Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dandy Permana Supandi
"Pendahuluan: Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 68.407 kasus dengan provinsi dengan jumlah kasus Dengue terbanyak adalah Provinsi Jawa Barat. Penyebaran penyakit DBD di Indonesia semakin meluas dan umumnya dapat ditularkan kepada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun. Namun, pengobatan yang direkomendasikan oleh WHO untuk demam berdarah hanya bersifat simptomatik. Padahal, dengan adanya antivirus Dengue, viral load di dalam tubuh akan cepat berkurang dan mengurangi risiko keparahan penyakit dan penyebaran penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kuersetin sebagai antivirus Dengue dengan melihat pengaruh pemberian kuersetin pada stadium pasca infeksi dan pra infeksi secara in vitro serta menganalisis ikatan antara kuersetin dengan NS3 dan NS5. protein dalam silika. Metode: Penelitian ini menggunakan metode focus assay untuk menghitung persentase hambatan dan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm untuk menilai absorbansi dan mendapatkan nilai viabilitas sel. Pengujian in silico dilakukan dengan menggunakan software Autodock Tools 1.5.6 untuk melihat hasil docking protein NS3 dan NS5 terhadap quercetin. Hasil: Persentase penghambatan quercetin pada stadium pasca infeksi sebesar 62,54%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 36%. Uji viabilitas sel pada stadium pasca infeksi kuersetin sebesar 94,68%, sedangkan pada stadium pra pasca infeksi sebesar 72,95%. Hasil uji docking in silico protein NS3 dengan kuersetin diperoleh energi ikatan, koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik berturut-turut -5,43 kkal/mol, 104,65 M, dan 4. koefisien hambat, dan ikatan hidrogen pada konformasi terbaik adalah -7,57 kkal/mol, 2,81 M, dan 5. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penghambatan yang dimiliki kuersetin terhadap replikasi DENV pada tahap pasca infeksi tinggi, sedangkan pada tahap pra infeksi, pasca infeksi infeksi memiliki persentase penghambatan yang rendah. Nilai viabilitas sel pada tahap pasca infeksi dan pada tahap pra pasca infeksi tinggi dengan nilai terbesar pada tahap pasca infeksi. Quercetin dapat mengikat lebih efektif ke NS5 daripada ke NS3.

Introduction: Cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia in 2017 reached 68,407 cases with the province with the highest number of dengue cases being West Java Province. The spread of dengue fever in Indonesia is increasingly widespread and can generally be transmitted to children aged less than 15 years. However, the treatment recommended by WHO for dengue fever is only symptomatic. In fact, with the dengue antiviral, the viral load in the body will quickly decrease and reduce the risk of disease severity and disease spread. The purpose of this study was to determine the potential of quercetin as an antiviral for Dengue by looking at the effect of quercetin administration at the post-infection and pre-infection stages in vitro and to analyze the bond between quercetin and NS3 and NS5. protein in silica. Methods: This study used the focus assay method to calculate the percentage of resistance and used a spectrophotometer with a wavelength of 490 nm to assess absorbance and obtain cell viability values. In silico testing was carried out using Autodock Tools 1.5.6 software to see the results of NS3 and NS5 protein docking against quercetin. Results: The percentage of quercetin inhibition in the post-infection stage was 62.54%, while the pre-post-infection stage was 36%. The cell viability test at the post-infection stage of quercetin was 94.68%, while at the pre-post-infection stage it was 72.95%. The results of the docking in silico protein NS3 with quercetin obtained bond energy, inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation -5.43 kcal/mol, 104.65 M, and 4. inhibition coefficient, and hydrogen bonding at the best conformation. were -7.57 kcal/mol, 2.81 M, and 5. Conclusion: The results showed that the percentage of inhibition of quercetin on DENV replication in the post-infection stage was high, whereas in the pre-infection, post-infection stage, the percentage of inhibition was high. low. The value of cell viability at the post-infection stage and at the pre-post-infection stage was high with the greatest value at the post-infection stage. Quercetin can bind more effectively to NS5 than to NS3."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Anjani
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) yang disebabkan karena infeksi virus dengue (DENV) dan diperantai oleh nyamuk.Pada daerah subtropis dan tropis DBD ini merupakan penyakit yang muncul pada setiap tahunnya (endemik) dan meningkat pada saat musim hujan.  Di Indonesia dapat diketahui bahwa jumlah dan persebaran penyakit DBD ini semakin meluas serta jumlah incidence rate penyakit DBD selama 47 tahun terakhir ini tidak kunjung membaik, namun terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukannya obat spesifik yang menghambat replikasi DENV dan mudah didapat. Carica papaya mempunyai potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50 dan CC50 6,57 ug/mL dan 244,76 ug/mL, akan tetapi mekanisme penghambatannya belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan intervensi pada DENV dengan ekstrak Carica papaya pada post dan pre-postinfeksi. Untuk melihat efektivitas penghambatan dan toksisitas ekstrak dilakukan uji focus dan MTT. Hasil menunjukan bahwa pada intervensi post dan pre-postinfeksi mengalami penurunan titer virus sebesar 27,71 ± 10,68%  dan 33,81 ± 19,31 % secara berurutan, tetapi tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Carica papaya berpotensi menjadi alternatif pengobatan untuk dengue.

ABSTRACT
Dengue fever is caused by dengue virus (DENV) infection and is transmitted by mosquitoes. In the subtropical and tropical regions, Dengue Fever is endemic annually and the incidence increases during the rainy season. The prevalence and distribution of dengue fever cases in Indonesia is wide spread and there is no improvement of incidence rates over the past 47 years. Therefore, there is a need for specific and readily available drugs that inhibit the DENV replication. Carica papaya has the potential as DENV antivirus with IC50 and CC values 6.57 ug / mL and 244.76 ug / mL. However, the inhibition mechanism is still unknown. In this study, intervention was given on DENV with Carica papaya extract both on pre and post-infection stage. Focus test and MTT test were carried out to evaluate the effectiveness of the inhibition and toxicity of the extract. The result showed that in post and pre-post infection there was a decrease in viral titers by 27.71 ± 10.68% and 33.8 ± 19.31% respectively although the result is not statistically significant. It can be concluded that Carica papaya leaf extract has the potential to be an alternative treatment for dengue infection."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyatul Mardiyah
"Pendahuluan: Infeksi virus dengue merupakan infeksi yang paling banyak terjadi di Indonesia. Terapi infeksi dengue umumnya bersifat suportif berupa terapi cairan dan simptomatik. Berdasarkan penelitian sebelumnya, quercetin diketahui memiliki potensi sebagai antiviral dengue. Namun, mekanisme penghambatannya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menilai persentase hambatan quercetin pada mekanisme penghambatan reseptor dan penempelan virus dengue serotipe 2 (DENV-2), persentase viabilitas sel terhadap quercetin, serta ikatan energi antara quercetin dengan protein E pada DENV secara in silico. Metode: Senyawa diuji secara in vitro terhadap DENV-2 menggunakan sel Vero. Dilakukan dua jenis pengujian, yaitu uji penghambatan reseptor dan penempelan virus melalui uji fokus dan uji viabilitas sel melalui uji MTT. Konsentrasi quercetin yang digunakan sebagai uji adalah sebesar 2 kali IC50 (36,81 µg/ml). Pengujian hambatan secara in silico dengan menggunakan software Autodock Tools - 1.5.6. Hasil: Nilai persentase penghambatan pada reseptor dan penempelan DENV dengan quercetin adalah 23,53% dan 45%. Persentase viabilitas sel vero terhadap quercetin pada penghambatan tahap pra-infeksi adalah 109,82%. Interaksi antara quercetin dan protein E DENV memiliki nilai ikatan energi dan konstanta inhibisi pada konformasi terbaik sebesar -4,89 kkal/mol dan 0,26 mM. Kesimpulan: Quercetin berpotensi sebagai antiviral dengue melalui mekanisme penghambatan pada tahap pra-infeksi, terutama penghambatan penempelan virus

Introduction: Viral dengue infection is the most common infection in Indonesi. Nowadays, management of DHF is only supportive care, i.e, fluid and symptomatic therapy. Based on previous research, quercetin has potency as antiviral dengue, but the mechanism is still unknown. Thus, the purpose of this research is to evaluate the percentage of reseptor inhibition and dengue serotype 2 virus (DENV-2) attachments inhibition with quercetin, cell viability percentage against quercetin, and energy bond between quercetin and protein E DENV in silico. Method: The compound was tested in vitro against DENV-2 using Vero Cells. There were 2 type of tests, receptor and DENV attachment inhibitory test using focus assay and viability test using MTT assay. The quercetin concentration was 2 times IC50 (36,81µg/ml). In silico study was conducted using Autodock Tools – 1.5.6. Results: Inbitory percentage of reseptor and DENV attachment with quercetin were 23,53% and 45%. Vero cell viability against quercetin in pre-infection step was 109,82%. Energy bond and inhibition constanta between quercetin and protein E DENV were -4,89 kkal/mol and 0,26 mM. Conclusion: This study shows that quercetin has potency as antiviral dengue through DENV attachment inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Putri Suhardi
"

Indonesia adalah negara tropis dengan transmisi infeksi DENV yang tinggi dan sebuah ancaman kesehatan di dunia tanpa terapi spesifik yang dapat bekerja secara tunggal. Rakyat Indonesia memiliki kepercayaan tinggi atas obat herbal, salah satunya yang berasal dari Kunyit dengan senyawa utama, Kurkumin dengan efek antioksidan, pencegah kanker dan anti-inflamasi yang sudah terbukti melalui uji in vivo dan in vitro. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kurkumin bekerja sebagai antivirus DENV-2 namun mekanisme yaitu waktu dimana kurkumin bekerja paling efektif, belum diketahui. Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan Sel Vero yang diinfeksikan DENV-2. Fokus pada penelitian ini adalah membandingkan mekanisme penghambatan replikasi DENV-2 sekaligus persentase viabilitas sel pada pre-post (whole) dan post infeksi setelah diberikan Kurkumin dengan dosis 20 ug/mL. Infektivitas hambatan dan viabilitas sel diteliti melalui metode focus assay dan MTT assay. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil penghambatan inefektivitas pada mekanisme pre-post (whole) dan post infeksi adalah 99,74% ± 3,90 dan 51,31% ± 8,97 secara berurutan. Penelitian untuk viabilitas sel mendapatkan hasil 73,21% dan 81,66% untuk pre-post (whole) dan post infeksi secara berurutan. Hasil penelitian menunjukan kurkumin memiliki efektivitas dalam mengambat DENV-2 lebih tinggi pada mekanisme pre-post infeksi (whole), dengan persentase penghambatan lebih tinggi serta toksitas rendah dengan viabilitas diatas 50%.


In Indonesia, DENV infection remains a global health threat without an effective therapy available. One of Indonesian’s herbal medicine, turmeric with Curcumin as its main compound is believed to have antioxidant, cancer-preventing and anti-inflammatory effects through in vivo and in vitro trials. Previous studies have shown that curcumin act as DENV-2 antivirus. However, its mechanism, namely the time at which curcumin work effectively, is not known. This research was conducted using DENV-2 infected Vero cells through in vitro method. The focus of this study was to compare the mechanism of DENV-2 replication inhibition as well as the viability of Cell in the pre-post (whole) and post-infection phases after administrating curcumin with a dose of 20 ug/mL. Focus assay and MTT assay methods were used in the experiment. Based on the research conducted, the results of ineffectiveness inhibition on the pre-post and post infection mechanisms were 99.74% ± 3.90 and 51.31% ± 8.97, respectively. The results for cell viability showed 73.21% and 81.66% for the pre-post (whole) and post-infection mechanisms, respectively. The results showed that curcumin is more effective in inhibiting DENV-2 in the pre-post infection mechanism (whole), with a higher percentage of inhibition and less toxicity with viability above 50%.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Ternita
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditransmisikan melalui nyamuk ke manusia, terutama nyamuk Aedes betina. DBD memiliki dampak yang besar dalam hal masalah kesehatan, mortalitas, dan ekonomi terutama dikarenakan kurangnya vaksin atau obat antivirus yang disetujui di negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Studi eksperimental dilakukan pada penelitian ini dengan menggunakan senyawa murni katekin pada DENV Serotipe 2 Strain NGC yang diinfeksikan pada sel Vero. Efek antivirus pada sel Vero yang terinfeksi DENV dilihat dengan menggunakan 2 kali nilai dari IC50 yaitu 21,457 μg/mL yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Perbandingan antara selisih jumlah fokus perlakuan dengan kontrol DMSO pada metode Focus assay dihitung untuk mengetahui persentase efektivitas hambatan yang terjadi. Viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup pada penelitian ini dihitung menggunakan metode MTT assay dengan membandingkan nilai viabilitas dengan kontrol DMSO. Persentase efektivitas hambatan serta viabilitas sel pada perlakuan pre-post infeksi berturut-turut yaitu 73,03% dan 110,17%. Sedangkan pada perlakuan post infeksi didapatkan 98,37% dan 99,86%. Dapat disimpulkan bahwa senyawa murni katekin memiliki potensi sebagai antivirus."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haifa Mayang Lestari
"ABSTRAK
Pendahuluan: Infeksi Virus Dengue (DENV) yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes sp. Nyamuk ini bertanggungjawab atas 1,14 juta disability-adjusted life-years (DALY) pada tahun 2013 dengan angka insidensi 50-100 juta setiap tahunnya, namun belum ada tatalaksana kausatif yang teruji secara klinis dengan hasil bermakna. Telah diketahui bahwa terdapat hubungan antara viremia dengan keparahan manifestasi DENV sehingga perlu dikembangkan antivirus DENV. Turunan asam galat yaitu butil galat mempunyai aktivitas antivirus dan tidak bersifat toksik akan tetapi mekanisme bagaimana senyawa tersebut menghambat replikasi DENV belum diketahui. Metode: Uji in vitro dilakukan dengan memberi butil galat pada sebelum dan juga setelah DENV menginfeksi sel. Uji fokus digunakan untuk mengetahui penurunan titer virus setelah diberi perlakuan, sedangkan uji MTT digunakan untuk mengetahui efek toksik dari butil galat. Pada Uji in silico, ikatan Energi didapatkan melalui apllikasi Autodock Tools sehingga dapat ditentukan konformasi ikatan antara butil galat dengan NS-3 dan NS-5. Hasil: Persentase efektivitas hambat butil galat sesudah infeksi DENV adalah 67,4% sedangkan perlakuan sebelum-sesudah infeksi DENV adalah 41,1%. Persentase viabilitas butil galat sesudah dan pada sebelum-sesudah infeksi DENV adalah 99,8% dan 95,9% secara berurutan. Konformasi terbaik ligan internal SAH dan NS-5 memiliki ikatan energi -6,84 kkal/mold dan konstanta inhibisi 9,68 mM. Konformasi terbaik butil galat dan NS-5 memiliki ikatan energi -5,28 kkal/mold dan konstanta inhibisi 134,08 mM. Konformasi terbaik butil galat dan NS-3 memiliki ikatan energi -2,11 kkal/mold dan konstanta inhibisi 28,42 mM Kesimpulan: Butil galat memiliki aktivitas hambat yang baik dengan toksisitas yang rendah pada mekanisme post dan pre-post infeksi. Sedangkan energi ikatan yang terjadi antara butil galat dengan NS-3 dan NS-5 yaitu -2,11 kkal/mold dan -5,28 kkal/mold. Butil galat memiliki potensi sebagai antivirus DENV dimasa mendatang."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariel Valentino Soetedjo
"ABSTRAK
Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan virus
dengue (DENV). Terdapat 390 juta kasus infeksi DENV per tahunnya, dan di Indonesia sendiri kasus DBD pada tahun 2017 berjumlah 68.407 dengan 493 kasus kematian. Tata laksana untuk infeksi DENV hanya bersifat suportif, serta belum ditemukan antivirus untuk DENV. Propil galat memiliki potensi untuk menjadi antivirus DENV, namun mekanisme propil galat sebagai antivirus belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas propil galat terhadap penghambatan replikasi DENV-2 secara in vitro serta in silico dengan menganalisis energi ikatan propil galat terhadap protein NS3 dan NS5. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengidentifikasi mekanisme propil galat sebagai antivirus DENV-2 secara in vitro dengan menggunakan sel Vero. Focus assay dilakukan untuk mengukur persentase penghambatan dan MTT assay dilakukan untuk mengukur persentase viabilitas terhadap dua kelompok yaitu penambahan propil galat pada kelompok replikasi dan penempelan-replikasi. Pada studi ini juga terdapat analisis in silico untuk mengetahui energi ikatan serta konstanta inhibisi propil galat terhadap protein NS3 dan protein NS5. Persentase penghambatan propil galat pada kelompok replikasi dan penempelan-replikasi sebesar 4,34±7,53% dan 30,7±4,88%,
berturut-turut. Persentase viabilitas sel Vero sebesar 94,64±0,4% dan 95,31±3,38% setelah kelompok replikasi dan penempelan-replikasi, secara berurutan. Energi ikatan antara propil galat dengan NS5 adalah -3,49 kkal/mol, sedangkan pada NS3 protease dan NS3 helikase sebesar -2,47 kkal/mol dan -3,72 kkal/mol. Propil galat memiliki aktivitas penghambatan penempelan-replikasi DENV secara in vitro dan memiliki ikatan yang stabil terhadap NS5 dan NS3.

ABSTRACT
Dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF) are diseases caused by dengue virus (DENV). There are 390 million cases of DENV infection globally every year, and in Indonesia, there were 68.407 identified DHF cases with 493 mortality cases in 2017. The mainstay of treatment for DENV infection is supportive, and an antiviral drug for DENV has not been developed. Propyl gallate has potential to be an antivirus for DENV. However, the mechanism is still unknown. This study aims to identify the activity of propyl gallate in DENV-2 replication in vitro and analyze the binding energy of propyl gallate
towards NS3 and NS5 protein in silico. This is an experimental study to identify the mechanism of propyl gallate as an antivirus for DENV-2 in vitro using Vero cells as viral culture. Focus assay was conducted to measure inhibition percentage and MTT assay was conducted to measure viability percentage in two groups, which is viral replication and viral attachment-replication. In this study, there is also in silico analysis to identify the binding energy and inhibition constant of propyl gallate towards NS3 dan NS5 protein. Inhibition percentage in viral replication and viral attachment-replication are 4,34±7,53% and 30,7±4,88%, respectively. Viability percentage in viral replication and viral
attachment-replication are 94,64±0,4% and 95,31±3,38%. The binding energy between propyl gallate and NS5, NS3 protease, and NS3 helicase are -3,49 kkal/mol, -2,47 kkal/mol, and -3,72 kkal/mol. Propyl gallate has good inhibition activity towards DENV-2 attachment-replication in vitro, and good binding stability with NS5 and NS3 in silico."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Abdeelah
"Pendahuluan: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus dengue (DENV) dengan vektor Aedes aegypti. Pada tahun 2016, terdapat 290 ribu kasus dengue di dunia dan 68.507 kasus DBD di Indonesia pada tahun 2017. Regimen terapi DBD adalah terapi suportif yaitu terapi cairan dan simptomatik. Butil galat memiliki potensi sebagai antiviral dengue. Namun, mekanisme penghambatannya masih belum diketahui sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek butil galat terhadap penghambatan reseptor dan penempelan virus dengue serotipe 2 (DENV-2) in vitro dan ikatan energi butil galat dengan protein E secara in silico.
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental untuk menganalisis mekanisme butil galat sebagai antiviral dengue in vitro terhadap DENV-2 menggunakan sel Vero sebagai sel uji dan in silico untuk mengetahui ikatan energi butil galat dengan protein E DENV. Focus assay dan MTT Assay digunakan untuk menilai pengambatan reseptor dan penempelan virus, serta viabilitas sel secara berturut-turut. Konsentrasi butil galat yaitu dua kali IC50. DMSO digunakan sebagai kontrol.
Hasil: Persentase hambat pada reseptor dan penempelan virus adalah 28,68% dan 36,10%, viabilitas sel bernilai 108,69% serta ikatan energi bernilai -4,89 kkal/mol dengan konstanta inhibisi 0,26 mM.
Kesimpulan: Butil galat memiliki efek penghambatan penempelan virus yang lebih baik daripada reseptor serta memiliki ikatan yang baik dengan protein E.

Introduction: Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus (DENV) with vector Aedes aegypti. In 2016, 290 thousand people were diagnosed with DHF. In 2017, there are 68,507 DHF cases in Indonesia. Therapy regiment of DHF are supportive treatments; fluid therapy and symptomatic therapy. Butyl gallate has potential antiviral activity against dengue serotype 2 virus (DENV-2). However, the inhibitory mechanism is still unknown. Therefore, this research aims to find out the effect of butyl gallate in receptor and virus attachment inhibition of DENV-2 in vitro and binding energy between butyl gallate and protein E DENV in silico.
Method: Experimental study was done to analyze butyl gallate mechanism as dengue antiviral in vitro to DENV-2 using Vero cell as test cell and in silico to calculate binding energy between butyl gallate and DENV’s E protein. Focus assay and MTT assay were used to evaluate receptor inhibition and virus attachment as well as cell viability, respectively. Butyl gallate concentration was twice that of IC50. DMSO was used as control.
Results: Inhibition percentage on receptor and virus attachment yielded 28.68% and 36.10%, Cell viability yielded 108.69%, and energy bond valued -4.89 kcal/mol with inhibition constant of 0.26 mM
Conclusion: Butyl gallate had higher inhibition effect on virus attachment compared to receptor and had stronger bond with E protein.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Mahira Yanfaunnas
"Infeksi virus dengue (DENV) dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk betina Aedes aegypti. Penyakit ini meningkat setiap tahunnya di dunia pada tahun 2010 sekitar 2,2 juta orang dan sekitar 3,34 orang juta pada tahun 2016. Permasalahan yang terjadi ialah ketersediaan obat spesifik DENV belum ada hingga sekarang. Salah satu pengobatan yang sedang berkembang di Indonesia ialah pengobatan herbal, seperti Piperin. Piperin merupakan senyawa murni dari buah lada (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum) dan diketahui memiliki kemampuan untuk dapat menghambat replikasi virus DENV-2 pada sel Vero. Namun, belum diketahui spesifik pada mekanisme apa piperin menghambat replikasi DENV-2 tersebut. Penelitian ini akan fokus pada mekanisme efektivitas hambatan replikasi virus pada pre-post infeksi dan post infeksi dan juga viabilitas sel. Efektivitas hambatan dan viabilitas sel dilihat dengan metode focus assay dan MTT assay. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil efektivitas hambatan pada mekanisme penghambatan pre-post infeksi dan post infeksi ialah 89,74% ± 2,56 dan 84,53% ± 3,44 secara berurutan. Sedangkan untuk viabilitas didapatkan hasil 100,03% dan 102,00% untuk mekanisme pre-post infeksi dan post infeksi. Hal ini menunjukkan piperin efektif menghambat DENV-2 dengan persentase penghambatan lebih tinggi pada mekanisme pre-post infeksi.

Infection by dengue virus (DENV) can cause dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted through female Aedes aegypti mosquitoes. This disease keeps rising every year around the world, in 2010 approximately 2.2 million people to 3.34 million people in 2016 got infected. The occurring problem is no specific antiviral drug to DENV. One of the treatments that are developing in Indonesia is herbal medicine, Piperine. Piperine is one of the pure compounds of pepper (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum). It is believed to be able to inhibit DENV-2 viral replication in Vero cell. The effectivity of Piperine as antiviral against DENV-2 has been proven in the thesis conducted by Heidi. However, its specific mechanisms inhibit DENV-2 replication has not been known yet. Therefore, this is an experimental study of Piperine against DENV- 2 strain NGC viral replication in Vero cell. The focus of research is looking at the effectivity of inhibition in pre-post infection, post infection, and also cell viability. The effectivity of inhibition is seen by the focus assay method. Based on the research, the results for the effectivity in pre-post infection is 89,74% ± 2,56, and 84,53% ± 3,44 in post infection. As for the cell viability, the results are 100,03% ± 2,74 in pre-post infection and 102,00% ± 3,23 in post infection. These show that Piperine is effective in inhibiting DENV-2 and the effectivity of inhibition is higher in pre-post mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Safira
"ABSTRAK
Demam dengue merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia dengan kasus morbiditas dan mortalitas yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun, belum ditemukan tata laksana yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Selain itu, vaksin dengue yang baru ditemukan memiliki harga yang relatif mahal dan hanya bersifat efektif pada kalangan tertentu. Dengan demikian, dibutuhkan obat spesifik demam dengue yang efektif, mudah didapatkan, dan relatif murah. Carica papaya berpotensi menjadi antivirus dengue dengan nilai IC sebesar 6,57 μg/mL dan nilai CC sebesar 244,76 μg/mLAkan tetapi, mekanisme penghambatan tersebut belum diketahui. Pada penelitian eksperimental ini, dilakukan intervensi pada tahap pra-infeksi dengue, yakni pada tahap penghambatan protein permukaan virus dan blocking reseptor sel host, dengan menggunakan ekstrak daun Carica papaya. Uji yang dilakukan adalah focus assay untuk melihat efektivitas penghambatan dan MTT assay untuk mengetahui toksisitas ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan titer virus pada tahap penghambatan protein permukaan dan blocking reseptor dengan persentase penghambatan sebesar 12,18% dan 43,38% berturut-turut yang berbeda bermakna. Ekstrak daun Carica papaya juga terbukti tidak bersifat toksik terhadap sel yang diuji. Dengan demikian, ekstrak daun Carica papaya memiliki potensi sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan terhadap infeksi dengue.

ASTRACT
Dengue fever is currently still one of the health problems in Indonesia with increasing number of morbidity and mortality as years passed. However, a specific treatment on dengue infection is still not found. Furthermore, the recently invented dengue vaccine is relatively expensive and only effective for certain populations. Therefore, the discovery of a specific dengue fever treatment that is effective, available, and affordable is highly needed. Carica papaya is a potential dengue antivirus plant with IC 50 of 6,57 μg/mL and CC50 o f 244,76 μg/mL; but, the inhibitory mechanism is unknown. In this experimental study, intervention was done in the pre-infection mechanisms of dengue, which included DENV surface protein inhibition and host receptor blocking, by giving Carica papaya leaf extract. Focus assay was conducted to assess the inhibition effectiveness and MTT assay was conducted to assess the toxicity of the extract. The result shows that there was a decrease of virus titer in protein and receptor inhibition process with the percentage of 12,18% and 43,38% respectively which has significant difference statistically. Carica papaya leaf extract is also found not toxic to the cell. In conclusion, the use of Carica papaya leaf extract has the potential to prevent dengue infection."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>