Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ummi Kalsum
"ABSTRAK
Junk food is unhealthy and poor in nutrient quality, and may result in weight gain, obesity, and coronary heart disease, if consumed regularly. The prevalence of overweight in adolescents is 5 hingga 10% higher in urban areas. Adolescents undergo lifestyle changes, including in food consumption behavior. This study aimed to determine relation between junk food consumption patterns and overweight in adolescents. This study was conducted based on a cross sectional design. A total of 137 high school students in Jambi City were involved in this study. Patterns of junk food consumption were assessed using food frequency questionnaires that examined the eating habits of study subjects. The variables were sex, maternal education, parents occupation, and family socio economic level. Analysis was conducted using the chisquare test and multiple logistic regression. Nutritional status was measured using body mass index forage with WHO Antro software. The results of this study indicated a 23.4% prevalence of overweight in adolescents. After controlling for maternal education, father occupation, instant noodle eating habits, and tea, coffee and cookies consumption, final model showed that consumption of pizza and hamburgers among adolescents was the dominant determinant for overweight (OR = 3.55). Consumption of pizza and hamburger was related to overweight among adolescents in Jambi City."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evelyn, Yasashi I.
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara pola konsumsi (konsumsi fast food, konsumsi soft drink, kebiasaan sarapan), karakteristik remaja (berat lahir, jenis kelamin, pengetahuan gizi), karakteristik orang tua (durasi menyusui, IMT ayah, IMT ibu) dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak, serat) dengan overweight pada remaja di SMA Marsudirini Bekasi tahun 2013. Penelitian menggunakan studi deskriptif dengan disain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total populasi setelah memenuhi krtiteia inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 117 orang. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dengan chi square, dan multivariat dengan analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi overweight pada remaja sebesar 39,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara IMT ayah, IMT ibu dan asupan lemak dengan overweight. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap overweight ialah asupan lemak. Saran yang dapat diberikan yaitu remaja rutin mengecek status gizinya dan menerapkan pola makan yang sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang serta melakukan peer group discussion agar termotivasi untuk menjaga pola hidup sehat dan asupan gizi seimbang.

This thesis discusses relation between nutrient intake (energy, carbohydrate, protein, fat, fiber), consumption patterns (fast food consumption, soft drink consumption, breakfast habit), adolescents characteristic (birth weight, gender, nutrition knowledge) and parents characteristic (breastfeeding duration, father's Body Mass Index, mother's Body Mass Index) in adolescents at Marsudirini Bekasi Senior High School in 2013. The research uses a desciptive study with cross-sectional research design. Sampling using total population after fulfilling the inclusion and exclusion criteria were 117 people. Data analysis includes univariate, bivariate with chi square and multivariate with logistic regression analysis.
The result showed that the prevalence of overweight on adolescents as much as 39,3%. Bivariate analysis result indicate a relation between father's Body Mass Index, mother's Body Mass Index, and fat intake with overweight in adolescents, whereas there was no relation between consumption pattern, birth weight, gender, nutrition knowledge, breastfeeding duration and nutrient intake (energy, carbohydrate, protein, fiber) with overweight in adolescents. Multivariate analysis showed that the variables that have the most dominant influence on overweight is fat intake. Advice can be given that adolescents routinely check their nutritional status and diet apply in accordance with general guidelines balanced diet and doing peer group discussion for mantaining healthy life style and balance nutrient intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Anisa Dersyaninda D.H.
"Overweight dan obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja. Faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis diketahui berpengaruh terhadap kejadain overweight dan obesitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12,3% remaja yang mengalami kejadian overweight dan obesitas (8,6% overweight, 3,7% obesitas). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian overweight dan obesitas remaja antara lain yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi overweight dan obesitas lebih tinggi ditemukan pada remaja yang berjenis kelamin perempuan, tinggal di wilayah perkotaan, dan memiliki status sudah menikah. Kebiasaan merokok ditemukan menjadi faktor protektif terhadap kejadian overweight dan obesitas remaja. Berdasarkan analisis multivariat, status perkawinan menjadi faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini (OR = 2,174). Adapun saran yang dapat diberikan adalah merancang program, praktik, serta kebijakan yang bertujuan untuk mempormosikan dan mendukung pola hidup sehat pada remaja serta untuk mencegah dan mengurangi pernikahan usia remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami faktor resiko kejadian overweight dan obesitas pada remaja.

Overweight dan obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja. Faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis diketahui berpengaruh terhadap kejadain overweight dan obesitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12,3% remaja yang mengalami kejadian overweight dan obesitas (8,6% overweight, 3,7% obesitas). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian overweight dan obesitas remaja antara lain yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi overweight dan obesitas lebih tinggi ditemukan pada remaja yang berjenis kelamin perempuan, tinggal di wilayah perkotaan, dan memiliki status sudah menikah. Kebiasaan merokok ditemukan menjadi faktor protektif terhadap kejadian overweight dan obesitas remaja. Berdasarkan analisis multivariat, status perkawinan menjadi faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini (OR = 2,174). Adapun saran yang dapat diberikan adalah merancang program, praktik, serta kebijakan yang bertujuan untuk mempormosikan dan mendukung pola hidup sehat pada remaja serta untuk mencegah dan mengurangi pernikahan usia remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami faktor resiko kejadian overweight dan obesitas pada remaja."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windle, Michael
London: Sage, 1999
616.86 WIN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Widianto
"Prevalensi gizi lebih pada remaja setiap tahunnya mengalami peningkatan. Gizi lebih merupakan suatu masalah yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kurangnya konsumsi sayuran dan buah. kurangnya konsumsi sayuran dan buah di asumsikan tidak adanya keyakinan (self efficacy) pada remaja untuk mengonsumsi sayuran dan buah karena beberapa hal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self-efficacy dengan konsumsi sayuranbuah dan kejadian gizi lebih. Metode yang digunakan adalah crossectional. Jumlah sampel yang digunakan adalah 156 remaja kelas 7 dan 8. Tekhnik pengambilan sample yang digunakan adalah stritified propotional random sampling. kuesioner yang digunakan adalah Self-efficacy for fruit, vegetable and water intake dan food recall.
Penelitian ini menunjukan bahwa self-efficacy berhubungan dengan konsumsi sayuran dan buah dan kejadian gizi lebih. Hasil regersi logistik menunjukan bahwa preferensi merupakan variabel confounding pada konsumsi sayuran dan buah. sedangkan jenis kelamin, genetik dan konsumsi sayuran dan buah merupakan variabel confounding dari gizi lebih. Penelitian ini merekomendasikan kepada pelayanan keperawatan komunitas dan remaja yang mengalami gizi lebih untuk meningkatkan self-efficacy dalam mengonsumsi sayuran-buah untuk mencegah kejadian gizi lebih.

The prevalence of overweight in adolescents each year has increased. Overweight is a complex issue that is influenced by many factors, one of the cautions is the lack of consumption vegetables and fruit. Lack of consumption vegetables and fruit in the adolescents is assumed to be absence of confidence (self-efficacy) in adolescents to eat vegetables and fruit for several reasons. The purpose of this study was to determine the relationship self-efficacy with vegetable-fruit consumption and the incidence of overweight. The method of research used way cross sectional. A total samples of 156 teenagers grade 7 and 8 in Junior high schools was involved in this study. Using stratified proportional random sampling. The questionnaires used are Self-efficacy for Fruit, Vegetable and Water Intake and Food Recall.
This study showed that self-efficacy associated with the consumption of vegetables and fruit and the incidence of overwight. The results showed that the preferences of logistics regresion a confounding variable in the consumption of vegetables and fruit. whereas gender, genetics and consumption of vegetables and fruit is a confounding variable of nutrition. This research recommends to community health nursing and adolescent with overweight to increasing self-efficacy of vegetabel fruits consumption for preventing the incidence of overweight.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Healthy Hidayanty
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menentukan efek program
gaya hidup sehat (HLP) berdasarkan teori kognitif sosial (SCT) pada remaja
dengan kelebihan berat badan di Kota Makassar. Studi ini terdiri dari tiga tahap.
Tahap pertama bertujuan untuk mengembangkan HLP. Tahap selanjutnya
bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi instrument untuk mengukur
efek HLP. Tahap akhir dari studi ini bertujuan untuk menilai efek HLP terhadap
efikasi diri remaja untuk berperilaku sehat, efikasi diri orang tua, perilaku remaja
dan indeks anthropometri dengan menggunakan desain uji kluster acak terkontrol.
Sebanyak delapan (8) sekolah menengah pertama (SMP) diramndomisasi untuk
menentukan sekolah intervensi dan kontrol. Total 238 remaja dengan kelebihan
berat dan orang tuanya diikutsertakan dalam penelitian ini. Perubahan outcome
dianalisis dengan menggunakan uji ANCOVA dengan pendekatan intention to
treat. HLP adalah sebuah program yangh terdiri atas dua belas (12) sesi
pendidikan yang menerapkan beberapa strategi perubahan perilaku dari SCT
antara lain penguatan positif, monitoring diri, penentuan tujuan dan keterlibatan
orang tua yang disampaikan sekali seminggu oleh para fasilitator terlatih melalui
sesi kelompok. HLP berkontribusi dalam meningkatkan efikasi diri remaja untuk
mempraktikkan perilaku sehat, menurunkan kebiasaan cemilan, dan perubahan
pada BMI Z-score menurut umur dan lingkar pinggang.

ABSTRACT
The study aimed to develop and determine the effect of healthy lifestyle program
(HLP) based on Social Cognitive Theory (SCT) among overweight adolescents in
Makassar City. It consisted of three stages. Stage one was to develop HLP. Next
stage was to develop and validate the instruments for measuring the effect of
HLP. The last was to measure the effects of HLP on adolescents? self-efficacy on
healthy behaviors, parents? self-efficacy, adolescents? behaviors, and
anthropometry indices using cluster randomized controlled trial design. Eight
SMP were randomly assigned to intervention and control schools. A total of 238
overweight adolescents and their parents were involved. Changes in outcomes
were analyzed using ANCOVA on an intention to treat basis. HLP is twelve
sessions of education applied behavior change strategies from SCT including
positive reinforcement, self-monitoring, goal setting and parents? involvement
delivered by trained facilitators through weekly group sessions. HLP contributed
in increasing adolescents? self-efficacy for practicing healthy behavior, reducing
snacking habit, and changing BMI for age Z-score and waist circumference"
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelika Destiara Angayomi
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas tidur pada siswa di SMP Arrahman Kota Depok. Kualitas tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental siswa, namun sering kali terabaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling, di mana 384 (67,9%) siswa dipilih secara acak dari 565 populasi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang mengukur
berbagai aspek kualitas tidur, termasuk durasi tidur, gangguan tidur, dan kebiasaan tidur. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 69,1% (n=266) mahasiswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk dengan rata-rata durasi tidur yang kurang dari rekomendasi yang dianjurkan. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pihak sekolah dan orang tua dalam upaya meningkatkan kualitas tidur siswa, serta mendorong penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur di kalangan remaja.

The aim of this study is to describe the sleep quality of students at SMP Arrahman in Depok City. Good sleep quality is crucial for the physical and mental health of students, yet it is often neglected. The method used in this study is quantitative, employing a simple random sampling
technique, where 384 (67.9%) students were randomly selected from a population of 565. Data were collected using a questionnaire that measured various aspects of sleep quality, including sleep duration, sleep disturbances, and sleep habits. The results of the study showed that 69.1% (n=266) of the students had poor sleep quality, with an average sleep duration below the recommended guidelines. These findings are expected to provide insights for schools and parents in efforts to improve students' sleep quality and to encourage further research on the factors affecting sleep quality among adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faluthi Kesangmauri
"Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol yang mengalami peningkatan prevalensi dalam beberapa tahun terakhir menjadi tantangan untuk menyelesaikan masalah kesehatan ini. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ketidakmerataan konsumsi minuman beralkohol yang dipengaruhi oleh beberapa dimensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketidakmerataan konsumsi minuman beralkohol pada kalangan remaja di Indonesia menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Populasi pada SDKI 2017 yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua remaja pria dan wanita berumur 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan aplikasi SPSS untuk uji univariat serta bivariat dan aplikasi HEAT-Plus untuk uji ketidakmerataan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol paling banyak berjenis kelamin pria, berusia ≥ 20 tahun, berpendidikan rendah, dengan status ekonomi terbawah, bertempat tinggal di pedesaan, serta berada di kategori pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, juga pada remaja yang memiliki riwayat merokok dan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Kemudian, ukuran ketidakmerataan paling tinggi dari konsumsi minuman beralkohol pada remaja yaitu pada dimensi riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang, riwayat merokok, dan jenis kelamin. Maka, dibutuhkan upaya penanganan terintegrasi antara upaya menangani konsumsi minuman beralkohol dengan upaya menangani ketiga dimensi tersebut.

The habit of consuming alcoholic beverages which has increased in prevalence in recent years is a challenge to solve this health problem. This can occur due to the inequality of alcoholic beverages consumption which is influenced by several dimensions. This study aims to analyze the inequality of alcohol consumption among adolescents in Indonesia using secondary data from the Indonesia DHS 2017. The population used in this study were all male and female adolescents aged 15-24 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional study design using SPSS application for univariate and bivariate test and HEAT-Plus application for inequality test. The results of this study indicate that adolescents who consume alcoholic beverages are mostly male, aged ≥ 20 years, have low education, with the lowest economic status, live in rural areas, and are in the islands of Bali, NTB, and NTT, also have a history of smoking and drug abuse. Then, the highest measure of inequality of alcoholic beverages consumption in adolescents is in the dimensions of drug abuse history, smoking history, and gender. Therefore, an integrated handling effort is needed between efforts to handle the consumption of alcoholic beverages and efforts to handle the three dimensions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Konsumsi harian minuman berpemanis gula di kalangan remaja perkotaan Indonesia telah ditingkatkan kekhawatiran untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan praktik mereka ke arah pilihan minuman yang lebih sehat. Studi ini bertujuan untuk menilai penerimaan modul pendidikan pada minuman berpemanis gula yang dikembangkan di kalangan remaja perkotaan di Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 sekolah menengah atas terpilih pada bulan Januari hingga Mei 2024. Penelitian ini bersifat mixed-method, meliputi analisis kuantitatif skor pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap minuman berpemanis gula dan analisis kualitatif untuk Diskusi kelompok terfokus dengan remaja yang memiliki skor pengetahuan, sikap, dan praktik berbeda. Data kualitatif ditriangulasi melalui wawancara mendalam dengan guru dan para ahli. Data kuantitatif menyoroti konten pendidikan yang diperlukan untuk modul pendidikan, sedangkan data kualitatif dikumpulkan dan diuraikan, diikuti dengan analisis tematik. 1, 2, dan 3 dari 10 remaja perkotaan yang mengikuti survei informatif memiliki sikap, pengetahuan, dan praktik pada minuman berpemanis gula yang baik. Modul pendidikan pada minuman berpemanis gula mencakup informasi mengenai contoh minuman berpemanis gula dan efek sampingnya, jenis gula, dan fakta nutrisi. Beragam media dikembangkan dari modul ini, termasuk satu poster elektronik, buku elektronik, serangkaian video berdurasi 30 detik di TikTok, video satu animasi untuk dibagikan di YouTube, PowerPoint, dan model-model makanan yang memfasilitasi kuliah interaktif untuk berlatih dan menemukan jumlahnya gula di minuman berpemanis gula favorit remaja perkotaan. Video pendidikan mendapat penerimaan tertinggi. Ajakan bertindak dalam buku elektronik ini ditambahkan pada diskusi langsung di kalangan remaja. Video yang diilustrasikan dengan narasi peneliti dan pribadi meningkatkan pemahaman. Bahasa, palet warna, dan alurnya disesuaikan agar lebih mudah dipahami oleh remaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa modul pendidikan informatif pada minuman berpemanis gula dengan menggunakan video edukasi, dan media berbasis teks dengan ilustrasi warna-warni, serta kuliah interaktif menggunakan PowerPoint, permainan, dan pembelajaran berbasis masalah, diterima oleh remaja perkotaan.

The daily consumption of sugar-sweetened beverages (SSBs) among Indonesian urban adolescents has raised concerns about changing their knowledge, attitude, and practice (KAP) towards healthier beverage choices. This study aimed to assess the acceptance of the developed education module on SSBs among urban adolescents in Jakarta. The study was conducted in 5 selected senior high schools from January to May 2024. This study was a mixed method, including quantitative analysis for KAP scores towards SSBs and qualitative analysis for focus group discussion with adolescents with different KAP scores. Qualitative data were triangulated by in-depth interviews with teachers and experts. Quantitative data highlighted the necessary education content for the education module, meanwhile, qualitative data was collected and decoded, followed by thematic analysis. 1, 2, and 3 out of 10 urban adolescents who joined the informative survey had good SSBs’ attitudes, knowledge, and practice. The education module on SSBs includes information regarding SSBs examples and side effects, sugar types, and nutrition facts. Diverse media were developed from the module, including e-poster, e-booklets, a series of 30-second videos on TikTok, an animation video to share on YouTube, PowerPoint, and food models facilitating the interactive lecture to practice and find the amount of sugar in the urban adolescents’ favourite SSBs. The educational videos received the highest acceptance. A call to action in the e-booklet is added to direct discussion among adolescents. Videos illustrated by the researcher and personal narrations enhanced the comprehension. The language, colour palette, and flow were adjusted to make it easier for adolescents to understand. This study indicated that the informative educational modules on SSBs using educational videos, and text-based media with colourful illustrations, alongside the interactive lecture using PowerPoint, games, and problem-based learning, were accepted by urban adolescents. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamburg: Hristian Wegner, 1964
836 G 305 g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>