Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Imam Shiddiq
"Fenomena kecurangan akademik di tingkat perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia ternyata masih terjadi dengan data yang menunjukkan mahasiswa Universitas Indonesia melakukan kecurangan akademik. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor, salah satunya adalah memiliki nilai/prestasi akademik yang tinggi. Dengan berubahnya situasi pembelajaran ke pembelajaran jarak jauh online, diperlukan kemampuan adaptasi akademik yang baik agar mereka dapat memiliki prestasi akademik yang baik dan terhindar dari perilaku menyontek akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh moderasi adaptasi akademik terhadap hubungan prestasi akademik dengan kecurangan akademik pada 350 mahasiswa program sarjana di 14 fakultas di Universitas Indonesia selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik, Indeks Prestasi Semester selama pelaksanaan PJJ (Genap TA 2019/2020), dan Kuesioner Penyesuaian Akademik. Hasil analisis Pearson Correlation dan regresi Hayes PROCESS Model 1 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan kecurangan akademik (r = 0,265; p < 0,01, dua sisi), dan adaptasi akademik berpengaruh signifikan dalam memperkuat hubungan antara dua variabel ( R2 = 0,0997, p = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat umum mengenai kecurangan akademik di Universitas Indonesia dan pengembangan penelitian terkait topik pendidikan tinggi di Indonesia.

The phenomenon of academic cheating at the university level such as the University of Indonesia is still happening with data showing University of Indonesia students committing academic fraud. This is done by students due to various factors, one of which is having high academic grades/achievements. With the change in the learning situation to online distance learning, good academic adaptability is needed so that they can have good academic achievements and avoid academic cheating behavior. This study aims to examine the moderating effect of academic adaptation on the relationship between academic achievement and academic cheating on 350 undergraduate students in 14 faculties at the University of Indonesia during the distance learning period (PJJ). This research was conducted online using the Academic Cheating Questionnaire, Semester Achievement Index during the implementation of the PJJ (Even FY 2019/2020), and the Academic Adjustment Questionnaire. The results of the Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 regression analysis showed a significant relationship between academic achievement and academic cheating (r = 0.265; p < 0.01, two-sided), and academic adaptation had a significant effect on strengthening the relationship between the two variables (R2 = 0.0997, p = 0.001). This research is expected to add insight to the general public regarding academic fraud at the University of Indonesia and the development of research related to the topic of higher education in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Shiddiq
"Fenomena kecurangan akademik di jenjang pendidikan tinggi seperti Universitas Indonesia kenyataannya masih terjadi dengan adanya data yang menunjukkan bahwa Mahasiswa Universitas Indonesia melakukan kecurangan akademik. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor, salah satunya adalah untuk memiliki nilai/performa akademik yang tinggi. Dengan adanya situasi pembelajaran yang berubah menjadi jarak jauh secara daring, diperlukannya kemampuan adaptasi akademik yang baik sehingga dapat memiliki performa akademik yang baik dan terhindar dari perilaku kecurangan akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek moderasi adaptasi akademik pada hubungan antara performa akademik dan kecurangan akademik dengan 350 mahasiswa program sarjana pada 14 fakultas di Universitas Indonesia selama menjalani masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian ini dilaksanakan secara daring dengan menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik, Indeks Prestasi Semester saat diberlakukannya PJJ (Genap TA. 2019/2020), dan Academic Adjustment Questionnaire. Hasil analisis Pearson Correlation dan regresi PROCESS Model 1 Hayes menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara performa akademik dan kecurangan akademik (r = 0,265; p < 0,01, two-tailed), serta adaptasi akademik memiliki efek yang signifikan dalam menguatkan hubungan kedua variabel (R2 = 0,0997, p = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat umum mengenai kecurangan akademik di Universitas Indonesia dan pengembangan penelitian terkait topik pendidikan tinggi di Indonesia.

The academic cheating phenomenon in higher education such as in Universitas Indonesia still occurs with the data that showing Students of Universitas Indonesia commit academic cheating. This is done by students due to various factors, one of which is to have high grades/academic performance. With the transformation of learning situation that change to online, it is necessary to have a good academic adjustment so the students can have high academic performance and avoid academic cheating. The aim of this study is to look at the moderating role of academic adjustment in the relationship between academic performance and academic cheating with 350 undergraduate students from 14 faculties of Universitas Indonesia during distance learning period. This research was conducted online using three measuring tools, Academic Cheating Questionnaire by Septiana (2016), Grade Point Average during the implementation of distance learning (Even Semester of 2019/2020), and the Academic Adjustment Questionnaire. The analytical result using Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 Regression Analysis showed a significant relationship between academic performance and academic cheating (r = 0,265; p < 0,01, two-tailed), and also academic adjustment has a significant effect that strengthened the relationship between the two previous variables (R2 = 0,0997, p = 0,001). This research is expected to broaden society’s insights regarding academic cheating in Universitas Indonesia and expanding research regarding higher education topic in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Adikresna Jaka Abid
"Kemajuan teknologi membuat orang tak terhindarkan dari multitasking. Perilaku multitasking tidak hanya meningkatkan kehidupan, tetapi juga dapat menciptakan masalah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan perangkat teknologi secara bersamaan dapat secara positif mempengaruhi kontrol kognitif melalui olahraga. Namun, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa multitasking pada perangkat teknologi dapat mengurangi kapasitas berpikir siswa dan menawarkan pembelajaran yang lebih dalam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara multitasking saat mengerjakan tugas akademik atau belajar, dengan prestasi akademik pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Penelitian ini menggunakan alat ukur multitasking dari Benbunan-Fich, Adler, dan Mavlanova (2009) yang telah dimodifikasi oleh Chang (2012), sedangkan kinerja akademik diukur dengan melihat IPK masing-masing partisipan. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Indonesia (N=116) dengan rentang usia 18-23 tahun dan memiliki perangkat teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara multitasking dan perangkat teknologi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia saat mengerjakan tugas akademik terhadap kinerja akademiknya (p > 0,05, r = - 0,30). Hasil ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa Universitas Indonesia.

Advances in technology make people inevitable from multitasking. Multitasking behavior not only improves life, it can also create problems. Several studies have shown that the concurrent use of technological devices can positively affect cognitive control through exercise. However, the results of other studies have shown that multitasking on technological devices can reduce students' thinking capacity and offer deeper learning. This study aims to see the relationship between multitasking while doing academic tasks or studying, with academic achievement in University of Indonesia students. This research is a correlational study using a quantitative research design with a cross sectional study approach. Data analysis was performed using the Pearson correlation test. This study uses a multitasking measuring tool from Benbunan-Fich, Adler, and Mavlanova (2009) which has been modified by Chang (2012), while academic performance is measured by looking at the GPA of each participant. The participants in this study were students from the University of Indonesia (N=116) with an age range of 18-23 years and had technological devices. The results showed that there was no significant relationship between multitasking and technological devices performed by University of Indonesia students while doing academic assignments on their academic performance (p > 0.05, r = - 0.30). These results indicate that there are other factors that affect the academic achievement of University of Indonesia students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Faizah
"Mahasiswa perantauan tahun pertama pada umumnya mengalami masalah penyesuaian diri terutama secara akademik. Salah satu prediktor kuat dari penyesuaian diri dalam situasi pembelajaran adalah efikasi diri akademik. Terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian terdahulu mengenai hubungan efikasi diri akademik terhadap penyesuaian diri. Beberapa peneliti menemukan hubungan yang kuat, sementara peneliti lain menemukan hubungan dan pengaruh yang lemah. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa peranan variabel moderator dalam hubungan efikasi diri akademik dan penyesuaian diri akademik yang peneliti perkirakan adalah orientasi tujuan berprestasi normatif. Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan uji hipotesis menggunakan analisis moderator model 1 Hayes. Berdasarkan uji hipotesis pada 296 partisipan, ditemukan bahwa orientasi tujuan berprestasi normatif memoderasi hubungan antara efikasi diri akademik dan penyesuaian diri akademik B = -0,09, SE = 0,04, p = 0,02. Peran moderasi orientasi tujuan berprestasi normatif adalah menurunkan hubungan antara efikasi diri akademik dan penyesuaian diri akademik pada mahasiswa perantauan tahun pertama. Fenomena big fish little pond turut dianalisis sebagai penyebab peran maladaptif orientasi tujuan berprestasi normatif.

1st year sojourner college students tend to experience adjustment problems academicly. One of the strong predictors of adjustment in learning situations is academic self-efficacy. Yet, there is inconsistency in previous research findings regarding the role of academic self-efficacy towards student adjustment. Some researchers find strong relationships and influences, while other researchers find weak relationships and influences. This inconcistency reflects the role of modearator variable between the two. Variable that has been tested in this research is normative achievement goal orientation. This study used correlational design with model 1 Hayes moderator analysis as hypothesis testing method. Based on hypothesis testing on 296 participants, this study proved that normative achievement goal orientation moderates the relationship between academic self-efficacy and college academic student adjustment B = -0,09, SE = 0,04, p = 0,02. The moderator role of normative achievement goal orientation is maladaptive since it diminished the relationship between academic self-efficacy and academic adjustment on first-year sojourner college students. The big fish little pond phenomenon analyzed as the cause of the maladaptive role of normative achievement goal orientation towards the two variables. "
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradaniasari Dewi Safitri
"Kecurangan akademik merupakan fenomena yang masih terjadi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan achievement goal dan identitas moral dengan kecurangan akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada peserta didik SMA dengan rentang usia 15-18 tahun yang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Indonesia (N = 296). Penelitian dilaksanakan secara daring menggunakan alat ukur Patterns of Learning Adaptive Survey (PALS) dari Midgley et. al. (2000), Moral Identity Questionnaire (MIQ) dari Black dan Reynolds (2016), dan Kuesioner Kecurangan Akademik dari Septiana (2016). Hasil penelitian menunjukan bahwa achievement goal dimensi mastery goal memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = -0,12, p<0,05), dimensi performance-approach goal tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = 0,04, p>0,05) dan dimensi performance-avoidance goal juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = 0,09, p>0,05). Untuk identitas moral memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = -0,37, p<0,01). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi mastery-goal pada peserta didik SMA, semakin rendah kecenderungan untuk melakukan kecurangan akademik dan semakin tinggi identitas moral yang dimiliki, semakin rendah kecenderungan melakukan kecurangan akademik. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya dijabarkan.

Academic cheating is a phenomenon where it still happened in today’s education. This research aims to determine the relationship between achievement goal and moral identity with academic cheating. This research is quantitative research conducted on high school students aged 15-18 years who carry out distance learning (PJJ) in Indonesia (N = 296). The research was conducted online using the Patterns of Learning Adaptive Survey (PALS) by Midgley et. al. (2000), Moral Identity Questionnaire (MIQ) by Black and Reynolds (2016), and Academic Cheating Questionnaire by Septiana (2016). The results show there is significant negative relationship between mastery goal dimension of achievement goals and academic cheating (r = -0,12, p<0,05), the performance-approach goal dimension does not have a significant relationship with academic cheating (r = 0,04, p>0,05) and the performance-avoidance goal dimension also did not have a significant relationship with academic cheating (r = 0,09, p>0,05). Moral identity has a negative and significant relationship with academic cheating (r = - 0.37, p<0,01). The research results show the higher the mastery-goal of high school students, the lower the tendency to commit academic cheating and the higher the moral identity they have, the lower the tendency to commit academic cheating. Discussion and suggestion for future research are explained."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Nisa Wiegati
"Berbagai seleksi dilakukan untuk dapat memprediksi kesuksesan akademik mahasiswa, namun belum ada seleksi yang yang berkaitan dengan kemampuan regulasi diri, motivasi akademik, dan berpikir abstrak. Executive function terbukti berkaitan dengan regulasi diri, motivasi akademik, dan berpikir abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan dan pengaruh executive function terhadap prestasi akademik pada mahasiswa. Partisipan berjumlah 144 mahasiswa Universitas Indonesia. Komponen-komponen executive function diukur dengan alat ukur Backward Digit Recall Test, Kelancaran Verbal Fonemik dan Semantik, Tower of Hanoi, dan Stroop Color and Word Test. Hasil perhitungan multiple regression menunjukkan secara bersama-sama komponen-komponen executive function tidak dapat memprediksi prestasi akademik. Namun jika dihitung menggunakan simple regression, ditemukan bahwa tiga dari empat komponen executive function yang diteliti, yaitu working memory, generativity dan inhibition secara signifikan dapat memprediksi prestasi akademik. Cognitive flexibility ditemukan tidak dapat memprediksi prestasi akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam memanipulasi dan menyimpan informasi, memunculkan ide, serta menahan respon yang tidak sesuai konteks berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Various selection is done to be able to predict the academic success of students, but there is no selection with regard to the ability of self-regulation, academic motivation, and abstract thinking. Executive function has been found associated with self-regulation, academic motivation, and abstract thinking. This study was conducted to see the relationship between executive function and academic achievement in students. Participants are 144 students of Universitas Indonesia. The components of executive function was measured by Backward Digit Recall Test, Phonemic and Semantic Verbal Fluency Test, Tower of Hanoi, and the Stroop Color and Word Test. Results of multiple regression calculation shows that together the components of executive function can not predict academic achievement. However, if calculated using simple regression, it was found that three of the four components of executive function, which are working memory, inhibition and generativity significantly predicted academic achievement. Cognitive flexibility was found not able to predict academic achievement. Results of this study indicate that students' ability to manipulate and store information, generate new ideas, and holding the inappropriate response affect academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aninditha
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran peran moderasi konsep diri akademik terhadap hubungan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir pada siswa Sekolah Menengah Pertama SMP di Kota Depok. Pengukuran adaptabilitas karir dilakukan dengan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale CAAS Savickas Porfeli, 2012 . Prestasi akademik diukur melalui nilai rata-rata rapor semester lima partisipan saat duduk di bangku SMP. Sedangkan, konsep diri akademik diukur menggunakan Academic Self Concept for Adolescence ASCA Scale Ordaz-Villegas, Acle-Tomasini, Reyes-Lagunes, 2013 . Partisipan berjumlah 704 orang yang berasal dari dua sekolah di Kota Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari konsep diri akademik terhadap hubungan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir p = .250, LOS = .05 . Artinya, kuat-lemahnya hubungan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir individu tidak dipengaruhi oleh seberapa positif konsep diri akademik yang ia miliki. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting dilakukan pengembangan adaptabilitas karir pada siswa SMP, dengan memperhatikan prestasi akademik dan konsep diri akademik yang dimilikinya.

This study aimed to find the moderating role of academic self concept towards the relationship of academic achievement and career adaptability among Junior High School Students in Depok City. Career adaptability was measured using modification of Career Adapt Abilities Scale CAAS Savickas Porfeli, 2012 . Students rsquo average score of 5th semester report used to measure academic achievement. Academic self concept was measured using modification of Academic Self Concept for Adolescence ASCA Scale Ordaz Villegas, Acle Tomasini, Reyes Lagunes, 2013 . This study involve 704 participants from two schools in Depok City.
The result found that there is no significant effects of academic self concept towards the relationship of academic achievement and career adaptability. It means, the strength of academic achievement and career adaptability rsquo s relationship not affected by how positive a person rsquo s academic self concept. Based on this study, its important for Junior High School Students to develop their career adaptability, regard their academic achievement and academic self concept.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Pratama Kurniawan
"Latar Belakang: Stres dialami semua orang tidak terkecuali mahasiswa. Namun, mahasiswa fakultas kedokteran memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada mahasiswa di fakultas lainnya. Stres dikhawatirkan dapat berdampak negatif seperti gangguan kesehatan, penurunan kemampuan kognitif, kecemasan, dan burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres mahasiswa tahap akademik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan kaitannya dengan performa akademik.
Metode: Penelitian cross-sectional ini menggunakan instrumen PSS-10 yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk mengukur tingkat stres mahasiswa dan performa akademik berupa nilai modul terakhir mahasiswa. Nilai dikelompokkan menjadi 3 yaitu nilai sangat memuaskan (A- dan A), memuaskan (B-, B dan B+), dan kurang memuaskan (
Hasil: Skor stres mahasiswa tingkat 1 paling tinggi dengan skor median 21,00±(6,721), tingkat 2 dengan skor median 18,50±(6,013), dan tingkat 3 dengan skor median 19,00±(6,543). Pada semua tingkat ditemukan kelompok mahasiswa dengan nilai sangat memuaskan memiliki median dan mean tingkat stres paling rendah dibanding dengan tingkat lainnya. Analisis tingkat stres antar kelompok nilai hanya bermakna secara statistik pada mahasiswa tingkat 3 (p<0,05).
Simpulan: Tidak ditemukan pengaruh yang pasti antara stres dengan performa akademik dikarenakan hubungan bermakna hanya ditemukan pada mahasiswa tingkat 3 fakultas kedokteran (nilai p <0,05).

Introduction: Everyone definitely has experienced stress in their daily life regardless. However, medical students experience a higher level of stress than other college students in other faculty. Stress could induce some negative impacts such as declining health, lowering cognitive skills, anxiety, and burnout. Therefore, this study aims to measure the stress level of preclinical medical students in University of Indonesia and its correlation with academic performance.
Method: This cross-sectional study used PSS-10 questionnaire that has been translated to Indonesia language as an instrument to measure stress level. Their academic performance is measured by students’ final grade in the last module. Final grades are divided to three groups, highly satisfactory with grades of A- and A, satisfactory with grades from B- to B+, and less satisfactory with grade below B-. Kruskal-wallis or ANOVA test is used to find a statistical significance between stress levels in groups.
Results: The result is first year students have the highest stress level with the median score of 21,00±(6.754), second year students with median score of 19,00±(6.029), and the third year students have the median score of 19,00±(6.543). In every year, the very satisfactory group has the lowest mean score and median stress score compared to other groups in the same year, with a statistical difference only appear in third year students (p<0.05).
Conclusion: There are not enough evidence to conclude a significance correlation between stress level and academic performance, since the statistical difference is only found in the third year medical students (p<0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brahmanditha Ardian Mahatma
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosi dan self-efficacy dengan prestasi akademik. Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 1999). Self-efficacy merupakan keyakinan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Bandura, 1997). Menurut KBBI, prestasi akademik adalah hasil pencapaian seseorang yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar di sekolah atau perguruan tinggi yang biasanya ditunjukan dengan nilai angka atau simbol. Kecerdasan emosi diukur menggunakan Emotional Intelligence Inventory (EII) dan self-efficacy diukur menggunakan College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). Penelitian ini dilakukan pada 178 mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2012, 2013, 2014, dan 2015. Data penelitian diolah menggunakan teknik statistik Pearson Correlation & Multiple Correlation.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dan prestasi akademik, self-efficacy dengan prestasi akademik, maupun kecerdasan emosi dan self-efficacy secara bersama-sama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi akademik. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan kepada seluruh sivitas akademik terutama psikologi pendidikan, untuk mempertimbangkan aspek kecerdasan emosi dan self-efficacy demi pencapaian prestasi akademik mahasiswa yang lebih baik.

This study aimed to examine the relationship between emotional intelligence and self-efficacy with academic achievement. Emotional intelligence is the ability to recognize our own feelings and the feelings of others, motivating and managing emotions well in ourselves and in relationships with others (Goleman, 1999). Self-efficacy is the belief that one has the ability to organize and carry out actions in achieving a particular goal (Bandura, 1997). According KBBI, academic achievement is the achievement of an individual derived from teaching and learning activities in schools or colleges that usually indicated by the value of numbers or symbols. Emotional intelligence was measured using the Emotional Intelligence Inventory (EII) and self-efficacy was measured using the College Academic Self-Efficacy Scale (CASES). This study was conducted on 178 students of the University of Indonesia class of 2012, 2013, 2014, and 2015. Data were analyzed using statistical techniques Pearson Correlation and Multiple Correlation.
The results showed that there is a positive and significant relationship between emotional intelligence and academic achievement, self-efficacy with academic achievement, as well as emotional intelligence and self-efficacy together have a positive and significant relationship with achievement. The results of this study can be input to all academic faculty primarily educational psychology, to consider aspects of emotional intelligence and self-efficacy for the sake of academic achievement of students better.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitongah, Ivana Augustina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir dari berbagai universitas di Indonesia sebanyak 429 orang. Pengukuran prestasi akademik dalam penelitian ini menggunakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa pada semester sebelumnya, sementara adaptabilitas karir diukur menggunakan Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2012). Hasil uji statistic dengan teknik korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan adaptabilitas karir (r = .104, p < 0.05, two-tailed). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa semakin tinggi prestasi akademik individu, semakin baik pula adaptabilitas karir yang dimiliki. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan dua dimensi adaptabilitas karir, yaitu kepedulian karir (r = .135, p<0.01, two-tailed) dan keyakinan diri karir(r = .115, p < 0.05, two-tailed). Implikasi dari penelitian ini adalah menigkatkan kesadaran mahasiswa bahwa prestasi akademik yang dicapai penting untuk membantu peningkatan kemampuannya beradaptasi dengan karir terutama dalam masa transisi menuju dunia kerja.

This study aimed to find the relationship between academic achievement and career adaptability. The participants of this study were 429 final year students from various universities in Indonesia. Academic achievement measured by the students’s Grade Point Average (GPA) from the previous semester, while career adaptability is measured by using the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) developed by Savickas and Porfeli (2012). The results show that there is a significant relationship between academic achievement and career adaptability (r = .104, p <0.05, two-tailed). Based on these results, is known that the higher individual’s academic achievement, the better career adaptability possessed. This study also found a significant relationship between academic achievement and two dimensions of career adaptability, namely career concern (r = .135, p <0.01, two-tailed) and career confidence (r = .115, p <0.05, two-tailed). The implication of this study is toincrease student’s awarenessof the importance of academic achievement to improve their career adaptation ability, especially in the transitionfrom college to work-life period."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>