Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199751 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Putro Erianto Wicaksono
"Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, sumur gali merupakan sarana air bersih yang banyak digunakan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan karena sumur gali tergolong mudah dan murah dalam pembuatannya. Akan tetapi sumur gali mempunyai resiko pencemaran yang sangat tinggi. Kondisi fisik lingkungan dapat berpengaruh kepada turunnya kualitas air tanah dangkal tersebut. DA Ci Deres memiliki berbagai macam jenis Penggunaan tanah dan juga jenis tanah dan batuan. Pesebaran konsentrasi TDS tertinggi terdapat di tengah DA Ci Deres dibandingkan bagian Barat Laut dan juga Tenggara DA Ci Deres. Lalu parameter konduktivitas, nitrat, sulfat dan juga fosfat memiliki nilai konsentrasi tertinggi pada wilayah Barat Laut DA Ci Deres dan parameter pH, kekeruhan dan juga klorida memiliki tingkat nilai konsentrasi tinggi yang berada di wilayah Tenggara DA Ci Deres. Salah satu faktor tercemarnya air tanah tersebut di akbitkan oleh faktor fisik yang terdapat di wilayah DA Ci Deres tersebut. Untuk mengetahui akan lebih jelas maka dilakukanlah uji statistik untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara kondisi fisik di Wilayah DA Ci Deres tersebut dan seberapa kuat akan tingkat korelasi tersebut. Hasil Dari uji statistik tersebut menyatakan bahwa jenis batuan dan penggunaan tanah memiliki korelasi yang positif terhadap nilai kualitas air di DA Ci Deres. Hal tersebut dapat terlihat dari besarnya nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel pada seluruh DA Ci Deres.

Given the importance of the role of water, it is very necessary to have a water source that can provide good water in terms of quantity and quality. In Indonesia, dug wells are clean water facilities that are widely used by the community, both in urban and rural areas because dug wells are relatively easy and inexpensive to make. However, dug wells have a very high risk of pollution. Shallow ground water if it has been polluted will be difficult to recover. The physical condition of the environment can affect the quality of the shallow groundwater. DA Ci Deres has various types of land use and also types of land and rocks. The highest distribution of TDS concentrations was in the middle of DA Ci Deres compared to the north and also south of DA Ci Deres. Then the parameters of conductivity, nitrate, sulfate and phosphate also have the highest concentration values ​​in the North region of DA Ci Deres and pH parameters, turbidity and chloride have high concentration values ​​in the South DA DA Deres. One of the factors that contaminated the groundwater was caused by physical factors found in the DA Ci Deres region. To find out more clearly, a statistical test was conducted to find out whether there was a correlation between the physical conditions in the DA Ci Deres Region and how strong the correlation level would be. The results of these statistical tests state that the geology and landuse has a positive correlation with the groundwater quality at DA Ci Deres. This can be seen from the value of F is bigger than F table in DA Ci Deres."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvira Oktariani
"Air mempunyai peranan yang sangat strategis dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kualitas air sungai dapat mengalami penurunan sebagai akibat dari meningkatnya aktivitas manusia yang menimbulkan beragamnya jenis penggunaan tanah. Kualitas air merupakan suatu gambaran mengenai karakteristik fisika, kimia, dan biologi suatu perairan. Penelitian sebelumnya sudah banyak yang membuktikan bahwa penggunaan tanah yang berada di dalam suatu DAS akan memberikan pengaruh besar terhadap kualitas air sungainya terutama senyawa organik dan anorganik. Dalam penelitian ini, data kualitas air diperoleh dari 3 sungai berbeda yaitu Ci Deres, Ci Jurey, dan Ci Saar. Parameter kualitas air yang diukur terdiri dari 9 parameter fisika-kimia, diantaranya TSS, TDS, DHL, Kekeruhan, Temperatur, Nitrat, Fosfat, pH, dan DO.
Keberadaan hewan akuatik seperti makroinvertebrata dan plankton juga digunakan untuk melihat kondisi sungai secara keseluruhan. Sedangkan untuk melihat adanya perbedaan rata-rata kualitas air yang signifikan antar sungai menggunakan One Way ANOVA pada level signifikansi 0,05. Berdasarkan perhitungan statistik, TDS, DO, DHL, pH, Temperatur, Fosfat dan Nitrat mengalami penuruan seiring dengan naiknya debit. Namun sebaliknya, TSS dan kekeruhan bertambah seiring dengan naiknya debit. Hasil perhitungan ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kualitas air dari 3 sungai menggunakan level signifikansi 0,05. Secara keseluruhan, kualitas air Ci Deres, Ci Jurey, dan Ci Saar termasuk kategori tercemar ringan menurut perhitungan WQI, Indeks BMWP-ASPT, dan Indeks Saprobik.

Water is a very valuable resources that provide people and other living things. The water quality of river may degrade due to the variation of land use as human activities increase. Water quality is a term used to describe the chemical, physical, and biological characteristics of water. Previous studies have shown that the land use within the watershed had a great impact on the water quality of river due to high amount of organic and inorganic pollutants. In this study, water quality data were collected from 3 different rivers, Cideres, Cijurey, and Cisaar. The water quality data of 3 sites for nine physical chemical indicators, Total Suspended Solid TSS, Total Dissolved Solid TDS, Conductivity, Turbidity, Temperature, Nitrate, Phosphate, pH, and Dissolved Oxygen DO were analyzed.
The presence and absence aquatic animals such as macroinvertebrates and plankton were used to provide an overview of different stream conditions and level of pollutants. Meanwhile to evaluate significant differences among the sites for all water quality variables, data was analyzed using one way ANOVA at 0.05 level of significance. According to statistical analysis, TDS, DO, conductivity, pH, temperature, phosphate, and nitrate decreased with an increase in river discharge negative correlation. Otherwise, TSS and turbidity increased with a decrease in river discharge positive correlation . The statistical analysis ANOVA for all the parameters revealed a positive correlation and the F test values were significant at 0,05. Overall, Cideres, Cijurey, and Cisaar river were categorized as slightly polluted stream referring to Water Quality Index, BMWP ASPT, and Saprobic Index calculations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriansyah
"Daerah Aliran Ci Leungsi merupakan salah satu DAS di Provinsi Jawa Barat. Daerah Aliran Ci Leungsi merupakan salah satu sungai yang masuk dalam program kali bersih BPLHD Jawa Barat dikarenakan kondisi sungai yang sudah tercemar. Penggunaan tanah yang beragam di Daerah Aliran Sungai menyebabkan terganggunya keseimbangan kimia air sungai sehingga menyebabkan pencemaran kualitas air.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan tanah di Daerah Aliran Sungai mempengaruhi kualitas air Ci Leungsi. Analisis secara kuantitatif-deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan peneltian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tanah permukiman mempengaruhi konsentrasi kimia berupa nitrat, amonia, deterjen serta minyak dan lemak. Pertanian tanah basah dan tanah kering mempengaruhi konsentrasi nitrat dan amonia.
Hasil perhitungan metode Storage and Retrieval (STORET) didapatkan bahwa dari bagian hulu sampai tengah daerah aliran sungai termasuk kategori cemar sedang, sementara di bagian hilir termasuk cemar berat.

Ci Leungsi watershed is one of the watershed are located in the Province of West Java. Ci Leungsi watershed is one of the rivers that enter the clean river program by BPLHD of West Java due to the condition of the river that has been polluted. Diverse land use in the watershed causes disruption of the chemical balance of the water of the river, causing pollution of water quality.
This study aims to determine whether the use of the land along the watershed affects water quality of Ci Leungsi. Quantitative-descriptive analysis will be used to answer the purpose of the present study.
The results showed that the use of land in the form of settlements affected the concentration of chemicals in the form of nitrate, ammonia, detergent and oil and grease, while agricultural land wet and dry soil affects the concentration of nitrate and ammonia.
The results of STORET method of calculation showed that from the upstream to the middle of the watershed in the category of pollutants being while at the downstream entrance heavy polluted.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditia Pratama
"Kualitas air sungai dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan tanah. Penelitian ini mengkaji keterkaitan penggunaan tanah terhadap kualitas air sungai di DA Ci Tanduy. Data kualitas air seperti Total Suspended Solid (TSS) dan detergen diperoleh dari hasil pengukuran Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ci Tanduy yang tersebar di tujuh lokasi. Informasi penggunaan tanah tiap sub-DAS dideliniasi dari peta penggunaan tanah dan peta sub-DAS yang berasal dari SRTM. Melalui metode komparasi spasial dengan teknik overlay peta dan tabel silang (cross table) diperoleh kesimpulan bahwa antara luas jenis penggunaan tanah dengan nilai parameter kualitas air memiliki hubungan yang berbanding lurus positif.

River water quality is influenced by some factors, which the one is land use. This study examines linkage between land use on river water quality in the the catchment area Ci Tanduy. The data of water quality such as Total Suspended Solid (TSS) and detergents derived from the measurement results Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ci Tanduy spread over tujuh locations. Land use information of each catchment area delineated from the land use maps and catchment area maps derived from SRTM. Through the comparison spatial method with overlay maps techniques and cross-table the conclusion that between the broad of types land use with water quality parameter value have the positive directly proportional relationship.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1641
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avi Harnowo
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T39400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Rahardjo
"ABSTRAK
Benturan kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan sering kali sulit atau tidak dikompromikan, sehingga menjadi beban fungsi lingkungan hidup (LH). Lingkungan hidup sebagai pendukung sistem kehidupan yang terdiri atas kesatuan ruang dengan segenap pengada(entity), berupa Benda(materi) serta makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, akhir-akhir ini mengalami penurunan kualitas yang mulai mengkhawatirkan. Ruang (tanah) di suatu wilayah, ada yang diutamakan untuk keperluan permukiman, sehingga bergesekan dengan kepentingan lain yaitu untuk keperluan pelayanan yang dimaksudkan untuk mencari daya atau peluang yang lebih baik. Salah satu gejala yang perlu mendapat perhatian untuk ditelaah di dalam penelitian ini adalah kebutuhan penduduk di Kota Metropolitan Jakarta akan rumah yang terus meningkat, sementara ruang (tanah) yang tersedia makin menyempit, sehingga permukiman menebar ke wilayah di pinggirannya.
Pembangunan dapat mengakibatkan penggunaan tanah yang beragam, untuk mendukung dinamika kehidupan secara keseluruhan. Tetapi ada kecenderungan juga yang justru dikembangkan ke arah penggunaan tanah tunggal yakni untuk permukiman. Tanah pada umumnya dikuasai oleh perorangan atau oleh pengembang skala besar, sedang akibatnya terhadap penduduk lokal, seperti penggusuran, dan kehilangan pekerjaaan tidak cukup mendapat perhatian, sehingga mereka makin miskin.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pola penggunaan tanah yang memungkinkan penduduk lokal dapat memperoleh makna dan manfaat pembangunan, sehingga kualitas hidupnya menjadi lebih baik.
Perluasan permukiman yang tidak menghemat ruang pada berbagai wilayah menunjukkan bahwa dapat mempengaruhi kualitas hidup penduduk. Gejala itu dapat ditelaah dari penelusuran kejadian pemanfaatan sumber daya alam (SDA) oleh manusia melalui lingkungan hidup buatan atau binaan berupa penggunaan tanah. Dari pola penggunaan tanah dapat ditelaah juga interaksi antara fungsi sosial, ekonomi, dan ekologi. Interaksi antarfungsi yang kompleks memerlukan pemikiran tentang usaha kompromi dan koordinasi untuk mencapai pembangunan yang sustainable. Jadi konsep dasar dalam penelitian ini adalah penghematan ruang (tanah), peningkatan nilai tambah SDA, pengelompokan wilayah yang disusun atas dasar kesamaan karakteristik daerah, dan indikator kualitas hidup.
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah perluasan penggunaan tanah permukiman yang terus berlangsung ke wilayah pinggiran kota metropolitan mengakibatkan penduduk lokal kehilangan pekerjaan dan menjadi miskin. Hipotesis kedua adalah pembangunan yang tidak memperhatikan kegiatan penduduk lokal dalam memanfaatkan tanah, mengakibatkan penurunan pada kualitas hidup. Interaksi fungsi pelayanan dari segi pendidikan, peluang kerja, proporsi hasil, keadilan dalam RT/RW yang memungkinkan penggunaan tanah beragam memberi pengaruh pada peningkatan kualitas hidup penduduk lokal.
Penelitian ini dilakukan di Depok, Serpong, dan Pacet, karena daerah itu menunjukkan perbedaan fisik, dan juga terdapat berbagai variasi dari kegiatan sosial-ekonomi penduduknya.
Analisis faktor yang disertai penerapan analisis komponen utama, analisis pengelompokan, dan analisis pembeda digunakan untuk mengolah berbagai variabel, seperti kepadatan penduduk, persentase petani, penduduk miskin, sawah, kebun campuran, permukiman, industri, jasa, jarak ke pasar dan lain-lain. Hasilnya menunjukkan terdapat lima tipe wilayah di Depok, dan di Serpong, yaitu kampung miskin, perumahan pengembang, perumahan tradisional, pertanian, dan industri. Sedangkan Pacet tergolong sebagai wilayah usaha pertanian.
Untuk melakukan proses analisis yang berikutnya telah dilakukan wawancara terhadap 176 responden di Depok, 70 responden di Serpong, serta 50 responden di Pacet. Jumlah responden dihitung berdasarkan proporsi penduduk miskin. Bahan wawancara yang digunakan adalah indikator kualitas hidup yang terdiri atas tingkat kesehatan, kemiskinan, pendidikan, kesempatan kerja, proporsi hasil, keamanan sosial, serta daya dukung SDA,
Kelompok wilayah dan waktu tempuh dari permukiman ke daerah pelayanan umum (DPU) menggambarkan struktur ruang wilayah. Di Depok DPU terletak berdekatan dengan perumahan pengembang, perumahan tradisional, industri dan pertanian. Sementara di Serpong DPU terletak di sekitar perumahan mewah yang berdampingan (hanya dibatasi tembok) dengan perumahan penduduk miskin. Keadaan ini mencerminkan bahwa pengembang besar membangun permukiman di wilayah (yang 20 tahun sebelumnya) merupakan kampung miskin. Sedangkan di Pacet DPU terletak di sekitar perumahan tradisional, dan daerah pertanian.
Korelasi fungsi yang cukup kuat menunjukkan bahwa penguasaan tanah yang disertai oleh perluasan permukiman diikuti peningkatan persentase penduduk miskin, karena kegiatan yang dapat ditekuni penduduk menghilang, sementara untuk memasuki bidang formal tidak cukup tingkat pendidikannya. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa hipotesis pertama dapat diterima. Sebaliknya pada wilayah yang tetap dapat memberi peluang kerja untuk penduduk yang rendah tingkat pendidikannya, persentase penduduk miskin rendah. Keadaan itu menyebabkan kualitas hidup di Depok adalah baik, sementara di Pacet adalah cukup, dan di Serpong adalah sedang. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua dapat diterima. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa pada wilayah dengan penggunaan tanah beragam dapat berkembang pelayanan jasa, dan industri yang mendukung pertumbuhan penduduk yang tinggi, disertai fungsi ekologi dan sosial yang tetap baik, sehingga kualitas hidup penduduk baik. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa hipotesis ketiga dapat diterima, dan menjadi dasar dari teori jejak penggunaan tanah.
Oleh karena itu pemerintah perlu membatasi izin penguasaan tanah untuk perluasan permukiman. Pengusaha perlu mengembangkan tanggung jawab sosial perusahaannya, untuk memberi nilai tambah hasil pembangunan, dengan turut serta dan membantu upaya masyarakat dalam peningkatan pendidikan, peluang kerja, keamanan sosial, serta membantu memasarkan hasil pascapanen, maupun pemanfaatan SDA yang tersia-siakan seperti meningkatkan nilai produk yang dihasilkannya, pembuatan dan pemanfaatan kompos. Selanjutnya diperlukan peningkatan kemitraan dalam menumbuhkan hubungan serasi dan setara antara penduduk yang memperoleh manfaat dari pembangunan permukiman dengan penduduk lokal untuk memperoleh dasar penataan ruang yang baru.

ABSTRACT
Conflict of interest in the development is often difficult and un-compromised, and these conditions became a burden of the environmental function. Environment that supported a living system consist of spatial unit with the whole entity such as material and other organism included human and its behaviors, in the recent time began a bothered experience of degradation of its quality. There were a space of land on one region, which prioritized for the residential area, until it scratching with other interest such as service for various interests, which intended to search for better strength and possibilities. One phenomenon, which has to be considered to study in this research, was the increasing need of Jakarta Metropolitan citizens, of housing; meanwhile, the accessible land space was decreasing, until the residential area spread to the edge area of Jakarta.
The development could cause the diversity of land use, to support the dynamic of total living entity. But there were a tendency that had been developed to use the land one way that was a settlement area. Land authorized by individual or big scale developer generally, while the local people received negative results such as residential removal, and occupational lost. This negative effect was not received attention enough and as a result the people were getting poorer.
The intention of this research is to study the land use patterns, which gave possibility for local people to obtain the benefit of development and to improve their quality of life.
The expansion of residential area is not using space (land) economically on some regions showed an influence on the quality of life of the local people. The phenomena can be examined through the study of incidence of natural resources or natural capital utilization through the made of man-made environment by land utilization, Based on land use pattern can be studied the interaction of function such as economic, social, and ecological functions. Inter-functional interaction needed a consideration on compromise and coordination efforts, to reach sustainable development. Thus, the basic concepts of this research were the save or efficient utilization of space (land), increasing of natural resources additional value, regional classification which based on homogeneities characteristic of area, and quality of life indicators.
First hypothesis said that the continuous expansion of settlement from Jakarta Metropolitan to the areas in its vicinity causes the local people loosing their job, and made poorer. Second hypothesis said that the development which unconsidered without local people activities which was done on the land, it will result in the decreasing the local people quality of life. And third hypothesis said that the interaction of services function, in term of education, job opportunity, proportion of income, justice of spatial planning which allowed to various used of land utilization, gave influence on increasing of the local people quality of life.
The study was conducted at Depok, Serpong, and Pacet based on their different physical character, and the variety of the socio-economic activities of the people.
Factor analysis, which is followed by principal components analysis, and also cluster analysis, discriminant analysis are used to examine and classify the area using some variables. Those variables are population density, percentage of farmer, percentage of poor people, percentage of area of rice field, mixed garden, settlement, industry, services, trading, waste land, distance to the market place, and so on. The result showed that there were five regions in Depok and Serpong, Those are poor villages or poor kampong, real estate areas, and traditional housing areas, agricultural areas, and industrial area. On the contrary, some villages at Pacet are classified into agricultural region, with most of the people lived as a local farmer.
Furthermore, the interviews were done at random to 170 respondents in Depok, 70 respondents in Serpong, and 50 respondents in Pacet. The samples size was calculated based on the poor people proportion at that region. The interview substances are the quality of life indicators that comprise level of health, poverty, education, and job opportunity, proportion of income, social security, and also the carrying capacity of natural resources.
Type of regions and distance to travel from the settlement areas to the central business district (CBD) explained the urban spatial structure. In Depok, the real estate, traditional housing, industrial areas, and farming areas are located consecutively closed to CBD. Meanwhile, in Serpong, the luxury housing region and the low class housing areas both only separated by a wall are located consecutively close to the new CBD. This phenomenon shows that, 20 years ago, the real estate built by the large-scale developers were developed in the poor village region. While in Pacet, the CBD was closed to the traditional housing areas and farming areas.
The strong enough functional correlation showed that the land authority and the expansion of real estate built by the large-scale developers was accompanied by the higher percentage of poor people, because there was no more opportunity for the less-educated people to utilize the land for their activity, meanwhile the less-education competence of the local people cannot support to find other jobs. This analysis showed that the first hypothesis could be accepted. On the other hand or opposite, at the region where the job opportunity for the less-educated people exist, the percentage of poor people are still low. This condition leads the quality of life for the local people in Depok is good, while in Pact is quite good, meanwhile in Serpong is modest. This analysis showed that the second hypothesis could be accepted. This research also explains that the region with multiple land use could be developed services industry, and manufacturing industry, which are able to support the high population growth, followed by continuing good social and ecological function, so that the quality of life for the local people is good. This analysis showed that the third hypothesis can be accepted, and can be a foundation of the footprints of land use theory.
Due to these facts, the local government should control the permit of land acquisition for settlement expansion. The private sectors are in need to develop a corporate social responsibility to take their role on giving the value added on development by joining and supporting the efforts of societies to increase their level of education, social security, and also to assist on marketing of post-harvest agriculture product and recycling the wasted resource such as producing compost. Furthermore, there is an urgent need to develop a friendly partnership of the relationship between the people, who lived in the luxury house areas with the local people in order to stimulate a new optimal spatial planning.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
D563
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athari Wulan Sari
"Desa Jayanti yang merupakan bagian dari Estuari Ci Mandiri bagian utara memiliki penggunaan tanah yang produktif. Hal ini dibuktikan dengan wilayah pertaniannya yang masih mendominasi. Jumlah penduduk yang kian meningkat tentunya akan meningkatkan pembangunan dan akan mengurangi jumlah penggunaan tanah yang produktif sehingga perlu diprioritaskan wilayah mana yang dapat dimanfaatkan terlebih dahulu. Penentuan prioritas ini dilakukan berdasarkan valuasi ekonomi penggunaan tanah. Penggunaan tanah pertanian yang produktif dihitung nilai ekonominya dengan valuasi ekonomi dan dikaitkan dengan potensi banjir sebagai faktor yang juga mempengaruhi nilai ekonomi penggunaan tanah. Hasilnya, prioritas utama, prioritas kedua, dan prioritas terakhir untuk dimanfaatkan berada pada seluruh penggunaan tanah pertanian, seperti penggunaan tanah sawah 1 kali padi setahun, sawah 1 kali padi setahun dengan sayuran, sawah 1 kali padi setahun dengan palawija, sawah 3 kali padi setahun, perkebunan jati dan sengon belum produksi, dan kebun campuran namun berbeda lokasi pada setiap prioritasnya.

Jayanti village, which is located in the northern part of Ci Mandiri Estuary, has productive agriculture land use. This is proven by its agriculture's area that dominates the land use. The increasing number of population will certainly improve development and decrease productive land use, that particular region should be prioritized. Determining priority is based on economic valuation of land use. Productive agriculture's land use is measured by economic valuation and correlated with flood potency as factor affecting economic value of land use. Results showed that all priorities (first, second, and last priority) to be used are located in agriculture's land use, such as annual ricefield, annual ricefield with vegetable, annual ricefield with horticulture plants, three-time-a-year ricefield, unharvested teak plantation, silk tree plantation, and mix plantation, but has different location in each priority.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutji Suharyanti
"Tanah, sebagai ruang sangat diperlukan manusia untuk meletakkan kegiatannya di atas muka bumi ini. Jumlah penduduk semakin meningkat maka kebutuhan akan tanahpun bertambah. Sedangkan jumlah tanah tetap, akibatnya tanah yang semula digunakan oleh satu keluarga sebagai alat produksi dengan adanya permintaan kebutuhan tanah melalui kegiatan pembangunan terjadi alih fungsi dari tanah tersebut.
Jenis penggunaan tanah pertanian yaitu sawah, mengalami perubahan menjadi jenis penggunaan tanah non pertanian yaitu perubahan atau industri.
Perubahan penggunaan tanah sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan juga sebagai upaya peningkatan mutu kehidupan yang lebih baik.
Tambun, merupakan kecamatan yang dekat dengan Jakarta sehingga perkembangan Jakarta termasuk peningkatan jumlah penduduk ikut mempengaruhi terjadinya perubahan penggunaan tanah. Berdasarkan pengamatan dari 3 peta penggunaan tanah untuk beberapa periode sejak tahun 1900 sampai dengan tahun 1991. Pada tahun 1900 jumlah sawah 4.873 Ha dan di tahun 1991 berkurang 23,37% menjadi 3.734 Ha. Sedangkan penggunaan tanah untuk perubahan dan industri yang pada tahun 1900 belum tampak pada awal tahun 1991 ditemukan masing-masing 227 Ha dan 147 Ha.
Berdasarkan perubahan penggunaan tanah di atas timbul pertanyaan penelitian yaitu apakah perubahan penggunaan tanah tersebut mempengaruhi kualitas hidup. Dengan demikian tesis ini merupakan hasil penelitian tentang dampak perubahan penggunaan tanah terhadap beberapa faktor yang menentukan kualitas hidup. Kualitas hidup dalam penelitian ini adalah keadaan sosial dan keadaan ekonomi.
Keadaan sosial ditunjukkan dengan indikator dari upaya tiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi keperluan minum, mandi, cuci, dan penyediaan jamban keluarga (Samijaga) serta kondisi kesehatan keluarga yang dilihat dari penyakit yang diderita. Keadaan ekonomi ditunjukkan dari indikator pendapatan dan pengeluaran kepada keluarga yang mengalami perubahan penggunaan tanah.
Kemudian bertitik tolak kepada pemikiran bahwa perubahan penggunaan tanah mempunyai peran dalam kehidupan maka sehubungan dengan pertanyaan penelitian disusun hipotisis sebagai berikut :
1. Terdapat peningkatan kualitas hidup keluarga antara sebelum dan sesudah perubahan penggunaan tanah pertanian menjadi non pertanian.
2. Makin luas sawah yang dialihkan makin baik peningkatan kualitas hidup.
3. Faktor cara penggunaan uang hasil penjualan sawah berpengaruh baik terhadap kualitas hidup.
Pengambilan data penelitian dilakukan di tujuh desa di Kecamatan Tambun yaitu Jatimulya, Lambangsari, Mangunjaya, Mekarsari Setiadarma, Setiamekar, dan Tambun. Desa tersebut mengalami perubahan penggunaan tanah yaitu semula sawah kemudian beralih fungsi menjadi perumahan atau industri. Untuk itu telah dilakukan teknik wawancara terhadap sampel sebanyak 160 orang yang diambil secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Secara keseluruhan terjadi peningkatan kualitas hidup keluarga sesudah terjadinya perubahan sawah menjadi perumahan dan industri.
Sedangkan bila ditinjau dari masing-masing unsur yaitu jenis sawah, luas sawah yang dialihkan dan pola penggunaan uang hasil penjualan sawah. Peningkatan kualitas hidup lebih banyak dipengaruhi oleh luas sawah yang dialihkan dan pola penggunaan uang hasil penjualan. Sedangkan jenis sawah yang dialihkan mempunyai pengaruh yang tidak begitu berarti terhadap peningkatan tersebut.
Tujuan penelitian untuk mengetahui akibat dari perubahan penggunaan tanah pertanian yaitu sawah menjadi non pertanian seperti perumahan atau industri terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup.
Penduduk di daerah penelitian dengan keikhlasan menjual sawah kepada pihak lain karena berbagai macam alasan yaitu pertama, kondisi tanah untuk sarana produksi kurang menghasilkan karena berbagai faktor antara lain sarana air tidak memadai; kedua di daerah penelitian termasuk wilayah yang dikembangkan oleh PEMDA Bekasi untuk perumahan dan industri; ketiga ternyata sawah sudah dikelilingi oleh bangunan sehingga secara teknis sulit dipertahankan. Berdasarkan alasan tersebut nnemberi peluang untuk sawah itu dijual dan kemudian dirubah penggunaannya.
Pada umumnya bekas pemilik sawah menggunakan,uang ganti rugi untuk membeli sawah di desa lain..Keadaan ini menunjukkan meskipun sudah ada wadah kehidupan lain di bidang usaha dagang atau sewa kamar ataupun
sebagai pegawai dan buruh pada pabrik maupun perusahaan perumahan, ternyata mereka masih belum dapat melepaskari ketergantungannya pada tanah yaitu sebagai petani."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadzira Fadhilah
"DA Ci Lutung akan mempengaruhi langsung dinamika DA Ci Manuk sebagai salah satu anak sungai nya. Ci Manuk adalah salah satu daerah aliran sungai di Provinsi Jawa Barat, yang dikategorikan sebagai potensi kritis karena erosi dan kerusakan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan kondisi hidrologi dan tingkat erosi berdasarkan skenario penggunaan lahan untuk setiap sub-DAS. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel: 1 jenis tanah; 3 topografi; 4 penggunaan lahan; dan 5 iklim suhu, curah hujan, radiasi matahari, kecepatan angin, dan kelembaban relatif. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis Unit Respon Hidrologi URH dari masing-masing sub-DAS dan analisis statistik. Variabel karakteristik fisik diproses dengan metode overlay untuk analisis HRU.
Analisis statistik menunjukkan nilai ??2 dan NSE adalah 0,48 dan 0,32. Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi, nilai ??2dan NSE adalah 0,72 dan 0,46. Ini menunjukkan model yang memuaskan dan dapat diterima. Nilai limpasan di setiap sub-DAS cenderung menunjukkan kategori sedang antara 50-80 dalam kategori Koefisien Rezim Aliran KRA dan hal ini berbanding lurus dengan laju erosi. Setiap sub-DAS yang menunjukkan nilai limpasan tinggi, cenderung menghasilkan laju erosi tinggi juga dan sebaliknya. Perbandingan laju erosi aktual dan skenario di DA Ci Lutung menunjukkan penurunan laju erosi dari 175,0 ton / ha / tahun menjadi 115,1 ton / ha / tahun dalam kategori sedang.

Ci Lutung watershed will be affected directly by the dynamics of Ci Manuk watershed as one of its sub basins. Ci Manuk is one of the watershed areas in West Java Province, that is categorized as a critical potential due to erosion and vegetation damage. This study aims to simulate hydrological conditions and erosion rates based on land use scenarios for each sub basin. This research uses several variables 1 soil type 3 topography 4 land use and 5 climate temperature, rainfall, solar radiation, wind speed, and relative humidity. Analysis conducted in this research is Hydrological Response Units HRUs analysis of each sub basin and statistical analysis. The physical characteristic variable is processed by the overlay method for HRUs analysis.
Statistical analysis showed values of 2and NSE are 0.48 and 0.32. Based on calibration and validation results, 2 and NSE are 0.72 and 0.46. This shows a satisfactory and acceptable model. The runoff value at each sub basin tends to show medium category between 50 80 in the KRA category and this is directly proportional to the rate of erosion. Each sub catchment shows a high runoff value, resulting in high erosion rates as well and the reverse. Comparison of actual erosion rates and scenarios in DA Ci Lutung showed a decrease in the rate of erosion from 175.0 ton ha year to 115.1 ton ha year the medium category.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"One of the most important things in human life is land. It is sociologically as a step of human life and death. Therefore, it caused a number of problems deals with human interest. Concerning to development program especially in the space of local governance is always faced by land issues. One of the most current stuck out issue is land use for public interest. The land used for public interest through development program is always faced with land rights owned by public interest, government and local government need to carry out sociological approach as it is presented in this article."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>