Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azelia Machsari Haqq
"Ketertarikan pemerintah pada Kemitraan Pemerintah-Swasta dipicu oleh iming-iming
memperoleh fasilitas publik dengan beban yang lebih sedikit pada anggaran pemerintah.
Namun, kegagalan demi kegagalan PPP di berbagai belahan dunia memperingatkan
pemerintah bahwa PPP bukanlah sebuah silver bullet yang ampuh untuk semua
kebutuhan infrastruktur publik. Studi tentang kegagalan PPP biasanya berfokus pada
kegagalan setelah proyek telah beroperasi, padahal justru banyak proyek dibatalkan
sebelum kontrak ditandatangani. Studi kasus tunggal ini mengeksplorasi lambatnya
realisasi proyek PPP Waste to Energy (WTE) di Bandung Besar. Penelitian ini
menunjukkan bahwa masalah biaya transaksi, baik politik dan ekonomi, menjadi
hambatan utama dalam realisasi proyek. Empat masalah utama biaya transaksi dalam
realisasi proyek ini yaitu masalah pengetahuan, koordinasi, risiko dan ketidakpastian, dan
kepercayaan. Masalah pengetahuan terkait dengan kurangnya pengetahuan dan
penalaman PPP pemerintah yang mengarah pada desain proyek yang tidak lengkap dan
ketidakselarasan peraturan. Masalah koordinasi muncul karena banyak pemangku
kepentingan yang terlibat yang memerlukan struktur tata kelola yang kompleks, terutama
mengingat perubahan kepemimpinan politik. Masalah risiko dan ketidakpastian terkait
dengan aset yang sangat spesifik dari WTE. Terakhir, kepercayaan publik pada
pemerintah dan swasta rendah karena kurangnya transparansi dan dugaan konspirasi
dalam proses penawaran, sedangkan fasilitas berbahaya ini terletak di dekat perumahan.

The increasing government interest in Public-Private Partnerships is triggered by the lure
of obtaining public facilities with a less burden on the government budget. However,
many PPP failures in various parts of the world warn the government that PPP is not a
silver bullet solution for all public infrastructure needs. Studies on PPP failures usually
focus on failures after the project has been in operation, whereas many projects were
canceled before the contract is signed. This single case study explores the slow pace of
the PPP Waste to Energy WTE projects realization in Greater Bandung. It suggests that
transaction costs issues, both political and economic, play a significant role, including
knowledge, coordination, risk and uncertainty, and trust problems. The knowledge
problems are related to the governments lack of PPP knowledge that leads to the
incomplete project design and misalignment of regulations. The coordination problems
arise because many stakeholders involved that required a complex governance structure,
especially in the light of political leadership changes. The risk and uncertainty problems
are related to highly specific assets of WTE increases the risks of private investment
because the government support and guarantee to cover the assets and the waste quality
was inadequate and regulation changes regarding fees and tariffs would risk the return of
the investment. Lastly, public trust in government and private was low due to the lacked
transparency and alleged conspiracy in the bidding process, whereas this hazardous
facility is located near area residents.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Eka Putra
"ABSTRAK
Terdapat permasalahan bahwa transaksi right issue diindikasikan terdapat unsur ghabn dan bai al mudtarr. Untuk membuktikan transaksi right issue tidak terkandung ghabn dan bai al mudtarr, diperlukan suatu analisis kuantitatif dan kualitatif yang terukur yang disertai analisis yang komprehensif. Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis pendapat kewajaran fairness opinion berdasarkan prinsip syariah. Analisis pendapat kewajaran yang tanpa menerapkan prinsip syariah hanya mampu menjawab persoalan ghabn. Sedangkan persoalan bai al mudtarr belum bisa untuk dijawab. Metode yang digunakan pada analisis pendapat kewajaran berdasarkan prinsip syariah adalah analisis nilai pasar transaksi right issue di antara PT XYZ dan PT GHI dan dampak transaksi right issue terhadap para pihak yang terlibat PT XYZ, PT ABC, PT DEF dan PT GHI . Hasil analisis memperlihatkan PT XYZ dan para pemegang saham sepakat melaksankan transaksi right issue berdasarkan nilai pasar. PT XYZ selaku penerbit right issue mendapatkan nilai tambah atau keuntungan dari transaksi right issue. Semua pemegang saham mendapatkan nilai tambah atau keuntungan dari transaksi right issue termasuk pemegang saham yang tidak mengambil right issue yakni PT ABC dan PT DEF . PT GHI selaku subscriber right issue PT XYZ memperoleh keuntungan lebih tinggi dibandingkan pemegang saham yang tidak mengambil right issue dan parameter investasi menyatakan subcribe right issue PT XYZ layak untuk dilakukan. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa analisis pendapat kewajaran transaksi right issue berdasarkan prinsip syariah pada PT XYZ dinyatakan wajar karena indikasi adanya transaksi yang dilarang dalam Islam yakni ghabn dan bai al mudtarr tidak terpenuhi.

ABSTRACT
ABSTRACTThere is a problem that the right issue transaction is indicated that there are elements of ghabn and bai al mudtarr. To prove the right issue transactions are not contained ghabn and bai al mudtarr, it needs a quantitative and qualitative analysis that is measured along with comprehensive analysis. Analysis that can be done is the analysis of fairness opinion based on sharia principles. Analysis of fairness opinion without applying sharia principles can only answer ghabn problem. While the problem of bai al mudtarr has not been able to be answered. The methods used in the analysis of fairness opinion based on sharia principles are analysis of market value of right issue transactions between PT XYZ and PT GHI and impact of right issue transactions on the parties involved PT XYZ, PT ABC, PT DEF and PT GHI . The results of the analysis show PT XYZ and shareholders agreed to implement a rights issue transaction based on market value. PT XYZ as the right issue publishers get added value or profit from right issue transactions. All shareholders get added value or profit from right issue transactions including shareholders who do not take the right issue ie PT ABC and PT DEF . PT GHI, as the subscriber rights issue of PT XYZ, has a higher profit compared to the shareholders who do not take the right issue and the investment parameter states that PT XYZ 39 s sub issue rights issue is feasible. Based on the results of the analysis, it is concluded that the fairness opinion analysis of right issue transactions based on sharia principles in PT XYZ is declared fair because the indication of any transaction that is prohibited in Islam ie ghabn and bai al mudtarr not fulfilled"
2018
T51139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
TM Fachrur Rozi
"Implementasi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) hingga saat ini masih belum optimal dalam menarik minat swasta untuk berinvestasi pada pembangunan proyek-proyek infrastruktur sektor power yang ditawarkan. Evaluasi permasalahan kurang lakunya proyek KPS yang ditawarkan menunjukkan kinerja KPS yang belum optimal, penyebab salah satunya adalah kurangnya manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi risiko yang mempengaruhi KPS pada proyek infrastruktur power untuk peningkatan kinerja investasi di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey dan diolah dengan analisa statistik dan Monte Carlo. Hasilnya adalah pembebasan lahan, birokrasi yang berbelit-belit, terlambatnya penyelesaian konstruksi, intervensi pemerintah adalah beberapa risiko dominan yang mempengaruhi KPS infrastruktur power.

Implementation of Public Private Partnership (PPP) is still not optimum to attract private sector in investing power infrastructure projects. Lack of popularity in demand of PPP?s projects shows that the performance of the PPP is not optimum due to lack of risk management. This study aims to identify potential risks that may reduce the performance of PPP in power infrastructure projects in Indonesia. Data was collected by survey method and processed with statistical analysis and Monte Carlo Simulation. The research results show that land acquisition, convoluted bureaucracy, delays in completion of construction, government intervention are the dominant risks that affects the power infrastructure PPPs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T39315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intias Maresta Buditami
"Pelaksanaan Public-Private Partnership (PPP) di PAM Jaya memiliki banyak permasalahan selama 14 tahun terakhir. Salah satu faktor munculnya permasalahan tersebut adalah minimnya pengawasan yang dilakukan terhadap proses kemitraan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan apa saja lembaga-lembaga pengawas dan proses pengawasan internal dan eksternal dalam pelaksanaan PPP di PAM Jaya, serta menggambarkan bagaimana pengawasan tersebut dalam tinjauan akuntabilitas publik. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan studi dokumen.
Hasil dari penelitian ini adalah pengawasan internal dan eksternal PPP PAM Jaya memiliki banyak permasalahan yang menyebabkan pengawasan tersebut tidak optimal. Hal ini menyebabkan kerja sama pemerintah swasta ini gagal mewujudkan akuntabilitas publik.

Public-Private Partnership (PPP) at PAM Jaya has many problems for these 14 years. A factor that make those problems happen is minim supervision for this partnership process. This research's purpose is describing what a supervision bodies and the process of an internal and external supervision of PPP PAM Jaya, and describing its supervision in public accountability review. This research's approach is qualitative with method of depth interview and document study.
The results of this research is internal and external supervision oversight PPP PAM Jaya has many problems that lead to a supervision is not work optimally. Those thing has an impact to this government-private cooperation is failed to realizing a public accountability."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Eko Putranto
"Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) sebagai alur akses menuju Pelabuhan Tanjung Perak berada dalam kondisi yang kurang menunjang untuk melayani kapal-kapal internasional berukuran besar. Hal ini disebabkan kedalaman dan lebar alur yang kurang memadai. Undang-undang nomor 17 tahun 2008, memungkinkan Badan Usaha (Swasta) untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan pelabuhan dan juga sarana penunjang lainnya termasuk pengelolaan alur pelayaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-risiko beserta mitigasi dan alokasinya, mengidentifikasi peran dan kewenangan stakeholder serta menentukan skema Kemitraan Pemerintah dan Swasta yang memungkinkan dan ideal untuk dilakukan dalam pengelolaan APBS. Metode yang digunakan melalui kuisioner serta data diolah menggunakan AHP. Dari hasil penelitian ini didapatkan skema Kemitraan Pemerintah dan Swasta model BOT yang paling ideal.

The Western Surabaya Access Channel (APBS) as the navigation channel to get to the Port of Tanjung Perak is in the limited support to serving large international vessels. This is due to the depth and width of channel that are less adequate. Law number 17 of 2008, allows the Bussines Entity (Private) to be able to participate in the management of ports and other support facilities including the management of access channel.
This research was conducted to identify risks and their mitigation and allocation, identifying the role and authority of the stakeholders and also determine the Public Private Partnership ideal scheme to do in management of APBS. The method used through questionnaires and data processed using the AHP. From the research results obtained Public-Private Partnership BOT scheme is the most ideal.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30344
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Yoswandi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari efektivitas dewan komisaris dan komite audit serta struktur kepemilikan terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi. Penelitian ini berusaha mengembangkan penelitian terdahulu (Hermawan, 20091. dimana dalam penelitian ini variabel dewan komisaris, komite audit, dan struktur kepemilikan dilihat pengaruhnya terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan model regresi berganda yang menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011. Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa ukuran dan kompetensi dewan komisaris memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi, serta diketemukan pula pengaruh yang positif dan signifkan antara struktur kepemilikan keluarga dan kepemilikan asing terhadap pengungkapan transaksi pihak-pihak berelasi.

The objectives of this research is to examine the effect of The Effect of Board of Commisioner and Audit Committee Effectivity and Ownership Structure on the Disclosure of Related Party Transaction. This research is used for developing the previous research which been conducted by Hermawan, 2009, whereas in this research board of commissioner, audit committee, and ownership structure variables is used to determine the impact to the disclosure of related party transaction. The hypothetical test was conducted with multiple regression analysis with the total of 327 samples of the company which been listed in 2011. The result showing the empirical evidence that size and competencies of board of commissioner have the negative and significant effect to the diSeloser of related party transaction. And then tnis research also found that the family ownership structure and foreign ownership structure has the positive and significant effect to the disclosure of related party transaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanda Raharjanto
"Penelitian ini membahas mengenai model kerjasama pemerintah-swasta (PPP) dalam peningkatan kapasitas jalur KA Jabodetabek untuk meningkatkan jasa pelayanan transportasi darat khususnya kereta api atau KRL sebagai sarana transportasi massal untuk mengurangi kemacetan. Hasil penulisan ini untuk mengetahui model kerjasama yang cocok untuk kereta api khususnya untuk peningkatan kapasitas jalur KA Jabodetabek (lintas Jakarta-Bogor) serta menunjukkan bahwa pentingnya kerjasama pemerintah-swasta dalam pendanaan dibidang kereta api. Peningkatan kapasitas jalur KA Jabotabek akan berakibat pada penambahan jumlah penumpang, pengurangan kemacetan, mobilitas perekonomian, dan pengurangan dampak lingkungan.

This study discusses model of public private partnership in Jabodetabek Railways Capacity Enhancement to improve service land transportation especially rail (KRL) as a means of mass transportation to reduce congestion. The results of this paper to find a suitable model of public private partnership in railways specifically to increase the capacity of railway lines (Jakarta-Bogor line) and suggests that the importance of public private partnership in the field of railways. Increased capacity of railway lines Jabotabek will result in increasing the number of passengers, reduced congestion, economic mobility, and reduction of environmental impacts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30343
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufan Maulana Pamungkas
"Peraturan Menteri Nomor 26/Permentan/OT.140/2/2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan memberikan kewajiban bagi perusahaan perkebunan yang telah memiliki Izin Usaha Perkebunan (IUP) untuk membangun lahan perkebunan bagi masyarakat sekitar sebesar 20% dari luas lahan yang diusahakan oleh perusahaan. Namun pelaksanaan dari ketentuan ini tidak sepenuhnya berjalan dengan baik karena ada beberapa perusahaan yang tidak menjalankannya dan tidak memiliki iktikad baik pada saat membangun kebun bagi masyarakat tersebut. Petani yang dalam hal ini memiliki posisi tawar yang lebih rendah dari pada Perusahaan sering kali menjadi pihak yang selalu dirugikan karena kurangnya pemahaman serta kemampuan dalam mengelola perkebunan. Oleh karena itu Petani butuh suatu badan hukum yang berfungsi untuk melindungi kepentingan para petani dari iktikad tidak baik perusahaan. Kerjasama dalam bidang perkebunan antara Perusahaan dengan Koperasi yang sering kali digunakan adalah pola kemitraan inti plasma dimana perusahaan memiliki lahan perkebun sendiri (inti) dan begitu juga dengan petani (plasma). Kemitraan inti plasma terbagi menjadi 3 yaitu pola PIR Trans, KKPA dan Program Revitalisasi Perkebunan. Salah satu Perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis yaitu P.T Sumber Indah Perkasa yang berada di kabupaten Tulang Bawang, Lampung juga melakukan kemitraan inti Plasma dengan Koperasi Krida Sejahtera dengan pola KKPA dimana terdapat kredit pinjaman dari bank untuk petani yang telah dikuasakan kepada Koperasi Krida Sejahtera.

In Ministerial Regulation Number: 26/Permentan/OT.140/2/2007 on Plantation Business Licensing Guidelines provide liability for plantation companies that have business licenses Plantation to establish plantations for people around 20% of the area of land cultivated by the company . However, implementation of these provisions are not completely worked well because there are some companies that do not run and do not have the time to build good will for the community garden. Farmers who in this case has a lower bargaining position of the company is often a party that always disadvantaged because of a lack of understanding and ability to manage the estate. Therefore, farmers need a legal entity that serves to protect the interests of the farmers of faith is not good company. Cooperation in the field of oil between the Company and Cooperative frequently used plasma core is a partnership where the company has its own plantation land (core) and so does the farmer (plasma). Plasma core partnership is divided into 3 PIR pattern Trans, KKPA and Plantation Revitalization Program. One of the Company engaged in agribusiness, PT Sumber Indah Perkasa located in the district Of Tulang Bawang, Lampung also doing core partnership with the Cooperative of Krida Sejahtera of Plasma Prosperous KKPA pattern where there is a loan from a bank loan for farmers who have been authorized to Cooperative Activities of Prosperity."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S44998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seni Sri Damayanti
"Saat ini Pemerintah secara terus menerus berusaha memacu pembangunan infrastruktur untuk mendorong pemerataan pembangunan di seluruh tanah air. Untuk mengatasi keterbatasan APBN pemerintah menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur. Dalam Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur telah membuka peluang kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk turut serta baik dengan menjadi Penanggung Jawab Proyek Kerjasama yang merepresentasikan Pemerintah atau menjadi pihak Badan Usaha.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 BUMN dimungkinkan untuk mendapatkan penugasan khusus dari Pemerintah, dan apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel, maka Pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan. Penelitian ini membahas mengenai sejauh mana kompensasi yang diberikan oleh Pemerintah kepada BUMN yang diberikan penugasan khusus dalam Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha. Penelitian ini bersifat yuridis normatif.

Currently, the Government continued to try to spur infrastructure development to promote equitable development across the country. To overcome the limitations of the state budget (APBN), the government is using the Public Private Partnership scheme. Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 concerning Government Cooperation with Business Entities in Infrastructure Provision has opened an opportunity for the State Owned Enterprises (SOEs/BUMN) to participate either by being Cooperation Project Responsible (PJPK) representing the Government or be a party to business entities.
Based on Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 BUMN is possible to get a special assignment from the Government, and if the assignment is not financially feasible, according to research, the government should provide compensation for all expenses incurred BUMN including the expected margin. This study discusses the extent to which the compensation provided by the Government to BUMN given special assignments in Public Private Partnership. This research uses norvative judicial study.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S65946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Dewi Shinta
"Kendala keterbatasan dana pemerintah dapat diselesaikan melalui skema kerjasama pemerintah dan swasta atau Public Private Partnerships (PPP). Terminal Peti Kemas Palaran adalah proyek yang dibangun dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factor) pada proyek pembangunan dan pengoperasian Terminal Peti Kemas Palaran. Variabel faktor penentu keberhasilan dari hasil studi literatur diklasifikasikan dalam tahap perencanaan proyek, tahap penyiapan prastudi kelayakan proyek, tahap transaksi proyek, tahap build, tahap operate dan tahap transfer. Variabel tersebut kemudian divalidasi pakar dan dimasukkan ke dalam kuisioner untuk responden yang terkait. Data hasil kuisioner yang dikumpulkan menghasilkan suatu significance index (tingkat kepentingan) dan selanjutnya dianalisa dengan analisa faktor.
Hasil dari analisa faktor didapatkan untuk tahap perencanaan proyek, faktor komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu faktor tersedianya data dan informasi (nilai keragaman 51%). Untuk tahap penyiapan prastudi kelayakan proyek, faktor komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu faktor finansial (48%). Untuk tahap transaksi proyek, faktor komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu faktor pengadaan barang dan jasa yang efektif (48%). Untuk tahap build, faktor komponen utama yang sangat berpengaruh yaitu faktor kondisi proyek (48%). Untuk tahap operate, faktor komponen utama yang sangat berpengaruh adalah faktor kondisi proyek (63%). Untuk tahap transfer, faktor komponen utama yang paling berpengaruh yaitu faktor kondisi proyek (55%).

The lack of funds from government to develop infrastructure can be solved by Public Private Partnerships (PPP) scheme. Palaran Container Terminal is a project that built using this scheme. The objectives of this research are to analyze Critical Success Factor (CSF) in public private partnerships in Palaran Container Terminal development project. CSF?s were taken from references and were classified into six phases, namely Project Planning, Preparation of Project Feasibility, Project Transaction, Build, Operate and Transfer. CSF?s were validated by the expert and filled by the respondents who get involved in this project. The analysis showed a significance index and then analyzes using factor analysis.
The analysis showed the CSF in those six phases. During the Project Planning, the most important factor is the availability of data and information (variance 51%). The most important factor in the Preparation of Project Feasibility is financial (48%). The most important factor in the Project Transaction is effective procurement (48%). While the most important factor for phases Build, Operate and Transfer is the condition of project with each variance is 48%, 63% and 55%.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30345
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>