derajat keyakinan bahwa individu mampu untuk sukses dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan perkuliahan. Keterlibatan ayah diukur menggunakan dua alat ukur yang menilai keterlibatan ayah dalam dua domain yang berbeda. Alat ukur Nurturant Fathering Scale NFS mengukur keterlibatan ayah dalam domain afektif, sedangkan Father Involvement Scale FIS mengukur keterlibatan ayah dalam domain perilaku. Kedua alat ukur keterlibatan ayah yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004 . Untuk mengukur college self-efficacy, digunakan alat ukur College Self-Efficacy Inventory CSEI yang dibuat dan dikembangkan oleh Solberg, O rsquo;Brien, Villareal, Kennel, dan Davis 1993 . Hasil pengukuran menggunakan teknik statistik Pearson Correlation menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik dalam domain afektif dan perilaku, dengan college self-efficacy pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia.

ABSTRACT
This study was conducted to find the correlation between father involvement and college self efficacy among first year college student in Universitas Indonesia. A total of 606 respondents who were first year college students class of 2017 at Universitas Indonesia participated in this research. Father involvement was defined as the extent to which a father performs his role and actively participates in various aspects of his child rsquo s life. College self efficacy was defined as a student rsquo s degree of confidence that they could successfully complete a given college related task. Father involvement was measured using two different instruments that assessed two different domains. Nurturant Fathering Scale NFS measured father involvement in the affective domain, while Father Involvement Scale FIS measured father involvement in behavioral domain. The two instrument of father involvement used in this study were developed by Finley and Schwartz 2004 . College Self Efficacy Inventory CSEI developed by Solberg, O rsquo Brien, Villareal, Kennel, and Davis 1993 was used to measure college self efficacy. The Pearson Correlation indicates significant correlation between father involvement, both in affective and behavioral domains, with college self efficacy among first year college student in Universitas Indonesia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlita Dewi
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Azura Adiwijaya
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan penting bagi perkembangan anak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran paternal self-efficacy sebagai moderator dari hubungan antara stres pengasuhan dan keterlibatan ayah. Pengambilan data dilakukan secara online dengan sembilan puluh lima ayah yang memiliki anak usia 3-6 tahun sebagai partisipan. Alat ukur yang digunakan adalah Inventory of Father Involvement (IFI), Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF), dan Fathering Self-Efficacy Scale (FSES). Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa stres pengasuhan dapat secara signifikan memprediksi keterlibatan ayah. Paternal self-efficacy juga secara signifikan memoderasi efek stres pengasuhan terhadap keterlibatan ayah. Dengan perkataan lain, paternal self-efficacy dapat memperkuat hubungan antara stres pengasuhan yang dirasakan ayah dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan. Implikasi dari penelitian ini adalah penting untuk meningkatkan paternal self-efficacy yang dimiliki ayah.  Hal tersebut karena dengan meningkatnya paternal self-efficacy dapat mengurangi stres pengasuhan dan meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak walaupun ayah memiliki tingkat stres pengasuhan yang tinggi.

Father involvement in parenting is important for child development. This research was conducted to examine the role of paternal self-efficacy as a moderator of the relationship between parenting stress and father involvement. Data collection was carried out online with ninety-five fathers who had children aged 3-6 years as participants. The measurement tools used consist of Inventory of Father Involvement (IFI), Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF), and Fathering Self-Efficacy Scale (FSES). This study succeeded in proving that parenting stress can significantly predict father involvement. Paternal self-efficacy can also significantly moderate the effects of parenting stress on father involvement. In other words, paternal self-efficacy can strengthen the relationship between parenting stress experienced by fathers and father involvement in parenting. The implication of this research is that it is important to increase father's paternal self-efficacy. This is because increasing paternal self-efficacy can reduce parenting stress and increase father involvement in childcare even though fathers have high levels of parenting stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rahmi Ramadhani
"

Penelitian ini menguji peran kepribadian proaktif sebagai mediator dalam hubungan antara keterlibatan orang tua (parental support dan parental action) dan efikasi diri dalam keputusan karier peserta didik SMA. Penelitian ini dilakukan pada 758 peserta didik SMA di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Efikasi diri dalam keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), keterlibatan orang tua diukur oleh Parent Career Behavior Checklist (PCBC), dan kepribadian proaktif diukur dengan Proactive Personality Scale (PPS). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis mediasi melalui PROCESS oleh Hayes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berperan secara parsial memediasi pengaruh parental support dan parental action terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Keterbatasan pada penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan pada beberapa aitem alat ukur CDSE-SF. Penelitian ini memberikan impilikasi, untuk konselor sekolah maupun orang tua yang memiliki anak pada tahapan eksplorasi, bahwa penting orang tua dalam terlibat dalam mendorong anak untuk menjadi lebih proaktif sehingga peserta didik dapat lebih yakin dengan pilihan kariernya.


This study examines the role of proactive personality as a mediator in the relationship between parental involvement (parental support and parental action) and career decision self-efficacy among high school student. The study was conducted on 758 high school students in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Jabodetabek). Career decision self-efficacy is measured by the Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), parental involvement is measured by the Parent Career Behavior Checklist (PCBC), and proactive personality is measured by Proactive Personality Scale (PPS). The mediation analysis technique was used PROCESS by Hayes. The results show that the proactive personality mediating partially the relationship between parental support and parental action with career decision self-efficacy among high school student. A limitation in this study need to improve several items on the CDSE-SF. Implications for school counselors and parents who have children at the exploration stage, it is important for parents to be involved in encouraging children to be more proactive. So, students can be more confident with their career choices.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Zakiya Ulfah
"Ibu sebagai perawat utama bayi harus memiliki sikap yang positif karena akan mempengaruhi perilakunya dalam perawatan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan maternal self-efficacy dan temperamen bayi dengan sikap ibu terhadap perawatan bayi. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Partisipan dalam penelitian ini adalah 135 ibu yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen Maternal Attitude Scale (MAS), Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), Infant Characteristics Questionnaire (ICQ). Tidak ada hubungan maternal self-efficacy dengan sikap ibu terhadap perawatan bayi (p>0.05) dan tidak ada hubungan temperamen bayi dengan sikap ibu terhadap perawatan bayi (p>0.05). Selain itu diperoleh hasil bahwa ibu yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir dan penghasilan keluarga yang rendah lebih banyak memiliki sikap yang negatif terhadap perawatan bayi. Hasil penelitian ini menyarankan agar pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas memberikan perhatian lebih pada ibu dengan latar belakang pendidikan terakhir dan penghasilan keluarga yang rendah.

Mother, the first person who takes care of infant, needs to have a positive attitude since it will affect her attitude on handling her infant. The purpose of this study was to identify the correlation between maternal self-efficacy and mother's attitude toward infant care as well as between infant?s temperament and mother's attitude toward infant care. Cross-sectional design was applied. The participants were 135 mothers, selected by consecutive sampling. Maternal Attitude Scale (MAS), Maternal Efficacy Questionnaire (MEQ), and Infant Characteristics Questionnaire (ICQ) instruments were used. There was no correlation between maternal selfefficacy and the mother?s attitude towards infant care (p>0.05), and there was also no correlation between the infant?s temperament and the mother's attitude towards infant care (p>0.05). Besides, this research found that the mother who has low level of education and low family income has more negative attitude toward infant care. The result of this study recommends Puskesmas to give more attention to mothers who have low level of education and low family income."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nya`Zata Amani
"ABSTRAK
Budaya Aceh dan ajaran Islam menekankan pentingnya peran ayah dalam kehidupan anaknya. Selain itu, Aceh juga provinsi dimana ajaran agama menjadi dasar hukum dan terintegrasi dalam kehidupan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi sanctification of parenting, yaitu sejauh mana ayah mempersepsi pengasuhannya kepada anak sebagai sesuatu yang memiliki divine character dan significance, terhadap keterlibatan ayah pada domain perilaku dan kualitas afeksi yang dipersepsi oleh anak. Keterlibatan ayah pada domain perilaku diukur menggunakan Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) dan kualitas afeksi diukur menggunakan Nurturance Fathering Scale (Finley & Schwartz, 2004). Sanctification of parenting diukur menggunakan alat ukur Sanctification of Parenting (Mahoney, Pargament, A. Murray-Swank, & N. Murray-Swank, 2003). Hasil analisis statistik regresi linear pada data dari 133 pasang ayah dan anak di Aceh menunjukkan bahwa sanctification of parenting berkontribusi signifikan pada keterlibatan ayah pada domain perilaku dan kualitas afeksi yang dipersepsi oleh anak. Analisis data demografi menunjukkan perbedaan rata-rata keterlibatan ayah pada jenis kelamin anak dan perbedaan kualitas afeksi pada tipe sekolah anak dan tingkat pendapatan total keluarga. Tidak ada perbedaan rata-rata pada sanctification of parenting antara urutan lahir anak, jenis kelamin anak, dan pendidikan pesantren ayah. Diskusi hasil penelitian, limitasi, serta saran penelitian lanjutan dijelaskan di bagian akhir.

ABSTRAK
Both the culture of Aceh and Islamic teachings stresses the important role of father to the child. This study was intended to find the extent to which Sanctification of Parenting, perception of a father to his caregiving process as having divine character and significance, can predict Father Involvement, operationalized in behavior domains involvement and affective quality perceived by the child. The variables measured using Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) and Nurturance Fathering Scale (Finley & Schwartz, 2004) measured in the child and Sanctification of Parenting (Mahoney, Pargament, A. Murray-Swank, & N. Murray-Swank, 2003) measured in the father. One hundred and thirty three pairs of father and adolescent in Aceh participated in the study. Based on linear regression analysis, Sanctification of Parenting contributes significantly to Father Involvement, both in behavior domains and affective quality perceived by the child. Analysis of demographic data shows differences in father involvement based on child gender, differences in affective quality based on school type and level of family income There is no mean differences between child birth order, child gender, and father pesantren education in sanctification of parenting score. Further discussion, limitation, and future research suggestion elaborated in the end."
2016
S64172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Annisa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan work-family conflict pada ibu dari toddler yang bekerja sebagai perawat. Pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index ? Toddler Scale yang dikembangkan oleh Coleman (1998), sedangkan work-family conflict diukur melalui Work Family Conflict Scale yang dikembangkan oleh Carlson, dkk (2000). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 51 ibu dari anak yang berada pada tahap toddler dan bekerja sebagai perawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara parenting self-efficacy dan work-family conflict (r=-0.512, n=51, p< 0.01, two-tail). Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi parenting selfefficacy pada ibu dari toddler, maka semakin rendah work-family conflict yang dialami ibu; begitu pula sebaliknya.

This study examined the correlation between parenting self-efficacy and workfamily conflict among mothers of toddler who work as nurses. Parenting selfefficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index ? Toddler Scale developed by Coleman (1998), whereas work-family conflict was measured by Work Family Conflict Scale developed by Carlson et al (2000). The participants of this study was 51 mothers of toddler and work as nurses.
The result of this study showed that there is a significant, negative correlation, between parenting self-efficacy and wprk-family conflict (r=-0.512, n=51, p< 0.01, twotail). That is, the higher mother?s parenting self-efficacy, lower work-family conflict; and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>