Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213430 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martiningsih
"ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular (PKV) adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. PKV dapat dicegah terutama pada kelompok berisiko, diantaranya dengan penilaian risiko menggunakan Framingham Risk Score (FRS). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko PKV dan korelasinya dengan Ankle Brachial Index (ABI) dan obesitas pada peserta Prolanis di Kota Bima. Pengambilan data menggunakan instrumen Framingham Risk Score, pengukuran tekanan darah, indeks massa tubuh, lingkar lengan, dan lingkar perut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional. Pemilihan sampel ditentukan secara consecutive sampling pada semua responden yang aktif mengikuti kegiatan Prolanis dan memenuhi kriteria inklusi di lima Puskesmas di Kota Bima tahun 2018. Analisis data dengan uji parametrik Spearman. Hasil penelitian menunjukkan kelompok risiko tinggi 33 orang (40,7%), risiko sedang 28 orang (34,6%), dan risiko rendah 20 orang (24,7%). Tidak terdapat korelasi antara risiko PKV dengan ABI dan obesitas. Temuan lain dalam penelitian ini mengindikasikan adanya korelasi antara risiko PKV dengan subvariabel obesitas sentral walaupun tidak ditemukan adanya signifikansi (p> 0,05). Pada penelitian selanjutnya, disarankan jumlah sampel yang lebih banyak di komunitas dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang berimbang.

ABSTRACT
Risk of Cardiovascular Disease at Chronic Disease Management Program Participants in The Community Health Centers of Bima Town: The Correlation with Ankle Brachial Index and Obesity. Cardiovascular disease (CVD) is a disease caused by impaired heart and blood vessel function, which can be prevented, especially in risk groups that can be risk assessed using the Framingham Risk Score (FRS). The purpose of this study was to analyze the risk of CVD and the correlation with ABI and obesity in Prolanis participants at Bima City. Data collection was done by using the instrument FRS and measuring systolic blood pressure, body mass index, arm circumference, and waist circumference. This study was a descriptive-analytic study with a cross-sectional design. The sample selection was determined by consecutive sampling for all respondents who actively participated in Prolanis activities and fulfilled the inclusion criteria in five community health center at Bima City in 2018. Data analyzed with Spearmen parametric test. The results of research showed high risk group was 33 peoples (40.7%), moderate risk was 28 peoples (34.6%), and low risk was 20 peoples (24.7%). There was no correlation between risk of CVD with ABI and obesity. Other findings in this study indicate a correlation between CVD risk and subvariable central obesity, although no significance was found (p> 0.05). In further research, it is recommended that a larger number of samples in the general community with a balanced proportion of men and women.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
610 JKI 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Haryono
"Populasi lansia merupakan salah satu kemajuan bagi keberhasilan dalam meningkatkan kesehatan dan merupakan tantangan yang cukup besar. Penuaan disertai dengan penurunan fungsi dan struktur fisik menyebabkan disabilitas menjadi sangat penting bagi lansia. Disabilitas sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Banyak faktor yang mempengaruhi disabilitas seperti penyakit kronis, perilaku berisiko dan lingkungan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran penyakit kronis, factor perilaku, dan lingkungan pada disabilitas dan kualitas hidup lansia peserta posbindu puskesmas Pancoran Mas, kota Depok, tahun 2008.
Design penelitian adalah deskriptif cross-sectional. Sampel penelitian adalah 157 lansia peserta posbindu yang datang ke posbindu. Pengujian statistic menggunakan uji chi-square. Uji reliabilitas kuesioner (test-retest) menggunakan uji korelasi r Pearson. Ukuran frekuensi yang digunakan adalah prevalen.
Hasil penelitian diketahui prevalensi lansia yang tidak aktivitas/OR, hipertensi, diabetes melitus, gangguan sendi, lingkungan fisik dan sosial mengalami disabilitas daripada yang tidak. Prevalensi merokok lebih kecil mengalami disabilitas. Prevalensi disabilitas pada domain 1 kesehatan fisik terbesar pada tingkat kurang, domain 2 kesehatan psikologis pada tingkat kurang, domain 3 relasi social pada tingkat kurang dan domain 4 lingkungan pada tingkat kurang. Secara statistic variabel yang bermakna adalah aktivitas/OR, lingkungan sosial, domain 1 kesehatan fisik, domain 2 kesehatan psikologis dan domain 3 relasi sosial.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyarankan untuk mengadakan pelatihan dan mentoring untuk kader berkaitan dengan penyakit kronis, meningkatkan aktivitas/OR, kegiatan sosial dan penelitian lanjutan untuk membuktikan hipotesis."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"For years heart disease prevelance have increased. results of basic health research (Known as riset kesehatan dasar riskesdas ) 2007. showed that heart disease is the second majoe cause of death after stroke in mortality cases in Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Kurniasih
"ABSTRAK
Prolanis merupakan salah satu program dari BPJS Kesehatan yang berfokus pada pengelolaan penyakit kronis yang diselenggarakan di tiap fasilitas kesehatan tingkat pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kehadiran peserta pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) dengan kualitas hidup peserta Prolanis usia dewasa di Kota Depok. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel di penelitian ini ialah teknik nonprobability sampling. Penentuan lokasi menggunakan quota sampling, dan didapatkan 3 kecamatan di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna pada kehadiran peserta Prolanis dengan kualitas hidup peserta Prolanis usia dewasa di Kota Depok (p=0,001; p< 0,05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta Prolanis, perawat, tenaga kesehatan, dan pengembangan penelitian sebagai referensi penelitian selanjutnya. Rekomendasi untuk penelitian berikutnya adalah penelitian untuk mengetahui hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup peserta prolanis.

ABSTRACT
Prolanis is one of the BPJS Health programs that focuses on managing chronic diseases that are held at every first level health facility. This study aimed to determine the relationship between the presence of participants in chronic disease management (Prolanis) and the quality of life of adult Prolanis participants in Depok City. The technique used in sampling in this study is a nonprobability sampling technique. Location determination uses quota sampling, and obtained 3 sub-districts in Depok City. The results showed a significant relationship in front of Prolanis participants with the quality of life of adult Prolanis participants in Depok City (p = 0.001; p <0.05). The results of this study are expected to be beneficial for Prolanis participants, nurses, health workers, and research development as a reference for future research. The recommendation for further research is to find out the relationship between family function and the quality of life of prolanist participants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Kurnia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan penyakit kanker pada peserta Jamkesda Kota Bogor Tahun 2010. Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder berupa hasil Pendataan Keluarga Untuk Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Daerah Di Kota Bogor Tahun 2010 serta dilengkapi penelitian kualitatif di Dinas Kesehatan Kota Bogor. Sampel penelitian adalah Kepala Keluarga yang menderita kanker dan yang tidak berpenyakit sebanyak 1830 responden.
Hasil penelitian menemukan bahwa faktor determinan sosial yang berhubungan dengan penyakit kanker pada peserta Jamkesda Kota Bogor adalah jenis kelamin (p=0,001), pendidikan (p=0,070), pekerjaan (p=0,000) dan perilaku merokok (p=0,000). Disarankan untuk meningkatkan koordinasi lintas bidang dan lintas program dalam upaya promotif dan preventif pengendalian penyakit kanker di Dinas Kesehatan Kota Bogor serta kebijakan perluasan manfaat berupa pemeriksaan screening penyakit kanker pada peserta Jamkesda Kota Bogor.

This study aims to analyze the link between determinant factor and cancer in Bogor Jamkesda participants in 2010. The study design was a cross sectional study using secondary data from Household Survey for Health Insurance In Bogor in 2010 and equipped with qualitative research in Bogor Health Office. The samples were heads of household who had cancer and who had no disease as much as 1830 respondents.
The study found that social determinant factors related to cancer in Bogor Jamkesda participants were gender (p =0.001), education (p = 0.070), occupation (p = 0.000) and smoking behavior (p = 0.000). It is recommended to improve the coordination between programs in preventive and promotive cancer control policies and expansion of Jamkesda benefits in the form of cancer screening examinations on Bogor Jamkesda participants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledy Visna Asfiani
"Kontinuitas peserta untuk mengikuti Prolanis merupakan salah satu indikator komitmen pelayanan di FKTP, sehingga mengetahui tingkat kepatuhan dan faktor yang mempengaruhinya menjadi hal yang penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan mengikuti Prolanis dan determinannya pada peserta dengan DM tipe 2 di lima FKTP BPJS Bekasi.
Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner pada 228 peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP BPJS Bekasi dan diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuai dengan jumlah peserta di tiap FKTP.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP tersebut adalah 3.59. Lama menderita sakit, persepsi manfaat, persepsi penghalang dan pelaksanaan pedoman program berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Persepsi penghalang merupakan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Faktor pada individu dan provider tersebut dapat dijadikan sebagai bahan telaah bagi FKTP dalam memfasilitasi kebutuhan peserta sehingga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan untuk mengikuti Prolanis.

The continuity of the participant in Prolanis is one of the primary health care services indicator and to find out the level of complience and the factors influencing it, is very important. The aim of the study is to find out the complience level of Prolanis participant and its determinants in type 2 DM patients in five BPJS primary health care in Bekasi.
This is a cross sectional study, using questionnare to 228 participants with type 2 DM with simple random sampling method proportionally. Complience level of the participants is 3.59.
Duration of illness, perceived benefit, perceived barrier and the implementation of the program guidelines are correlated with the complience level with the dominant factor is perceived barrier. Factors in individual and provider can be used as evaluation tools for the primary health care in fascilitating the need of the participants so that it will increase the level of complience.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sapto Priyono
"Data MCU nampak adanya faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada karyawan PT X yang perlu mendapat perhatian sehingga dapat dicegah timbulnya penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh intervensi promosi kesehatan terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada pekerja tambang emas PT X di Pandeglang tahun 2017.
Desain penelitian adalah kuasi eksperimental dengan pre and post test controlled group design dengan 2 kelompok yaitu kelompok workshop dan flyer dan kelompok flyer. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi program promosi kesehatan pada tekanan darah, IMT, glukosa darah dan skor aktifitas fisik, namun tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi program promosi kesehatan pada skor merokok. Perusahaan disarankan mengembangkan program promosi kesehatan secara komprehensif sesuai dengan Ottawa Charter

MCU data show the presence of risk factors for cardiovascular disease in PT X employees who need attention so that prevented the incidence of cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the effect of health promotion intervention on cardiovascular disease risk factors in gold mine worker PT X in Pandeglang 2017.The research design was quasi experimental with pre and post test controlled group design with 2 groups ie workshop and flyer group and flyer group. The results showed significant differences before and after intervention of health promotion programs on blood pressure, BMI, blood glucose, physical actifity, but there were no significant differences before and after intervention of health promotion program on score smoking. The company is advised to develop a comprehensive health promotion program in accordance with Ottawa Charter."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sapto Priyono
"Data MCU nampak adanya faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada karyawan PT X yang perlu mendapat perhatian sehingga dapat dicegah timbulnya penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh intervensi promosi kesehatan terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada pekerja tambang emas PT X di Pandeglang tahun 2017. Desain penelitian adalah kuasi eksperimental dengan pre and post test controlled group design dengan 2 kelompok yaitu kelompok workshop dan flyer dan kelompok flyer. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi program promosi kesehatan pada tekanan darah, IMT, glukosa darah dan skor aktifitas fisik, namun tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi program promosi kesehatan pada skor merokok. Perusahaan disarankan mengembangkan program promosi kesehatan secara komprehensif sesuai dengan Ottawa Charter.

MCU data show the presence of risk factors for cardiovascular disease in PT X employees who need attention so that prevented the incidence of cardiovascular disease. The purpose of this study was to determine the effect of health promotion intervention on cardiovascular disease risk factors in gold mine worker PT X in Pandeglang 2017. The research design was quasi experimental with pre and post test controlled group design with 2 groups ie workshop and flyer group and flyer group.The results showed significant differences before and after intervention of health promotion programs on blood pressure, BMI, blood glucose, physical actifity, but there were no significant differences before and after intervention of health promotion program on score smoking. The company is advised to develop a comprehensive health promotion program in accordance with Ottawa Charter."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Permatasari
"Latar belakang. Manajemen penyakit dari sisi peserta dan jejaring fasilitas kesehatan pada implementasi pelayanan rujuk balik terhadap pengendalian diabetes mellitus belum bejalan dengan efektif. Masalah terbesar yang ditemukan dalam PRB adalah manajemen pelayanan rujuk balik yang kurang, sering terjadinya kekosongan obat dan koordinasi klinis belum berjalan dengan baik antar Fasilitas Kesehatan, dan Penderita dengan diagnosis DM tipe masih banyak yang belum terdaftar pada kegiatan Prolanis. Tujuan penelitian untuk membuktikan kontribusi prolanis terhadap keterkendalian gula darah peserta PRB setelah dikontrol faktor individu, faktor fasilitas Kesehatan dan faktor di tingkat kabupaten/kota. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kohort retrospektif. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer yang berupa hasil pengisian kuesioner dan data dari faskes. Sampel penelitian ini merupakan penderita DM yang berkunjung ke jejaring faskes dalam 6 bulan terakhir yang terpilih dalam survei. Pengujian data dilakukan melalui analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis dilakukan dengan analisis multilevel regressi logistic. Hasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan kontribusi program rujuk pada penderita DM peserta Prolanis dengan peserta Non Prolanis setelah dikontrol faktor individu dan faktor kontekstual pada penyedia layanan kesehatan terhadap keterkendalian gula darah pada Penderita diabetes melitus tipe 2. Hal ini terlihat dari penderita DM peserta PRB kelompok Prolanis memiliki peluang 5,63 kali lebih besar dapat meningkatkan keterkendalian gula darah. Kelompok penderita DM yang hanya mengikuti PRB memiliki kontribusi 3,85 kali lebih besar dapat meningkatkan keterkendalian gula darah. Diskusi. Prolanis berkontribusi terhadap keterkendalian gula darah pada Penderita diabetes mellitus tipe 2 peserta PRB. Peserta PRB yang mengikuti kegiatan Prolanis dapat lebih meningkatkan keterkendalian gula darah dibandingkan dengan peserta PRB yang tidak mengikuti kegiatan prolanis. Faktor individu dan faktor kontekstual pada penyedia layanan Kesehatan akan berdampak pada keterkendalian gula darah. Kesimpulan. Program rujuk balik memiliki kontribusi terhadap keterkendalian gula darah penderita DM namun kontribusinya akan lebih besar jika penderita DM peserta PRB juga aktif mengikuti kegiatan Prolanis. Saran. Keikutsertaan kegiatan Prolanis menjadi anjuran bagi penderita DM peserta program rujuk balik agar mendapatkan edukasi yang kesehatan yang memadai dalam rangka meningkatkan keterkendalian gula darah.

Background. Disease management from the participant side and the network of health facilities in the implementation of referral services for controlling diabetes mellitus have not been effective. The biggest problems found in PRB are poor management of referral services, frequent drug shortages and clinical coordination not yet running well between Health Facilities, and many sufferers diagnosed with type DM are still not registered with Prolanis activities. The aim of the research is to prove the contribution of prolanis to the control of blood sugar in PRB participants after controlling for individual factors, health facility factors and factors at the district/city level. Method. This research is a quantitative study with a retrospective cohort design. Data collection was carried out using primary data in the form of questionnaire results and data from health facilities. The sample for this study was DM sufferers who visited the health facility network in the last 6 months who were selected in the survey. Data testing was carried out through univariate, bivariate and multivariate analysis. Analysis was carried out using multilevel logistic regression analysis. Results. The results of this study show that there is a difference in the contribution of the referral program for DM sufferers who participated in Prolanis and non-Prolanis participants after controlling for individual factors and contextual factors in health service providers on controlling blood sugar in type 2 diabetes mellitus sufferers. This can be seen from DM sufferers participating in the PRB group. Prolanis has a 5.63 times greater chance of improving blood sugar control. The group of DM sufferers who only participated in PRB had a 3.85 times greater contribution to improving blood sugar control. Discussion. Prolanis contributes to blood sugar control in people with type 2 diabetes mellitus in PRB participants. PRB participants who took part in Prolanis activities were able to improve blood sugar control more compared to PRB participants who did not take part in Prolanis activities. Individual factors and contextual factors among health service providers will have an impact on blood sugar control. Conclusion. The referral program contributes to the control of blood sugar in DM sufferers, but the contribution will be greater if DM sufferers who are PRB participants also actively participate in Prolanis activities. Suggestion. Participating in Prolanis activities is a recommendation for DM sufferers participating in the referral program to receive adequate health education in order to improve blood sugar control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fida Dewi Ambarsari
"FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULER TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KEBUGARAN KARDIORESPIRASI PADA PROGRAM GERMAS Fida Dewi Ambarsari1, Ambar W. Roestam2, Imran Agus Nurali3 1 Magister Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta2 Departemen Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta3Direktorat Kesehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Email : fidadewi@gmail.com Abstrak Latar belakang: Tingkat kebugaran kardiorespirasi yang rendah berhubungan dengan faktor risiko kardiovaskuler seperti obesitas, hiperkolesterolemia, DM tipe 2 dan hipertensi. Secara umum pekerja perkantoran memiliki beban kerja ringan dengan aktifitas fisik kurang aktif atau sedenter sebagai faktor meningkatnya risiko penyakit kardiovaskuler. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan perubahan faktor risiko penyakit kardiovaskuler terhadap perubahan kebugaran kardiorespirasi pada pelaksanaan program Germas selama 12-15 minggu. Metode: Desain potong lintang pendekatan komparatif dua kali pengukuran dengan interval 12-15 minggu pada tahun 2017-2018. Subyek ASN pemerintah pusat n= 102 , faktor risiko penyakit kardiovskuler yang diukur: IMT, tekanan darah, kolesterol, gula darah dan aktifitas fisik. Kebugaran kardiorespirasi dengan metode rockport. Hasil: Implementasi Germas dalam interval 12-15 minggu, rerata VO2 maks meningkat 0.75 2.65 ml/kg/menit dan prevalensi pekerja yang bugar meningkat 6.9 menjadi 86.3 . Umur 40 ndash;59 tahun 3,44 kali berisiko tidak meningkat kebugaran kardiorespirasinya dibandingkan usia 20 ndash; 39 tahun p 0.04, IK 95 1.00 ndash; 11.84 , lama kerja memiliki hubungan bermakna terhadap peningkatan kebugaran p 0.05 . Indeks massa tubuh memiliki korelasi bermakna terhadap perubahan VO2 maks p=0.02, r -0.21 . Regresi linear diperoleh umur dan indeks massa tubuh sebagai faktor prediksi VO2 maks. Kesimpulan: Observasi selama 12-15 minggu implementasi Program Germas belum efektif meningkatkan kebugaran kardiorespirasi. Diperlukan kesadaran diri, edukasi dan pemantauan individu serta waktu observasi yang lebih lama untuk menilai efektifitas.

Cardiovascular Disease Risk Factors to Cardiorespiratory Fitness Changes in Community Healthy Movement Programme GERMAS Abstract Background Low cardiorespiratory fitness CRF level associated to cardiovascular CVD risk factors such as obesity, hypercholesterolemia, diabetes mellitus type 2 and hypertension. Generally, office workers have light physical effort to work and tend to be a sedentary physical activity behavior that is also risk factors of cardiovascular disease. This study aims to identify correlation of CVD risk factors changes CRF level in 12 15 weeks among community healthy movement programme GERMAS . Methods Comparative cross sectional study of double examination on year 2017 2018, baseline and second data have 12 15 weeks intervals. Subject are government office workers n 102 , CVD risk factors determined BMI, blood pressure, cholesterol level, blood glucose and physical activity. CRF examined by Rockport methods. Results average of VO2 max was increased 0.75 2.65 ml kg minute and CRF level prevalence was increased 6.9 after 12 ndash 15 weeks. Age 40 59 years has 3.44 times to not improved on increasing CRF than age 20 39 years p 0.04, CI95 1.00 11.84 , Duration of work has significant association to CRF changes p 0.05 . BMI have significant correlation to VO2 max p 0.02, r 0.21 . Linear regression shown age and body mass index as a predictors for VO2 max. Conclusion Based on 12 15 weeks observation, community healthy movement programme GERMAS implementation was not optimal to increased cardiorespiratory fitness. It is need self awareness, individual education and monitoring also has to be a longer observation. "
2018
T55539
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>