Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pricilia Gunawan H.
"ABSTRAK
Pendekatan integrasi antara terapi paliatif dan perawatan penyakit kronik dan atau mengancam jiwa telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini, masih banyak yang beranggapan bahwa terapi paliatif hanya ditujukan untuk pasien dengan penyakit berat yang sudah berada di stadium terminal atau akhir hidupnya, namun pada kenyataannya banyak pasien mendapatkan manfaat dari terapi paliatif sedini mungkin. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol yang bertujuan untuk mengetahui manfaat integrasi terapi paliatif pada pasien anak dengan penyakit keganasan. Pasien terdiri dari anak dengan penyakit keganasan usia 2-18 tahun yang dikonsulkan kepada tim paliatif. Pasien dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yakni kelompok kontrol (30 anak) dan kelompok intervensi (30 anak). Intervensi berupa kunjungan rumah, komunikasi dua arah antara tenaga terlatih dengan pasien dan orang tua, dibagi menjadi 6 sesi (1 sesi setiap 2 minggu) yang berfokus pada edukasi penyelesaian masalah, manajemen gejala, perawatan diri sendiri, komunikasi, pembuatan keputusan dan pendampingan rencana perawatan lanjutan. Pasien diikuti dan dilakukan penilaian kualitas hidup dengan kuesioner Pediatric Quality of Life Innitiative (PedsQLTM) modul kanker 3.0, intensitas gejala dinilai dengan Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS), frekuensi kunjungan unit gawat darurat (UGD) pasien anak dengan penyakit keganasan dicatat selama periode penelitian dan dibandingkan dengan sebelum penelitian. Kelompok intervensi memiliki kualitas hidup lebih tinggi bermakna (81,63) dibandingkan kelompok kontrol (62,39), p<0,001. Ranah kualitas hidup yang paling meningkat secara signifikan adalah ranah nyeri, mual, kecemasan prosedur, kecemasan tata laksana, dan khawatir. Intervensi paliatif dapat menurunkan intensitas gangguan tidur (p=0,003) dan anoreksia pada pasien (p<0,001). Intervensi paliatif dapat menurunkan kunjungan UGD sebanyak 4,77 kali pada pasien anak dengan penyakit keganasan (OR 4,77, 95% IK 1,29-17,65; p=0,018).

ABSTRACT
In these last few years, an integrated approach between palliative care and chronic and/or life-threatening conditions care have been widely used. Many people think that palliative care is only intended for those with end stage of disease or in the end of life period. In fact, many patients had benefit from early palliative integration. This study is aimed to know the role of palliative intervention in child with malignancy. A randomized controlled trial comparing patients who were given palliative care (a 3-month home visit) and those who were not (intervention vs control group) was conducted, each group containing 30 patients. Patients consisted of children with cancer aged 2-18 years old who were consulted to palliative team. A two-way communication between a trained health worker and patients with or without their parents were conducted as the intervention (report by proxy or self-report). Interventions were given in 6 sessions (1 session every 2 weeks) focusing on problems solving education, symptoms management, self-care, communication, decision making, and long-term care plan assistance. In the first and twelfth week of the intervention, all patients were assessed with the Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM) questionnaire cancer module 3.0. Symptomps intensity were assessed by Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS). Emergency room admissions from the last 3 months were noted before patients were enrolled in the study. During the follow up period, ER admissions were recorded further. Data was analyzed using bivariate analysis, OR calculations were performed to see the effect of interventions on outcomes in this study. A significant difference of quality of life was found between the two groups with average total score in control group 62.39 and intervention group 81.63 (p<0.001). Most significant increased domains were pain, nausea, procedural anxiety, treatment anxiety, and worry. Intensity of sleep disturbance (p=0.003) and anorexia (p<0.001) were decreased significantly in intervention group. Emergency room admissions were reduced by 4.7 times in intervention group (OR 4.77, 95% CI 1.29-17.65; p=0.018)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Gunawan Halim
"Pendekatan integrasi antara terapi paliatif dan perawatan penyakit kronik dan atau mengancam jiwa telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini, masih banyak yang beranggapan bahwa terapi paliatif hanya ditujukan untuk pasien dengan penyakit berat yang sudah berada di stadium terminal atau akhir hidupnya, namun pada kenyataannya banyak pasien mendapatkan manfaat dari terapi paliatif sedini mungkin. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol yang bertujuan untuk mengetahui manfaat integrasi terapi paliatif pada pasien anak dengan penyakit keganasan. Pasien terdiri dari anak  dengan penyakit keganasan usia 2-18 tahun yang dikonsulkan kepada tim paliatif. Pasien dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yakni kelompok kontrol (30 anak) dan kelompok intervensi (30 anak). Intervensi berupa kunjungan rumah, komunikasi dua arah antara tenaga terlatih dengan pasien dan orang tua, dibagi menjadi 6 sesi (1 sesi setiap 2 minggu) yang berfokus pada edukasi penyelesaian masalah, manajemen gejala, perawatan diri sendiri, komunikasi, pembuatan keputusan dan pendampingan rencana perawatan lanjutan. Pasien diikuti dan dilakukan penilaian kualitas hidup dengan kuesioner Pediatric Quality of  Life Innitiative (PedsQLTM) modul kanker 3.0, intensitas gejala dinilai dengan Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS), frekuensi kunjungan unit gawat darurat (UGD) pasien anak dengan penyakit keganasan dicatat selama periode penelitian dan dibandingkan dengan sebelum penelitian. Kelompok intervensi memiliki kualitas hidup lebih tinggi bermakna (81,63) dibandingkan kelompok kontrol (62,39), p<0,001. Ranah kualitas hidup yang paling meningkat secara signifikan adalah ranah nyeri, mual, kecemasan prosedur, kecemasan tata laksana, dan khawatir. Intervensi paliatif dapat menurunkan intensitas gangguan tidur (p=0,003) dan anoreksia pada pasien (p<0,001). Intervensi paliatif dapat menurunkan kunjungan UGD sebanyak 4,77 kali pada pasien anak dengan penyakit keganasan (OR 4,77, 95% IK 1,29-17,65; p=0,018).

In these last few years, an integrated approach between palliative care and chronic and/or life-threatening conditions care have been widely used. Many people think that palliative care is only intended for those with end stage of disease or in the end of life period. In fact, many patients had benefit from early palliative integration. This study is aimed to know the role of palliative intervention in child with malignancy. A randomized controlled trial comparing patients who were given palliative care (a 3-month home visit) and those who were not (intervention vs control group) was conducted, each group containing 30 patients. Patients consisted of children with cancer aged 2-18 years old who were consulted to palliative team. A two-way communication between a trained health worker and patients with or without their parents were conducted as the intervention (report by proxy or self-report). Interventions were given in 6 sessions (1 session every 2 weeks) focusing on problems solving education, symptoms management, self-care, communication, decision making, and long-term care plan assistance. In the first and twelfth week of the intervention, all patients were assessed with the Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM) questionnaire cancer module 3.0. Symptomps intensity were assessed by Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS). Emergency room admissions from the last 3 months were noted before patients were enrolled in the study. During the follow up period, ER admissions were recorded further. Data was analyzed using bivariate analysis, OR calculations were performed to see the effect of interventions on outcomes in this study. A significant difference of quality of life was found between the two groups with average total score in control group 62.39 and intervention group 81.63 (p<0.001). Most significant increased domains were pain, nausea, procedural anxiety, treatment anxiety, and worry. Intensity of sleep disturbance (p=0.003) and anorexia (p<0.001) were decreased significantly in intervention group. Emergency room admissions were reduced by 4.7 times in intervention group (OR 4.77, 95% CI 1.29-17.65; p=0.018)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmatul Hidayah
"Kanker merupakan salah satu penyakit yang semakin meningkat prevalensinya, yang mendorong pentingnya pelayanan paliatif untuk mendukung kualitas hidup pasien, terutama bagi mereka yang mengalami kanker pada stadium lanjut. Layanan paliatif tidak hanya fokus pada pengelolaan gejala fisik, tetapi juga pada dukungan emosional, psikologis, dan sosial bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan pasien terhadap pelayanan paliatif di RS X Kota Bogor dan dampaknya terhadap loyalitas serta kualitas hidup pasien. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan data demografi dan klinis pasien yang diperoleh dari data sekunder rekam medis, sementara pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dengan 19 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien umumnya merasa puas dengan pelayanan paliatif yang diberikan, yang turut berkontribusi pada tingkat loyalitas yang tinggi. Hal ini terlihat dari kesediaan pasien untuk merekomendasikan rumah sakit dan kembali menggunakan layanan di masa depan. Kepuasan ini juga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup pasien, terutama dalam aspek dukungan emosional dan sosial. Diharapkan rumah sakit terus meningkatkan kualitas pelayanan paliatif, dengan fokus pada pelatihan bagi tenaga kesehatan dan penyediaan fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pasien kanker secara lebih komprehensif.

Cancer is one of the diseases with an increasing prevalence, highlighting the importance of palliative care to support the quality of life of patients, especially those with advanced-stage cancer. Palliative care not only focuses on managing physical symptoms but also provides emotional, psychological, and social support for patients. This study aims to analyze patient satisfaction with palliative care services at RS X in Bogor and its impact on patient loyalty and quality of life. A quantitative approach was used to describe the demographic and clinical data of patients obtained from secondary medical records, while a qualitative approach was conducted through in-depth interviews, observations, and document reviews with 19 informants. The results show that patients are generally satisfied with the palliative care provided, which also contributes to high loyalty levels. This is reflected in patients' willingness to recommend the hospital and return for future services. This satisfaction also positively impacts the improvement of patients' quality of life, particularly in terms of emotional and social support. It is hoped that the hospital will continue to improve the quality of palliative care services, focusing on training medical staff and providing adequate facilities to meet cancer patients' needs more comprehensively."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Martina
"ABSTRAK
LatarBelakang: Di Indonesia insidens keganasan meningkat dan mayoritas datang pada stadium lanjut sehingga peran layanan paliatif sangat penting. Profil unmet needs pada pasien keganasan meliputi seluruh stadium belum tersedia di Indonesia dan di RSCM.Unmet needs diduga berperan pada kualitas hidup pasien keganasan. Tujuan: Mengetahui profil unmet palliative needs dan kualitas hidup pasien keganasan di RSCM. Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif di poliklinik dan gedung rawat inap RSCM sejak bulan September hingga Desember 2015. Profil unmet needs diperoleh menggunakan kuesioner PNPC-sv sedangkan kualitas hidup dinilai dengan kuesioner EORTC QLQ-C30. Kriteria inklusi adalah pasien keganasan berusia 18 tahun atau lebih yang bersedia mengikuti studi. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan gangguan kognitif, afektif, atau kondisi umum lemah sehingga tidak memungkinkan pengisian kuesioner. Hasil: Sejumlah 329 pasien didapatkan melalui consecutive sampling di poliklinik dan gedung A RSCM.Unmet needssecara umum masih tinggi dengan dominasi pada ranah fisik pada kisaran 59,5-73,2%; spiritual 58,1-78,1%; sosial (masalah dengan pasangan 58,8%; kesulitan menemukan orang untuk diajak bicara 66,1%), psikologis (takut dengan penderitaan akibat penyakitnya 56,7%; tidak siap dengan kondisi masa depan 62,9%) dan finansial (kehilangan penghasilan, 51,3%). Kualitas hidup global 66,7 dengan kecenderungan skor yang lebih baik pada item unmet needs yang lebih sedikit. Kesimpulan: Unmet palliative needs ranah spiritual, fisik, psikologis, sosial, dan finansial masih tinggi, dengan dominasi aspek spiritual dan fisik. Skor kualitas hidup global pasien keganasan di RSCM adalah 66,7, dengan skala fungsional terendah pada fungsi peran dan skala simtomatik tertinggi pada nyeri, fatik, dan masalah finansial

ABSTRACT
Background: The incidence of cancer is increasing globally. In Indonesia the majority of them admitted at advanced stage where the target of treatment is to support the best possible quality of life.Unmet palliative needs are thought to be associated with quality of life and influenced by cultural background.The data regarding unmet palliative needs among all stages of cancer patients in Indonesia is limited. Objectives: To know unmet palliative needs profile and quality of life of cancer patients in RSCM. Method: This is a cross sectional study using consecutive sampling method in outpatient and inpatient clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital since September to December 2015. Unmet palliative needs was evaluated using PNPC-sv while quality of life was evaluated with EORTC QLQ-C30. Inclusion criterias werecancer patients aged 18 years or more and approved to join the study. Exclusion criterias were cognitive or affective disorders, and medically unstable patient. Result: Three hundred twenty nine cancer patients joined the study. In general, unmet needs prevalence were high, with predominance of physical(59.5-73.2%); spiritual (58.1-78.1%); social (problems in the relationship with life companion 58.8%; difficulties in finding someone to talk to 66.1%), psychological (fear of physical suffering 56,7%; difficulty coping with the unpredictability of the future 62.9%) and financial (loss of income because of the disease, 51.3%). Global quality of life was 66.7 with a trend of better score in less items of unmet needs. Conclusion: The proportion of unmetspiritual, physical, phsycological, social, and financial needs are still high, with predominance of spiritual and physical domain. Global quality of life score of cancer patients in RSCM is 66.7, the lowest functional scale was role and highest symptomatic scale were pain, fatigue, and financial problems"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar belakang: Tinitus subjektif menimbulkan stres, depresi, kecemasan, dan penurunan kualitas hidup. Frekuensi dan intensitas tinitus dilaporkan berhubungan dengan beratnya gangguan pada pasien. Hubungan frekuensi dan intensitas tinitus dengan kualitas hidup pasien menggunakan kuisioner TinnitusHandicap Inventory (THI) belum pernah dilaporkan di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan frekuensi dan intensitas tinitus subjektif dengan kualitas hidup pasien. Metode: Desain penelitian potonglintang. Sampel penelitian adalah pasien tinitus subjektif yang datang ke klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi.Frekuensi dan intensitas tinitus diperiksa pitch-matching dan loudness-matching dengan audiometernada murni. Kualitas hidup dinilai menggunakan skor THI. Analisis data dengan uji korelasi. Hasil: Subjek penelitian sebanyak 31 pasien, laki-laki 15 orang (48,4%) dan perempuan 16 orang (51,6%),dengan rentang umur 25-60 tahun. Pasien dengan pendengaran normal sebanyak 18 orang (58,1%) dankurang pendengaran sebanyak 13 orang (41,9%). Gangguan kualitas hidup pasien terbanyak didapatkan gangguan sedang, sebanyak 12 (38,7%). Frekuensi tinitus berhubungan dengan kualitas hidup pasien(p=0,005) dengan tingkat korelasi sedang (r=0,491). Intensitas tinitus berhubungan dengan kualitas hidup pasien (p=0,043) dengan tingkat korelasi lemah (r=0,365). Kesimpulan: Frekuensi dan intensitas tinitus berhubungan dengan kualitas hidup pasien."
ORLI 45:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siburian, Lamsaria G.
"Dari data mengenai kegiatan pada unit gawat darurat Rumah Sakit Bhakti Yudha terlihat banyaknya pasien-pasien non gawat darurat yang datang berobat ke unit gawat darurat Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha ada sebanyak 51%. Apabila hal ini dibiarkan dapat menyebabkan penambahan beban kerja bagi dokter dan perawat yang bekerja di unit gawat darurat. terhalannya pengobatan terhadap pasien-pasien yang gawat darurat serta menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam sistim pelayanan kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang sikap dari pasien-pasien non gawat darurat dalam melihat pelayanan pada unit gawat darurat RSU Bakti Yudha Depok yang ditinjau dari dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy serta faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap dalam meliltat pelayanan pada unit gawat darurat RSU Bhakti Yudha Depok. Adapun unit analisisnya adalah pasien-pasien non gawat darurat yang telah diperbolehkan pulang oleh dokter yang bertugas.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan dilakukan dari tanggal 13 Mei - 30 Juni 2002. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dan analisis bivariat kill kuadrat)
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah rata-rata sikap suka dalam melihat pelayanan unit gawat darurat adalah 90%, dan dimensi yang paling disukai adalah dimensi empathy (93.47%) diikuti oleh dimensi reliability (92.38%) dan responsiveness (92.18%). Dan responden yang mempunyai sikap suka terhadap pelayanan unit gawat darurat ada sebanyak (42.1%) dan yang tidak suka ada sebanyak (57 9%). Dan dari analisis bivariat menun,jukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan sikap tersebut adalah dari faktor predisposisi adalah pendidikan dan pendapatan yang menanggung biaya pengobatan. sedangkan dari faktor pendukung adalah kemudahan dalam mendapatkan pelayanan.
Dari hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan pada pihak RSU Bhakti Yudha adalah supaya dapat menerapkan dimensi - dimensi yang disukai oleh pasien-pasien non gawat darurat serta perlunya memperhatikan kecepatan dalam pelayanan kedalam unit/departemen pelayanan yang lain terutama unit/departemen rawat jalan.

Data from Emergency Unit's medical record showed that 51% are non emergency patients who visited the unit. This situation unfortunately give more workload to medical stall' including physician and nurse, and give less opportunity to patients who really need emergency service. In this longterm, this incorrect situation will being inbalance health service system.
This study had objective to examine non emergency patients who visited Emergency Unit and their perceptions on health services given at Emergency Unit in tangible_ reliability, responsiveness, assurance and empathy dimensions. The study used non emergency patients at Emergency Unit that had been given services to them.
This was a quantitative study with cross sectional design. Data was collected from May 13 to June 30 2002. Arid for analysis used of univariate and bivariate analysis ( Chi Square).
This study showed in average ratio reality to expected ( defined as positive attitude ) is 90%. According to service dimension 93%, 92%,92%, 92%, 83% are positive attitude to empathy, reliability, responsiveness, reliability and tangibility respectively. By using 90% as cut off point for being like or dislike to the service, it is showed that around 42% expressed their likeness to the Emergency Unit services. Bivariate statistics showed that level of education, income are predisposing factors related significantly with likeness to the service, while from enabling factors, easy to access variable significantly related to the dependent variable ( i.e, likeness to the services ).
From this study, it is recommended that management of the hospital showed applied study dimension of Emergency Unit service ( i.e, empathy, assurance. responsiveness, and reliability ) to out patient departement to attract non emergency patients back to right services.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T12631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marleny Susanthy
"Penyakit ginjal kronik masih menjadi masalah kesehatan utama diseluruh dunia. Kondisi tersebut terjadi dikarenakan orangtua membawa anaknya ke rumah sakit dalam keadaan sudah darurat. Krisis hipertensi, anemia, dan kejang merupakan tanda kegawatdaruratan yang apabila tidak segera ditangani dalam waktu yang cepat dan tepat dapat menyebabkan kematian. Namun kondisi unit gawat darurat menyebabkan stress dan kecemasan pada anak, yang menyebabkan ketidaknyamanan. Tujuan penelitian ini memberikan gambaran aplikasi Teori Kenyamanan Kolcaba dalam asuhan keperawatan anak dengan masalah disfungsi ginjal yang mengalami kecemasan. Aplikasi Teori Kenyamanan memperhatikan empat konteks kenyamanan yaitu kenyamanan fisik, psikospritual, sosiokultural, dan lingkungan. Intervesi keperawatan yang dilakukan berdasarkan evidence-based nursing practice adalah bermain terapeutik pop-it untuk menurunkan tingkat kecemasan anak. Desain yang digunakan quasi eksperimental, two group pretest-posttest with control group design dengan melibatkan 68 anak diambil menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bermain terapeutik pop-it terbukti efekti menurunkan kecemasan anak saat berada di UGD (p=0,001; α= 0.05).

Chronic kidney disease is still a major health problem worldwide. This condition occurs because parents take their children to the hospital in an emergency. Hypertensive crises, anemia, and seizures are signs of emergencies that if not treated immediately in a fast and appropriate time can cause death. But the condition of the emergency department causes stress and anxiety in children, which causes discomfort. The purpose of this study provides an overview of the application of Kolcaba Comfort Theory in nursing care of children with kidney dysfunction problems who experience anxiety. The application of Comfort Theory pays attention to four contexts of comfort, namely physical, psychospiritual, sociocultural, and environmental comfort. Nursing interventions based on evidence-based nursing practice are pop-it therapeutic play to reduce children's anxiety levels. The design used quasi-experimental, two group pretest-posttest with control group design involving 68 children taken using purposive sampling techniques. The results showed that pop-it therapeutic play was shown to be effective in reducing children's anxiety while in the ER (p = 0.001; α = 0.05)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Gede Utara Hartawan
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah kunjungan pasien di UGD Rumah Sakit Bali Royal tidak diikuti
dengan perubahan jumlah ketenagaan perawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui beban kerja perawat dan kebutuhan perawat di UGD Rumah Sakit Bali
Royal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengamatan
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui waktu yang dihabiskan oleh perawat
dalam melayani pasien dengan menggunakan metode Time Motion Study. Hasil
penelitian menunjukkan beban kerja untuk pasien gawat darurat sebesar 63,4 menit
per hari (1,1 jam per hari), pasien gawat tidak darurat 1.585,5 menit per hari (26,4
jam per hari), dan pasien darurat tidak gawat 2.187,7 menit per hari (36,5 jam per
hari) dan kebutuhan tenaga perawat di UGD Rumah Sakit Bali Royal sebesar 17
orang. Diperlukan penambahan tenaga perawat pelaksana sebanyak 3 orang.

ABSTRACT
The increasing number of patients visit in the Emergency Unit of Bali Royal
Hospital is not followed by a change in the number of nurses. The purpose of this
study was to determine the workload of nurses and nurses needs in the Emergency
Unit of Bali Royal Hospital. This research was a descriptive quantitative research.
Observations were made by the researcher to determine the time spent by nurses in
serving patients by using the Time Motion Study. The results shown the workload
for critically emergency patients at 63.4 minutes per day (1.1 hours per day),
critically non emergency patients 1,585.5 minutes per day (26.4 hours per day), and
2,187 minutes per day (36.5 hours per day) for non critical-but emergency patients
and the need for nurses in the Emergency Unit of Bali Royal Hospital was 17 people.
Nurses needed additional power as much as 3 people."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganda Ilmana
"Kualitas hidup merupakan aspek penting dalam tata laksana pasien anak dengan penyakit kronis, misalnya penyakit reumatik. Kualitas hidup pasien anak dengan penyakit reumatik dapat dinilai dengan kuesioner Pediatric Quality Of Life Inventory Rheumatology Module (PedsQL-RM) yang telah terbukti sahih dan andal. Akan tetapi, hingga saat ini belum terdapat kuesioner PedsQL-RM dalam bahasa Indonesia yang tervalidasi. Pada penelitian ini kuesioner asli diterjemahkan dan dilakukan adaptasi transkultural untuk menghasilkan kuesioner bahasa Indonesia. Kuesioner diujikan kepada 53 subyek berusia 2-18 tahun dengan diagnosis lupus eritematosus sistemik (LES) atau artritis reumatoid juvenil (AIJ) beserta orangtua. Berkaitan dengan jumlah subyek yang tidak terpenuhi, analisis data hanya dilakukan pada kelompok usia 8-18 tahun. Kesahihan kuesioner domain anak bervariasi dengan rentang korelasi cukup kuat hingga kuat (r 0,437-0,910), sedangkan domain orangtua bervariasi dengan rentang lemah hingga kuat (r 0,153-0,808). Kuesioner ini memiliki keandalan alpha cronbach 0,755-0,785. Kuesioner PedsQL-RM bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal untuk menilai kualitas hidup pasien anak dengan penyakit reumatik usia 8-18 tahun. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menilai kesahihan dan keandalan pada usia 2-7 tahun.

Quality of life is one important aspect in management of children with chronic condition, for example rheumatology disease. Quality of life of these children can be measured by Pediatric Quality Of Life Inventory Rheumatology Module (PedsQL-RM)questionnaire which was proven valid and reliable. A valid version of the questionnaire in Bahasa Indonesia has not yet available. We perform translation and transcultural adaptation to produce the Indonesian version. The questionnaire was answered by 53 children aged 2-18 years old with systemic lupus erythematosus (SLE) or juvenile idiopatic arthritis (JIA) and their respective parents. Due to lack of subject, analysis was only performed in age 8-18 years old group. The validity in children domain varied within range of good to strong (0,437-0,910), while the parents domain varied within range of weak to strong (0,153-0,808). The questionnaire is reliable with cronbach alpha of 0,755-0,785. In conclusion, the PedsQL-RM in Bahasa Indonesia is valid and reliable to assess the quality of life in children with rheumatology disease aged 8-18 years old. Further study needed to assess the validity and reliability for children aged 2-7 years old."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Mashudi
"Kepuasan pasien menunjukkan terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan melalui pelayanan yang diberikan dirumah sakit khususnya di UGD, dengan demikian tingkat kepuasan pasien terhadap rumah sakit atau pelayanan di rumah sakit dapat diartikan sebagai gambaran tingkat kualitas pelayanan rumah sakit menurut penilaian pasien.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan dan fasilitas kesehatan di UGD RSPP. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriplif sederhana, jumlah sample yang terlibat adalah 60 responden. Hasil penelitian menunjukkan 98 % pasien sangat puas terhadap pelayanan kesehatan, 90 % pasie sangat puas terhadap pelayanan keperawatan dan 98 % pasien sangat puas terhadap fasilitas kesehatan di UGD RSPP. Rekomendasi yang di sampaikan terhadap pihak nmmh sakit agar dapat selalu memenuhi harapan pasien dan keluarganya mengenai pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan dan fasilitas kesehatan khumsnya di ruang UGD melalui pelatihan yang berkesinambungan diberikan bagi dokter dan perawat."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5615
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>