Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eryne Riptantya
"Industri penerbangan terus menghadapi tantangan signifikan seperti persaingan yang ketat dan penigkatan biaya operasional, sejalan dengan volume lalu lintas udara yang semakin tinggi, hal ini mengharuskan mereka mengembangkan strategi untuk meningkatkan efisiensi, mengendalikan biaya operasi, dan mencari peluang untuk memaksimalkan pendapatan. Banyak perusahaan penerbangan telah melakukan diversifikasi bisnis dalam upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan situasi kompleks dalam beberapa kegiatan berbeda di unit-unit bisnis tersebut, akan sangat penting bagi perusahaan induk untuk menghasilkan manfaat setinggi mungkin dari strategi diversifikasi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu manajemen Garuda Indonesia untuk menilai anak perusahaannya, apakah mereka menciptakan nilai untuk pemegang saham dan menemukan tindakan strategis yang bisa diambil Garuda Indonesia untuk meningkatkan kinerja masing-masing anak perusahaan, dimana hal ini berpotensi untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari anak-anak perusahaan. Dengan menggabungkan analisis pertumbuhan-laba dan skenario perencanaan, anak-anak perusahaan yang diselidiki adalah low-cost carrier, maintenance repair and overhaul (MRO), perusahaan catering, ground handling service, global distribution system (GDS), dan perusahaan jasa IT. Melalui analisis pertumbuhan-laba, penelitian ini menemukan bahwa MRO dan ground handling service adalah anak perusahaan yang menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mereka menguntungkan dan memiliki prospek positif pada pertumbuhan mereka. Low-cost carrier, perusahaan catering, dan bisnis GDS menunjukkan bahwa mereka tidak menguntungkan tetapi bisnis mereka diharapkan dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Sementara itu perusahaan jasa IT menunjukkan bahwa perusahaan itu menghancurkan nilai bagi pemegang saham karena tidak menguntungkan dan pasar memiliki perspektif negatif terhadap prospek bisnisnya kedepan. Selain itu, rekomendasi strategis untuk masing-masing anak perusahaan telah diberikan melalui studi ini melalui skenario perencanaan.

The airline industry continues to face several significant challenges such as tight competition and rising operating expenses in line with higher traffic volumes, requiring them to develop the strategy to increase efficiency, control operating costs, and seek the opportunities to maximize revenue. Many airline companies have been diversifying their businesses in an effort to enhance their corporate performance. With the complex situations in several different activities in those business units, it will be crucial for the parent company to generate the highest possible benefits from this diversification strategy. The aims of this study is to help Garuda Indonesia’s top management to assess its subsidiaries whether they create value and discover the strategic actions that Garuda Indonesia could take to improve each subsidiary performance, as it is potential increase revenue contribution from subsidiaries. By combining the profitability-growth analysis and scenario planning, the subsidiaries investigated were the low-cost carrier, maintenance repair and overhaul (MRO), catering service, ground handling service, global distribution system (GDS), and IT services company. Through profitability-growth analysis, this study found that the MRO and ground handling business were the subsidiaries that create value for shareholders because they were profitable and have positive perspective on their growth prospect.  Low-cost carrier, catering service and GDS business indicate that they were unprofitable but their business were expected to be able to generate future profitability. Meanwhile IT service company implies that the company was destroying value for shareholders because of economic unprofitable and market has negative perspective of its future prospects. Moreover, the strategic recommendations for each subsidiary have been provided in this study through scenario planning."
2019
T54666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Leopold
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pentingnya penentuan nilai mata uang fungsional dengan menggunakan studi kasus pada perusahaan dengan kompleksitas pelaporan yang unik. Penelitian ini menyoroti perbedaan yang terjadi dan risiko nilai tukar valuta asing yang dihadapi perusahaan di tengah lingkungan bisnis yang kurang menguntungkan. Studi ini juga menggarisbawahi relevansi teori akuntansi positif dalam menjelaskan fenomena yang melibatkan manajemen dan bagaimana pengaruhnya terhadap sinyal yang dikirim ke pemangku kepentingan. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan kebijakan akuntansi yang kurang tepat karena penilaian profesional manajemen yang bias dalam menentukan mata uang fungsional secara signifikan mempengaruhi angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi kualitas penyajian informasi laporan keuangan yang di satu sisi menguntungkan bagi pihak manajemen namun memberikan sinyal yang salah kepada pemangku kepentingan.

ABSTRACT
This paper discusses the significance of functional currency determination by using a case study in a company with a unique reporting complexity. It highlights the impact of the differences caused and foreign exchange rate risks faced by the company in the midst of a less favorable business environment. This study also underlines the relevance of positive accounting theory in explaining the phenomenon involving management and how it affects the signal sent to stakeholders. The results suggest that improper application of accounting policies due to biased professional judgment regarding functional currency determination significantly influence the figures reported in the financial statements and thus influence the quality of presentation of financial statement information which may secure management interest but ultimately at the cost of providing a false signal tostakeholders."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Hutami Hariyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti mengenai efek dari dilakukannya akuisisi yang dijalankan PT. Hakaaston terhadap 3 anak perusahaan yaitu terhadap PT. Bhirawa Steel, PT. Semen Indogreen Sentosa dan PT. Catur Armindo Putra yang dimulai pada tahun 2019. Akuisisi yang dijalankan umumnya memberikan ekspektasi keuntungan bagi perusahaan pengakuisisi, namun pasca 3 tahun dijalankannya akuisisi belum terjadi perubahan yang signifikan sehingga memunculkan pertanyaan apakah akuisisi yang dijalankan telah disusun berdasarkan strategi yang tepat serta pertimbangan yang matang. Peneliti melakukan analisis mendalam mengenai kondisi ini menggunakan metode campuran (mix method) untuk mengetahui akuisisi yang dijalankan apakah  dapat menimbulkan Financial synergies atau Operational Synergies. Temuan empiris berdasarkan data laporan keuangan perusahaan pasca akuisisi menemukan bahwa 2 dari 3 anak perusahaan mengalami peningkatan dari segi keuangan perusahaan namun perusahaan induk selaku pengakuisisi mengalami penurunan pasca akuisisi perusahaan. Analisis atas hasil wawancara dari narasumber menjelaskan bahwa akuisisi yang dijalankan tidak hanya mengacu kepada Financial Synergies, namun juga terhadap Operational synergies dimana perusahaan memiliki peranan untuk membantu pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra. Hasil temuan penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai kebijakan dalam Merger & Akuisisi (M&A) yang tidak hanya bersifat menguntungkan bagi satu pihak namun lebih kepada manfaat ekonomi.

This study aims to obtain evidence regarding the effect of the acquisition carried out by PT. Hakaaston towards 3 subsidiaries namely towards PT. Bhirawa Steel, PT. Cement Indogreen Sentosa and PT. Catur Armindo Putra which began in 2019. Acquisitions carried out generally provide expected profits for the acquiring company, but after 3 years of acquisitions there have been no significant changes, raising the question of whether the acquisitions carried out have been prepared based on the right strategy and careful consideration. Researchers conducted an in-depth analysis of this condition using a mixed method (mix method) to determine whether the acquisitions carried out could lead to Financial synergies or Operational Synergies. Empirical findings based on post-acquisition company financial statement data found that 2 out of 3 subsidiary companies experienced an increase in the company's finances, but the parent company as the acquirer experienced a decline after the company's acquisition. Analysis of the results of interviews with informants explained that the acquisitions carried out did not only refer to Financial Synergies, but also to Operational synergies where the company has a role in helping the construction of the Trans Sumatra Toll Road. The findings of this study can become the basis for further research regarding policies in Mergers & Acquisitions (M&A) which are not only beneficial for one party but more for economic benefits."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resha Farah Diba
"ABSTRAK
Perubahan Anggaran Dasar Induk Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri Menjadi Penanaman Modal Asing menimbulkan implikasi yuridis karena status induk perusahaan berubah dari perseroan terbatas penanaman modal dalam negeri menjadi perseroan terbatas penanaman modal asing, hal ini berpengaruh terhadap anak perusahaan dan terdapat implikasi perubahan status induk perusahaan terhadap anak perusahaan apabila kegiatan usaha anak perusahaan merupakan sektor yang tertutup untuk asing atau melebihi batas persentase yang diperbolehkan untuk asing. Penulisan tesis ini dikaji berdasarkan metode yuridis normatif yang menekankan pada norma-norma hukum dengan menganalisa peraturan perundang-undangan terkait tentang penanaman modal dan perusahaan serta peraturan perundang-undangan lain yang mendasarinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh atas berubahnya status induk perusahaan dari Perseroan Terbatas Penanaman Modal Dalam Negeri menjadi Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing yaitu perubahan status anak perusahaan menjadi penanaman modal asing berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal karena terdapat unsur modal asing yang masuk ke dalam perseroan tetapi induk perusahaan tersebut tidak termasuk dalam penanam modal asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 6. Implikasi perubahan status induk perusahaan terhadap anak perusahaan apabila kegiatan usaha anak perusahaan merupakan sektor yang tertutup untuk asing atau melebihi batas persentase yang diperbolehkan untuk asing sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyatatan Di Bidang Penanaman Modal yaitu timbul kewajiban untuk melakukan pengalihan saham kepada orang perorangan Warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia yang kepemilikan sahamnya tidak ada unsur modal asing sebagaimana dimaksud dalam berdasarkan Pasal 1 angka 8 UUPM. Hal lain yang dapat dilakukan adalah penyesuaian mengenai bidang usaha, dimana anak perusahaan dapat melakukan perubahan bidang usaha yang sesuai.

ABSTRACT
Amendment of Article of Association Domestic Capital Investment Holding Company Becomes Foreign Capital Investment raised legal implication because of holding company status changed from Article of Association Domestic Capital Investment Holding Company Becomes Foreign Capital Investment, it affects to subsidiary and there is implication because of holding company status has changed to the subsidiary if subsidiary business sector are closed of foreign investor or maximum percentage allowed for foreign investment. Writing method uses is a normative legal research method and data used is primary data. The result show the impact because of holding company status changed from Domestic Capital Investment Holding Company Becomes Foreign Capital Investment is subsidiary company should be change become foreign investment based on Article 1 Point 8 Law Of The Republic Of Indonesia Number 25 Of 2007 Concerning Investments because there is foreign capital as mentioned in Article 1 Point 6. Implication of holding company status has changed to the subsidiary if subsidiary business sector are closed of foreign investor or maximum percentage allowed from foreign investment pursuant to Presidential Regulation No. 44 of 2016 regarding the List of Business Fields That Are Closed and Business Fields That Are Conditionally Open for Investment is should assign their share to Indonesian citizen s or Indonesian legal entity ies which is there is no foreign capital as mentioned in Article 1 Point 8. Another way, the subsidiary should change their business field."
2017
T47170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Zhafarina Fildzah
"Pemerintah mulai merealisasikan program pembentukan holding company Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada masing-masing sektor yang sama secara bertahap, dengan tujuan meningkatkan efisiensi antar korporasi. Pengalihan saham tersebut menimbulkan beberapa isu hukum yaitu terjadi perubahan status pada perseroan terbatas yang sebelumnya merupakan induk perusahaan menjadi perseroan yang tergabung dalam struktur holding company dan menjadi sebuah Anak Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas, mengakibatkan status hukum keuangan negara pada perseroan tersebut menjadi rancu jika dilihat sebagai badan hukum privat. Selain itu, adanya penyertaan modal negara berupa satu lembar saham A dwiwarna pada BUMN yang telah berubah status menjadi Anak Perusahaan BUMN masih dapat dianggap sebagai keuangan negara, serta konsekuensi hukum mengenai campur tangan negara pada anak perusahaan BUMN yang merupakan badan hukum privat. pengaturan mengenai holding company di Indonesia belum secara khusus diatur, karena pengaturan undang-undang BUMN dan Perseroan Terbatas tidak secara lengkap mengatur hal tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan tipe deskriptif analitis. Hasil penelitian menyimpulkan status keuangan negara pada BUMN Persero yang berubah status menjadi Anak Perusahaan BUMN menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 terpisah dari rezim keuangan negara serta status keabsahan kekayaan BUMN Persero sebagai badan hukum privat bukanlah menjadi bagian dari kekayaan negara.

The government began to realize the program of establishing a holding company of State-Owned Enterprises (BUMN) in each of the same sectors in stages, with the aim of increasing efficiency between corporations. The transfer of shares raises several legal issues, namely a change in the status of a limited liability company which previously was the parent company into a company incorporated in the holding company structure and a Limited Liability Company, resulting in the states legal financial status being ambiguous when viewed as a legal entity private law. In addition, the existence of state capital participation in the form of a single A Dwiwarna share in a BUMN that has changed its status to a BUMN subsidiary can still be considered as state finances, as well as legal consequences regarding state interference in BUMN subsidiaries which are private legal entities. Arrangements for holding companies in Indonesia have not been specifically regulated, because the regulation of state-owned companies and limited liability companies does not completely regulate this. The research method used is normative juridical with analytical descriptive type. The results of the study conclude the state`s financial status in state-owned enterprises that have changed their status to state-owned subsidiaries according to Government Regulation No. 72 of 2016 separate from the state financial regime and the legal status of state-owned enterprises as private legal entities."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T53631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syunesti, Author
"ABSTRAK
Komitmen Garuda dalam rangka menerapkan prinsip-pnnstp GCG salah satunya ditunjukkan dengan pengelolaan risiko melalui penerapan manajemen risiko secara menyeluruh. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan udara domestik dan intemasioanal, otomatis pendapatan yang diterima dalam berbagai mata uang. Sebagai konsekuensinya Garuda terkena risiko karena perubahan nilai tukar valuta asing.
Salah satu metode yang digunakan dalam mengkuantifikasi besamya risiko adalah metode Value at Risk (V AR). VaR merangkum potensi kerugian maksimum yang disebabkan oleh faktor risiko dalam satu bilangan tunggal. VaR diperoleh dengan mengalikan jumlah posisi asset atau eksposur dengan volatilitas pada confidence level tertentu. Misalnya, jika dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai VaR untuk valuta asing USD sebesar USD - 10.000, artinya pada kondisi normal satu hari yang akan datang potensi kerugian maksimum karena mememiliki kas dalam USD adalah sebesar USD 10.000. Atau dengan kata lain kemungkinan rugi melebihi nilai USD 10.000 adalah 5%.
Besamya nilai VaR sangat dipengaruhi oleh volatilitas dari aset yang bersangkutan. Oleh karena itu validitas dari model estimasi volatilitas yang digunakan sangat mempengaruhi validitas dari nilai V aR itu sendiri. Dalam penelitian ini akan dilakukan pemodelan model estimasi volatilitas untuk menghitung VaR lima valuta asing yaitu USD, SGD, JPY, ADD, dan GBP. Adapun model estimasi volatilitas yang digunakan berdasarkan karakteristik data runtun waktu valuta asing yang bersangkutan setelah melewati beberapa uji statistik.
Dari uji stasioneritas data runtun waktu masing-masing valuta asing dapat diketahui bahwa data telah stasioner yang ditunjukkan oleh nilai ADF Test yang lebih kecil dari nilai critical value dengan tingkat confidence level 95%. Sedangkan uji normalitas mengindikasikan data namun waktu valuta asing tidak terdistribusi normal yang ditunjukkan oleh probabilitas Jarque Bera yang lebih kecil dari confidence level (1- a). Dengan demikian dilakukan penyesuaian terhadap conjdence level menggunakan ekspansi cornish fisher.
Uji volatilitas menunjukkan tidak: satu pun data nmtun waktu valuta asing yang negative terhadap heteroskedastisitas atau dengan kata lain residual data runtun waktu valuta asing bersifat heteroscedastic. Dengan demikian metode estimasi volatilitas yang digunakan adalah metode ARCH/GARCH. Setelah melewati tahap mean process dan variance process didapat model terbaik untuk masing-masing valuta asing. Dengan mensimulasikan model yang diperoleh pada program excel diperoleh standar deviasi yang merupakan volatilitas dari masing-masing valuta asing.
Perhitungan VaR menggunakan confidence level 95% dan holding period satu hari menghasilkan nilai VaR untuk masing-inasing valuta asing sebagai berikut: USD sebesar Rp 186.987.377, SGD sebesar Rp 45.736.458, JPY sebesar 55.373.254, AUD sebesar 73.127.459, dan GBP sebesar Rp 27.982.979. Sehingga total nilai VaR (undiversified VaR) adalah Rp 389,207,527. Selain itu dengan memperhitungkan faktor korelasi diperoleh nilai VaR portfolio (diversified VaR) sebesar Rp 322,524,484.
Pengujian validitas dengan backtesting menghasilkan penolakan terhadap dua dari lima model val uta asing yaitu JPY dan GBP karena nilai Likelihood Rationya yang lebih besar dari nilai critical value. Dengan demikian hanya model USD, SGD, dan AUD yang bisa dianggap valid untuk mengestimasi volatilitas dalam penghitungan VaR. Adanya model yang ditolak, kemungkinan disebabkan oleh penentuan lag pada variance process yang kurang tepat. Kemungkinan masih terdapat lag yang signifikan yang tidak: dimasukkan ke dalam model.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Pradana
"Kajian mengenai peran anak perusahaan milik perusahaan multinasional di luar negeri dalam mengelola praktik tanggung jawaban sosial jumlahnya masih terbatas. Tujuan dilakukannya riset ini adalah untuk menganalisa suatu alternatif lain dalam pengelolaan praktik tanggung jawab sosial yakni dengan mengalihkan fungsi pengelolaan (outsourcing) praktik tanggung jawab sosial perusahaan ke tangan anak perusahaan di luar negeri. Kajian pustaka sistematis digunakan dalam riset ini dengan tujuan untuk menganalisa pustaka-pustaka yang ada lalu mengevaluasi kontribusi untuk membuat preposisi atau teori lanjutan. Seluruh analisa skripsi ini merujuk kepada teori transaction cost economics dan institutional theory. Penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa kelebihan dan keuntungan yang didapatkan dengan mengalih fungsikan tanggung jawab pengelolaan praktik tanggung jawab sosial ke tangan anak perusahaan milik multinasional di luar negeri. Di akhir skripsi ini beberapa preposisi dan model konseptual disajikan untuk riset dan tes empiris lebih lanjut.

There is lack of study on the roles of foreign subsidiary in managing CSR practices. The purpose of the research is to analyze an alternative to manage CSR practices in MNE through outsourcing the CSR practices and management to MNE?s foreign subsidiary. Systematic literature review is employed in order to analyze published studies, evaluate contributions then develop propositions. Throughout the analysis, mainly transaction cost economics and institutional theory are utilized. We concluded that there are several advantages of managing CSR practices through foreign subsidiary. Finally, several propositions and a conceptual model are provided for further empirical testing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Surya Dharma
"PT. Garuda Indonesia adalah perusahaan jasa penerbangan nasional milik Negara yang melayani jalur dalam negeri dan internasional dan berdiri sejak 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Sampai saat ini, Perusahaan telah memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu: PT. Aerowisata, PT. Abacus Distribution System Indonesia, PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia dan PT. Gapura Angkasa. Dan memiliki tiga Strategic Business Unit (SBU), yaitu: Garuda Education Training Education, Garuda Sentra Medika dan Garuda Cargo.
Pada tahun 2004, industri penerbangan telah menunjukkan peningkatan permintaan seteiah setelah lama mengalami penurunan yang mengakibatkan kerugian yang dipicu oleh isu keamanan, wabah penyakit. Memasuki tahun 2005, industry penerbangan Indonesia khususnya mengalami goncangan yang cukup kuat, seiring dengan terus meningkatnya harga minyak dunia yang telah tembus U$ 60 per barrel. Dan telah membuat beberapa perusahaan penerbangan Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar, beberapa bangkrut dan sebagian terpaksa menjual/ diakuisisi oleh perusahaan lain.
Rencana PT. Garuda Indonesia untuk go public ataupun private placement sebagai langkah memperoleh dana segar untuk meningkatkan daya saingnya adalah langkah strategis yang perlu untuk direalisasikan.
Penilaian PT. Garuda Indonesia dilakukan dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm. Untuk memperoleh nilai perusahaan, dilakukan proyeksi laporan keuangan perusahaan yang dibuat dengan memperhitungkan kondisi ekonomi makro: pertumbuhan ekonomi inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga, perkembangan industri: menggunakan pendekatan jive forces, dan kinerja perusahaan. Yang dilakukan dalam analisa perusahaan, antara lain: analisa terhadap laporan keuangan, strategi perusahaan dan perhitungan nilai perusahaan.
Berdasarkan analisa fundamental yang dilakukan dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm, diperoleh nilai saham perusahaan sebesar Rp. 1.284.284,00 (Nilai Buku Rp. 1.000.000,00). Selanjutnya investor ataupun pihak lain yang berkepentingan dapat membandingkan nilai perusahaan lain yang dapat dijadikan benchmark, baik dari segi PE ratio ataupun PBV untuk dapat menentukan harga wajar yang layak apabila PT. Garuda Indonesia melakukan penawaran saham kepada publik (IPO) ataupun sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan ketidakpastian, dapat menyebabkan proyeksi yang telah dibuat perlu diperbarui karena tidak sesuai dengan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayuaji Prasetyo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari Digital Innovation, Perceived Value, dan Loyalty Program terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Pelanggan yang berdampak ke Kesetiaan Pelanggan di PT. Garuda Indonesia. Penelitian ini akan menggunakan perangkat lunak SmartPLS, untuk melihat hubungan dan tingkat signifikansi dari Digital Innovation, Perceived Value, dan Loyalty Program dalam mempengaruhi Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Pelanggan. Kemudian juga akan dilihat hubungan dan besar pengaruh dari Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Pelanggan terhadap Kesetiaan Pelanggan di PT. Garuda Indonesia.
Data diambil berdasarkan jawaban kuesioner responden yang pernah terbang dengan Garuda Indonesia dan juga menjadi anggota GarudaMiles (Loyalty Program dari Garuda Indonesia). Hasil evaluasi menyatakan bahwa Digital Innovation mempunyai dampak yang signifikan terhadap kepuasan dan kepercayaan pelanggan setelah menghilangkan beberapa indikator. Percieved Value mempunyai dampak signifikan terbesar terhadap kepuasan dan kepercayaan pelanggan, dibandingkan dengan 2 variabel lainnya. Loyalty Program tidak mempunyai dampak yang signikan terhadap kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa kepuasan dan kepercayaan pelanggan mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesetiaan pelanggan.

ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of Digital Innovation, Perceived Value, and Loyalty Program toward Customer Loyalty through Customer Satisfaction and Loyalty in PT. Garuda Indonesia. This research will be use PLS-SEM as software to observe the relationship and significance of variable Digital Innovation, Perceived Value, and Loyalty Program toward Customer Satisfaction and Customer Trust. Which is finally, also observe the relationship and how significant the Customer Satisfaction and Customer Trust to influence the Customer Loyalty in Garuda Indonesia.
Data is taken from questionnaires from respondent which flying with Garuda Indonesia which also member of GarudaMiles (Loyalty Program of Garuda Indonesia). The result of the study shows Digital Innovation have significant influence on customer satisfaction and trust by removing some indicators. Perceived Value have the most significant influence on customer satisfaction and trust compare to other 2 variables. Loyalty Program doesn't have significant influence on customer satisfaction and trust. The result also show that customer satisfaction and trust have significant influence on customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>