Ditemukan 224638 dokumen yang sesuai dengan query
Nova Wijayanti Christawan
"Studi ini menganalisis pengaruh basic psychological needs terhadap subjective well-being dari pekerja transportasi yang berpartisipasi dalam Gig-Economy (transport gig-worker) dan organizational identification, dengan menggunakan motivasi intrinsik dan ekstrinsik sebagai variabel mediasi. Dengan menggunakan self-determination theory, peneliti mencoba membuktikan bahwa on-demand work yang memenuhi basic psychological needs dari para gig-worker akan membentuk motivasi yang kemudian membentuk organizational identification dengan gig-economy company dimana gig-worker tersebut bekerjasama sebagai mitra, serta meningkatkan subjective well-being daripada transport gig-worker di Indonesia. Studi ini menganalisis 280 data survei yang dikumpulkan dari pekerja transportasi yang berpartisipasi dalam gig-economy di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik sepenuhnya memediasi pengaruh positif dari basic psychological needs terhadap subjective well-being transport gig-worker di Indonesia, sedangkan motivasi intrinsik memediasi sebagian pengaruh positif basic psychological needs terhadap organizational identification di antara gig-worker. Studi ini diharapkan dapat membantu manajemen gig-economy company yang beroperasi di sektor transportasi untuk mengelola mitra atau gig-worker untuk meningkatkan subjective well-being dan mengembangkan organizational identification terhadap gig-economy company, mengingat organizational Identification dan subjective well-being adalah prediktor untuk melihat job satisfaction dari pekerja yang juga memengaruhi higher productivity dari pekerja gig-worker yang berkontribusi terhadap kesuksesan jangka panjang perusahaan.
This study analyzes the effect of basic psychological needs on transportation workers participating in the gig-economy (transport gig-workers) subjective well-being and organizational identification, by using Intrinsic and Extrinsic Motivations as mediating variables. By using self-determination theory, we argue that on-demand work that fulfills basic psychological needs of individual gig-workers will develop motivations, which further leads to organizational identification with the gig-economy firm and an enhanced subjective well-being. This study analyzes 280 survey data gathered from transportation workers participating in the gig-economy in Indonesia. samples were obtained using purposive sampling. empirical evidence from this study shows that extrinsic motivation fully mediated the positive influence of basic psychological needs to subjective well-being among transport gig-workers in Indonesia, whereas intrinsic motivation partially mediated the positive influence of basic psychological needs to organizational identification among gig-worker. This study is expected to help the management of gig-economy company operating in the transportation sector to manage its partners or gig-workers to achieve greater subjective well-being and develop organizational identification towards the gig-economy company, considering subjective well-being and organizational identification are predictors to see job satisfaction, and work performance that contributes to the firms long-term success."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Pulungan, Muhammad Hafiz Sidik
"Lembaga Publik memiliki peran penting pada kebijakan publik pada suatu negara dalam rangka menangani dan memulihkan dampak dari Pandemi COVID-19. Hal ini mendorong pentingnya mengelola Public Service Motivation (PSM) pada lembaga publik untuk dapat merumuskan kebijakan publik yang efektif. Penelitian ini utamanya mendalami 2 (dua) variabel penting pada lembaga publik, yaitu PSM dan Employee Well-Being (EWB), yang dipengaruhi oleh 3 (tiga) variabel lainnya yang terkait, yaitu Workplace Spirituality (WPS), Organizational Identification (OI), dan Workforce Agility (WA). Penelitian yang menggunakan 343 sampel pegawai pada suatu lembaga publik dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) ini memperlihatkan bahwa WPS secara signifikan mempengaruhi variabel lainnya yang diobservasi pada penelitian ini, memperlihatkan bahwa spiritualitas mempunyai efek yang sangat luas dan penting pada lembaga publik di Indonesia. Di lain sisi, EWB tidak terpengaruh langsung oleh OI maupun WA, maupun secara positif dan signifikan mempengaruhi PSM. Hasil dari penelitian ini menyarankan untuk mengoptimalisasi dimensi WPS mengingat variabel tersebut memegang kunci untuk meningkatkan PSM, EWB, WA, dan OI pada lembaga publik. Penelitian lebih lanjut diusulkan untuk dilakukan dengan objek lembaga publik yang lebih luas dan variatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih menyeluruh.
Public Sector Organizations played a major role in a Country’s policy towards the handling and the recovery of COVID-19 pandemic impact, making maintaining Public Service Motivation (PSM) would be vital to deliver effective policy. This article examines Public Service Motivation (PSM) and Employee Wellbeing (EWB) that are influenced by public sector closely related variables such as Workplace Spirituality (WPS), Organizational Identification (OI), and Workforce Agility (WA). Study captured 343 samples of a public sector organization employees from Indonesia and tested using Structural Equation Modelling (SEM) for mediation hypothesis, and t-value with Standard Loading Factor (SLF) for direct effect. The result shows that Workplace Spirituality significantly influenced EWB, PSM, OI, and WA directly and argues that spirituality in the public sector played a major role in determining those variabels. On the other hand, Employee Well-Being wasn’t affected by agility or Organizational Identification or impacted PSM. This result suggests the optimalization of WPS dimensions since the variable holds the potential to affect PSM, EWB, WA, and OI positively in Public Sector Organization. Further study suggests wider research public sector organizations object to accommodate and capture more diverse and variative type of organizations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Puti Marsha Diani
"
ABSTRAKTujuan dari penelitian ini berfokus pada peran mediasi dari pscychological capital dalam hubungan harmonious passion dan subjective well-being pada karyawan. Penelitian ini menggunakan conservation of resource theory COR sebagai teori yang menjelaskan bagaimana autonomi dan cognitive resource dari karyawan yang memiliki keinginan dan target untuk sukses merupakan suatu sumber daya individu yang dapat membantu karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan subjective well-being kepuasaan hidup yang tinggi, positif afek yang tinggi dan negatif afek yang rendah pada karyawan. Responden dari penelitian ini adalah 240 karyawan dari BPD X Bank Pembangunan Daerah . Penelitian ini menggunakan alat ukur yang telah diadaptasi dari alat ukur aslinya, yaitu Passion Scale 2003, Psychological Capital Questionnaire 2007 dan Satisfaction With Life Scale 1985. Hasil penelitian ini mendukung model penelitian mengenai pentingnya peran mediasi dari psychological capital dalam hubungan antara harmonious passion dan subjective well-being pada karyawan bank.
ABSTRACTThe purpose of this study is to extend knowledge about the role of psychological capital on relationship between harmonious passion and subjective well being on employees at work. The research model, grounded in conservation resource of theory on how autonomy and cognitive resources of employee with harmonious passion for reaching success can be associated with psychological capital and how psychological capital on employee may help them develop resources which may be associated with greater subjective well being higher life satisfaction, higher positive affect and lower negative affect. The sample of the study is 240 BPD X Bank Pembangunan Daerah employees. This study using an adaptation scale of Passion Scale 2003, Psychological Capital Questionnaire 2007 dan Satisfaction With Life Scale 1985. Result supported the research model, suggesting that psychological capital is an important mediator between harmonious passion and subjective well being on bank employee. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T50579
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Novelia Dinda Putri Alamsyah
"Berdasarkan data dari Rumah Sakit yang beroperasi di Riau, didapatkan bahwa perawat kontrak memiliki Job Performance yang rendah. Selain itu, penelitian memberikan informasi bahwa Subjective Well-being perawat memiliki skor yang rendah. Dalam hal ini, terdapat kemungkinan bahwa Job Insecurity dan Burnout yang dialami oleh Perawat Kontrak merupakan penyebabnya didukung oleh beberapa penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan untuk membahas pengaruh Job Insecurity dan Burnout terhadap Subjective Well-being dan Job Performance pada Perawat Kontrak di Rumah Sakit dengan menggunakan variabel moderasi berupa Psychological Capital karena mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa Psychological Capital mampu mengurangi Job Insecurity yang diterima dan juga akan berpengaruh pada penurunan Burnout. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel penelitian berupa perawat kontrak yang bekerja di Rumah Sakit yang beroperasi Riau. Analisis data melibatkan uji reliabilitas, uji validitas, uji deskriptif, dan Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Job Insecurity dan Burnout terbukti berpengaruh secara negatif signifikan terhadap Job Performance dengan cara menurunkan Subjective Well-being dari Perawat kontrak. Selain itu, dimensi-dimensi dari variabel Psychological Capital seperti Hope dan Resilience diketahui mampu menurunkan dampak negatif yang di sebabkan oleh Job Insecurity dan Burnout terhadap Subjective Well-being dan Job Performance perawat kontrak. Dilain sisi dimensi Self-efficacy hanya mampu menurunkan dampak negatif dari Burnout terhadap variabel lainnya sedangkan Optimism hanya mampu menurunkan dampak negatif Job Insecurity terhadap variabel lainnya.
Based on data from hospitals operating in Riau, it was found that contract nurses have low Job Performance. In addition, research provides information that nurses' Subjective Well-being has a low score. In this case, there is a possibility that Job Insecurity and Burnout experienced by Contract Nurses is the cause supported by several previous studies. This research was conducted to discuss the effect of Job Insecurity and Burnout on Subjective Well-being and Job Performance in Contract Nurses at Hospitals by using a moderating variable in the form of Psychological Capital because it refers to previous studies which stated that Psychological Capital is able to reduce Job Insecurity received and will also affect the decrease in Burnout. This research will be conducted using a quantitative approach with research samples in the form of contract nurses who work in hospitals operating in Riau. Data analysis involved reliability tests, validity tests, descriptive tests, and Structural Equation Modeling (SEM) using SmartPLS software. The results showed that Job Insecurity and Burnout proved to have a significant negative effect on Job Performance by reducing the Subjective Well-being of contract nurses. In addition, the dimensions of the Psychological Capital variables such as Hope and Resilience are known to be able to reduce the negative impact caused by Job Insecurity and Burnout on Subjective Well-being and Job Performance of contract nurses. On the other hand, the Self-efficacy dimension is only able to reduce the negative impact of Burnout on other variables, while Optimism is only able to reduce the negative impact of Job Insecurity on other variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nabila Julian Devianti
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran psychological capital (PsyCap) dalam memediasi hubungan antara perceived social support dan subjective well-being pada istri yang bekerja. Penelitian ini penting karena belum ada pemahaman yang jelas terkait dengan bagaimana perceived social support dapat berperan pada subjective well-being istri yang bekerja. Pada penelitian ini, subjective well-being diukur dengan Satisfaction with Life Scale dan Scale of Positive Affect and Negative Experience, perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan psychological capital diukur dengan PCQ-12. Penelitian ini dilakukan pada 117 istri yang bekerja. Hasil penelitian menemukan bahwa psychological capital memediasi hubungan antara perceived social support dan subjective well-being. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya literatur terkait variabel perceived social support, psychological capital, dan subjective well-being.
This study aimed to examine the role of psychological capital (PsyCap) in mediating the relationship between perceived social support and subjective well-being of working wives. This study is important because there is yet a clear understanding on how perceived social support can contribute to subjective well-being of working wives. In this study, subjective well-being was measured by Satisfaction with Life Scale and Scale of Positive Affect and Negative Experience, perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support, and psychological capital was measured by PCQ-12. This study was conducted on 117 working wives. The results found that psychological capital mediates the relationship between perceived social support and subjective well-being. The results of this study can be useful for enriching the literature related to the variables of perceived social support, psychological capital, and subjective well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nuryn Nabiela
"Tenaga kesehatan mengalami tingkat stres dan kelelahan yang tinggi, yang dapat berdampak negatif terhadap well-being dan bagaimana mereka memberikan pelayanan kepada pasien. Organizational justice terbukti menjadi prediktor well-being tenaga kesehatan. Sebaliknya, hubungan antara workplace spirituality dan well-being tenaga kesehatan belum diteliti lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara workplace spirituality, organizational justice dan well-being tenaga kesehatan, serta untuk menentukan apakah employee engagement berperan sebagai mediator dalam hubungan ini. Sebuah survei cross-sectional dilakukan dengan sampel tenaga kesehatan dari sebuah rumah sakit di Jakarta. Pertanyaan mengenai organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, dan well-being diberikan. Structural Equation Model digunakan untuk menguji model mediasi yang diusulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational justice berhubungan secara signifikan dan positif terhadap well-being tenaga kesehatan, sedangkan workplace spirituality tidak berhubungan secara signifikan. Selanjutnya, employee engagement memediasi hubungan antara spiritualitas tempat kerja, keadilan organisasi dan well-being, sehingga dampak positif lebih besar untuk tenaga kesehatan dengan tingkat engagement yang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan organizational justice secara tidak langsung dapat meningkatkan well-being tenaga Kesehatan dengan meningkatkan employee engagement. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji generalisasi dari temuan ini dan untuk mengeksplorasi potensi intervensi untuk meningkatkan keadilan organisasi dalam pengaturan kesehatan.
Healthcare workers (HCWs) experience high levels of stress and burnout, which can negatively impact their wellbeing and patient care. Organizational justice has been shown to be a predictor of HCW wellbeing. In contrast, the relationship between workplace spirituality and HCW wellbeing is less clear. The purpose of this study was to examine the relationship between workplace spirituality, organizational justice and HCW wellbeing, and to determine whether employee engagement act as mediator in this relationship. A cross-sectional survey was conducted with a sample of HCWs from a hospital in Jakarta. Measures of organizational justice, workplace spirituality, employee engagement, and wellbeing were administered. Structural equation modeling was used to test the proposed mediation model. Results indicated that organizational justice was significantly and positively related to HCW wellbeing, while workplace spirituality was not significantly related. Furthermore, employee engagement mediated the relationship between workplace spirituality, organizational justice, and wellbeing, such that the positive relationship was stronger for HCWs with high levels of employee engagement. These findings suggest that interventions aimed at improving organizational justice may indirectly improve HCW well-being by increasing employee engagement. Further research is needed to test the generalizability of these findings and to explore potential interventions for improving organizational justice in healthcare settings."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zahrani Ramariezka Fauzie
"Dalam era bisnis yang kompetitif saat ini perusahaan perlu menyadari pentingnya perilaku karyawan dalam menentukan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Upaya untuk mencapai keberhasilan perusahaan tercermin melalui berbagai inisiatif yang bertujuan menginspirasi perilaku kerja inovatif pada karyawan karena keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan mereka dalam berinovasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Ethical Leadership terhadap Innovative Work Behaviour melalui mediator Psychological Well-Being dan dengan moderator Perceived Organizational Support di perusahaan industri IT di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel non-probability sampling. Kualifikasi responden penelitian ini yaitu karyawan tetap generasi Z non-manajerial yang sudah bekerja minimal 1 tahun di perusahaan industri IT di Jakarta dengan total 217 responden. Hasil analisis regresi, uji mediasi, sobel test, dan uji moderasi menunjukkan adanya pengaruh secara parsial dan signifikan dari Psychological Well-Being sebagai mediator dari pengaruh antara Ethical Leadership terhadap Innovative Work Behaviour dan Perceived Organizational Support sebagai moderator dari pengaruh antara Ethical Leadership terhadap Psychological Well-Being di penelitian ini.
In today's competitive business era, companies must recognize the importance of employee behavior in determining overall organizational success. Efforts to achieve this success are reflected in various initiatives aimed at inspiring innovative work behavior among employees, as a company's success is heavily influenced by its ability to innovate. This study aims to analyze the influence of Ethical Leadership on Innovative Work Behavior through the mediator of Psychological Well-Being and the moderator of Perceived Organizational Support within IT industry companies in Jakarta. The study employs a quantitative approach with a non-probability sampling technique. The respondents qualified for this study are permanent, non-managerial Generation Z employees who have been working for at least one year in IT companies based in Jakarta, with a total of 217 respondents. The results of regression analysis, mediation testing, Sobel tests, and moderation testing reveal a partial and significant influence of Psychological Well-Being as a mediator in the relationship between Ethical Leadership and Innovative Work Behavior, as well as Perceived Organizational Support as a moderator in the relationship between Ethical Leadership and Psychological Well-Being."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Delvi Olimpia
"Profesi auditor penuh tantangan dengan karakteristik tugas yang kompleks. Audit dimasa pandemi diprediksi dapat berpengaruh pada subjective well-being dan kinerja auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan subjective well-being terhadap kinerja. Analisis data dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM). Data diperoleh dari 262 auditor di Badan Pemeriksa Keuangan. Penelitian ini berfokus pada pengaruh faktor-faktor tuntutan pekerjaan berupa work family conflict dan sumber daya psikologis berupa perceived organizational support dan ego-resiliency terhadap subjective well-being serta konsekuensinya terhadap job performance pada auditor. Hasil analisis model penelitian ini menunjukkan adanya peran mediasi penuh subjective well-being dalam mentransmisikan pengaruh masing-masing faktor tersebut terhadap kinerja. Lebih spesifik dijelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara work family conflict, perceived organizational support, dan ego-resiliency terhadap subjective well-being. Dimana work family conflict terbukti dapat menurunkan subjective well-being dan kinerja auditor. Sedangkan, perceived organizational support dan ego-resiliency dapat meningkatkan subjective well-being dan kinerja auditor. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan bagi organisasi dalam meningkatkan subjective well-being yang akan memberikan manfaat untuk organisasi.
The auditor profession is full of challenges with complex task characteristics. Auditing during a pandemic can predictably affect subjective well-being and auditor performance. The purpose of this study is to explore the subjective relationship to performance. Data analysis was performed using Structural Equation Modeling (SEM). Data were obtained from 262 auditors at the Audit Board. This study focuses on the influence of job demand factor in the form of work-family conflict and job resources in the form of perceived organizational support and ego-resiliency to subjective well-being and their consequences on job performance in auditors. The results of this research indicate that there is a full mediating role of subjective well-being in transmitting the influence of each of these factors on job performance. More specifically, it is explained that there is a significant influence between work-family conflict, perceived organizational support, and ego- resiliency to subjective well-being. Work family conflict is proven to reduce subjective well-being and auditor performance. Meanwhile, perceived organizational support and ego resilience can improve subjective well-being and auditor performance. This study aims to support support for organizations in improving subjective well-being that will provide benefits to organizations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Atsarina Adani Soetikno
"
ABSTRAKMotivasi merupakan faktor utama yang menentukan efek hijab terhadap pemakainya, dan efek tersebut dapat memengaruhi subjective well-being. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi untuk memakai hijab dengan subjective well-being yang dimiliki muslimah yang bersangkutan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Subjective Happiness Scale yang dikembangkan oleh Lyubomirsky dan Lepper (1999) untuk mengukur subjective well-being serta Relative Autonomy Index yang digunakan oleh Sheldon, Ryan, Deci, dan Kasser (2004) untuk mengukur motivasi berhijab. Pengambilan data dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berhijab dengan subjective well-being partisipan.
ABSTRACTMotivation is a major factor that determines the effect of hijab to its wearer, and these effects can influence subjective well-being. This study aims to find the relationship between motivation to wear hijab and subjective well-being of muslim women. This research is a quantitative research with correlational design. This study used Subjective Happiness Scale developed by Lyubomirsky and Lepper (1999) to measure subjective well-being and the Relative Autonomy Index by Sheldon, Ryan, Deci, and Kasser (2004) to measure motivation to wear hijab. The results showed that there was no significant relationship between motivation to wear hijab and subjective well-being of participants.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55325
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Viona Ananditami Delvino
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perceived organizational support terhadap psychological well-being pekerja generasi milenial Indonesia dengan employee engagement dan affective commitment sebagai variabel mediasi pada generasi milenial. Responden pada penelitian ini adalah para karyawan yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 tahun pada perusahaan dan merupakan kelahiran antara tahun 1981 hingga 1996. Data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan Structural Equation Modelling (SEM) LISREL. Penelitian ini mencoba menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psychological well-being pada karyawan. Terdapat 247 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived organizational support, employee engagement dan affective commitment memengaruhi psychological well-being pekerja generasi milenial Indonesia, dan terdapat peran employee engagement dan affective commitment dalam memediasi hubungan antara perceived organizational support terhadap psychological well-being
The research was conducted to determine the effect of perceived organizational support on the psychological well-being of Indonesian millennial generation workers with employee engagement and affective commitment as mediating variables in the millennial generation. Respondents in this study were employees who had worked for at least 1 year at the company and were born between 1981 and 1996. The data was then processed using SPSS and Structural Equation Modeling (SEM) LISREL. This study tries to explain the factors that can affect psychological well-being of employees. There were 247 respondents who participated in this study. The results of the study show that employee engagement and affective commitment affect the psychological well-being of Indonesian millennial generation workers, and there is a role for perceived organizational support, employee engagement and affective commitment in mediating the relationship between perceived organizational support and psychological well-being."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library