Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177657 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Aini Adinda Ettah
"Perceraian orang tua dinilai memiliki beberapa dampak negatif, salah satunya adalah salah satunya adalah perilaku menyakiti diri sendiri. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Self-compassion dapat menjadi faktor protektif terhadap pengalaman negatif seperti: perceraian orang tua dan mencegah perilaku menyakiti diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan self-harm pada awal masa dewasa dengan orang tua bercerai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan 91 peserta berusia 18-25 tahun, berasal dari keluarga bercerai dan memiliki melakukan menyakiti diri sendiri. Self-compassion diukur dengan menggunakan Self Compassion Scale- Short Form (SCS-SF) dan self-harm diukur menggunakan Self Harm Behavior Kuesioner (SHBQ). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dan self-harm di awal masa dewasa memiliki orang tua yang bercerai, r = - 0,275, p < 0,01. Self-compassion yang lebih tinggi seseorang, semakin rendah perilaku melukai diri sendiri. Selain itu, para peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara subskala self-compassion (kebaikan diri, penilaian diri) dan over-identifikasi) dengan perilaku menyakiti diri sendiri.
Parental divorce is considered to have several negative impacts, one of which is self-harm. Several previous studies have shown that self-compassion can be a protective factor against negative experiences such as parental divorce and preventing self-harm. This study aims to examine the relationship between self-compassion and self-harm in early adulthood with divorced parents. This study is a quantitative correlational study with 91 participants aged 18-25 years, coming from divorced families and having committed self-harm. Self-compassion was measured using the Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) and self-harm was measured using the Self Harm Behavior Questionnaire (SHBQ). The results of this study indicate that there is a significant negative relationship between self-compassion and self-harm in early adulthood with divorced parents, r = - 0.275, p < 0.01. The higher a person's self-compassion, the lower the self-injury behavior. In addition, the researchers found a significant relationship between the self-compassion subscale (self-worth, self-assessment)
and over-identification) with self-injurious behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilma Ramadina
"Perceraian orang tua dapat berdampak pada anak hingga dewasa. Salah satunya berdampak pada sikap terhadap pernikahan individu. Self-Compassion (SC) sebagai faktor internal yang positif diduga memiliki hubungan dengan sikap terhadap pernikahan pada usia dewasa awal yang orang tuanya bercerai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Self-Compassion (SC) dan Attitudes Toward Marrigae (ATM) pada masa dewasa awal (18-25 tahun) dengan orang tua bercerai. Total peserta yang diperoleh sebanyak 210 peserta. Pengukuran SC dilakukan dengan menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF). sedangkan pengukuran ATM dilakukan dengan menggunakan alat ukur Marital Attitudes Scale (MAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif (r= 0,408; p= <0,01) antara SC dan ATM pada dewasa awal dengan orang tua bercerai. Artinya, semakin tinggi SC pada masa dewasa awal yang orang tuanya bercerai, semakin positif ATM tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa enam komponen SC (self-kindness, common kemanusiaan, mindfulness, self-judgment, isolasi, over-identification) memiliki hubungan yang signifikan dengan ATM. Terdapat perbedaan skor rata-rata SC jika dilihat dari data demografi masyarakat yang tinggal bersama peserta saat ini.
Divorce of parents can have an impact on children to adulthood. One of them has an impact on attitudes towards individual marriage. Self-Compassion (SC) as a positive internal factor is thought to have a relationship with attitudes towards marriage in early adulthood whose parents are divorced. This study was conducted to determine the relationship between Self-Compassion (SC) and Attitudes Toward Marrigae (ATM) in early adulthood (18-25 years) with divorced parents. The total participants obtained were 210 participants. SC measurements were performed using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) measuring instrument. while ATM measurements were performed using the Marital Attitudes Scale (MAS) measuring instrument. The results showed that there was a significant and positive relationship (r= 0.408; p= <0.01) between SC and ATM in early adulthood with divorced parents. That is, the higher the SC in early adulthood whose parents divorced, the more positive the ATM was. The results also showed that the six components of SC (self-kindness, common humanity, mindfulness, self-judgment, isolation, over-identification) had a significant relationship with ATM. There is a difference in the average SC score when viewed from the demographic data of the people living with the current participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Savitri Adriani
"Perceraian orang tua memberikan dampak negatif berkepanjangan pada anak hingga ia dewasa. Salah satunya adalah rendahnya psychological well-being (PWB) anak. Self-compassion (SC) dianggap mampu meningkatkan PWB. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara SC dan PWB pada dewasa awal dengan orang tua bercerai. PWB diukur menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being, sedangkan SC diukur menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale-Short Form. Jumlah partisipan yang diperoleh adalah 210 partisipan. Hasil korelasi menunjukkan terdapat hubungan antara SC dan PWB pada dewasa awal dengan orang tua bercerai, (r(N=210)=0.680,p<0.01, two tailed). Perbedaan rata-rata skor signifikan ditemukan pada variabel PWB pada jumlah pengeluaran keluarga.

Divorce of parents have a prolonged negative impact on the child until they become an adult. One of them is the low psychological well-being (PWB) in emerging adults. Self-compassion (SC) is considered capable of increasing PWB. This study aims to explore the relationship between SC and PWB in emerging adults with divorced parents. PWB is measured using the Ryff’s Scale of Psychological Well-Being, while SC is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form. Total of participants obtained was 210 participants. Results show that there was a significant relationship between self-compassion and psychological well-being in emerging adults with divorced parents, (r (N = 210) = 0.680, p <0.01, two tailed). Significant mean differences in scores were only found in the psychological well-being variable in the demographic data section on family expenditure."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhinda Milla Hanifah
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan social withdrawal pada dewasa muda penyintas perundungan. Partisipan merupakan dewasa muda (18-25 tahun) yang pernah menjadi korban dari perundungan ketika masa SMP dan/atau SMA. Alat ukur Multidimensional Offline and Online Peer Victimization Scale (MOOPVS) digunakan untuk mengetahui pengalaman perundungan partisipan dan juga sebagai alat pembuat kategori pengalaman perundungan. Data yang diperoleh secara keseluruhan berjumlah 805 namun hanya 546 data partisipan dengan skor MOOPVS menengah hingga tinggi yang akan diolah untuk hasil utama penelitian ini. Self-compassion diukur menggunakan menggunakan Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) dan social withdrawal diukur menggunakan Emerging Adult Social Preference Scale-revised yang diadaptasi sesuai kebutuhan penelitian ini. Hasil temuan menunjukkan adanya hubungan signifikan yang bersifat negatif antara self-compassion dan social withdrawal pada dewasa muda penyintas perundungan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Afiifah
"Penelitian sebelumnya menunjukkan growth mindset merupakan karakteristik yang esensial untuk dimiliki guru agar dapat membantunya menjadi seorang guru pembelajar seumur hidup, yang berorientasi kepada murid, dan mampu menumbuhkan budaya pembelajaran. Lebih lanjut, penelitian sebelumnya menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang dengan growth mindset juga ditemukan pada seseorang yang menerapkan self compassion. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara self compassion dan growth mindset pada guru sekolah dasar. Partisipan penelitian merupakan guru sekolah dasar (N = 236) yang berasal dari 13 provinsi di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Self Compassion Scale dan General Implicit Theories of Intelligence Scale. Analisis korelasi Spearman menunjukkan self compassion dan growth mindset berkorelasi positif. Hasil penelitian juga menunjukkan seluruh dimensi self compassion berkorelasi signifikan dengan growth mindset. Temuan penelitian mengindikasikan self compassion dan growth mindset merupakan karakteristik yang saling menunjang dan dapat bermanfaat bagi guru dalam menjalankan perannya. Limitasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya juga didiskusikan.

Past studies have shown that growth mindset is an essential characteristic for teachers in order to drive them to be a lifelong learner, who focuses on students, and be able to foster a learning culture. Furthermore, past studies suggest that characteristics possessed by someone with a growth mindset are also found in someone who applies self compassion. The purpose of this study was to examine the correlation of self compassion and growth mindset among elementary school teachers. The participants consisted of 236 elementary school teachers from 13 provinces in Indonesia. The instruments used in the current study were the Self Compassion Scale (SCS), and the General Implicit Theories of Intelligence Scale General ITIS. A Spearman correlation analysis revealed selfcompassion has a positive relationship with growth mindset. Results also revealed that all dimensions of selfcompassion and growth mindset were significantly correlated. Findings indicated that self compassion and growth mindset might mutually be beneficial for teachers in doing their roles. Limitations and recommendations for future research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Hilary
"ABSTRAK
Pemusik orkestra memiliki tuntutan dan tantangan yang tinggi untuk selalu menampilkan permainan musik yang sempurna. Hal ini membuat mereka memaksa diri dalam berlatih dan memiliki toleransi yang rendah terhadap kekurangan dan kesalahan diri. Hal ini membuat pemusik orkestra memerlukan self-compassion agar tidak melakukan hal yang destruktif terhadap diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan psychological well-being pada pemusik orkestra. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Pengukuran self?compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003) dan alat ukur Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff , 1989). Partisipan penelitian adalah sebanyak 104 pemusik orkestra. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (rs=0.465 dan p=0.000), yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dan psychological well-being pada permusik orkestra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk merancang intervensi pelatihan self-compassion bagi pemusik orkestra agar dapat meningkatkan psychological well-being.

ABSTRAK
Orchestra musicians have a lot of demands and high challenges to always perform in a perfect way. These things make them hard on themselves when practicing and make them have a low tolerance on their inadequacies and failure. They need to be self-compassionate to themselves so that they will not do a destructive action to themselves. This study aims to look at the relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. This study uses correlation method. Self-compassion was measured using Self-Compassion Scale (Neff ,2003). Psychological well-being was measured using Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1989). The respondents of the study are 104 orchestra musicians. There is significant evidence to reject the null hypothesis (rs=0.465 dan p=0.000), which can conclude that there is a positive and significant relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. These results are hoped to be useful in planning interventions self-compassion training, so that they can promote their psychological well-being."
2016
S63689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Mahardika Mulyadi
"Penelitian ini mengkaji hubungan antara self-compassion dan flourishing pada mahasiswa tahun pertama di Jabodetabek dengan 168 partisipan. Hasil menunjukkan hubungan positif signifikan antara self-compassion dan flourishing (r = .214, p < .01), namun tidak ada perbedaan signifikan dalam self-compassion (U = 3215.000, Z = -0,002, p = 0,999) dan flourishing (U = 2808.500, Z = -1,358, p = 0,175) antara laki-laki dan perempuan. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale (SCS) yang terdiri dari 26 item dengan skala tipe Likert 5 poin, sementara flourishing diukur menggunakan Flourishing Scale yang dikembangkan oleh Mulyono (2022) yang terdiri dari 14 item. Validitas dan reliabilitas kedua instrumen ini telah diuji dan menunjukkan hasil yang tinggi. Temuan ini menegaskan pentingnya self-compassion dan flourishing dalam kesejahteraan psikologis mahasiswa tanpa perbedaan gender yang signifikan.

This study examined the relationship between self-compassion and flourishing in first-year university students in Jabodetabek with 168 participants. Results showed a significant positive relationship between self-compassion and flourishing (r = .214, p < .01), however there were no significant differences in self-compassion (U = 3215.000, Z = -0.002, p = 0.999) and flourishing (U = 2808.500, Z = -1.358, p = 0.175) between males and females. Self-compassion was measured using the Self-Compassion Scale (SCS) consisting of 26 items with a 5-point Likert-type scale, while flourishing was measured using the Flourishing Scale developed by Mulyono (2022) consisting of 14 items. The validity and reliability of these two instruments have been tested and showed high results. The findings confirm the importance of self-compassion and flourishing in college students' well-being without significant gender differences."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Ratnawati Biromo
"Self-harm merupakan masalah kesehatan bermakna pada dewasa muda dan angkanya meningkat pada orang dengan gangguan jiwa. Tesis ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen SHBQ dalam bahasa Indonesia dan menentukan validitas serta reliabilitasnya. Penelitian dilakukan pada populasi klinis (N=100, laki dan perempuan, usia 13-59 tahun) yang berobat ke Unit Rawat Inap dan Unit Rawat Jalan Psikiatri RSCM. Uji validitas isi memperoleh koefisien 0,97 yang menunjukkan bahwa butir-butir pertanyaan dalam instrumen relevan dengan konsep self-harm. Uji validitas kontruksi membuktikan bahwa butir-butir pertanyaan dalam instrumen mewakili konstruksi teoritis dan konseptual selfharm. Koefisien Cronbach?s Alpha untuk untuk masing-masing sub-skala berkisar antara 0,87-0,93 sehingga dapat disimpulkan bahwa reliabilitas konsistensi internal instrumen adalah baik. Penelitian ini menghasilkan instrumen Self-Harm Behavior Questionnaire versi Bahasa Indonesia yang sahih dan handal dalam menilai self-harm pada orang dengan gangguan jiwa yang berobat ke Unit Rawat Inap dan Unit Rawat Jalan Psikiatri di RSCM serta dapat digeneralisasi ke populasi klinis orang dengan gangguan jiwa di Indonesia.

Self-harm is a significant health problem in young adult and the number increased in people with mental health. The present study aims to get the SHBQ instrument in Bahasa Indonesia and determine its validity and reliability. The final instrument in Bahasa Indonesia was given to the clinical sample (N=100, female and male, age range 13-59 years old) recruited from the inpatient and outpatient psychiatric units. Coefficient for content validity is 0,97, showing that all items in the instrument are relevant to the self-harm concept. Construction validity test found that the items in SHBQ represent theoritical and conseptual construction of self-harm. The Cronbach?s α coefficient for each sub-scales vary between 0,87-0,93 and it was concluded that internal consistency reliability is good. This study produced a valid and reliable Self-Harm Behavior Questionnaire in Bahasa Indonesia to be used in outpatient and inpatient psychiatry unit in RSCM. The result can also be generalized to the clinical population of people with mental disorder in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Andrini
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perceraian dan ekspektasi terhadap pernikahan pada dewasa muda dengan orangtua bercerai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur Attitudes Toward Divorce Scale (Kinnaird & Gerrard, 1986) untuk mengukur sikap terhadap perceraian dan Marital Expectation Scale (MES) (Jones & Nelson, 1996) untuk mengukur ekspektasi terhadap pernikahan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 80 dewasa muda yang orangtuanya bercerai. Berdasarkan teknik analisis data Pearson Correlation Test, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perceraian dan ekspektasi terhadap pernikahan (r = -0,463, p<0,01, 2-tailed).

This quantitative study investigated the relationship between attitudes toward divorce and marital expectation among young adults from divorced parents. Attitudes Toward Divorce Scale (Kinnaird & Gerrard, 1986) is used to measure attitudes toward divorce, and Marital Expectation Scale (MES) (Jones & Nelson, 1996) is used to measure marital expectation. There were 80 young adults from divorced parents participated in this study. According to measurement using Pearson Correlation Test, the result indicate that there was significant relationship between attitudes toward divorce and marital expectation (r = -0,463, p<0,01, 2-tailed)."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Razin Kanz
"Data perceraian orang tua nampaknya mengalami kenaikan dari tahun ketahun. Penelitian terdahulu telah menemukan bagaimana perceraian orang tua dapat memberikan berbagai dampak negatif pada emerging adults. Penelitian ini menyoroti peran self-acceptance terhadap tingkat flourishing pada emerging adults yang orang tuanya bercerai serta bagaimana self-acceptance berhubungan dengan setiap dimensi dari flourishing. Penelitian ini menduga self-acceptance pada emerging adults yang orang tuanya bercerai dapat membantu untuk berperan sebagai faktor protektif yang mempromosikan pemaknaan positif terhadap peristiwa perceraian orang tua mereka, yang pada akhirnya membantu tingkat flourishing mereka untuk berkembang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi bahasa Indonesia Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) dan adaptasi bahasa Indonesia The PERMA-Profiler. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan analisis regresi linear dua variabel. Penelitian ini melibatkan 323 partisipan emerging adults dengan rentang usia 18 – 25 tahun (M = 21.1, SD = 2.24). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat self-acceptance mampu memprediksi tingkat flourishing pada emerging adults yang orang tuanya bercerai sebesar 23% (R² = 0.232, F(1, 321) = 96.9, p < .001, b = .936). Penelitian ini juga menemukan bahwa self-acceptance memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan setiap dimensi dari flourishing.

Parental divorce rates appear to be increasing year by year. Previous research has found that parental divorce can have various negative impacts on emerging adults. This study highlights the role of self-acceptance on flourishing among emerging adults with divorced parents and examines the relationship between self-acceptance and each dimension of flourishing. The study hypothesizes that self-acceptance in young adults can help to serve as a protective factor, promoting positive meaning making regarding their parents' divorce, thereby contribute to enhancing their flourishing. The instruments used in this study include the Indonesian adaptation of the Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) and the Indonesian adaptation of The PERMA-Profiler. Analysis is done using correlation analysis and linear regression of two variables. This study involved 323 emerging adults participants aged 18 – 25 years (M = 21.1, SD = 2.24). The results show that self-acceptance accounts for 23% (R² = 0.232, F(1, 321) = 96.9, p < .001, b = .936) of the variance in flourishing among emerging adults whose parents have divorced. The study also found that self-acceptance has a positive and significant relationship with each dimension of flourishing."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>