Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gracia Wynne Sutedja
"ABSTRAK
Budaya populer Korea menjadi salah satu kekuatan diplomatik yang paling berpengaruh di dunia. Salah satu produk budaya penting yang turut berkembang di samping mendunianya musik K-Pop adalah kuliner Korea, yang kini turut didukung dengan perkembangan teknologi. Emily Kim atau yang dikenal luas dengan nama Maangchi merupakan salah seorang pelaku penting dalam penyebaran budaya kuliner Korea secara daring. Kepopuleran Maangchi dari segi jumlah pelanggan saluran Youtube dan kelengkapan informasi dalam laman daring pribadinya menarik minat penulis untuk meneliti lebih jauh mengenai strategi budaya yang diterapkannya. Dalam penelitian ini, penulis meneliti mengenai bagaimana interaksi lintas budaya (cross-cultural) melalui media sosial Youtube Maangchi mempengaruhi globalisasi kuliner Korea. Untuk menjawab pertanyaan itu penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif Schreier (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi ­cross-cultural dalam saluran Maangchi memberikan pengaruh positif terhadap globalisasi kuliner Korea, seperti mempererat hubungan antara komunitas global peminat kuliner Korea dan memberikan informasi daring terpercaya mengenai kuliner autentik Korea. Selain itu, Maangchi juga mampu menjembatani orang-orang dengan latar belakang budaya yang beragam untuk memahami kuliner Korea melalui penyampaian informasi yang praktis, bersifat adaptif, subtitutif, dan terbuka."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andira Noveria Putri
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang cara Korea Selatan mengadaptasi budaya Islam dalam mengembangkan produk halal K-food. Dewasa ini, menurut data statistik, jumlah umat muslim di Korea Selatan semakin bertambah, baik dari penduduk asli maupun wisatawan yang berasal dari negara-negara mayoritas muslim. Hal itu membuat kebutuhan akan produk makanan halal meningkat. Korea Selatan melihat kesempatan ini sebagai peluang bisnis dan berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara mayoritas muslim seperti Malaysia, Indonesia dan UEA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong perkembangan halal K-food dan upaya Korea Selatan untuk mengadaptasi nilai-nilai Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adaptasi budaya yang dilakukan Korea dalam sertifikasi produk makanan halal mengikuti model sertifikasi halal dari negara-negara mayoritas muslim seperti Malaysia dan UEA. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan makanan halal adalah pertambahan jumlah umat muslim di Korea Selatan, pengaruh pariwisata dan di sektor perdagangan sebagai komoditas ekspor ke negara-negara mayoritas muslim

ABSTRACT
This journal discusses how South Korea adapted Islamic culture in developing halal K-food products. Recently, based on the statistic, the number of muslims in South Korea are increasing, both from indigenous and also tourists coming from muslim majority countries. This makes the need for halal food products to increase. South Korea takes this chance as a business opportunity and seeks to have a good relationship with muslim majority countries such as Malaysia, Indonesia and UAE. The purpose of this study is to analyze the factors that encourage the development of halal K-food and South Korea 39;s efforts to adapt Islamic values. This research applies the qualitative method and using the literary technique. The results of this study shows that Korea rsquo;s cultural adaptation of halal food certification adapted the scheme of muslim majority countries such as Malaysia and the UAE. The factors that encourage halal food development are the growing number of muslims in South Korea, the influence of tourism and in the trade sector as an export commodity to muslim majority countries."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia Astuti
"Penelitian ini membahas tentang sisi lain kehidupan Ilbongun Wianbu Korea dilihat dari sudut pandang budaya pada masa kolonialisme Jepang. Secara epistemologi, wianbu memiliki makna sebagai pendamping, atau sebagai pekerja perempuan sukarela yang mengikuti para tentara Jepang selama berperang. Namun setelah The Rape of Nanking yang terjadi pada tahun 1937, interpretasi istilah wianbu selalu identik dengan budak seks tentara Jepang. Sementara itu, Laporan Komisi Hak Asasi Manusia Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Ilbongun Wianbu bukan budak seks, melainkan pekerja yang mendapat bayaran dan fasilitas berupa makanan, pakaian, dan kesehatan di wianso (barak resmi). Penelitian ini menekankan pada dialektika pemakaian istilah Ilbongun Wianbu dan comfort women yang dianalisis berdasarkan fakta kehidupan yang dialami oleh Ilbongun Wianbu asal Korea dengan menggunakan korpus transkrip wawancara Laporan Kesaksian Ilbongun Wianbu oleh Kementerian Kesetaraan Gender Korea tahun 2002. Penelitian ini memakai metode kualitatif eksplorasi yang dipadukan dengan pendekatan diakronis. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan makna antara wianbu dan comfort women yang dibuktikan oleh sisi lain kehidupan seorang Ilbongun Wianbu di wianso yang tidak murni hanya menjadi pelayan seks bagi tentara Jepang.

This paper discusses the other side of Ilbongun Wianbu Koreans life from a cultural point of view during the Japanese colonial era. Epistemologically, wianbu means a companion, or a voluntary female worker who follows Japanese soldiers during war. But after The Rape of Nanking which occurred in 1937, the meaning of wianbu was identical to Japanese army sex slaves. Meanwhile, United Nations Commission of Human Rights reported that Ilbongun Wianbu is not sex slaves, but workers who get paid and given food, clothing, and health at wianso (comfort station). This paper focus on the dialectics use of the terms Ilbongun Wianbu and comfort women which analyzed based on the facts of life experienced by Ilbongun Wianbu from Korea using the corpus transcript of the interview of Ilbongun Wianbu Testimony Report by the Korean Ministry of Gender Equality. This paper uses the qualitative exploration method combined with diachronic approaches. The results of this study indicate that there are differences in meaning between wianbu and comfort women as evidenced by the other side of the life of an Ilbongun Wianbu in wianso who is not only becomes sex servants for Japanese soldiers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ken Feren Elana
"ABSTRAK
Pergeseran menuju globalisai memperkenalkan dimensi baru yang lebih dalam dan kompleks terhadap pemahaman manusia. Manajer sekarang dihadapkan pada urgensi pelatihan dan kesadaran lintas budaya. Dengan menggunakan pendekatan yang lebih intensif dalam memahami perbedaan pandangan budaya, tugas ini akan menjelaskan menggunakan benturan lintas budaya dalam kehidupan nyata yang berbasis dari pengalaman penulis sendiri bagaimana budaya dapat menciptakan kesalahpahaman melalui asumsi/persepsi. Laporan ini juga didukung oleh pengetahuan budaya yang mendalam yang telah dipelajari dalam kelas, termasuk jurnal serta publikasi yang telah disahkan.

ABSTRACT
The shift towards a more globalised environment introduces a deeper and more complex dimension of the human approach. Managers are now faced with the urgency of cross cultural training and awareness. By using a micro approach in understanding the differences in cultural views, this assignment will explain using real life cross-cultural clash incident-based from the writer`s own experience how culture can create misunderstandings through perceived assumption. This report is also supported by in-depth cultural knowledge learned throughout the course and suggested peer-reviewed journals and publications.

"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati
"Suatu pelayanan kesehatan belum dapat dikatakan berkualitas, jika pasien tidak merasa puas. Studi terkait kepuasan pasien telah banyak dilakukan dimanca negara antara lain Amsterdam, Swedia, Norwegia, Brazil, United Kingdom. Kepuasan pasien terhadap hasil perawatan Ortodonti berkisar antara 34% - 75 %. Rentang yang lebar ini kemungkinan disebabkan cukup sulit mencari Alat Ukur yang standar dan relevan untuk menilai kepuasan pasien. Tujuan : memperoleh Alat Ukur Kepuasan pasien Ortodonti yang valid dan reliabel. Menilai korelasi antara kepuasan pasien dengan keberhasilan perawatan yang diukur menggunakan Index Complexity Outcome and Need (ICON) Metode : Telah dilakukan studi potong lintang pada pasien Ortodonti di klinik Ortodonsia Rumah Sakit Khusus Gigi Mulut FKG-UI. Penelitian berlangsung 2 tahap, yaitu melakukan adaptasi lintas budaya kuesioner Academic Centre of Dentistry Amsterdam (ACTA).Mencari faktor risiko Usia, jenis kelamin, pendidikan, Etnis, sosio- ekonomi yang berperan terhadap Kepuasan pasien dan mencari korelasi antara Kepuasan Pasien (subjektif) dengan Keberhasilan perawatan (objektif) yang diukur menggunakan Index Complexity Outcome and Need. (ICON) Hasil: Setelah dilakukan Translasi dan Adaptasi Lintas Budaya kuesioner ACTA dan Principle Component Analysis diperoleh 5 domain dan 34 pertanyaan yang valid dan reliabel. Analisis multivariat menemukan faktor pendidikan dan sosio ekonomi yang berperan terhadap Kepuasan pasien. Korelasi antara Kepuasan pasien dengan keberhasilan perawatan ortodonti adalah sebesar r=0.364. Kesimpulan: Telah diperoleh Alat Ukur Kepuasan Pasien Adaptasi Lintas Budaya dari Kuesioner ACTA yang valid dan reliabel. Sebanyak 87,59 % responden puas dengan perawatan Ortodonti di RSKGM FKG-UI. Terdapat korelasi sedang antara Kepuasan pasien (subjektif) dengan keberhasilan perawatan ortodonti (objektif).

Health care can not be high quality unless the patient is satisfied. Studies about patient satisfaction have been done in Amsterdam, Swedia, Norwegia, Brazil, United Kingdom, and many more. Patient satisfaction with orthodontic results range from 34% - 75 %. Previous studies showed different factors have been explored and different instrument have been used. It makes comparisons between studies difficult. Objective : to obtain measurment tools for patients satisfaction which is valid and reliable through cross cultural adaptation; find out correlation between satisfaction with risk factors such age, gender, education, ethnic, socio-economic. Then correlation between satisfaction and treatment outcome using Index Complexity Outcome and Need. Method : a cross sectional studies was done on 137 patients from orthodontic clinic at Dental Hospital, Faculty of Dentistry Universitas Indonesia. Result : After Principle component analysis was done, we obtained the cross cultural adaptation questionnaire from ACTA which consist of 5 domain with 34 items that is valid and reliable. Multivariat analysed found that education and socioeconomic give an influenced on patient satisfaction. Conclusion: this study obtained questionnaire that is cross cultural adaptation from ACTA which valid and reliable. Mostly patient 87,59 % who have been treated at RSKGM FKG Universitas Indonesia were satisfied with the result. And there is moderate correlation between patient satisfaction and treatment outcome which assed by Index of Complexity Outcome and Need (ICON) "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Routledge, 2017
305.3 GEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kiu Wakimura
"Tujuan makalah ini adalah untuk mengeksplorasi pendorong dan hambatan dari transfer pengetahuan yang efektif dalam konteks lintas budaya. Dalam MNC, pengetahuan dianggap sebagai sumber utama untuk keunggulan kompetitif sementara transfer pengetahuan yang efektif di perusahaan induk dan anak perusahaan di luar negeri memerlukan perhatian pada perbedaan budaya, prasangka, dan praktik bisnis khusus setiap negara. Pelaku pengetahuan dalam konteks tersebut diwajibkan untuk memiliki disseminative capacity atau kemampuan untuk menyebarluaskan pengetahuan bersama dengan kapasitas absorptive capacity atau kemampuan untuk memahami dan menerapkan pengetahuan tersebut. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi kasus di mana ekspatriat dari suatu anak perusahaan MNC manufaktur Jepang yang berlokasi di Jawa Barat, Indonesia diminta untuk mengikuti sesi wawancara mendalam. Kerangka dan prosedur grounded theory yang bersifat interpretatif digunakan untuk menganalisis data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa MNC perlu mempromosikan pelatihan keterampilan komunikasi dan linguistik untuk lebih mengembangkan disseminative capacity dan absorptive capacity antara para anggota organisasi serta untuk merancang strategi manajemen yang merangsang kepercayaan, empati dan visi bersama yang dapat mengatasi perbedaan budaya dalam organisasi diperlukan.

The purpose of this paper is to explore the enablers and disablers of effective knowledge transfer in cross-cultural contexts. In MNCs knowledge is considered to be a primary source of competitive advantage while effective knowledge transfer across the headquarters and its foreign subsidiary entails attention to the divergence of culture, prejudice, and country-specific business practices. Knowledge actors in such settings are required to have the disseminative capacity or the ability to promulgate knowledge along with absorptive capacity or the ability to understand and apply the knowledge. This research adopted a qualitative approach using an exploratory case study where expatriates from a foreign subsidiary of Japanese manufacturing MNC in West Java, Indonesia were asked to respond to in-depth interview sessions. Interpretive grounded theory framework and procedures were used for data analyses of the results. The findings suggest that MNCs need to promote communication and linguistic skill training to further develop disseminative capacity and absorptive capacity among the members as well as to design a management strategy that stimulates trust, empathy and a shared vision that can overcome cultural differences within the organization."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nabeel Rizkee
"Seiring dengan perubahan praktik pemasaran yang cepat di pasar dunia saat ini, pelestarian lingkungan telah menjadi sangat penting, terutama dalam bisnis yang mempromosikan produk dan layanan mereka sambil mengakui keberlanjutan. Dalam menjelaskan konsep keberlanjutan yang dirasakan, peneliti sebelumnya mempertimbangkan bauran pemasaran hijau untuk mengukur niat pembelian konsumen. Studi ini bertujuan untuk menyajikan pandangan yang lebih terfokus mengenai produk hijau dari bauran pemasaran hijau, khususnya mengenai persepsi keberlanjutan dalam kemasan dan bagaimana hal ini mempengaruhi niat pembelian. Studi ini mengungkapkan temuan-temuan baru yang berkontribusi untuk mengisi kesenjangan penelitian yang teridentifikasi dalam literatur sebelumnya, seperti pertimbangan mengenai kepedulian lingkungan. Dengan melakukan studi kuantitatif lintas budaya antara Belanda dan Indonesia, data dari 137 responden mengungkapkan hubungan antara persepsi keberlanjutan dalam kemasan dan niat pembelian, serta perbedaan budaya di antara konsumen dalam konteks produk yang terkategori dari industri minuman ringan. Selain itu, studi ini memberikan wawasan bagi para manajer dan peneliti masa depan dalam mempertimbangkan keputusan-keputusan optimal untuk pemasaran keberlanjutan dalam produk dan mengatasi keterbatasan studi ini di masa mendatang.

As marketing practices rapidly change in today’s world market, environmental preservation has become paramount, mainly observed in businesses promoting their products and services while acknowledging sustainability. In explaining the concept of perceived sustainability, previous researchers considered the green marketing mix to measure consumers’ purchase intention. This study aims to deliver a narrowed perspective of green products from the green marketing mix, specifically the perceived sustainability in packaging and how it influences purchase intention. The study reveals new findings that contribute to research gaps indicated in previous literature, such as the deliberation of environmental concerns. By conducting a quantitative cross-cultural study between the Netherlands and Indonesia, data from 137 respondents revealed the relationship between perceived sustainability in packaging and purchase intention and cultural differences among consumers in the context of products categorized from the soft drink industry. Moreover, this study provides insights for managers and future researchers in considering optimal decisions for marketing sustainability in products and mitigating the limitations of this study in the future"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Imansyah Noor Wihadi
"ABSTRAK
Dengan mengadopsi dan mengkasi pustaka terdahulu mengenai bagaimana rasa takut
dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan, studi berikut menguji hipotesis bahwa
pengaruh rasa takut dapat mempengaruhi perilaku dan keputusan terhadap ?certain?
experience product. Dengan menggunakan servis akomodasi yang tersedia di Online
Travel Agent (OTA) sebagai contoh dari ?certain? experience product, studi berikut juga
menguji apakah hubungan rasa takut dan keputusan terhadap ?certain? experience
product di-mediasi oleh Self-Protection System dan memiliki pengaruh yang berbeda di
budaya yang berbeda. Hasil dari analisa menggunakan riset eksperimental (N=69)
menunjukan bahwa rasa takut mempengaruhi keputusan terhadap ?certain? experience
product secara positif dan tidak ada pengaruh mediasi oleh Self-Protection System.
Adapun, pengaruh rasa takut pada keputusan terhadap ?certain? experience product
tidak ditemukan berbeda di budaya yang berbeda. Hasil ini dapat diartikan bahwa rasa
takut dapat digunakan sebagai appeal pada iklan experience product di berbagai pasar
di seuluruh dunia.

ABSTRACT
By adopting prior literatures on how fear influences judgment, this study examines the
hypothesis that fear influences attitude towards ?certain? experience product. By using
accommodation service in Online Travel Agent (OTA) as proxy for experience product, this
study also examine whether the relationship is mediated by self-protection system and differs
between cultures. Analysis using experimental research (N=69) shows that, fear positively
influences attitude towards ?certain? experience product, while there is no mediation effect
found and the influence does not differ between Indonesian & Dutch citizen. These imply that
fear can be used as a universal appeal on experience product advertisement in many markets."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>