Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusuma Minayati
"Perilaku antisosial dan kriminalitas pada anak dan remaja merupakan permasalahan penting yang terjadi di Indonesia dan berbagai negara. Dalam menghadapi permasalahan ini, negara menyelenggarakan suatu program pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Masalah perilaku sering lebih menjadi perhatian, meskipun depresi merupakan masalah yang juga signifikan pada populasi ini. Depresi pada anak dan remaja memiliki perbedaan gambaran dengan dewasa, dapat menjadi hal yang melatarbelakangi munculnya masalah perilaku, dan bila tidak segera dikenali dan ditangani dapat mempengaruhi perkembangan anak dan remaja itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gejala depresi serta faktor-faktor yang berhubungan pada anak didik pemasyarakatan di LPKA. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi potong lintang, dan dilaksanakan di LPKA Kelas I Tangerang pada bulan Juni-September 2018. Sebanyak 86 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dan pada penilaian dengan Child Depression Inventory (CDI), dijumpai 44,2% responden mengalami gejala depresi. Pada penilaian lanjutan dengan Mini-International Neuropsychiatric Interview for Children and Adolescent (MINI-KID) didapatkan sebagian besar responden memenuhi kriteria diagnosis distimia, dan komorbiditas paling banyak adalah distimia dan gangguan penggunaan zat psikoaktif non alkohol. Dari penilaian terhadap faktor yang berhubungan, didapatkan anak didik yang menjalani masa penahanan kurang dari 1 tahun dan tidak dikunjungi keluarga memiliki risiko lebih besar mengalami depresi. Pada analisis multivariat didapatkan perundungan adalah faktor perancu, dan konsultasi ke layanan kesehatan selama masa penahanan tidak berhubungan dengan adanya depresi. Setelah mendapatkan hasil tersebut dapat disarankan penapisan gejala depresi pada anak didik pemasyarakatan dan penanganan yang sesuai. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mempelajari faktor lain yang memengaruhi depresi pada anak didik pemasyarakatan.

Antisocial behavior and crime in children and adolescents are crucial problems which occur in Indonesia and various countries. In dealing with this problem, the state organizes a coaching program at the Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Behavioral problems are often more of a concern, although depression is also a significant problem in this population. Depression in children and adolescents which has different symptoms in adults could be the background of the emergence of behavior problems, and if not immediately recognized and handled can affect the development of children and adolescents themselves. This study aims to describe depressive symptoms and related factors in juvenile offenders in LPKA. This study was an observational study with cross sectional study design, and was conducted in LPKA Kelas I Tangerang in June-September 2018. A total of 86 respondents participated in this study, and the assessment with Child Depression Inventory (CDI), 44,2% of respondents encountered depression symptoms. In the follow-up assessment with the Mini-International Neuropsychiatric Interview for Children and Adolescent (MINI-KID) instrument, it was found that most respondents met the diagnosis criteria fr dystimia, and the most comorbidities were dysthimia and disruption of the use of non-alcoholic psychoactive substances. From the assessment of related factors, it was found that juvenile offenders who underwent a detention period of less than 1 year and were not visited by their families had a greater risk of depression. In the multivariate analysis it was found that bullying was a confounding factor, and consultation to health services during the detention period was not associated with depression. After getting these results, it can be suggested screening depressive symptoms in correctional and adequate treatment. Further research is also needed to study other factors that correlated with depression in juvenile offenders."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Weni Oktaviani
"Interpretasi karya sastra yang berkaitan dengan psikologi mengarah pada kajian kejiwaan tokoh dalam sebuah karya sastra. Pendekatan sastra maupun pendekatan psikologi digunakan untuk mengkaji lebih dalam latar belakang karakter dan gejala kejiwaan yang dialami tokoh. Film Mideunaiteu mengisahkan aksi penyerangan yang dilakukan Do-shik terhadap korbannya. Penelitian ini membahas bagaimana fenomena kejiwaan Do-shik yang dilihat sebagai seseorang dengan Antisocial Personality Disorder melalui perjalanan kehidupan tokoh yang diuraikan dalam struktur naratif film Mideunaiteu. Teori sekuen Schmitt dan Viala serta bagan fungsional transformasi Greimas digunakan untuk membedah struktur naratif serta menguraikan perjalanan kehidupan tokoh Do-shik. Kemudian pendekatan psikologi Antisocial Personality Disorder dengan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoder Fifth Edition digunakan untuk menganalisis fenomena kejiwaan tokoh Do-shik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh Do-shik memiliki tujuh kriteria Antisocial Personality Disorder yang menjadi dasar atas tindakan penyerangan Do-shik terhadap tokoh lain, yaitu tidak mengikuti norma sosial, tipu daya, impulsif, mudah marah dan agresif, mengabaikan keselamatan diri sendiri dan orang lain, tidak bertanggung jawab, serta kurangnya rasa penyesalan.

Literature interpretations related to psychology focus on studying the psychology of the characters in the literature. The literary and psychological approaches are used to study more deeply the background and psychological symptoms of the characters. Mideunaiteu tells the story of Do-shik's attack on his victim. This study discusses how Do-shik's psychological phenomena are seen as someone with Antisocial Personality Disorder through Do-shik’s life journey described in the narrative structure of the Mideunaiteu. Schmitt and Viala's sequence theory and the Greimas transformation functional table are used to explain the narrative structure and life journey of Do-shik. Then the psychology approach of Antisocial Personality Disorder with criteria from the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition is used to analyze the psychological phenomena of Do-shik's character. The results of this study indicate that Do-shik has seven criteria for Antisocial Personality Disorder which are the basis for Do-shik's attacks on other characters, that is not failure to conform to social norms, deceitfulness, impulsivity, irritability and aggressiveness, reckless disregard for safety of self or others, irresponsibility, and lack of remorse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hare, Robert D.
""Most people are both repelled and intrigued by the images of cold-blooded, conscienceless murderers that increasingly populate our movies, television programs, and newspaper headlines. With their flagrant criminal violation of society's rules, serial killers like Ted Bundy and John Wayne Gacy are among the most dramatic examples of the psychopath. Individuals with this personality disorder are fully aware of the consequences of their actions and know the difference between right and wrong, yet they are terrifyingly self-centered, remorseless, and unable to care about the feelings of others. Perhaps most frightening, they often seem completely normal to unsuspecting targets--and they do not always ply their trade by killing.
"Presenting a compelling portrait of these dangerous men and women based on 25 years of distinguished scientific research, Dr. Robert D. Hare vividly describes a world of con artists, hustlers, rapists, and other predators who charm, lie, and manipulate their way through life. Are psychopaths mad, or simply bad? How can they be recognized? And how can we protect ourselves? This book provides solid information and surprising insights for anyone seeking to understand this devastating condition.""
Jakarta: Graha Media Medika (Majalah Dokter Kita), 2006
616.858 2 HAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Nur Khaliza
"Salah satu penyakit yang menjadi beban terbesar di kalangan remaja adalah depresi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, kelompok umur 15-24 tahun memiliki prevalensi depresi lebih tinggi (6,2%) dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun (5,4%). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder Global School-Based Student Health Survey Indonesia 2015 dengan desain studi yang digunakan yaitu cross sectional dan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini yaitu anak sekolah pada tingkat SMP dan SMA di Indonesia yang berusia 12-17 tahun. Sementara total sampel yang digunakan sebanyak 8.517 responden. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 20,7%. Berdasarkan hasil analisis multivariabel faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada penelitian ini yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, konsumsi alkohol, merokok, bullying, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual. Disarankan bagi pihak sekolah menerapkan sekolah ramah anak untuk mengurangi peristiwa bullying dan kekerasan yang dapat memengaruhi gejala depresi.

One of the diseases that become the biggest burden among teenagers is depression. Based on the results of Riskesdas 2018, the group with age range of 15-24 years old has a higher prevalence of depression (6,2%) than the group with age range of 25-34 years old (5,4%). The purpose of this study was to determine the factors associated with the symptoms of depression in junior and high school students in Indonesia in 2015. This study used secondary data from the result of Global School-Based Student Health Survey Indonesia 2015 with a study design that used cross sectional and implement the quantitative approaches. The sample in this study were student at the junior and senior high school in Indonesia within aged range of 12-17 years old and total sample used in current study was 8.517 respondents. The results of multivariable analysis of the factors associated with symptoms of depression in this study, namely gender, education level, alcohol consumption, smoking, bullying, physical violence, and sexual violence showed that the prevalence of depressive symptoms in junior and senior high school students in Indonesia in 2015 was 20,7%. By this, it is recommended for schools to implement child-friendly schools to reduce bullying and violence that can affect symptoms of depression."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Safitri
"Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan potensi risiko remaja mengalami depresi semakin tinggi. Dari pernyataan itu, permasalahan mengenai depresi membutuhkan penanganan serius sehingga perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi agar dapat ditangani untuk mengurangi angka kejadian depresi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat depresi pada siswa SMA di SMAN ABC Jakarta dan untuk mengetahui profile siswa SMAN ABC Jakarta yang mempunyai tingkat depresi tinggi berdasarkan faktor-faktor yang signifikan tersebut. Faktor yang diduga berpengaruh terhadap tingkat depresi adalah status nikah orang tua, uang saku, kesulitan belajar, fatherless, ada masalah keluarga, social support, self-esteem, religiusitas, demandingness, dan responsiveness. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu Analisis Regresi Linear Berganda dan Classification and Regression Tree (CRT). Data yang digunakan merupakan data primer dengan sampel sejumlah 198 siswa SMA di SMAN ABC Jakarta yang diambil dengan metode cluster sampling dalam stratified sampling. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat depresi yaitu kesulitan belajar, self-esteem dan responsiveness. Profile siswa yang memiliki tingkat depresi tinggi yaitu siswa dengan tingkat responsiveness yang rendah dan tingkat self-esteem yang rendah.

The unpreparedness of adolescent in dealing with various life problems can be one of the factors that causes higher potential risk of adolescent to experience depression. This statement shows that the issue of depression requires serious treatment. Therefore, it is necessary to know the factors influence the level of depression so it can be addressed to reduce the number of depression case. The purposes of this research are to determine the factors which significantly influence the level of depression on high school students at ABC High School Jakarta and to determine the profile of the students who have high levels of depression based on the significant factors. Presumption factors influenced the level of depression are parents' marital status, pocket money, learning difficulty, fatherless, family problem, social support, self-esteem, religiosity, demandingness, and responsiveness. The methods used in achieving the purposes of the research are Multiple Linear Regression Analysis and Classification and Regression Tree (CRT). The data of the research is primary data with a sample of 198 high school students at ABC Senior High School Jakarta, collected by using cluster sampling method in stratified sampling. The results obtained indicate that significant factors influence the level of depression, such as learning difficulty, self-esteem, social support, and responsiveness. The profile of students who have high levels of depression are students with low level of social support and self-esteem."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Athiah Wardana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemidanaan terhadap anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual harus mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Lembaga yang melakukan pembinaan bagi anak yang terpidana melakukan tindak pidana kekerasan seksual ialah Lembaga Pembinaan Khusus Anak dan dibantu oleh Pembimbing Kemasyarakatan.
Pembinaan anak di LPKA Kelas I Tangerang tidak sepenuhnya dibantu oleh Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Serang dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan internal LPKA Kelas I Tangerang. Pembinaan bagi anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual juga tidak dibedakan dari anak yang melakukan tindak pidana lain, dan pembinaan khusus hanya akan diadakan ketika muncul hal yang sifatnya darurat.

This study aims to determine the rehabilitation development of juvenile sex offenders in the Youth Correctional Center (LPKA) Tangerang. The results showed that the criminal prosecution of juvenile sex offenders should be referred to the Law No. 11 Year 2012 on Children Criminal Justice System. Institutions which are providing supervision for children who are convicted of a criminal act of sexual violence is the Agency is assisted by the Special Child and Community Advisors.
Rehabilitation development of children in LPKA Tangerang is not fully accompanied along by Social Counsellor (Pembimbing Kemasyarakatan) from The Central Penitentiary (Bapas) Serang due to limitation of human resources and internal policies of LPKA Tangerang. Guidance for juvenile sex offenders inside LPKA Tangerang is no different from children who commit other crimes, and special guidance will only be held when it appeared the nature of the issue a child has is an emergency.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhara Juliane
"Depresi adalah gangguan mental umum yang ditandai dengan kesedihan yang berlangsung lama, hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati, dan disertai dengan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, setidaknya selama dua minggu. Narapidana wanita merupakan kelompok yang beresiko terhadap depresi dimana kejadian depresi pada narapidana lebih rentan dialami oleh narapidana wanita dibandingkan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat depresi pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Jakarta. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross-sectionaldengan analisis multivariat regresi logistik ganda. Penelitian ini melibatkan jumlah sampel sebesar 200 narapidana yang diambil menggunakan teknik random sampling.Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi kejadian depresi pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Jakarta sebesar 56,5%. Berdasarkan hasil analisis multivariat dapat diketahui faktor yang berhubungan signifikan dengan tingkat depresi adalah usia (p-value=0,012; POR=2,144; 95% CI=1,185 – 3,879) dan status residivis (p-value=0,043; POR=3,926; 95% CI=1,047 –14,729) dimana faktor yang berpengaruh paling besar terhadap kejadian depresi adalah status residivis. Perlu adanya perhatian dari pemerintah terhadap kesehatan jiwa narapidana dengan melakukan berbagai program dan pelayanan kesehatan jiwa seperti skrining regular dan program rehabilitasi.

Depression is a common mental disorder, characterized by persistent sadness and a loss of interest in activities that you normally enjoy, accompanied by an inability to carry out daily activities, for at least two weeks. Female prisoners represent groups at risk of depression where depression in prisoners is more vulnerable to female prisoners than men. This study aims to determine the factors associated with depression among prisoners in Women’s Class II A Prison Jakarta. The study design used was cross-sectional with multivariate analysis, multiple logistic regression. The number of research samples is 200 prisoners taken using random sampling techniques. The results showed that the prevalence of depression among prisoners in Women’s Class II A Prison Jakarta is 56,5%. Based on the results of the multivariate analysis, it can be seen that factors related significantly to depression are age (p-value = 0.012; POR = 2.144; 95% CI = 1.185 - 3.879) and recidivism status (p-value = 0.043; POR = 3.926; 95% CI = 1,047 –14,729) which the most influential factor on the incidence of depression is recidivism status. Government attention needs to be given to the mental health of prisoners by conducting various mental health programs and services such as regular screening and rehabilitation programs."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1997
R 616.85 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Umi Nur Kharimah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan kualitas hubungan pertemanan antara remaja laki-laki dan remaja perempuan serta melihat korelasi antara kualitas hubungan pertemanan dan tingkat depresi pada siswa SMA di wilayah DKI Jakarta. Friendship Quality Scale FQS dan Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL-25 digunakan pada penelitian ini untuk mengukur kualitas hubungan pertemanan dan psychological distress dalam bentuk gejala depresi. Responden penelitian ini terdiri dari 746 siswa kelas X SMA yang tersebar di lima kotamadya di Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kualitas hubungan pertemanan pada remaja laki-laki dan perempuan, dengan skor kualitas hubungan pertemanan pada remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki.
Berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu, pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara kualitas hubungan pertemanan dan tingkat depresi, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas hubungan pertemanan maka akan semakin tinggi pula tingkat depresi, dan begitu sebaliknya. Penelitian lanjutan dinilai perlu dilakukan untuk menggali dinamika hubungan positif antara kualitas hubungan pertemanan dan tingkat depresi.

The aim of this study is to compare friendship quality between boys and girls, and also to investigate whether any correlation between friendship quality and depression among high school students in Jakarta. Friendship Quality Scale FQS and Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL 25 are used to measure friendship quality and psychological distress in the form of depressive symptoms. Participants of this study were 746 tenth graders of high school from five urban cities in Jakarta.
The result of the study shows that there is a significant difference of friendship quality between boys and girls, whereas girls tend to be higher than boys. Contradictory with previous studies, the result of this study shows that there is a positive correlation between friendship quality and depression, which means that higher friendship quality correlates with higher depressive symptoms, and vice versa. Future researches are needed to explore the dynamics of positive correlation between friendship quality and depression.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>