Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Aldina Syafitri
"Fokus penelitian tesis ini adalah berupaya menjelaskan bagaimana diaspora pemuda di Malaysia dalam menjaga ketahanan nasional. Subjek penelitian ini adalah studi kasus pada Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPIM) periode 2019-2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana diaspora pemuda di Malaysia dalam melaksanakan kegiatan bela negara pada Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia periode 2019-2020 serta menganalisis potensi pelibatannya dalam menjaga ketahanan nasional. Penelitian tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dan studi kepustakaan. Wawancara terstruktur dilakukan kepada 5 narasumber selaku mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPIM) periode 2019-2020. Studi kepustakaan dilakukan secara online untuk mendukung data primer pada penelitian ini. Temuan penting hasil penelitian tesis ini adalah bahwa sebagai diaspora pemuda di Malaysia, Persatuan Pelajar Indonesia di Malaysia (PPIM) telah melaksanakan kegiatan bela negara baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan organisasi serta PPIM sebagai pemuda generasi penerus bangsa memiliki potensi pelibatan dalam menjaga ketahanan nasional.

The focus of this thesis research is to attempt to explain how the youth diaspora in Malaysia maintains national resilience. The subject of this research is a case study on the Malaysian Indonesian Student Association (PPIM) for the period 2019-2020. The purpose of this study is to identify how the youth diaspora in Malaysia carries out state defense activities at the Malaysian Indonesian Student Association for the 2019-2020 period and to analyze the potential for its involvement in maintaining national resilience. This thesis research uses qualitative methods using primary and secondary data sources. Data collection techniques in this study used structured interviews and literature studies. Structured interviews were conducted with 5 speakers as students who were members of the Malaysia Indonesia Student Association (PPIM) 2019-2020. The literature study was condu cted online to support the primary data in this study. An important finding of the results of this thesis research is that as a youth diaspora in Malaysia, the Indonesian Student Association in Malaysia (PPIM) has carried out state defense activities both in daily life and in organizational activities and PPIM as a young generation of the nation's next generation has the potential to involve in maintaining resilience national."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheny Fithriani
"Kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang cukup memprihatinkan menyebabkan arus migrasi warga Indonesia ke Malaysia semakin tinggi bahkan berlangsung sejak sebelum Malaysia merdeka. Salah satu daerah tujuan ke wilayah Sabah, Malaysia. Bermigrasinya orang Indonesia pada waktu lampau hanya sekedar melindasi batas antar koloni Belanda di Indonesia dan Inggris di Sabah sehingga tanpa adanya surat dan dokumen yang sah. Namun dalam perjalanan selanjutnya tidak demikian halnya dengan arus migrasi dalam kontek penempatan tenaga kerja setelah baik Indonesia maupun Malaysia merdeka yang tentu harus disertai dengan berbagai dokumen; passport, surat ijin kerja, surat ijin tinggal dan lain sebagainya.
Sabah sebagai salah satu tujuan utama para pekerja Indonesia dinyatakan dengan jumlah pekerja Indonesia yang mencapai 450 ribu dan 100 ribu keturunan Indonesia yang tidak terdokumentasi. Problematika utama yang muncul kemudian adalah meningkatnya jumlah anak keturunan Indonesia yang mencapai 52 ribu yang terancam hidup tanpa dokumen kelahiran, kewarganegaraan, ketenagakerjaan dan dokumen tinggal yang menjadi isu krusial kedua negara (verryin termestic sensitive issue) yang berhubungan erat dengan Ketahanan Nasional Indonesia yang perlu menjadi perhatian. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan problematika yang dihadapi oleh anak keturunan Indonesia dan merumuskan solusi penyelesaiannya.
Penelitian ini dengan locus di Wilayah Negara Bagian Sabah, Malaysia dan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan metode wawancara / interview, observasi langsung di Wilayah Sabah Malaysia dengan menggambarkan secara jelas kondisi anak keturunan Indonesia yang berada di Sabah Malaysia. Penelitiannya tentang masalah - masalah status kewarganegaraannya, Aspek Berbagai Problematika Hak Asasi antara lain seperti Hak atas Status Kewarganegraan, Hak atasPendidikan, Hak Atas Kesehatan dan Hak atas Pekerjaan dan status kewarganegaraannya terhadap penguatan ketahanan nasional.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status kewarganegaraan dari anak keturunan Indonesia yang sudah menetap sejak sebelum Malaysia merdeka banyak yang tidak memiliki status kewarganegaraan (stateless) akibat dari kedatangannya tidak membawa dokumen yang sah dan sudah berakhir kontrak tidak mengurus dokumen lagi di Indonesia sehingga menjadi Penduduk Ilegal. Seharusnya merupakan kewajiban Pemerintah Indonesia untuk menyediakan dan memperhatikan hak atas Kewarganegaraan, hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, dan hak atas kesehatan untuk Anak Keturunan Indonesia yang bermasalah tersebut namun sampai saat ini belum maksimal sehingga perlu diperhatikan lagi agar mereka mendapatkan hak-haknya dengan layak.

Living conditions socio-economic community that is quite apprehensive cause migration flow Indonesian citizens was even more to Malaysia had taken place since before Malaysia declare their freedom. One of the areas is to the region Sabah, Malaysia. Migrated of Indonesian people in time past just crossing border between Dutch colony in Indonesia and the British in Sabah so without the letter and the document was illegal. Advanced on the way but this is not the case with migration flow in the context employment after both Indonesia and Malaysia freedom which is of course must be accompanied by various documents; passport, working permit, the living permit and others.
Sabah as one of the main purpose of the Indonesian workers declared with the number of Indonesian workers that reached 450 thousand and 100 thousand Indonesian descent who is not well-documented. Its problem arose after the offspring is as well as number of Indonesia, which reached 52 thousand that threatened live without documents birth, citizenship, employment and documents to crucial issues both countries (very intermestic sensitive issue) that is closely related to national defense supervisions also judgments that have to be paid attention. Thus research was meant to describe its problem faced by children and formulate Indonesia solution resolution.
This Research by their seat in locus Sabah State, and by using methods Malaysia descriptive analysis with the method interview, observed in the region Sabah Malaysia by describing clearly a seed of Indonesian children who are in Sabah Malaysia. His research on the problems status advancement, The human rights on its problem among others such as the right to Citizenship status, the right to Education, the right to Health and the right to Work and the status advancement to strengthening national defense.
The results of these studies indicate that nationality status of the children of Indonesia, which has been settled since before Malaysia freedom, many of them do not have nationality status (Stateless) as a result of his visit would not bring documents and had ended the contract documents no longer in Indonesia so that it would be illegal. Should be a Indonesian Government's obligation to prepare and pay attention, right to Citizenship, rights to work, the right to education, and the right to health for the Children of Indonesia who have problems but until now has not yet so it needs to be paid attention, in other to them to get their rights to qualify.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaludin
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang bahwa pemuda memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai bagian dari SDM, penduduk usia muda atau pemuda tidak bisa diabaikan., karena dalam struktur demografis, penduduk usia muda (16-30 tahun) merupakan segmen paling besar dan masih berada pada usia produktif. Salah satu program untuk meningkatkan karakter pemuda yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI adalah Program Pendidikan TANNASDA (Ketahanan Nasional untuk Pemuda). Prograrn yang telah dilaksanakan sejak Tahun 2007 dan dilaksanakan secara intensif setiap tahun.
Penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma Post Positivist atau pendekatan kualitatif untuk mendapatkan faktor-faktor yang dapat dilakukan untuk mengernbangkan program tersebut, sehingga bisa ditemukan strategi- strategi baru dalam mengelola program. Untuk proses analisa data yang diperoleh maka digunakan analisisa SWOT dalam pengambilan faktor internal dan eksternal dari program TANNASDA. Masing-masing faktor ini ditentukan oleh dua variabel utama, yaitu kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, serta kesempatan dan ancaman sebagai faktor eksternal. Berdasarkan hasil penelitian dirumuskan dua strategi yang terdiri dari strategi prioritas 1 atau strategi makro dengan empat faktor utama yaitu : kepemimpinan, nasionalisme, ketahanan nasional dan daya saing. Sedangkan strategi prioritas 2 atau mikro terdiri dari perumusan strategi berdasarkan faktor- faktor : kepesertaan, kurikulum, kemitraan, pola pembinaan, alumni dan post program.

ABSTRACT
This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors. Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program.;This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors. Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program., This study was conducted with a background that youth have a strategic role in the development of the nation and the state. As part of the HR, young people or youth can not be ignored., Because the demographic structure, young people (16-30 years) constitute the largest segment and is still in the productive age. One of the program to improve the character of youth organized by Kemenpora RI is Tannasda (National Defense for Youth). Prograrn conducted since 2007 and carried out intensively every year.
This study uses post positivist paradigm approach or qualitative approach to obtain the factors that can be done to mengernbangkan the program, so they can find new strategies in managing the program. For the analysis of the data obtained is used in the analysis of SWOT making internal and external factors of the program TANNASDA. Each of these factors is determined by two main variables, namely the strengths and weaknesses as internal factors, as well as the opportunities and threats are external factors. Based on the results of the research are formulated 2 strategy consists of strategic priority 1 or macro strategy with four main factors, namely: leadership, nationalism, national security and competitiveness. While the priority 2 or micro strategy consists of formulating strategies based on these factors: participation, curriculum, partnerships, development patterns, alumni and post-program.]"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lativ Shaykhoni
"Pengembangan kepemimpinan pemuda di sektor kebaharian sebagai salah satu bidang yang menjadi bagian penting dari suatu ketahanan negara mengingat Indonesia adalah negara maritim yang memiliki lautan 2/3 lebih luas daripada daratan. Program Kapal Pemuda Nusantara tahun 2012 menjadi salah satu strategi pengembangan kepemimpinan pemuda dalam mencapai ketahanan bahari nasional. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kepemimpinan di sektor kebaharian Indonesia dan menganalisis strategi pengembangan kepemimpinan pemuda di sektor kebaharian dalam mempertahankan ketahanan bahari nasional dengan studi kasus program Kapal Pemuda Nusantara KPN tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan strategi pengembangan kepemimpinan pemuda pada program Kapal Pemuda Nusantara KPN tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan strategi pengembangan kepemimpinan pada program KPN tahun 2012 belum berjalan maksimal yang didasari beberapa hal, diantaranya : belum ada database purna program sebagai media pengawasan pasca kegiatan, perlunya pembenahan dalam sistem seleksi daerah untuk memilih peserta yang memiliki minat khusus di bidang kepemimpinan di sektor kemaritiman, dan belum adanya kegiatan pre-departure training sebagai kegiatan pemahaman sebelum program, serta kegiatan post-program sebagai media evaluasi purna program secara berkelanjutan.

Youth leadership development in the maritime sector as one of the area that is an important part of a country 39 s resilience considering that Indonesia is a maritime country that has an ocean 2 3 wider than the mainland. Youth Ship Archipelago Program in 2012 became one of the youth leadership development strategy in achieving national marine resilience. This thesis aims to analyze the maritime sector leadership in Indonesia and analyze strategy for leadership development of youth in the maritime sector in maintaining the resilience of marine national, case study in Youth Ship Archipelago Program KPN in 2012. This study used qualitative methods to describe the strategy for leadership development of youth in the Youth Ship Archipelago Program KPN in 2012. The results showed that the strategy of leadership development has not maximal which is based on several things, including no database as a media to monitoring the post activity program, the need for improvements in the system the selection area to select participants who have a special interest in the areas of leadership in the maritime sector, and the lack of pre departure training activities as the activities of prior understanding of the program and post program activities as a full evaluation of media programs.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sa`dan Mubarok
"Skripsi ini membahas Ketahanan migas dalam perspektif kebijakan energi dan strategi NOC periode 1970-2010 melalui studi perbandingan Indonesia dan Malaysia. Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang menggunakan metode kualitatif. Dengan menggunakan teori developmental state, konsep ketahanan energi (energy security), konsep desentralisasi, dan konsep paradigma kebijakan energi, hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketahanan migas di Malaysia lebih baik dibandingkan Indonesia.
Hasil tersebut didasarkan atas kebijakan energi Malaysia yang mampu merespon dengan baik faktor karakteristik cadangan migas, karakteristik supply-demand migas, relasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sumber migas, dan relasi NOC dengan Pemerintah yang berperan terhadap ketahanan migas nasional. Selain itu, Petronas lebih unggul dalam jumlah kepemilikian cadangan migas baik di dalam negeri maupun luar negeri yang terlihat dari tingkat produksi migas yang mencapai dua juta barel setara minyak setiap hari. Keunggulan dari kebijakan energi dan strategi NOC Malaysia tidak terlepas dari perencanaan kebijakan energi yang lebih terkoordinasi, paradigma kebijakan energi supply demand dengan pendekatan demand side management yang mengkonstruksi kebijakan energi berdasarkan kondisi cadangan migas, dan model relasi pembagian tanggung jawab antara Petronas dengan Pemerintah Malaysia.

This thesis discusses oil and gas security in perspective of energy policy and NOC?s strategies period 1970-2010 through comparative study in Indonesia and Malaysia. this is an explanative research using a qualitative method. In this research, the writer used the developmental state theory, the concept of energy security, decentralization concept, and the paradigm of energy policy concept, where the result of the analysis showed that oil and gas security in Malaysia is better compared to Indonesia.
That result is based on Malaysia?s energy security policy that responds better to the following factors: characteristics of oil and gas reserves, characteristics of oil and gas supply-demand, the relationaship between central government and regional government, and the relationship between NOC and the government that contributed to national oil and gas security. Beside that, Petronas is superior in oil and gas ownership, both within and outside country. This is proven by their oil and gas production, which reaches two million boepd (barrel oil equivalent per day). The superior of Malaysia?s energy policy and NOC strategies cannot be separated from their more coordinated energy policy planning, a supply-demand energy policy paradigm using a demand side management approach that construct energy policy based on the condition of oil and gas reserves, and a relationship of shared responsibilities between Petronas and the Malaysian Government."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gullick, J M
London: Ernest Benn, 1969
959.505 Gul m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gullick, J M
London: Ernest Benn, 1969
959.505 Gul m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fandra Febriand
"Penelitian ini tentang representasi identitas diaspora Tionghoa dalam dua film, yaitu The Journey (Malaysia) dan Ngenest (Indonesia). Peran diaspora Tionghoa sejak awal kehadiran film di kedua negara (akhir 1920-an) sangat signifikan. Akan tetapi, sejak periode akhir 1960-an hingga tahun 2000, peran itu dan tema ketionghoaan berkurang sangat drastis akibat dari kebijakan politik kedua negara terhadap diaspora Tionghoa. Baru setelah tahun 2000-an, seiring perubahan politik di Indonesia dan ketersediaan teknologi dalam pembuatan film di Malaysia, film bertema ketionghoaan kembali hadir di kedua negara. The Journey (2014) dan Ngenest (2015) diproduksi pada era setelah tahun 2010-an, dan disutradarai oleh diaspora Tionghoa. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini melakukan analisis mendalam terhadap unsur-unsur pembentuk kedua film, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Konsep representasi dan identitas dari Stuart Hall digunakan sebagai kerangka teoritis dalam penelitian ini untuk memahami representasi identitas diaspora Tionghoa dalam kedua film dari dua negara ini.
Temuan dari penelitian ini adalah bahwa kedua film sama-sama merepsentasikan hal- hal berikut, namun dengan cara yang berbeda, yaitu: 1) tradisi adalah bagian dari penanda identitas diaspora Tionghoa; 2) dinamika identitas yaitu berupa tegangan antara tradisi dengan modernitas (The Journey) dan antara ketionghoaan dengan pandangan diskriminatif terhadapnya (Ngenest); 3) ketidakadaan relasi dengan Tiongkok sebagai negara secara politis. Representasi identitas diaspora Tionghoa di dalam kedua film sangat berbeda karena tidak terlepas dari perbedaan sosial, budaya, dan politik identitas terhadap diaspora Tionghoa di kedua negara tersebut. Masing-masing tokoh utama dalam kedua film merepresentasikan bagaimana identitas diaspora Tionghoa berada dalam kondisi “being” dan “becoming” dalam konteks konsep identitas dari Stuart Hall, yaitu identitas adalah a matter of “becoming” as well as of “being”.

This research is about the representation of the Chinese diaspora‟s identity in two different films, The Journey (Malaysia) and Ngenest (Indonesia). Since the late 1920s, when the cinema has just started to be introduced in both countries, the contributions of the Chinese diaspora has been very significant. However, from the late 1960s to 2000, there has been a decline in the participation of the Chinese diaspora in the cinema which results in the decline of Chinese-themed films. This phenomenon was a result of the two countries' political policies towards the Chinese diaspora. It was only after the 2000s, along with political changes in Indonesia and the availability of technology in filmmaking in Malaysia, that Chinese-themed films returned to both countries. The Journey (2014) and Ngenest (2015) were produced in the post-2010s era, and were directed by the Chinese diaspora. Using qualitative methods, this research conducts an in-depth analysis of the elements of the two films, which are the narrative elements and cinematic elements. Stuart Hall's concept of representation and identity was used as a theoretical framework to understand the representation of Chinese diaspora identity in the two films from these two countries.
The findings of this study are that both films represent the followings: 1) tradition is part of the identity marker of the Chinese diaspora; 2) the dynamics of identity in the form of tension between tradition and modernity (The Journey) and between Chinese and discriminatory views against it (Ngenest); 3) the absence of relations with China as a country politically. However, there were differences in how those things were represented. The different representations were related with the differences in terms of social, cultural, and identity politics of the Chinese diaspora in both countries. Using Stuart Hall‟s concept of identity, it can be seen that each of the main characters in both films represents how the identity of the Chinese diaspora is in a state of "being" and "becoming".
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogaswara Prabawanto
"ABSTRAK

Penelitian ini membahas Program Bela Negara yang diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) sejak tahun 2015 sebagai upaya mengantisipasi ancaman terhadap pemuda Indonesia. Adanya ancaman ideologi, politik, keamanan, dan sosial budaya terhadap pemuda Indonesia membuat pemerintah perlu melakukan upaya proteksi terhadap pemuda Indonesia, dimana pemuda merupakan salah satu sumber daya yang penting untuk pembangunan dan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, program bela negara merupakan upaya pemerintah melalui Kemhan RI untuk mengurangi kerentanan masyarakat dalam menghadapi ancaman nirmiliter dengan cara meningkatkan kedisiplinan, nasionalisme, dan karakter pemuda. Penelitian ini bertujuan menjelaskan urgensi program bela negara dan mengidentifikasi upaya penggalangan Kemhan RI terhadap masyarakat khususnya pemuda Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan interview kepada stakeholder program Bela Negara yaitu Kemhen RI dan individu yang mengikuti kegiatan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program bela negara diperlukan pada momentum dimana negara menghadapi banyak ancaman nirmiliter guna meningkatkan daya tangkal pemuda melalui pemahaman mendalam terhadap nilai nasionalisme dan kedisiplinan berwarganegara. Program bela negara telah mampu menjadi gerakan nasional yang dilaksanakan oleh banyak kementerian/lembaga di luar pertahanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa program bela negara Kemhan RI menyasar pemuda yang ada di lingkungan pendidikan, pekerjaan, dan pemukiman. Adapun dalam pelaksanaannya belum mampu mencapai target yang ditentukan baik dari sisi manajemen penyelenggaraan maupun dari jumlah peserta. Perlu dilakukan upaya penguatan dasar hukum untuk standardisasi pelaksanaan dan manajemen anggaran, sosialisasi melalui sarana digital kepada masyarakat, serta kerjasama melalui bidang kehumasan kepada instansi lain perlu ditingkatkan agar program ini mampu mencapai target dan menyasar seluruh pemuda Indonesia.


ABSTRACT


This study discusses the State Defense Program initiated by the Ministry of Defense of the Republic of Indonesia (Kemhan RI) since 2015 in an effort to anticipate threats to Indonesian youth. The existence of ideological, political, security, and socio-cultural threats to Indonesian youth make the government needs to build efforts to protect Indonesian youth, where youth is one of the important resources for the development and national resilience of Indonesia. In essence, the state defense program is a government effort through the Republic of Indonesia's Ministry of Defense to reduce the vulnerability of the community in facing nonmilitary threats by increasing discipline, nationalism and youth character. This study aims to identify efforts towards the community, especially Indonesian youth, and evaluate the implementation of programs that have been implemented from 2015 to 2017. This study uses a qualitative approach by interviewing stakeholder from the Ministry of Defense and participants. The results of this study indicate that state defense programs have been able to become a national movement carried out by many ministries/institutions outside of defense, state defense programs implemented through state defense education in various forms in the fields of education, employment and settlement. The study indicates that the defense program of the Indonesian Ministry of Defense has not been able to achieve the determined targets both in terms of management and the number of participants. Strengthening the legal basis, budget management, dissemination through digital means to the public, cooperation through the public relations sector to other agencies need to be increased so that the program is able to reach targets and target all Indonesian youth. 

"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Adi Sumbogo
"Tesis ini membahas mengenai strategi pewacanaan konsep ketahanan nasional oleh Kemenegpora RI melalui pidato menterinya di era reformasi. Teks pidato menteri yang dianalisis adalah teks pidato Adhyaksa Dault dan Andi Alfian Mallarangeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui konsep ketahanan nasional dikomunikasikan dalam pidato Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Menganalisis dan mengetahui tentang isu pokok yang dikomunikasikan dalam pidato Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Menganalisis dan mengetahui proses produksi isu tersebut oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kritis dan metode analisis menggunakan model analisis wacana kritis Teun Van Dijk. Model Van Dijk menggunakan pendekatan kognisi sosial. Teori wacana yang digunakan adalah teori wacana dari Michel Foucoult bahwa ada hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Penelitian ini merupakan kajian ilmu komunikasi politik khususnya mengenai Public Relation Politik, dimana sebagai pimpinan tertinggi di birokrasi Kemenegpora Menteri memiliki kekuasaan yang digunakan untuk membangun pengetahuan melalui pesan-pesan komunikasinya yang membawa gagasan tertentu bagi khalayaknya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, konsep ketahanan nasional dikomunikasikan oleh kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pidato Menteri dengan menggunakan berbagai strategi tekstual melalui struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Masih ditemukan bentuk-bentuk pemarjinalan sekelompok orang yang tampak dari strategi tekstual yang digunakan. Kedua, Isu pokok yang dimunculkan dalam pidato menteri adalah mengenai peluang globalisasi dan kewirausahaan dibangun berdasar atas kondisi riil Indonesia yang berada pada masa demokrasi liberal. Ketiga, faktor yang memberikan pengaruh signifikan dalam produksi pidato adalah individu komunikator politik (menteri), organisasi dan ideologi liberalisme. Implikasi secara metodologis, bahwa model kognisi sosial dari Van Dijk dapat digunakan dalam meneliti teks selain berita, yaitu pidato. Selain itu, pewacanaan demokrasi sosialis sebagai bagian turunan demokrasi Pancasila perlu mendapatkan tempatnya.

This thesis explores the concept of national resilience discourse strategies by Kemenegpora RI speech through his ministers in the reform era. Text to speech is a minister who analyzed the speech Adhyaksa Dault and Andi Alfian Mallarangeng. The purpose of this study is to analyze and understand the concept of national resilience in a speech communicated Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia. Analyze and learn about the key issues that are communicated in a speech the Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia. Analyze and determine the issue of the production process by the Ministry of Youth and Sports.
This study is a qualitative study using a critical approach and method of analysis using critical discourse analysis model Teun Van Dijk. Van Dijk's model of social cognition approach. Used discourse theory is the theory of the discourse of Michel Foucault that there is a relationship between power and knowledge. This research is a scientific study of political communication in particular regarding the Political Public Relations, where the top leaders in the bureaucracy Kemenegpora Minister has the power used to build knowledge through communication messages which bring certain ideas to the audience.
The conclusion of this study is the first, the concept of national resilience is communicated by the Ministry of Youth and Sports in the Ministry of speech using a variety of textual strategies through the macro-structure, superstructure and microstructure. Still other forms of marginalization found a group of people who appear from textual strategies used. Secondly, the main issues raised in the minister's speech was about the opportunities of globalization and entrepreneurship based on the real condition of Indonesia where in a period of liberal democracy. Third, factors that have a significant impact in the production of individual speech is a political communicator (minister), organization and ideology liberalism. Methodological implications, that social cognition models of Van Dijk can be used in addition to researching news text, namely speech. In addition, as part of a socialist democracy discourse derivative Pancasila democracy needs to earn its place."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>