Ditemukan 130103 dokumen yang sesuai dengan query
Zahra Nadia Darariani
"Stres akulturatif merupakan jenis stres dengan stresor yang bersumber dari proses-proses akulturasi (Berry dkk., 1987). Stres akulturatif seringkali dialami oleh mahasiswa yang sedang merantau. Jika tidak ditangani dengan baik, stres akulturatif dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mahasiswa, kinerja akademik, menginduksi keadaan negatif, seperti kecemasan, ancaman stereotip, dan peningkatan beban kognitif. Skripsi ini dilaksanakan untuk meneliti gambaran stres akulturatif pada mahasiswa perantau tingkat pertama di Universitas Indonesia. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa sebagian besar mahasiswa perantau mengalami stres akulturatif berat (50,9%) dimana stresor yang paling banyak dialami adalah masalah akademik, masalah finansial, dan perceived discrimination. Selain itu, didapatkan juga bahwa terdapat perbedaan tingkat stres akulturatif berdasarkan jenis kelamin dan asal daerah. Perempuan lebih banyak yang mengalami stres akulturatif tingkat berat (61%) dibandingkan laki-laki (40,7%). Sedangkan jika berdasarkan asal daerah tinggal mahasiswa perantau, ditemukan mahasiswa yang paling banyak mengalami stres akulturatif tingkat berat adalah mahasiswa yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Acculturative stress is a type of stress with stressors sourced by acculturation process (Berry et al., 1987). Acculturative stress is frequently experienced by migrant students. If it is not handled well, acculturative stress could affect studenst's health and well-being, decrease academic performance, induce negative situations, such as anxiety, threatening stereotypes, and increasing cognitive burdens. This thesis is carried out to discuss the description of acculturative stress of first-year migrant students in Universitas Indonesia. This study found that the majority of students experienced severe acculturative stress (50.9%). The most stressors experienced are academic problems, financial problems, and discrimination problems. In addition, it was also found out the acculturative stress level differences based on gender and regional origin. More women experience severe acculturative stress level (61%) than men (40.7%). Besides that, migrant students who come from outside Java Island experience more stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fathiyah Fithrah Adzany Ahmad
"Pada tahun pertama, mahasiswa rantau menghadapi masa transisi perkuliahan dengan permasalahan khusus karena adanya perbedaan nilai dan budaya, penyesuaian kehidupan sehari-hari, perubahan lingkungan sosial, dan lain sebagainya. Selain itu, situasi pandemi covid-19 menambah kompleksitas mahasiswa rantau dalam menghadapi masa transisi perkuliahan dengan diberlakukannya metode campuran (hybrid). Adanya rintangan dalam menghadapi masa transisi perkuliahan dapat menyebabkan mahasiswa rantau merasakan stres. Dalam situasi ini, adanya hubungan sosial dan dukungan sosial sangat penting dalam membantu mahasiswa mengatasi stres yang dirasakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kesepian dan dukungan sosial terhadap stres pada mahasiswa tahun pertama perantau di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini merupakan mahasiswa S1 angkatan 2022 yang berasal dari luar daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekas (JABODETABEK) (N=104). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, ditemukan bahwa kesepian dan dukungan sosial secara simultan dan signifikan dapat memprediksi stres pada mahasiswa tahun pertama perantau di Universitas Indonesia (R2 = 0.280, p<0.05). Peneliti juga menemukan bahwa hanya variabel kesepian yang secara independen dan signifikan mampu memprediksi stres yang dirasakan mahasiswa. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya dan persiapan bagi mahasiswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan merantau.
In the first year, migrant students face a lecture transition period with special problems due to differences in values and culture, adjustments to daily life, changes in the social environment, and so on. In addition, the Covid-19 pandemic situation adds to the complexity of migrant students in facing the lecture transition period by implementing hybrid methods. The existence of obstacles in dealing with the lecture transition period can cause migrant students to feel stressed. In this situation, the existence of social relationships and social support are very important in helping students deal with the stress they feel. Therefore, this study aims to look at the role of loneliness and social support toward stress among first-year migrant students at the University of Indonesia. Participants in this study were undergraduate students from class of 2022 who came from outside the Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (JABODETABEK) areas (N=104). Based on the results of multiple regression analysis, it was found that loneliness and social support simultaneously and significantly predicted stress among first-year migrant students at the University of Indonesia (R2 = 0.280, p<0.05). The researcher also found that loneliness was independently and significantly able to predict the stress felt by students. The research results can be used as a basis for further research and preparation for students who continue their education to tertiary institutions by migrating."
2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhita Yoana
"Sebanyak 62,7% atau 2 dari 3 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2018 memiliki gangguan kesehatn mental, tetapi hanya 7,7% mahasiswa UI yang menggunakan layanan konseling yang telah disediakan oleh kampus. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui determinan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental pada mahasiswa S1 regular aktif UI tahun 2019. Metode pada penelitian ini ialah kuantitatif dengan desain cross sectional. Data dari 514 mahasiswa dikumpulkan menggunakan kuesioner yang memanfaatkan fitur google form dan disebarkan secara online. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang melakukan pencarian pertolongan kesehatan mental adalah sebanyak 39,90%, 53,11% mahasiswa mencari pertolongan kesehatan mental pada sumber informal. Alasan tidak melakukan pencarian pertolongan kesehatan mental ialah 54,26% karena bisa menyelesaikan masalah kesehatan mental sendiri, 28,47% karena ragu bahwa orang lain/professional benar-benar bisa membantu dan 28,15% beralasan tidak tahu harus kemana mencari pertolongan kesehatan mental. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara literasi kesehatan mental, dukungan sosial dan kondisi kesehatan mental emosional dengan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental dengan nilai OR masing-masing adalah 1,48 (CI 95% = 1,04-2,11), 0,67 (CI 95% = 0,47-0,96) dan 2,24 (CI 95% = 1,55-3,23) sedangkan variabel jenis kelamin tidak berhubungan dengan perilaku pencarian pertolongan kesehatan mental.
There were 62.7% or 2 out of 3 Universitas Indonesia (UI) students in 2018 have mental health disorders, but only 7.7% of UI students who used the counseling services provided by campus. The purpose of this study was to find out the determinants of mental health help seeking behavior among UI undergraduate students 2019. This research use quantitative method with cross sectional design. Data from 514 college students were collected using questionnaire by google form feature and distributed online. The results showed that students who did mental health help seeking were 39.90%, 53,11% students had sought mental health help seeking from informal sources. The reason they did not seeking help for mental health was first because they could solve their own mental health problems (54.26%), then because they doubt that other people / professionals can really help them (28.47%) and third because they did not know where to go for mental health help seeking (28.15%). The results of bivariate analysis showed that there was a relationship between mental health literacy, social support and emotional health conditions with mental health help seeking behavior and each OR value were 1,48 (CI 95% = 1,04-2,11), 0,67 (CI 95% = 0,47-0,96) and 2,24 (CI 95% = 1,55-3,23), while sex variables was not related."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bani Amalia Mardiah
"Stres akan menjadi penyakit dengan beban global kedua terbesar di dunia setelah penyakit jantung iskemik pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan perbedaan tingkat stres akademik berdasarkan jenis kelamin, indeks prestasi, dan fakultas pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2016. Penelitian ini memakai desain cross sectional dengan instrument kuesioner DASS-42. Hasil penelitian dengan CI 95 diperoleh mahasiswa RIK UI 2016 didominasi perempuan 76.2 dengan Indeks Prestasi Cukup 42.2 , dimana rata rata berasal dari FK 31.4 dengan tingkat stress Normal 39.4 . Ada perbedaan yang bermakna antara asal fakultas dengan tingkat stres akademik. Namun, tidak ada perbedaan tingkat stres akademik dengan jenis kelamin dan indeks prestasi.
Stress will become the second largest global burden in the world after ischemic heart disease in 2020. This study aims to determine the picture and the difference of academic stress level based on gender, achievement index, and faculty of students of Health Sciences University of Indonesia class of 2016. Research this uses a cross sectional design with the DASS 42 questionnaire instrument. The result of research with 95 CI obtained by RIK UI 2016 student was predominantly female 76.2 with Achievement Index 42.2 , where average came from FK 31.4 with Normal stress level 39.4 . There is a significant difference between the origin of the faculty and the level of academic stress. However, there is no difference in academic stress levels with gender and achievement index."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fathimatuzzahra Shafira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku gizi seimbang di kalangan mahasiswa Program Studi Gizi UI. Dalam penelitian ini, perilaku gizi seimbang sebagai variabel terikat sedangkan pengetahuan tentang gizi seimbang, variabel status gizi, citra tubuh, pengaruh teman, tempat tinggal, dan uang saku independen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April-Mei 2019 untuk 117 siswa Program Studi Gizi UI diambil secara acak dari semester kedua hingga semester delapan. Data dikumpulkan dengan mengisi kuesioner, mewawancarai dua wawancara makanan 24 jam ingat, dan pengukuran tinggi dan berat badan. Hasilnya menunjukkan sebanyak itu 28,2% responden menerapkan perilaku gizi seimbang. Hasilnya menunjukkan Ada hubungan yang signifikan antara pengaruh teman dengan perilaku gizi seimbang (p value: 0,001), variabel ini juga muncul sebagai faktor dominan dalam perilaku gizi
siswa yang seimbang. Untuk meningkatkan perilaku mahasiswa disarankan kepada pihak fakultas menyediakan fasilitas seperti timbangan badan dan alat olahraga yang aman mudah dapat diakses dan gratis untuk siswa. Selain itu, untuk pelayanan kesehatan agar tertib mempromosikan gizi seimbang dengan menggunakan pendekatan pendidik sebaya
This study aims to determine the factors associated with balanced nutritional behavior among students of the UI Nutrition Study Program. In this study, the behavior of balanced nutrition was the dependent variable while knowledge of balanced nutrition was The variables of nutritional status, body image, influence of friends, place of residence, and independent allowance. This research is a quantitative study with a cross sectional design. Data collection was carried out in April-May 2019 for 117 students of the UI Nutrition Study Program who were taken randomly from the second semester to the eighth semester. Data were collected by filling out a questionnaire, interviewing two 24-hour recall food interviews, and measuring height and weight. The results showed that 28.2% of respondents applied balanced nutrition behavior. The results showed that there was a significant relationship between peer influence and balanced nutritional behavior (p value: 0.001), this variable also emerged as a dominant factor in nutritional behavior. balanced students. To improve student behavior, it is recommended that the faculty provide facilities such as scales and safe sports equipment that are easily accessible and free for students. In addition, for health services to promote balanced nutrition using the peer educator approach"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Giovanni Nabila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai taksiran VO2max pada mahasiswa Gizi Universitas Indonesia 2019. Desain studi penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada 138 siswa wanita selama April-Mei 2019. Metode yang digunakan untuk mengukur nilai
Perkiraan VO2max adalah Tes Langkah Universitas Queens. Variabel yang diteliti adalah aktivitas fisik, indeks massa tubuh, persen lemak tubuh, kualitas tidur, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan zat besi, dan asupan vitamin c. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil analisis bivariat
menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik, indeks massa tubuh dan persen lemak tubuh dengan kebugaran.
This study aims to determine the factors associated with the estimated VO2max value of 2019 University of Indonesia nutrition students. The study design used a cross-sectional study design which was conducted on 138 female students during April-May 2019. The method used to measure the value Estimated VO2max is the Queens University Step Test. The variables studied were physical activity, body mass index, percent body fat, sleep quality, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, iron intake, and vitamin c intake. The statistical analysis used was the chi square test. The results of the bivariate analysis shows the relationship between physical activity, body mass index and percent body fat and fitness"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rensita Noorma Utami
"Kecemasan merupakan reaksi emosional bersifat subjektif yang tidak menyenangkan yang dapat berakibat pada penurunan kemampuan dan konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan saat melakukan tindakan invasif pada mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2010. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sederhana dengan menggunakan metode cross sectional yang melibatkan 106 mahasiswa yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yakni sebesar 75,5% mengalami kecemasan sedang dan 24,5% mengalami kecemasan ringan. Tingginya proporsi kecemasan sedang tersebut dapat disebabkan kurangnya pengalaman mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan invasif karena mahasiswa baru pertama kali menjalani praktik keperawatan di lahan praktik.
Anxiety is an unpleasant subjective emotional response which may result in decreased ability and concentration. This research purposed to determine the level of anxiety when performing invasive procedure on the regular student of the Faculty of Nursing Universitas Indonesia class of 2010. This research was simple descriptive study with cross sectional method involved 106 students were taken using total sampling technique. This research showed that majority of respondents which is equal to 75,5% had moderate anxiety and 24,5% had mild anxiety. The high proportion of moderate anxiety can be caused by a lack of experience in perform invasive procedure on the nursing student because they were first underwent clinical nursing practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46487
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Susi Purwati
"Tingkat stres pada remaja cenderung tinggi dan dapat berdampak negatif. Penelitian deskriptif komparatif ini dilakukan terhadap 104 mahasiswa keperawatan reguler angkatan 2010 Universitas Indonesia untuk mengetahui perbedaan tingkat stres akademik terhadap subvariabel (usia, jenis kelamin, indeks prestasi, dan jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan) dengan menggunakan tekhnik simple random sampling dan metode cross secsional. Hasil penelitian dengan CI 95% diperoleh mahasiswa rata-rata berusia 19,38 tahun, didominasi perempuan (95,2%), sebagian besar memiliki nilai indeks prestasi Cum laude (62,5%), tidak pernah mengunjungi pusat pelayanan kesehatan dalam waktu satu bulan terakhir (58,7%), teridentifikasi memiliki tingkat stres akademik sedang (43,3%). Semakin tinggi tingkatan usia maka tingkat stres akademik mengalami penurunan (p=0,030; α=0,05) dan semakin tinggi tingkat stres akademik yang dialami, maka semakin sering mengunjungi pusat pelayanan kesehatan (p=0,006; α=0,05). Tingkat stres akademik terhadap jenis kelamin dan indeks prestasi tidak memiliki perbedaan.
Stress levels among adolescents is higher and give negatif effect. This study is descriptive comparative consists of 104 nursing students reguler 2010 Universitas Indonesia purpose to determine the different levels of academic stress with (age, gender, GPA, number of visit to health centers) used simple random sampling with cross secsional method. Result showed with 95% CI average age of students 19.38 years old, dominated female (95,2%), have cum laude GPA (62,5%), never visited the health center on one month ago (58,7%), and have moderate levels of academic stress (43,3%). There are difference level of academic stress between age and number of visit to health centers. When adolescents become older the levels of academic stress become decrease (p=0,030; α=0,05) and when the levels of academic stress more severe the number of visit to health centers become increase (p=0,006; α=0,05). The levels of academic stress with gender and GPA has no difference."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1958
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Shita Harfiana
"[Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara self-esteem dan motivasi berprestasi pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian berjumlah 71 orang mahasiswa laki-laki dan perempuan yang berusia antara 18-23 tahun. Self-esteem adalah sikap positif atau negatif seseorang terhadap dirinya sendiri. Motivasi berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan
sesuatu dengan baik atau meraih kesuksesan yang dibuktikan dengan kegigihan dan usaha dalam menghadapi kesulitan. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengukuran self-esteem menggunakan
alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale sementara motivasi berprestasi diukur menggunakan Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dan motivasi
berprestasi pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia (r= .340, p < 0.01). Hasil tersebut membuktikan bahwa self-esteem dan motivasi berprestasi memiliki peran penting pada kesuksesan akademis seseorang dan juga aspek kehidupan yang lain terutama pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia.
This study was conducted to find the relationship between self-esteem and achievement motivation among migrant students at Universitas Indonesia. Participants study of 71 students between the ages of 18-23 years. Self-esteem is a positive or negative attitude toward a particular object, namely, the self. Achievement motivation is the need to perform well or the striving for success, evidenced by persistence and effort in the face of difficulties. The study was a correlational study using a quantitative approach. Self-esteem was measured by -esteem Scale (RSES) and achievement motivation was measured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). The result showed a significant relationship between self-esteem and achievement motivation (r= .340, p < 0.01). The result proved that self-esteem and achievement motivation has an important role in academic performance as well as other aspects of life, especially among migrant students at Universitas Indonesia., This study was conducted to find the relationship between self-esteem andachievement motivation among migrant students at Universitas Indonesia.Participants study of 71 students between the ages of 18-23 years. Self-esteem is apositive or negative attitude toward a particular object, namely, the self.Achievement motivation is the need to perform well or the striving for success,evidenced by persistence and effort in the face of difficulties. The study was acorrelational study using a quantitative approach. Self-esteem was measured by -esteem Scale (RSES) and achievement motivation wasmeasured by Achievement Motives Scale-Revised (AMS-R). The result showed asignificant relationship between self-esteem and achievement motivation (r= .340,p < 0.01). The result proved that self-esteem and achievement motivation has animportant role in academic performance as well as other aspects of life, especiallyamong migrant students at Universitas Indonesia.]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62213
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tia Sintiawati
"Mahasiswa merupakan populasi yang rentan mengalami stres, terutama yang berhubungan dengan bidang akademik. Mahasiswa cenderung lebih memilih menggunakan gaya koping yang bersifat entertainment untuk mengatasi stres akademik, salah satunya adalah penggunaan Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres akademik dan adiksi Instagram pada mahasiswa FIK UI serta untuk mengetahui hubungan keduanya menggunakan angket Academic Stress Scale (ASS) dan Test for Instagram Addiction (TIA). Desain penelitian ini adalah cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional stratified random sampling dengan melibatkan 229 siswa. Hasil analisis uji statistik chi-square menunjukkan p = 0,000 dan p value
Students are a population that is vulnerable to stress, especially those related to the academic field. Students tend to prefer to use coping styles that are entertainment in nature to deal with academic stress, one of which is the use of Instagram. This study aims to describe the level of academic stress and Instagram addiction in FIK UI students and to determine the relationship between the two using the Academic Stress Scale (ASS) questionnaire and the Test for Instagram Addiction (TIA). The design of this study was cross sectional, the sampling technique used was proportional stratified random sampling involving 229 students. The results of the chi-square statistical test analysis showed p = 0.000 and p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library