Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aam Mariyamah
"Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi literasi media baru tenaga perpustakaan sekolah di Kota Depok, Jawa Barat berdasarkan New Media Literacy Framework yang terdiri dari empat variabel literasi yakni functional consuming, critical consuming, functional prosuming, dan critical prosuming. Bagi tenaga perpustakaan sekolah, literasi media baru tidak hanya penting bagi diri mereka
sendiri tetapi juga untuk membimbing pemustaka yakni para siswa agar terhindar dari efek negatif media baru seperti berita palsu, provokasi, dan perundungan. Oleh karena itu, literasi media baru merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh tenaga perpustakaan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan kepada 44 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi functional consuming tenaga perpustakaan sekolah di Kota Depok masuk ke dalam kategori sangat baik, literasi critical consuming masuk ke dalam kategori baik, literasi functional prosuming masuk ke dalam kategori baik, dan literasi critical
prosuming masuk ke dalam kategori cukup baik. Kesimpulannya, literasi media baru tenaga perpustakaan sekolah di Kota Depok masih lebih mengarah kepada
kemampuan fungsional. Sehingga diharapkan adanya peningkatan kemampuan dalam berpikir kritis.

This research aims to map the new media literacy of school library staff in Depok, West Java based on the New Media Literacy Framework which consists of four literacies: functional consuming, critical consuming, functional prosuming, and critical prosuming. For school library staff, new media literacy is not only important
for themselves but also for guiding the students to avoid the negative effects of new media such as fake news, provocation, and ciber bullying. New media literacy is
one of the competencies that must be owned by school library staff. This study used a quantitative approach with survey methods and questionnaires as research
instruments. Respondents in this research were 44 school library staff. The results said that functional consuming literacy of school library staff in Depok was very good, critical consuming literacy was good, functional prosuming literacy was good, and critical prosuming literacy was quite good. The conclusion of this research is the functional skills of school library staff in Depok is better than their critical skills. They need to enhance critical thinking skills.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Siva Febriyanti
"Kasus pelecehan seksual pada anak semakin banyak ditemukan terutama pada anak usia sekolah. Terkait hal tersebut, penting untuk mengetahui tingkat pengetahuan anak usia sekolah tentang pelecehan agar dapat dilakukan pencegahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman anak usia sekolah terkait pelecehan seksual. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan jumlah sampel sebanyak 112 siswa yang diambil melalui teknik cluster sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan pengalaman pelecehan seksual anak usia sekolah di kota Depok Jawa Barat (p value = 0.001).

Cases of child sexual abuse are increasingly found, especially in school-age children. It is important to recognize the level of knowledge of school-aged children about sexual harassment so that prevention can be carried out. The research aims to determine the relationship between school-age children's knowledge and experiences regarding sexual harassment. This research is a quantitative research with a descriptive analytical design with a sample size of 112 students taken using a cluster sampling technique. The results of this study found that there was a significant relationship between the level of knowledge and experience of sexual abuse of school-age children in the city of Depok, West Java (p value = 0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Rangkuti
"Tesis ini membahas implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak yang ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dengan lokus penelitian di SMPN 6 Depok dan SMPN 16 Depok. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan narasumber, studi kepustakaan, dokumen dan juga audio visual.
Hasil penelitian ini menggambarkan Implementasi Kebijakan SRA belum berjalan dengan optimal dalam lingkup proses, hasil dan dampak. Faktor pendukung implementasi Kebijakan SRA adalah sikap dan komitmen sekolah yang kuat terhadap penerapan kebijakan SRA dengan deklarasi bersama seluruh sekolah depok dan terbentuknya Tim Pelaksana SRA di sekolah sedangkan faktor penghambat implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak adalah (1) Hubungan antar organisasi belum terjalin baik dan kurangnya koordinasi antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DPAMK, Disdik dan Sekolah; (2) belum ada tugas, fungsi dan tanggung jawab serta Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dalam Struktur Birokrasi Tim Pelaksana Kebijakan Sekolah Ramah Anak di Sekolah maupun Dinas terkait; (3) keterbatasan sumber daya. Dalam implementasi Kebijakan Sekolah Ramah Anak dibutuhkan kerjasama antara seluruh pihak baik pemerintah pusat dan daerah, sekolah dan masyarakat.

This thesis discusses the implementation of the child Friendly School policy set by the Ministry of Women Empowerment and child protection and analyzes supporting factors and barriers to implementing the child friendly School policy in Depok City. This research uses qualitative methods with a type of descriptive research with research locus at SMPN 6 Depok and SMPN 16 Depok. Data collection is done through in-depth interviews with interviewees, literature studies, documents and also audio visuals.
The results of this study illustrate the implementation of the CFS policy has not run optimally in the scope of processes, outcomes and impacts. Factors supporting the implementation of CFS policy is a strong school attitude and commitment to the application of CFS with the joint declaration of all schools Depok and the establishment of CFS implementation team in school while implementing inhibitory factor Child Friendly School policy is (1) the relationship between the Organization has not been established well and the lack of coordination between the Ministry of Women Empowerment and child protection, Ministry of Education and Culture, DPAMK, Disdik and school; (2) There is no duty, function and responsibility as well as the operational standard of procedures (SOP) that is clear in the bureaucracy structure of the implementation team of child friendly school policy in school or related office; (3) Resource limitation. In the implementation of the child friendly school policy requires cooperation between all parties both central and local governments, schools and communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
T55024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardita Dwi Anggraeni
"ABSTRAK
Literasi informasi merupakan kemampuan individu untuk ?mengenal suatu informasi
yang dibutuhkan dan memiliki kemampuan itu untuk menempatkan, mengevaluasi
dan menggunakan secara efektif informasi yang diperlukan (ALA, 1989:1). Tujuan
penelitan ini yaitu untuk mengetahui kemampuan literasi informasi siswa tingkat
Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Hasil penelitian
menunjukkan kemampuan literasi informasi siswa SMA/SMK di Kota Depok merata,
yaitu 22.6% siswa dalam kategori ?Kurang?, 25.8% siswa dalam kategori ?Cukup?,
24.5% siswa dalam kategori ?Baik?, dan 27.1% siswa dalam kategori ?Amat Baik?.

Abstract
Information literacy is a set of abilities requiring individual to recognize when
information is needed and has the abilities to locate, evaluate and use required
information effectively (ALA, 1989:1). The purpose of this research is to know the
abilities of information literacy students in the high school and the vocational level in
Depok City. This research used a quantitative descriptive with a survey methods. The
result suggested that the abilities of information literacy students in the high school
and the vocational level in Depok City are fair, 25.8 percent of the student is in the
?less? category, 24.5 percent of the student is in the ?enough? category, 24.5 percent
of the student is in the ?good? category and 27.1 percent of the student is in the ?very
good? category.
"
2012
S42456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Putri Aulia Shabrina
"Pondok Pesantren Nuruzzahroh merupakan pondok pesantren modern yang bermula dari kegiatan pengajian masyarakat sekitar yayasan Nuruzzahroh yang terletak di Kota Depok. Seiring berjalan waktu dan keinginan masyarakat, yayasan Nuruzzahroh mengembangkan kegiatan pengajiannya menjadi lembaga pendidikan formal dengan membangun Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Nuruzzahroh. Penelitian ini membahas tentang sejarah pondok pesantren Nuruzzahroh serta perkembangan pondok pesantren Nuruzzahroh.  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan wawancara, dan observasi. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori lima elemen dasar pesantren. Hasil Penelitian ini menyimpulkan bahwa pondok pesantren Nuruzzahroh merupakah wujud keinginin K.H Chairul Chitam sebelum wafat untuk mendirikan lembaga pendidikan islam bagi masyarakat menengah kebawah. Dalam perkembangannya pondok pesantren Nuruzzahroh menambah sarana dan prasana yang dibutuhkan, serta kurikulum yang dapat menyeimbangkan antara agama dan juga kebutuhan penyesuaian perkembangan zaman. Sehingga dapat menciptakan santri yang berpandangan luas dan menyertakan agama sebagai pedomannya.

Nuruzzahroh is a modern Islamic Institution, located in the city of Depok. This institution started with educating the community of Depok city and started to expand its teaching into formal education over time as per community hope by building the lower secondary school and the upper secondary school. This research discusses the background of the institution and the process of its development. The research method used in this study is the qualitative method with interviews and observations while the theory used is the five basic elements of pesantren. The research findings of this study conclude that that the Nuruzzahroh Islamic boarding school was a manifestation of K.H Chairul Chitam's desire before his death to establish an Islamic educational institution for the lower middle class. In its development, the Nuruzzahroh Islamic Boarding School has added the necessary facilities and infrastructure, as well as a curriculum that can balance between religions and also the need to adapt to the times. To create students who are broad-minded and include religion as a guideline."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meirina Khoirunnisa
"Remaja perempuan dengan Ketidakpuasan Citra Tubuh (KCT) melakukan perilaku diet yang tidak sehat dan mengalami kekurangan asupan protein. Studi cross-sectional ini menganalisis hubungan antara KCT, Perilaku Diet, dan asupan protein pada siswi SMA di Kota Depok, Indonesia. Ketidakpuasan Citra Tubuh adalah pikiran seseorang mengenai ukuran, bentuk, dan otot tubuh diri sendiri secara umum yang diukur dengan selisih antara tampilan tubuh yang dirasa dimiliki dan tampilan tubuh yang dirasa ideal, menggunakan Body Dissatisfaction Scale yang terdiri atas sembilan gambar tubuh yang dihasilkan oleh komputer mulai dari tubuh sangat kurus (tubuh 1) hingga sangat gemuk (tubuh 9). Skor Perilaku Diet didapatkan melalui daftar 15 perilaku yang terdiri atas perilaku yang sehat dan yang tidak sehat. Data asupan makanan didapatkan melalui metode wawancara recall 24 jam 3 hari non-konsekutif. Total 211 siswi SMA berpartisipasi dalam studi ini. Dari semua peserta, 39.8% merasa tidak puas dengan tubuh mereka dan ingin menjadi lebih kurus, sedangkan 19.4% dari total peserta ingin menjadi lebih gemuk. Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi berkorelasi signifikan dengan KCT. Skor KCT yang lebih besar berkorelasi signifikan dengan asupan protein yang lebih rendah (r=-0.155, N=211, p=0.025). Ketidakpuasan Citra Tubuh dan Perilaku Diet “makan dengan porsi sangat kecil” ada faktor prediktor terkuat untuk asupan protein. Intervensi dengan edukasi gizi mengenai KCT, Perilaku Diet, dan asupan protein yang tepat perlu dilakukan untuk mencegah risiko kesehatan di masa depan

Adolescent girls with Body Image Dissatisfaction (BID) have been reported to practice unhealthy Weight Control Behavior and have inadequate protein intake. This cross-sectional study investigated the relationship between BID and protein intake among High School girls in Depok, Indonesia. Body Image Dissatisfaction is a person’s thought about their body size, shape, and muscle tone that is measured by a discrepancy between one’s perceived actual body and perceived ideal body using the Body Dissatisfaction Scale that consists of nine computer-generated figures ranging from very thin (body 1) to very obese (body 9). WCB was assessed using a list of 15 items consisting of healthy and unhealthy behavior. Dietary intake data was collected using a 3-days non-consecutive 24Hr recall interview. A total of 211 female high school students participated in this study. Among all participants, 39.8% were dissatisfied with their body and wanted to be slimmer while 19.4% of participants wanted to be heavier. Higher BMI was significantly shown to be correlated with a higher BID score. A higher BID score was significantly correlated with lower protein intake (r=-0.155, N=211, p=0.025). In this population, BID and the WCB “eating a very small portion” were the strongest predictors of protein intake. Nutrition education intervention aimed to improve BID, WCB, and protein intake is needed to prevent future health risks."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atidira Dwi Hanani
"Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk pencegahan berbagai penyakit. Namun, masih banyak pelajar di Indonesia tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan 33,4 remaja usia 15-19 tahun di Jawa Barat kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik, dan Kota Depok merupakan kota dengan proporsi penduduk kurang aktif tertinggi di Provinsi Jawa Barat 40,5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan aktivitas fisik pada siswa SMA Negeri di Kota Depok Jawa Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara mandiri oleh 358 siswa yang dipilih secara acak dari lima SMA Negeri di Depok, dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 54,2 siswa aktif dalam aktivitas fisik. Penelitian ini membuktikan pengetahuan p=0,002 OR=2,379, 95 CI 1,383-4,091, sikap p=0,005 OR=1,888, 95 CI 1,209-2,949, dan fasilitas p=0,036 OR=1,673, 95 CI 1,035-2,704 berhubungan dengan aktivitas fisik siswa, sedangkan dukungan keluarga sebagai variabel konfonding. Pengetahuan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan aktivitas fisik, siswa yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang 2 kali untuk aktif secara fisik dibandingkan dengan siswa yang berpengetahuan rendah setelah dikontrol oleh sikap, fasilitas, dan dukungan keluarga. Untuk itu, penyampaian informasi kesehatan mengenai aktivitas fisik, sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat di masyarakat, dan anjuran untuk beraktivitas fisik di sekolah perlu dilakukan sebagai upaya untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif.

Physical activity has many health benefits, including the prevention of various diseases. However, many students in Indonesia were not physically active. The result of Basic Health Research 2013 showed that 33.4 of adolescents aged 15 19 years in West Java were not active in physical activity, and Depok was the city with the highest proportion of the least active population in West Java which was 40.5. This study aimed to determine the determinants of physical activity on senior high school students in Depok, West Java 2018. This study used cross sectional design, data was collected using self administered questionnaire on 358 randomly selected students from five senior high schools in Depok, and analyzed using chi square and multiple logistic regression tests. The result showed 54.2 students were sufficiently active. These findings revealed that knowledge p 0,002 OR 2,379, 95 CI 1,383 4,091, attitudes p 0,005 OR 1,888, 95 CI 1,209 2,949, and facilities p 0,036 OR 1,673, 95 CI 1,035 2,704 related to physical activity while family support as confounding. Highly knowledgeable students had two fold chance of being active in physical activity than low knowledge students after being controlled by attitudes, facilities, and family support. Therefore, it is necessary to deliver health information about physical activity, socialization of healthy lifestyle in the community, and the encouragement for physical activity in schools as an effort to encourage students to be more active."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risti Anjar Wati
"Literasi kesehatan merupakan kemampuan individu dalam mengakses, memahami, menilai dan menerapkan informasi kesehatan sehingga mampu mengambil keputusan yang tepat bagi kesehatannya dalam kehidupan sehari-hari. Literasi kesehatan memiliki peranan penting terhadap outcome kesehatan baik status maupun perilaku kesehatan seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran literasi kesehatan pada pelajar sekolah menengah atas/kerjuruan (SMA/K) di Kota Depok. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 330 responden yang dipilih menggunakan teknik quota sampling berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner daring berbasis google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata literasi kesehatan pelajar adalah 2,88 dari skala 0-4 dengan sebanyak 53,6% pelajar memiliki literasi kesehatan yang tergolong baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, literasi kesehatan pada pelajar di Kota Depok sudah cukup baik. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengoptimalkan program intervensi dan pendidikan kesehatan di sekolah untuk mempromosikan sekaligus meningkatkan literasi kesehatan pelajar di Kota Depok.

Health literacy is defined as an individual’s ability to access, understand, assess, and apply health information to be able to make appropiately decisions for their health in daily life. Health literacy has an important role in individual’s health outcomes both in health status and health behavior. The purpose of this research is assessing the description of the health literacy in high school students at Depok City. The method used in this quantitative research was cross-sectional study. This study took 330 respondents who were selected by quota sampling technique and joined to this research by answering the online questionnaire through google form. The results showed that the average value of health literacy in high school students is 2,88 from a scale of 0-4 also 53,6% students had good health literacy category. Based on the results, it can be concluded that student’s health literacy in Depok City is enough good. Therefore, strategy is needed to optimize the intervention programs and health education in schools to promote and increase health literacy in students at Depok City.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Rizki Padila
"Penelitian ini menganalisis tentang peran perpustakaan SMPN 85 Jakarta dalam mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Masalah yang ingin dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana peran perpustakaan sekolah dalam mendukung gerakan literasi sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi peran perpustakaan sekolah dalam  mendukung Gerakan Literasi Sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumen selama bulan Agustus-November 2022. Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria pihak yang terlibat. Hasil dalam penelitian ini adalah peran perpustakaan sekolah dalam Gerakan Literasi Sekolah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran perpustakaan sekolah dalam gerakan literasi sekolah ada dua yaitu inovator dan founder. Peran sebagai inovator  karena inovasi Perpustakaan sekolah dalam gerakan literasi sekolah. Inovasi yang dihasilkan yakni jadwal kunjungan perpustakaan (tahap pembiasaan), lomba pojok baca (tahap pengembangan) serta pojok baca (tahap pembelajaran). Peran sebagai founder karena Perpustakaan sekolah yang mengatur jalannya baik dari pra acara-pasca acara gerakan literasi sekolah yang diinovasikan oleh Perpustakaan sekolah.

This study analyzes the role of the SMPN 85 Jakarta library in supporting the School Literacy Movement. The problem to be discussed in this study is the role of the school library in supporting the school literacy movement. The purpose of this research is to identify the role of the school library in supporting the School Literacy Movement. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data collected using observation, interviews, and document analysis from August to November 2022. The informants were selected using a purposive sampling technique with criteria of the parties involved. The result of this study is the role of the school library in the School Literacy Movement. This research concludes that there are two roles of school libraries in the school literacy movement, namely innovators and founders. The role of an innovator is because of the innovation of the school library in the school literacy movement. The resulting innovations are library visit schedules (habitation stage), reading corner competitions (development stage), and reading corners (learning stage). The role of a founder is because the school library manages the running from the pre-event-post-event of the school literacy movement that was innovated by school library."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transisi merumah (housing transition) kelompok dewasa muda di Kota Depok, Jawa Barat, dengan fokus pada fenomena migrasi internal perumahan yang membentuk perkembangan kota. Kota Depok yang merupakan bagian dari di wilayah metropolitan Jabodetabek, 83% wilayah kota ini diperuntukkan bagi perumahan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW). Sehingga, penting untuk mengkaji bagaimana pertumbuhan penduduk yang pesat dan perluasan kota di kota ini dalam mempengaruhi transisi merumah (housing transition). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan wawasan tentang pola transisi merumah (housing transition), korelasinya dengan infrastruktur perkotaan, serta faktor-faktor demografi dan sosial ekonomi yang mempengaruhinya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 123 responden dan menggunakan sistem Informasi Geografis (GIS) digunakan untuk analisis spasial. Temuan menunjukkan bahwa pendapatan dan metode pembiayaan memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan membayar perumahan (Pendapatan: p=0.000, Metode Pembiayaan: p=0.007). Status pekerjaan menjadi faktor paling berpengaruh dalam transisi merumah (housing transition) (p=0,015). Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan dan kesempatan kerja memainkan peran penting dalam memfasilitasi transisi merumah (housing transition). Secara spasial terlihat adanya kecenderungan penduduk untuk pindah ke wilayah (kecamatan) yang sama jika memiliki kondisi finansial yang baik. Namun, untuk yang tidak mampu membeli rumah di wilayah di pusat kota cenderung memilih pindah ke wilayah yang lebih terjangkau di selatan. Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya mengembangkan pilihan perumahan yang bisa dijangkau oleh beragam segmen masyarakat agar perkembangan perumahan dan kota bermanfaat bagi semua penduduk kota.

This research aims to investigate the process of housing transition of young adults in Depok City, West Java, a specific phenomenon on intra housing migration, which has a significant impact on urban development. Depok City is situated in Jabodetabek metropolitan area, with approximately 83% of its land designated for housing purposes according to regional spatial plan (RTRW). Consequently, it is crucial to examine how the city's rapid population growth and urban sprawl influence the housing transition. The primary objective of this study is to gain an understanding of the patterns of housing transition, along with their correlation with urban infrastructure, as well as the demographic and socio-economic factors. The research adopts a quantitative approach, with a sample of 123 respondents, and utilizes Geographic Information System (GIS) for spatial analysis. The findings reveal income and financing methods significantly impact ability to pay for housing (Income: p=0.000, Financing Method: p=0.007). Employment status emerges as the most influential factor in housing transition process (p=0.015). These results indicate that financial stability and employment opportunities play a crucial role in facilitating the housing transition. Spatially, it is observed that residents tend to relocate within the same sub-district when they possess favourable financial conditions. However, individuals who cannot afford to purchase a house within the city centre often opt for more affordable alternatives in the southern areas. In comprehen, this research highlights the significance of developing housing options that are accessible to various segments of society, thereby ensuring that housing and urban development are beneficial to all residents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>