Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septia Angger Tifani
"ABSTRAK
Arena olahraga indoor menjadi salah satu pilihan sebagai venue penyelenggaraan konser. Hal ini bisa terjadi karena bentuk hall olahraga dapat menampung banyak penonton selayaknya hall konser. Namun ditinjau dari teori akustik, kriteria akustik untuk ruang konser dan ruang olahraga cukup berbeda. Konser membutuhkan ruang yang memiliki reverberation time (RT) yang pendek agar penyampaian musik jelas, akurat, serta tidak mengganggu kenyamanan penonton, sedangkan untuk hall olahraga, tidak ada kebutuhan khusus dari segi akustik. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas akustik arena olahraga serta penyesuaian yang dilakukan ketika arena olahraga digunakan sebagai venue konser. Tulisan ini menganalisa objek studi kasus Tennis Indoor Senayan berdasarkan teori-teori akustik yang relevan, perhitungan waktu dengung (RT), serta simulasi akustik dengan software EASE Evac untuk mengetahui nilai tingkat tekanan/ sound pressure level (SPL) dan inteligibilitas suara/ speech transmission index (STI) saat konser berlangsung. Penyesuaian tata letak ruang saat hall digunakan untuk konser menekan nilai RT menjadi lebih pendek jika dibandingkan dengan RT saat hall digunakan untuk kegiatan olahraga. Hal ini terjadi karena bidang absorpsi bunyi menjadi lebih luas serta volume ruang akustik menjadi lebih kecil akibat adanya kebutuhan ruang untuk panggung dan belakang panggung. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa Tennis Indoor Senayan memiliki nilai RT, SPL, dan STI yang sesuai dengan standar ideal untuk ruang pertunjukan musik setelah dilakukan penyesuaian tata letak ruang.

ABSTRACT
Sport hallis one of the options that can be choosen as a concert venue. Sport hall can held agreat number of audience as a concert hall. But in terms of acoustic, the acoustic criteria for a concert hall and sport hall are quite different. Concert hall need a short reverberation time (RT) to get a good quality of music performance and create an acoustic comfort for the audience. This thesis aims to find the acoustic quality of sport hall as well as what adjustments that must be made when the sport hall is used as a concert venue. This study analyzeda case study object, Tennis indoor Senayan based on relevant acoustic theories, calculation of reverberation time, and acoustic simulation with EASE Evac software to determine the value of sound pressure level and speech transmission index during the concert. When used as a concert venue, spatiallay out adjustment were made thus resulting adecreased value of reverberation time as the absorption area became wider and the volume of the acoustic chamber became smaller. The results showed that Tennis Indoor Senayan had RT, SPL, and STI values that fit the ideal standards for the music roomafter the layout adjustment was done."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriwardi
Jakarta: EGC, 2011
617.102 7 AFR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anthony
"Tesis ini membahas hubungan hasil pemeriksaan tujuh Functional Movement Screen (FMS) dengan kejadian cedera ekstremitas bawah pada Atlet Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Provinsi DKI. Pemeriksaan FMS dilakukan satu kali diawal pemeriksaan atlet. Setelah itu, peneliti melakukan pencatatan cedera ekstremitas bawah atlet yang terjadi dalam waktu tiga bulan dari awal pemeriksaan atlet. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian mendapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara hasil tujuh pemeriksaan FMS dengan kejadian cedera ekstremitas bawah. Hasil ini diduga oleh penggunaan cut off yang lebih tinggi dan tidak dilakukan penilaian asimetri gerakan saat pemeriksaan FMS. Riwayat cedera sebelumnya dan lama berlatih memegang peranan penting dalam menentukan risiko cedera ekstremitas bawah/ Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu dilakukan modifikasi penilaian FMS yang lebih baik untuk menilai risiko cedera ekstremitas bawah.

This study focus on association between the result of seven examination of Functional Movement Screen (FMS) with incidence of lower extremity injuries on young athlete on Atlet Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar Provinsi DKI. The examination of FMS was being carried once on the first examination of athlete. Next, the researcher recorded incidence of lower extremity injuries for the next three months after examination of FMS. This research is observational analitic study with cross sectional design. This study found that there was not statistically significant association between the result of seven examination of FMS with incidence of lower extremity injuries. This result was caused by usage of cut off point too high and didn’t evaluate asymmetry movement when screening FMS. History of injuries in the last 6 months and time exposure of training had significant association with lower extremity injuries. This study conclude that it is necessary to do modification in evaluation of FMS to determine risk of lower extremity injuries."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmela, John H.
Champaign: Human Kinetics Books, 1991
R 796.01 SAL w
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bakker, F.C.
New York : John Wiley & Sons, 1990
796.01 BAK s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Maharani
"ABSTRAK
Prevalensi kejadian sick building syndrome di dunia menurut EPA mencapai 30% dan di Indonesia penelitian-penelitian sebelumnya melaporkan lebih dari 50% pekerja mengalami SBS. Namun SBS bersifat idiopathic, penyebabnya masih belum dapat teridentifikasi dengan jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi gambaran kejadian serta hubungan faktor individu dan indoor air quality dengan SBS pada pekerja di Indonesia. Penelitian menggunakan systematic review yang berdasarkan pada metode PRISMA dengan pendekatan sintesis naratif terhadap 28 studi berupa jurnal dan skripsi yang dipublikasi pada tahun 2011-2020. Pada kajian sistematis menunjukan bahwa prevalensi SBS pada pekerja di Indonesia yang dilaporkan dalam studi sebesar 19% hingga 89,4% dengan 27 studi melaporkan prevalensi SBS >20%. Gejala SBS yang dialami oleh pekerja dalam studi berkisar antara 3-17 gejala. Gejala dengan proporsi tertinggi yang paling banyak dilaporkan dalam studi adalah gejala umum yakni sebanyak 11(39,28%) studi. Faktor individu yang paling banyak diteliti adalah faktor usia, sedangkan pada faktor indoor air quality adalah suhu. Faktor risiko SBS berdasarkan faktor individu yang menunjukan hasil signifikan adalah usia dan masa kerja sedangkan berdasarkan faktor IAQ adalah CO2 dan VOCs. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukannya kontrol yang berkala terhadap kualitas udara di dalam ruangan terutama konsentrasi CO2 dan VOC.

ABSTRACT
The prevalence of sick building syndrome in the world according to the EPA reaches 30% and in Indonesia previous studies reported more than 50% of workers experiencing SBS. However, SBS is idiopathic, the cause is not clearly identified. The purpose of this study is to identify and evaluate the description of incidents and the relationship between individual factors and indoor air quality with SBS among workers in Indonesia. The study used a systematic review based on the PRISMA method with a narrative synthesis approach to 28 studies consisting journals and thesis published in 2011-2020. The systematic review shows that the prevalence of SBS among workers in Indonesia reported in the study is 19% to 89.4% with 27 studies reporting the prevalence of SBS> 20%. SBS symptoms experienced by workers in the study ranged from 3-17 symptoms. The highest proportion symptoms reported in the study were general symptoms in 11 (39.28%) studies. The most researched individual factor is age, while indoor air quality is temperature. The risk factors for SBS based on individual factors that show significant results are age and years of service, while based on IAQ factors are CO2 and VOCs. Based on this research, it is necessary to periodically control indoor air quality, especially the concentrations of CO2 and VOCs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uden Kusuma Wijaya
"Ekosistem sepak bola Indonesia mengalami transformasi besar di era komputer dan internet saat ini. Berbagai aspek sepak bola terpengaruh oleh perubahan ini, termasuk cara klub berinteraksi dengan penggemar dan pemanfaatan teknologi digital. Industri sepak bola tidak lagi terbatas pada produksi bahan baku seperti jersey dan bola sepak, tetapi juga menghasilkan produk tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atlet dan kebesaran klub. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dan mengidentifikasi model terbaik bagi ekosistem industri sepak bola Indonesia, serta mengidentifikasi stakeholder yang terlibat di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara dalam forum diskusi kelompok, observasi, dan studi pustaka berdasarkan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan peran penting suporter dalam mendukung klub favorit mereka dan memberikan pendapatan bagi klub tersebut. Selain itu, media digital juga dimanfaatkan secara luas untuk membangun citra klub dan menarik minat penonton. Video Streaming juga memiliki dampak besar terhadap antusiasme penonton dalam ekosistem sepak bola Indonesia. Penelitian ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana sebuah klub dapat memberikan kesejahteraan bagi atlet yang dinaunginya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika industri sepak bola dalam konteks pendapatan klub, pemanfaatan media digital, dan kesejahteraan atlet. Implikasi penelitian ini dapat membantu klub sepak bola Indonesia untuk mengoptimalkan potensi ekosistem industri sepak bola di era digital saat ini.

The transformation of the Indonesian football ecosystem has been significant in the current era of computers and the internet. Various aspects of football have been influenced by these changes, including how clubs interact with fans and utilize digital technology. The football industry is no longer limited to producing raw materials such as jerseys and footballs but has also expanded into creating additional products aimed at enhancing the well-being of athletes and the greatness of clubs. This research aims to answer and identify the best model for the Indonesian football industry ecosystem and to identify the stakeholders involved. The research methodology used is qualitative, involving interviews in group discussion forums, observations, and a literature review based on previous research. The results of the research indicate the vital role of supporters in supporting their favorite clubs and providing income to those clubs. Additionally, digital media is widely utilized to build a club's image and attract viewers' interest. Video streaming also has a significant impact on the enthusiasm of viewers within the Indonesian football ecosystem. This research also provides insights into how a club can enhance the well-being of the athletes it sponsors. Thus, this research offers a deeper understanding of the dynamics of the football industry in the context of club revenue, digital media utilization, and athlete well-being. The implications of this research can help Indonesian football clubs optimize the potential of the football industry ecosystem in the current digital era."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Lumintuarso
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kegiatan humas dalam organisasi olahraga di Indonesia yang meliputi berbagai aspek seperti keberadaan dan fungsinya, pelaksanaannya, kekuatan dan kelemahan humas pada organisasi olahraga agar organisasi olahraga di Indonesia mampu mengkaji dan memanfaatkan kegiatan humas dengan baik untuk memajukan organisasinya.
Penelitian ini merupakan studi survey ke seluruh Induk Organisasi Cabang Olahraga di Indonesia. Untuk pengumpulan data digunakan kuesioner dan wawancara sebagai data primer, sedangkan untuk data sekunder digunakan berbagai dokumen yang ada di Induk Organisasi dan di KONI Pusat sebagai induknya. Pengolahan dan Interpretasi data digunakan analisis prosentasi dari tiap-tiap faktor kegiatan humas. Pengolahan juga dilakukan dengan statistik cluster untuk mengelompokkan organisasi olahraga berdasarkan pola kegiatan kehumasannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kegiatan humas pada organisasi olahraga di Indonesia secara umum masih belum ditangani secara profesional. Humas pada organisasi olahraga hanya kuat pada aspek internal organisasi, namun untuk aspek-aspek eksternal sebagian besar belum digarap dengan baik. Dilihat dari segi kehumasan dikaitkan dengan marketing maka organisasi olahraga masih belum banyak yang mampu bergerak untuk memasarkan olahraga dengan baik. Mereka baru mampu memasarkan olahraganya pada kalangan internal.
Hasil dari analisis cluster menunjukkan ada 31% organisasi olahraga yang humasnya masih bersifat amatir dimana humas tidak bekerja secara terencana dan hanya bersifat insidental. 31% organisasi bersifat birokrat dimana struktur humas daiam organisasi sudah ada, kegiatan internal cukup baik namun untuk kegiatan eksternal masih sangat tergantung pada pejabat struktural di atasnya dan masih bersifat insidental. Sementara itu 38% organisasi dapat dikategorikan aktifitas humasnya profesional, mereka telah merencanakan dan melaksanakan kegiatan mereka dengan hasil yang baik.
Hambatan terbesar pada lemahnya program humas dalam organisasi olahraga ini adalah popularitas cabang olahraga yang rendah miasalnya beberapa cabang olahraga tidak digemari oleh masyarakat. Prestasi olahraga yang jelek juga merupakan kendala dari kinerja humas. Perhatian elit pengurus organisasi terhadap bidang humas termasuk salah satu masalah dalam organisasi olahraga yang menyebabkan humas organisasi olahraga belum mampu bekerja secara optimal.

The pattern of Public Relation Activities of the Sport Organization in Indonesia This research is aiming to distinguish the pattern PR activity of the Sports Organizations in Indonesia, covering various aspects, such as its existence and functions, how it carried out its activity. This also aimed to spot where its strength does and weaknesses lie. It is hoped that the Sports Organizations in Indonesia would be able to look into this result and make the most of PR activity to their advantage.
This research constitutes a survey study in all of the Sports Organization in Indonesia. For compilation of primary data, it has been collected through the result of questionnaires and interviews, whereas for secondary data was through available documents of the Organizations and the Indonesian National Sports Committee (KON1). For data processing and interpretation, percentage analyses of each PR factor activity were used. Cluster statistic was also used in m the data processing as a way to group the sports organizations into the pattern that based on their PR activity.
The result shows that, in general, the management of the PR activity of the Sports Organizations in Indonesia has not been professionally handled, for the PR has only had its strength in internal aspect, while external aspect has not been properly processed. Seen from the PR point of view and in relations to the marketing, there had not been many of sports organizations which were able to properly market their sport. They had only been able to do it within internal circle.
According to the result of cluster analyses there were 31% sports organizations with amateurish PR, for they worked only incidentally and without plan. There were 31% bureaucratic sports organizations with structured PR that has had sufficient internal activity, while for external activity they have much depended on their above bureaucratic officials, and also still incidentally. In the mean time there are about 38% organizations, which can be put in the category of organizations with professional PR activity; they worked according to planned schedule and carried out their activities with satisfactory result.
The problems that mostly hamper the PR activity in the sports organizations were the less popular sports among the people. Low performances of athletes in sports have also been one of the obstacles in the PR activity. Lack of elite sports officials attention on the PR section has become one of the main problems of organizations for it caused the PR to unable carry out their work optimally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Maulina Solihah
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>