Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49755 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuris Alfa Toni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan kalimat honorifik bahasa Korea, menemukan kesalahan yang paling dominan dan memaparkan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut. Rumusan pertanyaan penelitian ini bagaimanakah jenis-jenis kesalahan kalimat honorifik yang dilakukan oleh pemelajar Indonesia? Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif, dengan menggunakan instrumen angket tes sebagai teknik pengumpulan data. Angket tes berisi 20 pertanyaan yang terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama untuk memperoleh data penggunaan kalimat honorifik penghormatan terhadap subjek kalimat. Bagian kedua untuk memperoleh data penggunaan bentuk kalimat honorifik pernghormatan terhadap mitra tutur. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017 dengan sampel sebanyak 76 orang. Data dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahan berdasarkan teori Dulay (2013). Hasil penelitian menunjukkan, ditemukan 713 data kesalahan. Kesalahan kalimat honorifik penghormatan terhadap subjek kalimat ditemukan sebanyak 408 (57%) kesalahan dan kesalahan kalimat honorifik penghormatan terhadap mitra tutur sebanyak 305 (43%) kesalahan dari total data kesalahan. Sementara, dari hasil identifkasi dan klasifikasi jenis kesalahan, ditemukan tiga jenis kesalahan dari lima kesalahan berdasarkan teori Dulay. Jenis kesalahan tertinggi yang ditemukan adalah kesalahan `salah bentuk` (misformation), sebanyak 346 (49%), jenis kesalahan tertinggi kedua adalah `pengurangan` (omission) sebanyak 325 (46%), dan jenis kesalahan terendah adalah `penambahan` sebanyak 17 (2%) dari total data kesalahan. Jenis kesalahan `salah urutan` (misodering) dan pemaduan (blends) tidak ditemukan. Kesalahan tersebut bisa terjadi diakibatkan karena kurangnya pemahaman penggunaan unsur pembentuk kalimat honorifik dan faktor-faktor lainnya.

This research aims to identify the types of errors in Korean honorific sentences, find the most dominant errors and explain the factors that cause these errors. This research answers the following question, that is what are the types of honorific sentence mistakes made by Indonesian students. This research uses qualitative and quantitative methods by using a questionnaire in the form of a test to collect the data needed. The test consists of 20 questions which divided into 2 parts. The first part is to focus on the use of honorific sentences in sentences` subject. The second part is to focus on the use of honorific sentences used by speakers. The population in this research is students of Korean Language and Culture major, Universitas Indonesia batch 2016 and 2017 with 76 people as the sample. Data were analyzed and classified according to Dulay`s (2013) the type of error theory. The results show that there are 713 errors in the data, 408 (57% of total data) errors are in the use of subject honorification and 305 (43% of total data) errors in the use of addressee-related honorification . Meanwhile, based on types of error identification and classifications, there are three types of errors out of Dulay`s five types of errors found in the data. The most common type of error is 'misformation' error, which is 346 (49%), the second is `omission` 325 (46%), and the last is `addition` with the number 17 (2%) of the total error data. The type of error `wrong order` (misordering) and blends were not found. The error can occur due to a lack of understanding of using the elements to form the honorific sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Ningsih
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai sistem honorifik dalam bahasa Korea yang dibatasi pada bentuk penghormatan terhadap subjek (subject honorification), mitra tutur (addressee-related honorific), dan objek (object honorification). Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan pustaka dan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari hasil tinjauan ditemukan bahwa honorifik terhadap subjek ditandai dengan partikel subjek -께서[kkésô] dan penanda honorifik 시 [si]; honorifik terhadap mitra tutur ditandai dengan pemakaian akhiran kalimat (ending) yang berbeda-beda sesuai tingkat ragam dan jenis kalimatnya; dan honorifik terhadap objek ditandai dengan partikel objek ?께 [kké] dan verba khusus.

ABSTRACT
The focus of this study is to discuss about the Korean honorific system constrained to the form of subject honorification, addressee-related honorific, and object honorification. This study is using a literature-review method and qualitative approach. In conclusion, it found that subject honorification can be identified by the use of subject particle -께서[kkésô] and honorific marker 시 [si]; while addressee-related honorific can be identified by the use of variant ending according to the speech level and sentence-style; and object honorification can be identified by the use of object particle ?께 [kké] and some special honorific verb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Miranda
"Penerjemahan merupakan kegiatan mengubah sebuah pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Penerjemahan harus dilakukan dengan cara mencari kata yang setara dalam kedua bahasa secara tepat. Namun, setiap bahasa mempunyai struktur yang berbeda. Terlebih lagi, setiap negara mempunyai budaya tersendiri yang mempengaruhi pembentukan makna kosakata. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi kesepadanan sebuah kata dalam dua bahasa. Oleh karena itu, kesalahan dalam penerjemahan dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penerjemahan teks bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah teks sumber dan teks sasaran yang terdapat pada buku Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia 3. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana kesalahan penerjemahan pada sumber data diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dan kualitatif, dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menemukan 62 kesalahan pada sumber data yang diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis kesalahan. Kesalahan pemilihan padanan kata 10 data (16%), kesalahan struktur bahasa sasaran 18 data (29%) dan kesalahan penyampaian pesan teks sumber 34 data (55%). Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa kesalahan penyampaian pesan teks sumber adalah kesalahan yang paling dominan.

Translation is the process of converting text from language to language. It searches for corresponding words from one language to another, as accurately as possible in order to reduce language barrier. However, each language has a different structure. Each country has its own culture that influences the formation of vocabulary meaning. Cultural influences can also affect the agreement of a word in two different languages. Therefore, in performing translations, errors are likely to happen. This study aims to analyze the mistranslation of cultural texts from Korean into Indonesian. The data sources studied are cultural texts and translations in Bahasa Korea Terpadu 3 textbook. The main focus of this research are the kind of Korean to Indonesian translation errors found in the textbook. This study uses two approaches: the quantitative and the qualitative approach. After further investgation, there were a total of 62 errors found in the textbook. Based on the error type, it was found that there were 3 types of errors, i.e., word selection error 10 data (16%), target language (TL) structure error 18 data (29%), and source text’s (TL) message transfer error 34 data (55%).  From the findings, it can be concluded that the source text’s message transfer error is the dominant error."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Rolis Cuajaya
"Penelitian ini merupakan kajian analisis kesalahan kolokasi partikel-predikat bahasa Korea pada penutur bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah kesalahan penggunaan kolokasi partikel-predikat bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia. Penelitian ini disusun untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yakni berapa jumlah kesalahan kolokasi partikel-predikat bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia dan bagaimana bentuk kesalahan kolokasi partikel-predikat bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif serta menggunakan hasil angket yang disebarkan secara daring sebagai data analisis. Data yang telah diperoleh dihitung jumlah kesalahannya dan diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahannya dengan menggunakan teori analisis kesalahan berbahasa dan jenis kesalahan berbahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan jenis kesalahan tertinggi yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia dalam penggunaan kolokasi partikel-predikat bahasa Korea adalah kesalahan substitusi (48.47%) yang diikuti dengan kesalahan pengurangan (33.05%) dan penambahan (18.48%). Kemudian, jumlah kesalahan penggunaan kolokasi partikel kasus nominatif-predikat sebanyak 504 (39.47%) kesalahan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kesalahan penggunaan kolokasi partikel kasus objek-predikat sebanyak 387 (30.30%) kesalahan dan kolokasi partikel kasus keterangan-predikat sebanyak 386 (30.23%) kesalahan.

This study discusses an analysis of Korean language particle-predicate collocation error made by Indonesian speakers. This study aims to analyze the error of using Korean particle-predicate collocations done by Indonesian speakers. This study is written to answer two questions; how many Korean particle-predicate collocation errors are made by Indonesian speakers and what are the forms of Korean particle-predicate collocation errors made by Indonesian speakers. This study uses both qualitative and quantitative methods and uses the results of questionnaires that had been distributed online as material of analysis. The data obtained was calculated and classified based on the type of error using language error analysis and types of language error theory. The result of this study shows that the highest type of error made by Indonesian speakers in the use of particle-predicate collocation is substitution error (48.47%), followed by omission error (33.05%) and addition error (18.48%). Furthermore, the number of errors in the use of nominative case particle-predicate collocations is 504 (39.47%), which is higher than the number of errors in the use of object case particle-predicate collocations that made up of 387 (30.30%) errors and adverbial case particle-predicate collocations up to 386 (30.23%) errors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alifa Rosyidah Resalia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kalimat imperatif bahasa Korea dan kalimat imperatif bahasa Indonesia dalam novel Singeulbil dan novel terjemahan bahasa Indonesianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia ditinjau dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi pustaka dan analisis kontrastif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan kalimat imperatif dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia dilihat dari segi sintaksis dan pragmatiknya. Persamaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kedua bahasa, kalimat imperatif memiliki penanda verba dalam bentuk kata, pelaku tindakan yang tidak selalu terungkap, dapat diakhiri dengan tanda titik atau tanda seru, dan tidak dapat berbentuk kala lampau atau kala akan datang. Persamaan dari segi pragmatiknya adalah dapat menghasilkan makna perintah, permintaan, ajakan, dan larangan, serta memiliki bentuk sopan sesuai dengan mitra tuturnya. Perbedaan dari segi sintaksisnya adalah dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia terdapat afiksasi, penggunaan partikel lsquo;-lah rsquo;, dan kata penanda, sedangkan dalam bahasa Korea penanda kalimat imperatif fokus pada eomi yang digunakan. Perbedaan lainnya adalah dalam kalimat imperatif Bahasa Indonesia dapat bentuk pasif dan kata penanda makna dapat berdiri sendiri. Sementara hal-hal tersebut tidak ditemukan dalam kalimat imperatif bahasa Korea. Dalam penyampaiannya, penanda kalimat imperatif eomi harus digunakan secara tepat, sedangkan penanda kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia digunakan tidak terikat pada usia atau status sosial mitra tutur.

ABSTRACT
This research describes Korean and Indonesian imperative sentences in a novel entitled Singeulbil and its Indonesian translated version. This research aims to explain the characteristics, similarities and differences of Korean and Indonesian imperative sentence from syntax and pragmatic rsquo s view. This research used a qualitative method of literature study and contrastive analysis. The results of this study show that there are some similarities and differences between Korean and Indonesian imperative sentences refer to it rsquo s syntax and pragmatic. The syntactic similarities are the imperative sentence in both languages has verb marker in a form of words, the subject is not always revealed, it can be completed with a period or exclamation mark, and it can rsquo t be used in past tense or future tense form. The pragmatic similarities in both languages are the imperative sentence possible to significance command, demand, invitation, and prohibition, also it has formal form depends on the listener. The syntactic differences are imperative marker in Indonesian has exertion of ldquo lah rdquo particle and a marker in a form of words, meanwhile Korean imperative form focus on the use of eomi. The other differences can be found in the Indonesian imperative are the affixation of verbs, the passive form, and the word signifier of meaning can stand on its own. It can rsquo t be found in Korean imperative. The usage of Korean imperative eomi has certain rules on age and social status of the listener, but Indonesian imperative is more flexible. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Triana Dewi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kesalahan ejaan dan tata bahasa Korea pada karangan yang dibuat oleh 35 mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Universitas Indonesia angkatan 2013/2014. Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan berbahasa dan metode campuran dengan mendiskripsikan jenis kesalahan ejaan dan tata bahasa dari data kuatitatif yang didapat. Sumber penelitian ini diambil dari soal ujian TOPIK (Test of Profiency in Korean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa Korea terjadi pada kesalahan ejaan vokal, konsonan, dan susunan kata, serta kesalahan tata bahasa yakni pada partikel, final ending, kala, dan struktur.

ABSTRACT
The topic of this paper is Korean Grammar and Spelling Errors of writing examination result which was made by 35 Korean Studies Students of the academic year of 2013/3014 of the University of Indonesia. This research is using language error’s analysis, and also using mix method by describing types of grammar and spelling errors from the qualitative data that was got. This sources in this research is taken from writing case of TOPIK (Test of Profiency in Korea). The result of this reseach shows that spelling error is occured on vowel and consonant writing, word formation, and also occurred in grammar, such as Korean particle using, final ending, tenses , and the structure of sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Prabu Yahya Farreledo Oetomo
"Negasi adalah tindakan penyangkalan, peniadaan atau kata sangkalan. Dalam kajian linguistik, negasi adalah salah satu elemen dasar dalam pikiran manusia yang menjadikannya bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa karena sebagai alat untuk pemikiran manusia. Negasi merupakan sebuah sanggahan dari jenis kalimat, baik itu deklaratif, imperatif, maupun interogatif. Dalam praktiknya, negasi dalam bahasa Korea terdapat dua bentuk negasi yang berbeda, negasi bentuk pendek dan negasi bentuk panjang. Korpus data kalimat negasi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari drama Sarangui Bulsichak. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan kalimat negasi yang ada di drama tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis dengan teknik simak catat, dan menggunakan klasifikasi Seo . Menurut hasil penelitian, penggunaan kalimat negasi di ketiga episode drama Sarangui Bulsichak terdapat 529 kalimat negasi yang terdiri dari negasi dasar sebanyak 182 kalimat, negasi imperatif sebanyak 34 kalimat, negasi khusus sebanyak 271 kalimat, negasi prefiks 34 kalimat dan 8 negasi ganda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi bahan referensi mengenai kalimat negasi bahasa Korea.

Negation is an act to denial, negate or refusal. In linguistic studies, Negation is one of the basic elements in the human mind which makes it an inseparable part of language because it is a tool for human thought. Negation is a rebuttal of declarative, imperative, or interrogative sentences. In practice, there are two different forms in Korean negation, short form negation and long negation. The corpus of negation sentence data used for this research is taken from Sarangui Bulsichak drama. The aims of this research is to explain the negation sentences in that drama. This study uses descriptive-analytics qualitative method with listening, note-taking technic, and Seo classification. According to the results, the use of negation sentences in the three episodes of Sarangui Bulsichak drama contained 529 negation sentences consisting of 182 basic negations, 34 imperative negations, 271 special negations, 34 prefix negation and 8 double negations. The results of this study are expected to provide additional knowledge and become a reference material regarding Korean negation sentences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianetta Poetri
"Dalam menulis bahasa Korea, kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur jati masih sering ditemukan. Penelitian ini berfokus pada analisis kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh anggota grup NCT DREAM yang merupakan penutur jati bahasa Korea. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur jati bahasa Korea dalam grup NCT DREAM. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana kesalahan ejaan dalam penulisan bahasa Korea yang dilakukan oleh anggota grup NCT DREAM pada postingan di X. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berupa postingan anggota grup NCT DREAM di X pada Januari 2022 hingga Desember 2022. Hasil analisis menyatakan bahwa kesalahan tertinggi yang ditemukan pada postingan anggota grup NCT DREAM adalah kesalahan penggunaan spasi (51.75%) yang diikuti dengan kesalahan ejaan pada tingkat bunyi (28.95%), kesalahan ejaan pada tingkat suku kata (14.04%), dan kesalahan penggunaan tanda baca (5.26%).

In writing Korean, Korean spelling mistakes made by native speakers are still often found. This study focuses on analyzing Korean spelling errors made by members of the group NCT DREAM who are native speakers of Korean. This study aims to explain the Korean spelling mistakes made by Korean native speakers in the NCT DREAM group. The research question raised is how spelling mistakes in Korean writing are made by members of the NCT DREAM group in X posts. The research method used is descriptive analysis research method with qualitative approach. The data source used is the posts of NCT DREAM group members on X from January 2022 to December 2022. The results of the analysis state that the highest error found in the posts of NCT DREAM group members is spacing errors (51.75%) followed by spelling errors at the sound level (28.95%), spelling errors at the syllable level (14.04%), and punctuation errors (5.26%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Aulya Listiyono
"ABSTRAK
Pemelajaran bahasa asing sudah menjadi kebutuhan di era global ini. Dalam proses pemelajaran bahasa asing tersebut, pelajar sering melakukan kesalahan baik secara lisan maupun tulisan. Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan secara linguistik antara bahasa pertama dan bahasa asing tersebut. Hal ini juga terjadi pada mahasiswa program studi Bahasa dan Kebudayaan Korea sebagai pemelajar bahasa Korea. Dalam hal ini, pemelajar bahasa Korea sering melakukan kesalahan penggunaan josa (partikel). Hal ini dapat disebabkan karena dalam bahasa Indonesia tidak terdapat partikel sehingga membuat pemelajar merasa kesulitan dalam penggunaannya. Namun, kesalahan dalam berbahasa harus dicegah dengan cara meningkatkan kompetensi dalam berbahasa asing. Penelitian ini membahas kesalahan penggunaan josa yang sering dilakukan oleh pemelajar bahasa Korea tersebut.

ABSTRACT
Foreign language education has been a necessity for some people in this global era. On the process of learning foreign language, student must have made an error not only in speaking but also in writing. The error can be happened because of lingustic differences between first language (L1) and foreign language (L2). It also occured to student of Korean Language and Culture as they are learning Korean language. In this context, these students often make error in using josa (particle). It is because there is no josa (particle) using in Indonesian langaugae, thus the students have a hard time in the usage of josa. In the other hand, error must be prevented by increasing a competence of using foreign language. This journal elaborates the error of josa usage which is often done by the student of Korean language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Errdiansha Ibaraki Haryono
"Penelitian ini membahas tentang kesalahan penggunaan akhiran konjungsi -aseo/-eoseo (-아서/- 어서) dan -(eu)nikka (-(으)니까) pada angket yang telah diisi oleh 87 mahasiswa prodi Korea Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penggunaan akhiran konjungsi kausal -aseo/-eoseo (-아서/-어서) dan -(eu)nikka (-(으)니까) yang dilakukan oleh mahasiswa prodi Korea Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif sekaligus menggunakan hasil isian angket yang disebar secara daring sebagai bahan analisis. Data yang telah didapat kemudian dihitung jumlah dan dikategorikan berdasarkan jenis kesalahannya dengan menggunakan teori analisis kesalahan berbahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kesalahan tertinggi yang dilakukan oleh mahasiswa prodi Korea Universitas Indonesia baik dalam akhiran konjungsi -aseo/-eoseo (-아서/-어서) maupun - (eu)nikka (-(으)니까) adalah kesalahan substitusi, diikuti dengan kesalahan pengurangan dan terakhir kesalahan penambahan. Selain itu, diketahui bahwa jumlah kesalahan penggunaan akhiran konjungsi -aseo/-eoseo (-아서/-어서) lebih rendah dibanding jumlah kesalahan penggunaan akhiran konjungsi -(eu)nikka (-(으)니까).

This research discussed about causal conjuction connective ending -aseo/-eoseo (-아서/-어서) and -(eu)nikka (-(으)니까) on a questionnaire filled out by 87 Korean studies‟s student Universitas Indonesia. This study aims to analyze the error of using causal conjunction connective ending -aseo/-eoseo (-아서/-어서) and -(eu)nikka (-(으)니까) done by Korean studies‟s student Universitas Indonesia. This study uses both quantitative and qualitative methods as well as using the results of questionnaires that are distributed online as material for analysis. Data that has beenobtained are then calculated and categorized based on the type of error using language error analysis theory. The result of this study indicate that the highest type of error made by Korean studies‟s student Universitas Indonesia both in the conjunction connective ending -aseo/-eoseo (- 아서/-어서) and -(eu)nikka (-(으)니까) using is a substitution error, followed by omission error and lastly addition error. In addition, it is known that the number of errors in the using of conjunction connective ending -aseo/-eoseo (-아서/-어서) is lower than the numbers of errors in the using of conjuncion connective ending -(eu)nikka (-(으)니까)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>