Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwindro Setianto Tjokrodipo
"Persaingan para penyedia jasa telekomunikasi belum pernah setinggi ini terutama di segmen B2B. Karena persaingan ini, PT. XYZ mengalami kesulitan yang diindikasi dari pendapatan yang tidak tumbuh dan penurunan pangsa pasar dari tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan pangsa pasar, perlu dilakukan analisis internal dan eksternal untuk mengidentifikasi strategi yang dibutuhkan dan bisa dilakukan untuk menguatkan sumber daya tangible dan intangible untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan competitor lainnya.
Studi ini juga akan menganalisis strategi menggunakan beberapa cara seperti Pareto Analysis, Strategy Canvas from the Blue Ocean Strategy, dan Business Model Canvas from the Business Model. Analisis bisa dilakukan setelah laporan tahunan dari PT. Telkom Indonesia dan PT. XYZ dibandingkan dan didapatkan data pangsa pasar B2B dari sumber internal. Setelah semua data dianalisis, dapat disimpulkan strategi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pangsa pasar.

The competition in the telecommunication service provider has never been this tight especially in B2B segment. Because of the competition, PT. XYZ is suffered from this competition and indicated by the stagnant revenue and declining market share from the previous year. In order to increase PT. XYZs market share, it is necessary for external and internal analysis to identify the strategies needed and can be done to strengthen the resources both tangible and intangible to gain the competitive advantages over other competitors.
This research will analyze the strategies using several tools including Pareto Analysis, Canvas Strategy from Blue Ocean Strategy, and Business Model Canvas. The analysis can be done after the analysis from the annual report from Telkom Indonesia and PT. XYZ gathered and compared and get the B2B market share from the internal sources. After all the data been analyzed, the strategies needed could be concluded based on the analysis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Putra Alam
"Untuk meraih pangsa pasar dalam melakukan fungsi intermediasi, bank perlu mengelola efisiensi operasional. Dengan secara alami memiliki keunggulan kompetitif dalam efisiensi, bank asing di Indonesia beroperasi dengan karakteristiknya sendiri pendanaan, modal dan segmentasi. Makalah ini menginvestigasi pengaruh efisiensi operasional bank asing terhadap pangsa pasar pinjaman yang diberikan dan simpanan.
Efisiensi operasional meliputi dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari biaya dana COF , rasio BOPO dan CAR, sementara faktor eksternal terdiri dari pertumbuhan ekonomi GDP growth dan BI Rate. Pangsa pasar pinjaman dan simpanan dipisahkan dalam dua model. System Generalized Method of Moments GMM digunakan pada data panel dinamis dimana nilai terdahulu dari variabel terikat pangsa pasar digunakan, dan perbandingan terhadap OLS dan FEM dilakukan untuk mengkonfirmasi estimasi yang konsisten.
Ditemukan bahwa jumlah besar dari dana pihak kedua digunakan oleh bank asing dalam struktur pendanaannya selain dari sumber utama dana pihak ketiga sehingga dana pihak kedua perlu dimasukan dalam perhitungan COF. Hasil penelitian mengkonfirmasi bahwa tingkat pangsa pasar terdahulu secara signifikan mempengaruhi pangsa pasar bank asing saat ini. Faktor internal secara signifikan mempengaruhi pangsa pasar pinjaman namun tidak untuk pangsa pasar simpanan. Faktor eksternal tidak signifikan sebagai penentu pangsa pasar.

To obtain market share in doing intermediary function, banks need to manage its operational efficiency. With natural competitive advantage on efficiency, foreign banks in Indonesia operate with its own characteristics funding, capital and segmentation. This Paper investigates the influence of foreign banks rsquo operational efficiency toward its market share of loans and deposits.
The operational efficiency comprises of two factors, such as internal factor and external factor. Internal factors are COF, BOPO ratio and CAR, while external factors are GDP growth and BI Rate. Loans and deposits market share are separated into two models. System Generalized Method of Moment GMM is used to the dynamic panel data due to lagged value of dependent variable market share is used and comparison to OLS and FEM is done to confirm the consistent estimation.
It is found that large number of second party fund is utilized in foreign banks rsquo fund structure other than the main third party bank so that the COF calculation must include the second party fund. The research result confirms that the preceding market share level significantly affect the current market share of foreign banks. Internal factors significantly affect loans market share but not for deposits market share while external factors are not significant as determinant of market share.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49920
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artini Rachman
"Tesis ini membahas penerapan strategi pemasaran Word of Mouth di dalam aktivitas Integrated Marketing Communication (IMC) yang telah perusahaan B2B Telekomunikasi di Indonesia dan analisis pengaruhnya terhadap brand attachment untuk menciptakan pembelian atau permintaan kebutuhan target pasar potensial terhadap produk layanan perusahaan tersebut di masa-masa mendatang. Penelitian ini dilakukan terhadap korporasi-korporasi dari berbagai segmen industri yang menjadi pelanggan 3 (tiga) perusahaan B2B telekomunikasi besar di Indonesia yang dianggap mewakili pelaku industri, yaitu Lintasarta, Telkom dan XL. Analisis data dilakukan dengan simple regression dan multiple regression, terhadap variabel brand awareness, brand image, brand satisfaction, brand trust, dan brand attachment.

The focus of this study is to analyze the impact of brand attachment as word of mouth marketing strategy, as part of the Integrated Marketing Communications (IMC) activities, for B2B telecommunications companies in Indonesia. PT Aplikanusa Lintasarta, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, and PT XL Axiata, the biggest players in ICT solutions with their programs in creating the needs for their Information and Communication Technology (ICT) Solution for their potential target markets, are the example for this research for using word of mouth marketing strategy for creating the purchase intention by building brand awareness, brand image, brand satisfaction, brand trust, and brand attachment. The type of this research is quantitative research with descriptive research design and using simple regression and multiple regression."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Hidayat
"Rendahnya pangsa pasar perbankan syariah, salah satunya dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat literasi (pengetahuan dan pemahaman) dan inklusi (pemanfaatan/ utilitas) masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan perbankan syariah. Untuk itu dibutuhkan berbagai upaya dan strategi pemasaran yang bertujuan untuk membangun kesadaran (awareness) secara khusus dalam skala besar (massive). Kemajuan teknologi internet dan media digital juga telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap perubahan dan pergeseran paradigma konsep pemasaran, sehingga digital marketing dapat berperan sebagai penggerak maupun sebagai perantara/ penghubung untuk meningkatkan literasi dan inklusi produk dan layanan keuangan perbankan syariah dengan mengimplementasikan strategi-strategi khusus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis peran dan strategi digital marketing dari para pakar dan praktisi. Tujuan akhir dari penelitian ini agar para stakeholder, khususnya industri perbankan syariah dapat memahami peran dan mengimplementasikan strategi digital marketing sebagai upaya meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat. Wawancara dengan para pakar dan praktisi dilakukan, dan kuesioner survei sebagai instrumen penelitian didistribusikan kepada para informan. Metode Delphi-Analytic Network Process (ANP) digunakan sebagai alat analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi digital marketing ke dalam pemasaran produk dan layanan perbankan syariah harus fokus pada upaya membangun interest masyarakat, membangun kepercayaan (trust), memberikan dukungan terhadap traditional marketing, serta membangun dan mengembangkan digital campaign melalui pemetaan target market, melalui implementasi strategi targeting and segmentation, strategi covert selling (melalui story telling), strategi social media marketing dan strategi digital multi-channel integration (omni-channel).

This low market share of Islamic banking is influenced by the low level of literacy (knowledge and understanding) and inclusion (utilization) of the community towards Islamic banking financial products and services. For this reason, some efforts and marketing strategies are needed to build massive awareness of the community. The advancement of internet and digital media technology has also had a significant influence on changes and paradigm shifts in the marketing concept, so that digital marketing can act as an actuator and mediator to increase literacy and inclusion of Islamic banking financial products and services by implementing specific strategies. This study uses a qualitative approach to analyze digital marketing roles and strategies from experts and practitioners. The ultimate goal of this research is that stakeholders, especially the Islamic banking industry can understand the role and implement digital marketing strategies as an effort to improve community literacy and inclusion. Interviews with experts and practitioners were conducted, and survey questionnaires as research instruments were distributed to informants. The Delphi-Analytic Network Process (ANP) method is used as a data analysis tool. The results showed that the implementation of digital marketing into the marketing of Islamic banking products and services must focus on efforts to build community interest by building the trust, providing support for traditional marketing, developing digital campaigns and target market mapping, through the implementation of targeting and segmentation strategy, covert selling strategy (through story telling), social media marketing strategy and digital multi-channel integration (omni-channel) strategy."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T53502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliffa Safitri
"ABSTRAK
Potensi sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia belum dapat mengungguli tantangan yang dihadapi oleh perbankan Syariah Indonesia ditunjukkan oleh ketidaktercapaian sejumlah indikator pertumbuhan perbankan Syariah, salah satunya pangsa pasar yang memiliki target terdekat sebesar 11% pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika perbankan Syariah dan mengeksplorasi alternatif kebijakan untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan Syariah dengan metode sistem dinamis mengingat kompleksitas sistem, perilaku dinamis, dan kemampuan untuk mengintervensi area permasalahan. Skenario yang mungkin terjadi pada sistem adalah Banking Escalation, Utopia, Falling Over, dan The Slump yang merupakan kombinasi aktivitas organik nasabah dan tingkat kompetisi perbankan Nasional sebagai variabel skenario dengan pembobotan tertentu. Alternatif kebijakan yang diformulasikan antara lain skema penyaluran dana BPKH, peningkatan kualitas layanan, insentif untuk inovasi perbankan, dan kombinasi dari ketiga kebijakan. Hasil uji kebijakan terhadap skenario menunjukkan bahwa kombinasi ketiga kebijakan membuat capaian target pangsa pasar 11% terjadi paling cepat dan mendorong sistem mampu meraih persentase pangsa pasar tertinggi pada Januari 2025. Menurut perspektif skenario, Utopia merupakan kondisi paling ideal bagi sistem dalam menumbuhkan pangsa pasar perbankan Syariah Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Dewinta,a uthor
"Industri telekomunikasi seluler berbasis GSM yang terlebih dahulu telah berkembang pesat di Indonesia, semakin diramaikan dengan masuknya telekomunikasi berbasis CDMA (Code Division Multiple Access). Perkembangan CDMA dimulai ketika Telkom memperkenalkan Flexi pada Desember 2002 dan secara komersial diluncurkan Mei 2003. Flexi merupakan layanan telepon tetap nirkabel alias FWA (Fixed Wireless Access). Dua pesaing utama Flexi yang juga memiliki izin FWA adalah Esia dari Bakrie Telecom dan StarOne dari Indosat. CDMA semakin disukai oleh masyarakat disebabkan karena beberapa keunggulannya dibandingkan dengan GSM, yaitu selain karena tarif yang lebih murah, CDMA juga memiliki kelebihan dalam kejernihan suara, peningkatan call security, dan kecepatan transfer data.
Semakin disadari, bahwa industri ini sangat menjanjikan dan menarik banyak operator baru untuk terjun didalamnya. Selain itu pula terjadi persaingan yang ketat antara operator CDMA yang telah ada sebelumnya dalam memperebutkan pangsa pasar. Untuk itulah Telkom Flexi harus lebih memperhatikan strategi perusahaan dalam pengelolaan aset, menangkap peluang yang ada, dan meminimalkan dampak ancaman, sehingga dapat mempertahankan keunggulan bersaing di tengah-tengah iklim persaingan yang semakin ketat.
Demi mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis eksternal dan analisis kompetitif industri telekomunikasi CDMA di Indonesia. Analisis sumber daya dan kemampuan internal perusahaan yang dimiliki Telkom Flexi juga dilakukan, sehingga didapat kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki Flexi sebagai keunggulan kompetitifnya di tengah-tengah kompetisi antar operator CDMA.
Dengan informasi yang di dapat, Telkom Flexi dapat menyusun strategi yang dapat memanfaatkan peluang, mengantisipasi ancaman dari industri, dan sesuai dengan keunggulan kompetitif dalam industri dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan Flexi yang ada. Sehingga, Flexi dapat lebih mengoptimalkan potensi yang ada untuk mempertahankan posisinya sebagai markel leader di antara para operator CDMA di Indonesia.
Kekuatan Fiexi yang di dapat dari hasil analisis internal terutama adalah kemudahan untuk mendapatkan pinjaman modal, memiliki ragam fitur layanan yang lebih banyak, memiliki pangsa pasar terbesar di industri CDMA, serta memiliki cakupan jaringan CDMA terluas di Indonesia. Sedangkan kelemahan Flexi adalah ketergantungan terhadap basis pelanggan pra bayar, tren penurunan average revenue per user (ARPU), dan pangsa pasar yang rendah di Divre II dan Divre III.
Hasil analisis industri telekomunikasi CDMA di Indonesia di antaranya memperlihatkan beberapa peluang bagi Flexi, yaitu adanya potensi pangsa pasar yang potensial di kawasan timur Indonesia, tren pengguna layanan telekomunikasi CDMA yang masih meningkat, dan pertumbuhan bisnis konten. Ancaman yang ada bagi Flexi diantaranya adalah ancaman krisis ekonomi dan pertumbuhan jumlah pelanggan yang lebih renah dibanding operator CDMA lain.
Berdasarkan informasi dari temuan yang ada, tampaknya strategi yang perlu dilakukan oleh Telkom Flexi adalah memaksimalkan potensi pasar di kawasan timur Indonesia, memberikan fitur layanan yang disukai dan murah bagi pelanggan, memaksimalkan jumlah pemakaian akses internet, meningkatkan kualitas layanan, dan melakukan strategi promosi khusus untuk menarik pelanggan pasca bayar.

The GSM based telecommunication industry which has been developing quite greatly in Indonesia, is generally being growing with the introduction of the CDMA based telecommunication. The growth of CDMA based telecommunication was started by Telkom, by the introduction of Telkom Flexi on the December of 2002 which then commercially launched on May of 2003. Telkom Flexi is one of Telkom’s subsidiaries, which works on developing an FWA (Fixed Wireless Access) cellular based telecommunication for Telkom. There are two main competitors for Telkom Flexi’s Service, Esia from Bakrie Telecom and StarOne from Indosat, which also have the license to develop FWA telecommunication. Right now, CDMA is getting known to the public due to several of its advantages compared to GSM based telecommunication, which included low tariffs, clear reception of voice, heightened call security, and also increase in data transfer speed.
Nowadays, many companies realized the opportunities in investing on telecommunication industry, because of that many new companies enters this promising new industry. But nevertheless, there’s already a tight competition to get the biggest share of the pie among the CDMA operator Services which already has entered the market That is why Telkom Flexi should pay more attention to the corporate strategy they already set in maintaining their assets, in capturing the opportunities that exists, and also in minimizing the upcoming threat from the new competitors, so that Telkom Flexi could maintain their competitive advantage amidst the growing competition of telecommunication industry.
In order to achieve it, Telkom Flexi should do an analysis of external and internal factors that builds up the CDMA based telecommunication and also an industry-wide competitive analysis of CDMA telecommunication. The point of this analysis is for Telkom Flexi to realize their capabilities and competency they had amongst the competition with other CDMA service providers.
With the attained information, Telkom Flexi could develop a strategy that will provide a better solution to help achieve better opportunities, anticipate the new Corning threat from the industry, and also to realize the strength and weakness of their company. This will help Telkom Flexi to have an increased competitive advantage in the industry while optimizing the potential that it had, to retain the position as the market leader in the CDMA based telecommunication industry in Indonesia.
From the internal analysis that had been done, the strengths that Telkom Flexi had mainly are the easiness to attain Capital loan, have a large option of features in their service, currently had the biggest market share in the industry, and have the biggest network of CDMA in Indonesia. On the contrary, their weaknesses are their dependency on the prepaid-based customers, a down-trend of average revenue per user (ARPU), and a low market share in Divre II and Divre m in Indonesia.
The result of the industry-wide analysis of CDMA based telecommunication indicated several opportunities that could be captured by FIexi, which are large potential of market in the eastern region of Indonesia, the country-wide increase in the usage of CDMA based telecommunication, and also the growth of CDMA based content provider business. Besides the opportunity, there are also threats that should be looked out for by Telkom Flexi, which are the oncoming threat of economy crisis and the low growth of customer compared to other CDMA Service provider.
Based on all above information, it looks like the strategy that Telkom Flexi should do is to maximize the potential market in the eastern region of Indonesia, give more features which is cheap and could attract customers, maximize usage of internet access, increase their service quality, and prepare a promotion plan to attract more postpaid customers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Leonardo
"Lingkungan industri pelumas di Indonesia telah memasuki babak baru. Gong keterbukaan dimulai dengan terbitnya Kepres No.21 Tahun 2001 menggantikan Kepres No.18 Tahun 1988. Inti Kepres baru tersebut adalah mencabut hak monopoli Pertamina di dalam tata niaga pelumas serta membuka kesempatan bagi para investor dalam negeri maupun dari luar Indonesia untuk melakukan kegiatan di bisnis pelumas dari hulu sampai ke hilir.
Perubahan deregulasi ini membuat PT. WGI mau tak mau harus mereview kembali strategi yang telah disusun, karena peta persaingan di industri ini menjadi sangat ketat dengan bertambahnya pemain yang berlomba-lomba memasukkan produk pelumasnya ke pasar Indonesia.
Faktor-faktor inilah yang melatar belakangi tujuan karya akhir ini yaitu untuk menganaiisis strategi bersaing yang dilakukan PT.WGI saat ini dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat dan juga memberikan rekomendasi sebagai alternatif strategi bersaing bagi PT.WGI untuk mengembangkan posisi yang lebih dominan lagi di industri pelumas ini.
Saat ini Pertaniina masih mendominasi pasar pelumas kendaraan di Indonesia dengan memiliki pangsa pasar kurang lebih 60%. Pertamina yang sudah bertahun-tahun rnemonopoli pasar pelumas kendaraan ini, memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan para pesaingnya seperti jaringan distribusi yang sudah tersebar di berbagai daerah, kepemilikan berbagai kilang pabrik di sejumlah daerah yang membuat kapasitas produksi pelumas jauh lebih banyak dibandingkan produsen pelumas lainnya dan merek produk yang sudah bertahun-tahun dipakai masyarakat luas (experimental used) pada saat pilihan merek produk lain tidak ada sehingga brand loyalty terhadap produk Pertamina cukup kuat.
Sebagai perusahaan swasta produsen pelumas dan bahan daur ulang (recycling) pertama di Indonesia, PT.WGI memasuki lahan bisnis pelumas kendaraan dengan tujuan untuk mengakuisisi pasar Pertamina tersebut. Selama ini PT.WGI melakukan strategi diferensiasi terhadap produk pelumasnya untuk melawan strategi low cost Pertamina. Diferensiasi tersebut dilakukan dari segi manfaat produk yang berbeda dengan produk lainnya yaitu melalui kualitas pelumas yang sudah mendapat pengakuan internasional dan juga licence merek asing yaitu Pennzoil, Quaker AS. Pencapaian perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan 14001, merupakan komitmen perusahaan untuk terus menaikkan mitra perusahaan di mata konsumen sebagai produsen pelumas handal dan sekaligus ramah lingkungan. Prestasi ¡ni merupakan yang pertama untuk perusahaan pelumas swasta di wilayah Asean. Diferensiasi produk juga jelas dilakukan dalam membuat kemasan produk yang unik dan khas. Identifikasi warna kemasan Pennzoil berupa warna kuning terang sudah menjadi identitas yang melekat pada merek Pennzoil sejak awal didirikannya Pennzoil.
Berdasarkan analisis internal, perusahaan memiliki beberapa kompetensi inti yang dapat membantu perusahaan tetap exist di industri ini. Meskipun perusahaan sudah memiliki kompetensi inti sebagai modal awal dalam memulai bisnisnya, perusahaan WGI harus membangun kompetensi baru untuk dapat menuju persaingan pasar di masa depan. Agenda pembangunan kompetensi tersebut dapat dicapai melalui: (1) meningkatkan citra produk melalui kegiatan pemasaran dan promosi yang efektif (2) mengembangkan e-commerce untuk intranet dengan para distributor (3) menciptakan pelumas baru dan bahan sintetis (4) meningkatkan produktivitas dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan lain untuk mencapal efisiensi bìaya.
Di samping strategi diferensiasi, langkah perusahaan WGI dalam menantang pemimpin pasar Pertamina sebaiknya mengambil tindakan menyerang sisi-sisi yang menjadi kelamahan Pertamina dan bukan menyerang keunggulan pemimpin pasar ini. PT.WGI harus mampu meningkatkan citra perusahaan sebagai produsen pelumas berkualitas melalui investasi yang lebih kuat dalam promosi dengan baik dan hati-hati. Perusahaan juga harus memberikan pelayanan (service) terhadap pelanggan dan mampu menciptakan hubungan yang baik dengan para distributor dan vendor dimana pihak-pihak ketiga ini memiliki peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi end user dalam membeli produk pelumas.
Alternatif strategi yang dapat diimplementasikan perusahaan WGI sebagai acuan dalam menentukan strategi bisnisnya untuk mengembangkan pangsa pasarnya adalah dengan mengimplementasikan pilihan?pilihan yang ada di Grand Strategy yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini. Misalnya PT.WGI harus dapat mengembangkan produknya melalui inovasi baik itu dalam menciptakan atribut produk, kualitas pelumas yang bervariasi dan juga model dan ukuran pelumas yang sesuai untuk berbagai jenis kendaraan bermotor. PT.WGI juga harus fokus dalam melakukan strategi diferensiasinya sehingga strategi untuk mengembangkan pangsa pasarnya dapat lebih optimal lagi."
2002
T1153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setiawan
"Dengan bertambahnya jumlah pengguna internet dan penyelenggara jasa akses internet (ISP) di Indonesia membuat para penyelenggara interkoneksi internet (NAP) berlomba-lomba dalam memenuhi dan menawarkan jasa interkoneksi dan bandwidth internet internasional dengan harga yang kompetitif. ICON+ yang telah mendapatkan lisensi NAP ditahun 2008 pun tidak ketinggalan akan ambil bagian untuk meramaikan bisnis layanan NAP dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Kondisi persaingan yang begitu ketat akan sangat menentukan sekali dalam pemilihan strategi bersaing yang matang. Dari hasil analisis potensi kompetitif layanan NAP dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa layanan NAP IP Transit ICON+ memiliki potensi kompetitif medium dengan skala 60% dan memiliki tekanan tertinggi pada kekuatan pembeli. Sedangkan dari hasil analisis SWOT yang dilakukan terhadap layanan NAP IP Transit ICON+ didapatkan bahwa layanan tersebut berada di kuadran 1 sehingga harus didukung dengan strategi yang berorientasi tumbuh dan agresif dengan memanfaatkan kekuatan internal dan mengoptimalkan peluang yang ada. Pada tahap pemilihan strategi dari hasil analisis QSPM untuk layanan NAP ICON+ didapatkan bahwa ICON+ dapat menerapkan strategi mengembangkan produk NAP seperti IPLC (International Private Leased Circuit) dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan fiber optik eksisting dan bekerjasama dengan potensial partner maupun konsorsium kabel laut.

With the increasing number of internet users and internet service providers (ISP) in Indonesia make the network access providers (NAP) compete to fulfill and offer interconnection services and international internet bandwidth at competitive prices. ICON+ which has got the NAP license in 2008 will also take a place in NAP service businesses in order to give contribution to the company as a new revenue generator. Competition is so tight conditions will determine the election once in a mature competitive strategy. From the analysis of potential competitive NAP service using Porter 5 Forces model results medium competitive potential value with 60 % scale and has the highest pressure at bargaining power of buyer and rivalry among competitors. While from SWOT analysis results NAP IP Transit ICON+ service in quadrant 1 and must be supported with growth and aggressive orientation strategy . The last analysis using QSPM method to choose attractive strategy is resulted that ICON+ can launch NAP product development as IPLC by utilizing the existing fiber optic network infrastructure and cooperation with potential partners as well as a submarine cable consortium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31548
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karang Hadiri Kusuma
"ABSTRAK
Persaingan antar operator seluler tidak lepas dari pertumbuhan jumlah pelanggan seluler yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia, merupakan salah satu negara yang memiliki banyak operator seluler, namun hanya tiga operator yang mampu bersaing secara kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif strategi bagi perusahaan telekomunikasi seusai dengan daerah kabupaten/kota yang selama ini menjadi area persaingan. Integrasi servqual dan AHP dapat memperkuat hasil analisa dari ahli sehingga menghasilkan rancangan strategi terbaik sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Penelitian ini memberikan hasil berupa strategi coverage untuk wilayah pangsa pasar rendah, dan strategi pricing dan loyalty untuk pangsa pasar tinggi.

ABSTRACT
Competition among cellular operators can rsquo t be separated from the growing number of subscriber rsquo s cellular quite rapidly in recent years. Indonesia, is one country that has many mobile operators, but only three operators are able to compete competitively. This study aims to provide alternative strategies for telecommunication companies to increase market share in selected city. Integration of Service Quality and Analytical Hierarchy Process AHP method to produce the best strategy design according to customer requirement. This research provides results of coverage strategy for low market share area, loyalty strategy for high market share area, and pricing strategy for low and high market share area. "
2017
T48391
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Novita Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis hubungan tarif cukai terhadap perusahaan rokok di industri rokok Tanah Air yang tercatat di Ditjen Bea Cukai. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pasar industri rokok, dilakukan analisis menggunakan Structure-Conduct-Performance, yang melihat hubungan antara struktur, perilaku, dan kinerja industri rokok. Hasilnya, industri rokok di Indonesia memiliki struktur oligipoli dengan tingkat persaingan moderat. Dari dua model pada seluruh perusahaan, ditemukan bahwa penerapan tarif cukai berhubungan negatif dan signifikan dengan pangsa pasar perusahaan rokok. Begitupun dengan harga jual rokok. Pertumbuhan penduduk usia 15-24 tahun juga diketahui berhubungan positif dan signifikan terhadap pangsa pasar rokok. Sementara itu, pada 5 perusahaan utama, pada model 1 atau usia 15+, ditemukan bahwa cukai per harga jual berpengaruh positif terhadap pangsa pasar

ABSTRACT
This research analyzed the correlation between excise rates and Cigarette companies in Indonesia which was recorded in the Directorate General of Customs and Excise. In order to find out how the market shapes the cigarette industry, the analysis is conducted using the Structure-Conduct-Performance, which looked at the relationship between structure, behavior and performance of the cigarette industry. As a result, the cigarette industry in Indonesia has oligopoly structure with a moderate level of competition. Of the two models in the entire company, it was found that the application of the tax rates significantly and negatively associated with cigarette companies? market share, as well as the sale price of cigarettes. The growth population of 15-24 year-olds is positively and significantly impacted to cigarette market share. Meanwhile, the five major companies, the model 1 or ages 15+, found that excise per selling price has positive effect on market share"
2016
T47037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>