Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102387 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaenudin Sakti Wibowo
"Aktivitas pekerjaan pada proyek konstruksi dapat mengalami gangguan yang dikarenakan oleh berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Identifikasi dan analisa awal potensi bahaya pada setiap paket pekerjaan, metode pelaksanaan, aktivitas pekerjaan, sumber daya dan lingkungan yang ada dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Tetapi penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masih belum maksimal, hal ini dikarenakan tidak adanya anggaran terpisah pada sektor ini. Sehingga, pembiayaan pada sistem manajemen ini diambil dari anggaran proyek, yang menyebabkan berkurangnya keuntungan perusahaan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko serta pengendaliannya, mengidentifikasi dan mengembangkan sasaran dan program K3, mengidentifikasi dan menganalisis komponen biaya K3 serta menghitung biaya K3 pada proyek infrastruktur bendungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Survey kepada ahli dan responden digunakan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder biaya K3 existing diperoleh dari proyek dengan teknik accidental sampling. Potensi bahaya terjatuh dari ketinggian adalah potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian administratif dan penggunaan APD dan APK. Struktur komponen biaya K3nya termasuk biaya khusus K3. Dari hasil perhitungan biaya K3 pada 3 proyek, diperoleh biaya K3 rata-rata sebesar 1,27% atau lebih tinggi dari kebijakan beberapa perusahaan BUMN.

Work activities on construction projects can experience problems caused by various things, one of which is the occurrence of workplace accidents. Early identification and analysis of potential hazards in each work package, implementation method, work activities, resources and the existing environment can prevent work accidents from occurring. But the application of an occupational health and safety management system is still not optimal, this is due to the absence of a separate budget in this sector. Thus, financing in this management system is taken from the project budget, which causes a reduction in the profits of the construction company. The objectives of the study are to identify the potensial hazards, risk assessment and to identify the risk controls, to identify the safety objectives and programmes, to identify and to analyze the safety cost components and also to calculate the total of safety cost. This research is used qualitative approach and descriptive analysis. Surveying to the experts and respondents is used to get primary data, and the secodary data for existing safety cost is obtained from the projects with accidental sampling technique. Falling from height is the highest risk. The risk controls which can do are administrative controls and using PPE and Wor Potective Equipment. The safety cost compoonets is categorized as safety specific cost. The safety cost calculation results from 3 project samples are 1,27% or higher than the policy of some construction state owned company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Widhi Adnyana Surya Pratita
"Work Breakdown Structure WBS adalah perincian deliverable dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat dikelola lebih baik. Kualitas proyek juga penting untuk dikontrol dan pendekatan risiko kini disyaratkan untuk keseluruhan proses manajemen mutu. Oleh karena itu, pengembangan WBS berbasis risiko diusulkan untuk perencanaan kualitas pekerjaan flyover.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap dengan metode analisis risiko kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa standar WBS terdiri dari 6 level dengan 5 variabel risiko dominan pada kualitas kinerja dan direkomendasikan respon risiko sebagai pengembangan standar WBS.

Work Breakdown Structure WBS is a breakdown of project works into smaller components so it can be better managed. It is also known that the quality of project works is also important to controlled in order to avoid mismatch. The approaches of risk considerations are now required for the whole process on quality management. Therefore, the development of risk based standardized WBS is proposed for quality planning of flyover works.
The conducted research consists of several stages with qualitative risk analysis method. The result indicate that standardized WBS consists of 6 level with 5 dominant risk variables on quality performance and recommended risk responses as the development of standardized WBS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismailah Nur Elliza
"Kesuksesan suatu proyek dapat dicapai dengan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan proyek. Kebutuhan akan WBS yang terstandarisasi untuk proses pendefinisan lingkup dalam pengelolaan waktu proyek gedung sangat penting, karena akan menyajikan pendekatan yang terintegrasi terhadap pengelolaan proyek dan dasar dari pengukuran kinerja khususnya waktu.
Tujuan dari penelitian ini adalah menggembangkan WBS standar pekerjaan struktur berbasis risiko untuk memudahkan proses penjadwalan pekerjaan struktur proyek. Strategi penelitian ini adalah metode analisis risiko kualitatif. Hasil penelitian ini adalah 5 level utama wbs dan 2 level turunan wbs, 7 peristiwa risiko dominan dan respon risiko yang digunakan sebagai pengembangan WBS.

The success of a project can be achieved by defining project scope according to the project requirements. Standardized WBS for defining project scope in time management on the building project is very important, because it will provide an integrated approach to the management project and provide a basic for measuring performance, especially time.
The purpose of this research is to develop a standardized WBS based risk to facilitate the scheduling process for structure work. Research strategy used is analysis risk qualitative method. The result of this research is 5 main level and 2nd level of WBS, 7 risk event dominant and risk respond used to develop a standardized WBS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Widiani
"Pengembangan Green Retrofitting masih minim dilakukan. Penerapan green building pada bangunan yang telah terbangun tentunya menjadi sangat penting karena hingga tahun 2040, duapertiga bangunan di dunia merupakan bangunan dalam kategori telah terbangun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aktivitas pekerjaan green retrofitting bangunan gedung bertingkat pada aspek ASD berbasis GBCI dan Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021 melalui Work Breakdown Strcture berdasarkan tahap pelaksanaan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan green retrofitting atau pengubahsuaian dalam mencapai sertifikasi GBCI dan Permen PUPR Nomor 21 Tahun 2021. Selain itu, penelitian
juga melakukan pemeringkatan aktivitas WBS green retrofitting terhadap kualitas perencana sumber daya.

Although green retrofitting bring excellent benefits, the development status of green
retrofitting is still unsatisfactory. The green retrofitting concept has yet to become a
nationwide concern. According to Architecture (2030), two-thirds of buildings will be
classified as existing by 2040. The objectives of the research are to identify, develop, and
analyze work activity implementations of green retrofitting from an appropriate site
development aspect on high-rise buildings based on the GBCI and permen PUPR No. 21
Tahun 2021. In addition, the outcome ranked activity as having the greatest impact on the
planning resource project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Muhammad Nicodemus
"Infrastruktur merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan suatu negara. Perkembangan infrastruktur di Indonesia saat ini terbilang sangat masif. Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak proyek-proyek yang telah maupun tengah dibangun terutama pada bidang salah satunya flyover. Dengan kompleksitas dan risiko yang tinggi tersebut, pekerjaan infrastruktur flyover harus mendapatkan perhatian lebih khususnya pada aspek safety. Pada pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia secara umum jumlah kecelekaan kerja juga meningkat. Tingginya angka kecelakaan kerja yaitu total kecelakaan kerja pada 2018 sebanyak 173 ribu kasus dengan 32% diantaranya didominasi oleh sektor konstruksi. Angka ini meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dampak pasca insiden tersebut, pada awal 2018 Pemerintah pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh pekerjaan konstruksi layang di Indonesia. Terjadinya kecelakaan ini memberikan dampak yang negatif terhadap proyek seperti korban jiwa, material, waktu, biaya dan lain-lain. Masalah K3 secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan ini adalah kurangnya anggaran K3 dalam proyek ataupun tidak pernah dialokasikan secara spesifik dalam kontrak, tetapi tergabung dalam kategori biaya umum sehingga implementasi K3 menjadi kurang maksimal. Salah satu aspek yang diyakini dapat memperbaiki kondisi keselamatan kerja adalah dengan tersedianya anggaran yang layak dan secara khusus dialokasikan untuk pelaksanaan SMK3 di proyek konstruksi. Perencanaan biaya K3 dapat dilakukan secara akurat apabila aktivitas pada proyek dapat terdefinisi dengan baik. Salah satu cara untuk menurunkan aktivitas pada proyek secara detail adalah dengan melakukan penyusunan Work Breakdown Structure (WBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan, metode dan aktivitas pekerjaan pada Proyek Infrastruktur flyover berdasarkan standar WBS penelitian terdahulu, mengidentifikasi potensi bahaya dan pengendalian risiko, mengidentifikasi sasaran dan program K3, mengidentifikasi komponen biaya K3 dan menganalisis besaran K3 yang digunakan pada proyek Infrastruktur flyover. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Data Primer didapatkan dengan melakukan survey kepada pakar dan responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Girder jatuh karena sling putus / crane terguling merupakan potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi pada proyek Infrastruktur Flyover. Pengendalian yang dilakukan adalah dengan pengendalian administratif, penggunaan APD serta APK dengan Komponen Biaya K3 Umum dan Khusus. Dari hasil perhitungan biaya K3 berbasis WBS pada 2 proyek, diperoleh rata-rata sebesar 1.42% dimana persentase tersebut masih sesuai dengan kebijakan beberapa BUMN Konstruksi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi khususnya di Kementerian PUPR dengan tujuan pencegahan kecelakaan kerja atau menurunkan tingkat kecelakaan, serta diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menghitung besaran biaya K3 pada saat penawaran proyek bagi badan usaha jasa konstruksi khususnya di Indonesia.

Infrastructure is an important element in the development of a country. In recent years in Indonesia, numerous projects have been built and quite a lot is also being built especially flyover infrastructure. Possess high complexity and risk, flyover infrastructure work requires huge attention, especially its safety aspect. In 2018, 32% of 173.000 work accident cases in Indonesia were from the construction sector, and still increasing. These accidents led to a loss of life, material, time, cost, etc. Meanwhile, the OHS issues in Indonesia are still often overlooked, indicated by the high number of working accidents. The poor allocation of the OHS budget is one of the causes of the high number of work accidents, it can be overcome by thoroughly defining the activities on the project, such as preparing a Work Breakdown Structure. This study aims to identify various elements, such as work packages, methods, work activities, potential hazards, risk control, OHS targets and its cost component, also analyze the OHS amount used in Flyover Infrastructure project, by using qualitative approach and descriptive analysis.The study found that Girder falls due to broken slings/rolled cranes is a potential hazard with the highest risk value in the Flyover Infrastructure project. Controlling is proceeded by administrative control, the use of PPE as well as GER with General and Particular OHS Cost Components. From the calculation of WBS-based OHS costs in 2 projects, an average of 1.42% was obtained where the percentage is still compliant with the policies of several Construction SOEs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Satria Perdana Putra
"Perkembangan infrastruktur di Indonesia saat ini terbilang sangat masif dan menyebar diberbagai wilayah, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Indonesia dalam percepatan proyek infrastruktur guna menumbuhkan dan meratakan perekonomian nasional, peningkatan kualitas hidup serta kesejahteraan manusia. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau, sehingga dibutuhkan sebuah jalur penghubung seperti jembatan yang menghubungkan antara sebuah pulau dengan pulau yang berdekatan. Cable Stayed merupakan salah satu teknologi yang sangat baik dalam membuat sebuah jembatan yang terbentang panjang, mengingat tampilan akhir yang berkesan sederhana tetapi mengandung unsur estetis yang tinggi serta ketangguhannya secara struktural yang tidak diragukan. Namun, seiring dengan peningkatan sektor konstruksi, kecelakaan kerja pada bidang konstruksi juga meningkat. Merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, secara nasional angka kecelakaan kerja sektor konstruksi tercatat sebagai sektor terbanyak nasional angka kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja dapat dicegah melalui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik. Manajerial keuangan dalam hal penerapan pembiayaan SMK3 di Indonesia pada sektor konstruksi khususnya pada bangunan jembatan Cable Stayed belum diatur secara jelas dan terukur. Pada pelaksanaannya, peraturan yang adapun belum sepenuhnya diikuti oleh para pelaku konstruksi bahkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri. Untuk itu perlu dibuatkan analisa struktur biaya K3 agar dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan dengan informasi proyek yang minimum pada tahap awal. Activity-Based Costing (ABC) atau perhitungan biaya berbasis aktivitas telah muncul sebagai pendekatan baru yang menghubungkan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis dengan produk manufaktur. Untuk membuat perhitungan biaya berbasis aktivitas, membuat WBS dan menentukan item pekerjaan secara tepat merupakan upaya yang bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian risiko berbasis aktivitas yang efektif. Pada dasarnya setiap jenis jembatan mempunyai komponen agar menjadi lebih kokoh, kuat maupun indah. Adapun komponen tersebut adalah sistem kabel, gelagar dan pilon. Oleh sebab itu berdasarkan informasi di atas, mengingat masih banyaknya rencana pembangunan jembatan Cable Stayed, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan masih belum diterapkannya pembiayaan K3 secara menyeluruh di lingkungan Kementerian PUPR maka penelitian ini fokus terhadap pengembangan analisa struktur biaya K3 untuk pekerjaan komponen sistem kabel, gelagar dan pilon pada bangunan jembatan cable stayed di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berbasis.

The development of infrastructure in Indonesia is currently quite massive and spread in various regions, in accordance with the Government of Indonesias policy in accelerating infrastructure projects to grow and level the national economy, improve the quality of life and human welfare. Indonesia is a country that consists of many islands, so we need a connecting line like a bridge that connects between an island and adjacent islands. Cable Stayed is one of the excellent technologies in making a bridge that stretches long, considering that the final appearance is impressively simple but contains high aesthetic elements and structural toughness that is not in doubt. However, along with the increase in the construction sector, work accidents in the construction sector also increased. Referring to the Manpower Social Service Provider (BPJS) data, nationally the number of occupational accidents in the construction sector is recorded as the highest national sector work accident rate. Occupational accidents can be prevented through a good occupational safety and health management system. Managerial finance in terms of the application of SMK3 financing in Indonesia in the construction sector, especially in the cable stayed bridge building has not been clearly and measurably regulated. In its implementation, the existing regulations have not yet been fully followed by the construction actors even within the Ministry of Public Works and Public Housing itself. For this reason it is necessary to make an analysis of the K3 cost structure in order to estimate the costs needed with minimum project information at an early stage. Activity-Based Costing (ABC) or activity-based cost calculation has emerged as a new approach that connects costs directly related to business activities with manufactured products. To make activity-based cost calculations, making WBS and determining work items appropriately is a useful effort and is needed for effective activity-based risk assessment. Basically every type of bridge has components to be more sturdy, strong and beautiful. The components are cable, girder and pilon systems. Therefore, based on the information above, given the large number of plans for the construction of the cable stayed bridge, the high number of occupational accidents and the lack of comprehensive OHS funding within the Ministry of PUPR, this research focuses on developing the K3 cost structure analysis for cable system component work, girders and pilons in the cable stayed bridge building at the WBS-based Ministry of Public Works and Public Housing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Danu Purwanti
"Sejak diterapkannya kebijakan percepatan proyek infrastruktur, industri konstruksi juga meningkat di Indonesia. Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak kecelakaan konstruksi dalam pembangunan rumah susun sewa, yang telah menyebabkan kerugian moral dan material, proyek yang dihentikan dan proyek yang tertunda. Kurangnya anggaran terpisah yang secara khusus ditujukan untuk menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah salah satu penyebab buruknya penerapan SMK3 dalam proyek konstruksi dan mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan di tempat kerja. Di Indonesia, meskipun ada beberapa peraturan yang mengatur penerapan SMK3, tidak ada peraturan khusus yang mengatur bagaimana menyiapkan anggaran yang masuk akal untuk penerapan SMK3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan, metode kerja dan aktivitas pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko serta pengendaliannya, mengidentifikasi dan mengembangkan sasaran dan program K3, mengidentifikasi dan menganalisis komponen biaya K3 serta menghitung biaya K3 pekerjaan mekanikal pada proyek rusunawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Survey kepada ahli dan responden digunakan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder biaya K3 existing diperoleh dari proyek dengan teknik accidental sampling. Cidera karena kebocoran gas adalah potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian administratif dan penggunaan APD dan APK. Struktur komponen biaya K3nya termasuk biaya khusus K3. Dari hasil perhitungan biaya K3 pada 5 proyek, diperoleh biaya K3 rata-rata sebesar 0.087% atau lebih rendah dari kebijakan beberapa perusahaan BUMN.

Since the implementation of the policy of accelerating infrastructure projects, the construction industry has also increased in Indonesia. The construction industry is a dangerous industry that often takes casualties. In recent years there have been many construction accidents in the construction of rental apartments, which have caused moral and material losses, projects that were stopped and projects that were delayed. Lack of separate budgets that are specifically prepared in implementing the Occupational Safety and Health System is one of the causes of the poor implementation of SMK3 in construction projects and create high rates of accidents in the workplace. In Indonesia, although there are several regulations governing the implementation of SMK3, there are no specific regulations that regulate how to prepare a reasonable budget for the implementation of SMK3. The objectives of the study are to identify the work package, method, activities, to identify potensial hazards, risk assessment and to identify the risk controls, to identify the safety objectives and programmes, to identify and to analyze the safety cost components and also to calculate the total of safety cost. This research is used qualitative approach and descriptive analysis. Surveying to the experts and respondents is used to get primary data, and the secodary data for existing safety cost is obtained from the projects with accidental sampling technique. Injury due to gas leal is the highest risk. The risk controls which can do are administrative controls and using PPE and Wor Potective Equipment. The safety cost compoonets is categorized as safety specific cost. The safety cost calculation results from 5 project samples are 0.087% or lower than the policy of some construction state owned company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Propezite Nurhutama Mustain
"Dalam proyek konstruksi bendungan khususnya pada proyek bendungan urugan tanah dikatakan sukses jika dilakukan pendefinisian lingkup proyek sesuai dengan persyaratan. WBS (Work Breakdown Structure) merupakan penguraian pekerjaan menjadi lebih kecil dan mudah dikendalikan. Standarisasi WBS sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan WBS Bendungan. Metodologi yang digunakan berdasarkan peraturan Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Urugan Ditjen SDA (2004) dan BOQ (Bill of Quantity) proyek bendungan yang berada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS terdiri dari 6 level dengan menganalisa variabel risiko dominan yang mungkin terjadi yang berpengaruh terhadap pengendalian biaya proyek dan pengembangan WBS standar dengan dilakukan rekomendasi respon risiko. Sebagai hasilnya, penelitian ini akan mengusulkan standar WBS yang berbasis risiko untuk proyek-proyek bendungan urugan tanah yang dapat meningkatkan estimasi biaya proyek.

Dam construction project especially earthfill dam can be successful if the scope of works is defined in accordance with the requirement. Work Breakdown Structure (WBS) divides tasks into smaller items which makes them easier to be controlled. WBS standardization has critical impact on the cost of project. The purpose of this research is to develop WBS of dam construction project. The methodology used to develop the WBS of dam is based on the regulation and guidelines related to the implementation of dam construction such as The General Specification of Earthfill Dam, Ministry of Public Works and Public Housing Indonesia (2004) and bill of quantity from earthfill dam projects in Indonesia. The research is conducted by making a questionnaire survey for dam project contractors. The output of this study is WBS standard which comprises of 6 levels by analyzing dominant risk variables that may affect project cost control and WBS standard development with risk responses recommendation. As a result, this research will propose a risk-based WBS standard for earthfill dam projects that can improve the cost estimate of the project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T51950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Anugerah Ikarwitaza
"ABSTRAK
Stadion merupakan bangunan yang kompleks, dimana dibutuhkan komponen struktur yang kokoh namun juga tetap mempertahankan fungsi stadion. Pembangunan stadion membutuhkan perencanaan dan perhitungan yang teliti karena stadion merupakan bangunan yang akan digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat untuk membantu perencanaan dan mengendalikan pekerjaan konstruksi struktur stadion agar pekerjaan dapat didefinisikan secara rinci. Penguraian pekerjaan kedalam elemen-elemen pekerjaan yang lebih kecil penting untuk dilakukan guna meminimalisir terjadinya kesalahan, yaitu dengan menggunakan WBS (Work Breakdown Structure). Pada penelitian ini dilakukan pengembangan WBS menjadi kamus WBS dan checklist. Metodologi penelitian yang digunakan adalah validasi ahli, survei dan wawancara responden, serta dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat mengurangi kesalahan yang terjadi pada tahap konstruksi struktur stadion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Nurul Hidayah
"ABSTRAK
Aktivitas pekerjaan pada proyek konstruksi dapat mengalami gangguan yang dikarenakan oleh berbagai hal, salah satu penyebabnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Identifikasi dan analisa awal potensi bahaya pada setiap paket pekerjaan, metode pelaksanaan, aktivitas pekerjaan, sumber daya dan lingkungan yang ada pada WBS (Work Breakdown Structure) dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Dengan demikian kebutuhan akan standarisasi WBS sangat pentingĀ  dalam menyajikan penilain risiko, dampak dan frekuensi yang timbul akibat kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan standar WBS berbasis risiko untuk perencanaan safety pada konstruksi bendungan. Hasil dari penelitian ini adalah standar WBS, metode pelaksanaan, aktivitas, risiko potensi bahaya, perencanaan safety menggunakan standar WBS berbasis risiko, pada pekerjaan konstruksi bendungan, sebagai suatu upaya dalam pencegahan, pengurangan atau menghilangkan risiko kecelakaan kerja konstruksi bendungan.

ABSTRACT
Work activities on construction projects can experience disruptions caused by various things, one of the causes is the occurrence of work accidents. Identification and early analysis of potential hazards in each work packet, work methods, work activities, resources and environments in the WBS (Work Breakdown Structure) can prevent work accidents. Thus the need for WBS standardization is very important in presenting the assessment of risk, impact and frequency arising from workplace accidents. The purpose of this study was to develop a risk-based WBS standard for safety planning on dam construction. The results of this study are WBS standards, implementation methods, activities, potential hazard risks, safety planning using risk-based WBS standards, WBS dictionaries and WBS checklists on dam construction work, as an effort in preventing, reducing or eliminating the accident in dam construction work."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T52621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>