Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gusti Agung Ayu Karishma, M.R.
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, pekerja di wilayah Sarbagita yang berada di Provinsi Bali yang melakukan mobilitas khusunya komuting. Tingkat mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu salah satunya kemacetan. Kemacetan yang terjadi karena jumlah angkutan pribadi yang semakin melonjak tiap tahunnya. Permasalahan lain yang muncul dari sisi pemerintah adalah menurunnya dukungan dana operasional trans sarbagita atau angkutan umum dan berkurangnya jumlah armada angkutan umum dan sedikitnya angkutan umum penghubung Kabupaten-Kabupaten dengan jalan yang sempit dan jauh. Selain itu dari sisi budaya di Bali, terdapat beberapa hambatan yang akan mempengaruhi pembangunan infrastruktur yang akan menunjang kelancaran mobilitas pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas penggunaan angkutan umum oleh pekerja di wilayah sarbagita. Penelitian ini menggunakan data Sakernas atau Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2018, dengan menggunakan model regresi logistik biner.  Hasil dari penelitian ini adalah jarak tempuh signifikan mempengaruhi pekerja dalam memilih moda transportasi baik umum atau pribadi untuk pergi ke tempat kerja. Selain itu jenis kelamin serta pendidikan juga mempengaruhi pekerja dalam memilih moda transportasi baik umum atau pribadi untuk pergi ke tempat kerja.

Based on previous studies, many workers in the Sarbagita area in Bali Province are doing mobilization especially in commuting. The higher level of mobility causes several problems, one of them is congestion. Congestion that occurs because the number of private transportations is increasing every year. Another problem that arises from the government side is the decline in support for operational funds for trans sarbagita or public transportation and the reduction in the number of public transport fleets and the lack of public transportation that connects regencies with narrow and long roads. In terms of culture in Bali, there are several obstacles that will affect infrastructure development that will support the continuity of worker mobility. This study aims to determine the probability of using public transportation by workers in the Sarbagita area. This study uses Sakernas 2018 data or the National Labor Force Survey, using a binary logistic regression model. The result of this study is that the distance significantly affects workers in choosing either public or private modes of transportation. In addition, gender and education also affect workers in choosing both public and private modes of transportation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqro Eksahuman Juang
"ABSTRAK
Indonesia sebagai negara kepulauan sangat bergantung kepada moda transportasi laut untuk menghubungkan masyarakatnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sebagai sebuah medium untuk berpindah, ruang pada moda transportasi memiliki perbedaan dari ruang yang menaungi kita sehari-harinya. Adanya perubahan lingkungan seiring dengan perpindahannya dan faktor waktu serta keterbatasan fungsi ruang, membuat manusia memaknai ruangnya dengan cara yang berbeda. Sebuah pola peristiwa unik yang hanya hadir dalam ruang pada moda transportasi inilah yang kemudian menciptakan sebuah karakter tempat. Skripsi ini mencoba mempelajari event yang terjadi serta faktor pembentuknya dalam ruang pada moda transportasi laut di Indonesia.

ABSTRACT
Indonesia as an archipelago country heavily depends on the water transport to connect its society in order to meet the needs. As a medium, space on the transportation modes has many differences from the space that dwell us in everyday life. The environmental changes along with the movement; the time factor and the limitation of spatial function make people sense a space in different ways. A unique pattern of events that are only present on this transportation modes that creates a character of place. This paper tried to study the events that happen and its causal factor in space on the Indonesian maritime transportation modes.
"
2012
S42141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Ikbar Muhtadi
"Belakangan tahun terakhir, penggunaan moda privat seperti mobil seakan menjadi alat yang ideal untuk berpegian dalam jangkauan kota. Akan tetapi, dengan pertumbuhan populasi yang pesat dan perkembangan urban yang bermasalah, sebuah kota metropolis seperti Jakarta sudah tidak mampu memberikan ruang yang cukup bagi semua mobil di kota. Berhubungan dengan ini, transportasi publik menjadi pilihan yang paling efisien dalam konteks transportasi massal and memegang peran penting sebagai alat dalam pengembangan kota berkelanjutan. Saat ini, Jakarta memiliki beberapa moda transportasi publik untuk ditawarkan dari transportasi dalam level mikro hingga makro, untuk menyediakan fasilitas yang cukup untuk komuter baik yang datang dari dalam maupun luar kota Jakarta. Mempunyai banyak moda transportasi publik juga berarti memiliki kepentingan untuk menyediakan konektivitas antar moda yang cukup. Dalam kasus ini, area transit sebuah stasiun menjadi area penting sebagai penghubung berbagai moda transportasi untuk memudahkan pengguna berpindah moda.

For the past few years, the private car has seemed to be the ideal tool for inner city travel. However, with the rapid population growth and urban development issues, a metropolis city like Jakarta is not capable to provide sufficient space for everyone's car. Corresponds to this, Public Transit has become the most efficient means for a mass transportation and plays an essential role as a tool upon sustainable city development. Jakarta has now several public transportation modes to offer, ranging from micro-level to macro-level transportation modes, to provide its daily commuter coming both from the city and peripheral area of Jakarta. Having several transportation modes also means a necessity to have good connectivity between modes, as it would create more travel possibilities and reach area coverage. In this case, transit area of a station/stops has always been a critical point that links variety modes of transportation to ease commuter's transfer between modes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadli
"ABSTRAK
Layanan ojek online saat ini memainkan peran besar dalam menghubungkan komuter dengan stasiun-stasiun KRL yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Hal ini disebabkan oleh kesulitan aksesibilitas KRL sehingga membutuhkan mode akses untuk mencapai stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan operasi transportasi ojek online sebagai angkutan pengumpan atau mode akses stasiun KRL berdasarkan kepuasaan komuter. Selain itu, penelitian ini juga menyelidiki bagaimana persepsi komuter pada konektivitas angkutan massal KRL serta niat dalam penggunaan kedua transportasi tersebut dimasa depan. Data dikumpulkan dari 402 komuter di Stasiun Gondangdia dan dianalisis menggunakan structural equation modelling untuk menguji dua hipotesis penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasaan komuter terhadap harga, informasi dan kenyamanan serta keamanan ojek online memiliki pengaruh positif terhadap sikap konektivitas angkutan massal KRL dan niat penggunaan dimasa depan. Dimana ojek online mayoritas digunakan oleh komuter yang berasal dari daerah sekitar 1 sampai 2 kilometer dari stasiun. Oleh karena itu, kebijakan perbaikan terkait layanan ojek online diusulkan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja angkutan massal.

ABSTRACT
Online motorcycle taxi services are presently playing a major role in linking commuters with KRL stations spread across the Jabodetabek region. This is due to the difficulty of KRL accessibility so that it requires access mode to reach the station. This study attempts to investigate the potential of online motorcycle-taxi as well as determine the influences of commuter perceptions on online motorcycle-taxi service to the attitudes on mass transit connectivity and the behavioral intention in usage of KRL and online motorcycle-taxi as a feeder. Data were gathered from 402 Gondangdia Station commuters and analyzed using structural equation modeling to test two study hypotheses. The findings of this research show that commuter satisfaction has a beneficial impact on the attitude of KRL mass transportation connectivity and future use intentions. Therefore, improvement policies regarding online motorcycle taxi service must be carefully drawn with the purpose of enhancing the performance of mass transit.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondra Rosalina
"Tahap pemilihan moda merupakan salah satu tahap dalam perencanaan transportasi, yang bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang menggunakan moda-moda transportasi yang tersedia. Masalah pemilihan moda ini dapat dimodelkan menjadi model pemilihan diskrit, yaitu suatu prosedur untuk memilih suatu moda terhadap sejumlah pilihan moda yang ada. Setiap pilihan moda memiliki atribut yang menjadi ciri dari pilihan moda tersebut, dimana setiap atribut mempunyai utilitas yang akan dipilih oleh pelaku perjalanan. Selanjutnya, moda transportasi yang memiliki nilai utilitas maksimum yang dipilih oleh pelaku perjalanan. Salah satu atribut yang digunakan dalam model pemilihan moda transportasi adalah waktu perjalanan. Model pemilihan moda yang menggunakan atribut waktu perjalanan diantaranya adalah Becker dan DeSerpa. Pada skripsi dibahas perbedaan antara konsep yang dikembangkan oleh Becker dan DeSerpa yang menerapkan fungsi utilitas untuk pemilihan moda dengan optimasi Lagrange, serta menganalisa pengaruh dari perubahan waktu perjalanan dengan kedua konsep tersebut. Perubahan waktu perjalanan dapat dijadikan sebagai suatu acuan untuk menentukan probabilitas setiap individu yang berperan sebagai pelaku perjalanan dalam memilih moda dengan menggunakan model multinomial logit.

Mode choice phase is one of the phases in transportation planning, which aims to determine the proportion of people who use some available modes of transportation. This mode selection problem can be modeled into a discrete choice model, which defined as a procedure to choose a preferred mode than the other transportation modes. Each options has some attributes which become the characteristics of mode choice phase, where every attributes has utility or satisfaction values that will be selected by travelers. Furthermore, a mode that has maximum utility value will be selected. One of the attributes which is used in the mode choice phase is travel time. Mode choice models which using travel time as its attribute among are Becker and DeSerpa. In this skripsi, it will explained about the differences between the concepts developed by Becker and DeSerpa?s utility function which apply to mode selection with Lagrange optimization, and analyze the sensitivity of travel time with these two concepts. The sensitivity of travel time can be used as a reference in determining the probability of each travelers in the mode choice phase by using multinomial logit model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noti Lansaroni
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keluhan kesehatan yang dialami pelaku komuter Mebidang dan bagaimana pengaruh waktu tempuh perjalanan dan moda transportasi yang digunakan terhadap keluhan kesehatan yang dialami. Penelitian ini menggunakan data Komuter Mebidang tahun 2019. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik multinomial. Hasil analisis dengan variabel bebas utama menunjukkan bahwa waktu tempuh lebih dari atau sama dengan 60 menit dan menggunakan transportasi pribadi meningkatkan peluang mengalami keluhan kesehatan yang tidak mengganggu aktivitas. Hasil analisis secara bersama-sama dengan variabel lain terlihat bahwa pendidikan tinggi menurunkan kecenderungan mengalami keluhan kesehatan baik yang mengganggu aktivitas ataupun tidak, dan komuter bekerja lebih berisiko mengalami keluhan kesehatan. Pengalaman stres perjalanan juga meningkatkan kecenderungan mengalami keluhan kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas.

The purpose of this study was to analyze the health complaints experienced by Mebidang commuters and how the effect of commute time and the mode of transportation used on the health complaints experienced. This research uses Mebidang Commuter Survey data in 2019. The analysis used is multinomial logistic regression. The results of the analysis with the main independent variables show that the commute time is more than or equal to 60 minutes and using private transportation increases the likelihood of experiencing health complaints that do not interfere with activities. The results of the analysis with all variables show that higher education reduces the tendency to experience health complaints, both that interfere with activities or not, and commuters working are more at risk of experiencing health complaints. The stressful experience of commute also increases the suffering of health complaints that can interfere with activities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhif Muhammad
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi karakteristik operasional sistem BRT dengan menggunakan alat bantu Fleet Operation Modeling (FOM) dan mengembangkan prosedur penyesuaian data empiris lapangan yang dapat digunakan sebagai input data perangkat alat bantu. Oleh karena itu format data empiris lapangan disesuaikan terlebih dahulu agar sesuai dengan format data untuk input alat bantu FOM. Proses analisis data diawali dengan melakukan mengidentifikasi kesenjangan karakteristik data input perangkat alat bantu FOM. Selanjutnya dilakukan konversi data operasional khususnya data tap-in & tap-out kartu transaksi menjadi volume penumpang disetiap segmen sebagai data input perangkat alat bantu FOM dengan menggunakan perangkat Ms. Access dan Ms. Excel. Proses konversi dilakukan dengan membentuk matriks asal tujuan antar halte yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung volume penumpang disetiap segmen antar halte BRT. Kemudian dengan menggunakan data volume penumpang tiap segmen sebagai masukkan ke alat bantu FOM, dihitung faktor muat statis dan headway rata-rata dan dilanjutkan dengan proses perhitungan optimasi khususnya jumlah armada untuk dibandingkan dengan standar yang berlaku. Langkah terakhir ada membandingkan jaringan pada kondisi eksisting dengan jaringan yang sudah dioptimasi dengan perangkat bantu. Dari hasil analisis didapatkan perangkat bantu FOM memiliki batasan kapasitas jumlah trayek dan segmen yang dapat dianalisis. Selanjutnya dari hasil evaluasi terhadap efisiensi operasional di koridor 1 TransJakarta diperoleh jumlah armada dengan kondisi eksisting 74 armada dan optimasi jaringan membutuhkan 69 armada dan Headway rerata kondisi eksisting adalah 23 menit dan hasil optimasi jaringan adalah 12 menit. Hasil perhitungan kondisi eksisting untuk faktor muat rerata adalah sebesar 66%, lebih rendah dibanding hasil optimasi jaringan yaitu sebesar 73%.

This study aims to analyze the efficiency of the operational characteristics of the BRT system by using Fleet Operation Modeling (FOM) tools and develop empirical data adjustment procedures that can be used as input data for assistive devices. Therefore, the empirical data format in the field is adjusted beforehand to match the data format for FOM input tools. The data analysis process begins by identifying the gap in the input data characteristics of the FOM device. Then the operational data is converted, especially the transaction card tap-in & tap-out data into passenger volume in each segment as input data for the FOM tool kit using Ms. Access and Ms. Excel. The conversion process is carried out by forming a matrix of origin of destination between stops, then proceed with calculating the volume of passengers in each segment between BRT stops. Then by using the passenger volume data for each segment as input to the FOM tool, the static loading factor and average headway are calculated and followed by an optimization calculation process in particular the number of fleets to compare with applicable standards. The final step is comparing the existing network with the network that has been optimized with assistive devices. From the analysis results obtained FOM assistive devices have a limited capacity of the number of routes and segments that can be analyzed. Furthermore, from the evaluation of operational efficiency in TransJakarta corridor 1, the number of fleets with the existing conditions of 74 fleets and network optimization requires 69 fleets and the average Headway condition is 23 minutes and the network optimization results are 12 minutes. The results of the calculation of the existing conditions for the average load factor are 66%, lower than the results of network optimization which is 73%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuditha
"Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dengan lahan kota Jakarta yang semakin terbatas, beberapa daerah yang berada di sekitar Jakarta mulai mengalami perkembangan. Beberapa pilihan moda transportasi dapat digunakan untuk melakukan perjalanan Ke Jakarta. Antara lain dengan menggunakan sepeda motor dan angkutan umum.
Tujuan dari studi ini adalah mengetahui fungsi utilitas pemilihan moda antara sepeda motor dan angkutan umum masyarakat Bekasi Barat serta mencari probabilitas pemilihan moda yang digunakan berdasarkan fungsi utilitasnya. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah survey rumah tangga. Survey tersebut dilakukan di lima kelurahan yang tersebar di wilayah Bekasi Barat. Sedangkan untuk pengolahan data digunakan metode regresi linear berganda dan binomial logit selisih.
Fungsi utilitas yang dihasilkan adalah fungsi utilitas pemilihan moda angkutan umum, fungsi utilitas pemilihan moda sepeda motor bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dan yang memiliki mobil pribadi. Dengan nilai R square 0.808, fungsi utilitas pemilihan moda angkutan umum memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kedua fungsi yang lain. Sedangkan untuk kedua fungsi tersebut menghasilkan nilai R square sebesar 0.55.
Hasil dari studi ini menyatakan bahwa pemilihan moda angkutan umum dipengaruhi oleh jenis kelamin, ketersediaan sepeda motor, kemampuan mengemudi, alasan lain, lokasi tujuan jauh, kepemilikan SIM C, biaya perjalanan, dan sumber biaya perjalanan. Pemilihan moda sepeda motor bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendapatan, jumlah anggota keluarga, rasio jumlah sepeda motor dengan jumlah anggota keluarga, biaya perjalanan, sumber biaya perjalanan, alasan waktu, alasan biaya dan alasan lainnya. Sedangkan pemilihan moda sepeda motor bagi yang memiliki mobil pribadi dipengaruhi oleh bebas jenis kelamin, rasio jumlah sepeda motor dengan jumlah anggota keluarga, tujuan perjalanan, biaya perjalanan, sumber biaya perjalanan, alasan waktu, alasan biaya dan alasan lainnya. Hasil studi ini menyatakan bahwa masyarakat Bekasi Barat lebih memilih moda sepeda motor dengan kemungkinan terpilihnya moda tersebut sebesar 0,55.

Jakarta as the capital city of Indonesia has a rapid growth population increasing. Because of the limited area of Jakarta, people move to the surrounding city, in this case is Bekasi. Several choices of transportation can be use for trips to Jakarta and vice versa. They are private vehicle, especially motorcycle, and public transportation.
The purpose of the research is to know utility function of mode choice between motorcycle and public transportation of West Bekasi residents, and also to find the probability of mode choice which use based on utility function. The method used in collecting data is home interview. The survey done in five different sub districts in west Bekasi. Mean while, multi regression linear and binomial logit difference are used for data processing.
Utility function resulted are utility function of public transportation mode choice, utility function of motor cycle mode choice for those who don't have private car, utility function of motor cycle mode choice for those who have private car.
The results of the research shows that the mode choice of public transportation is influenced by gender, motorcycle availability, driving skills, other factors, the distance, motorcycle driving license ownership, travel cost and travel cost sources. The mode choice of motorcycle for those who don't have private car is influenced by gender, income, family members number, the ration between motorcycle and family members number, travel cost and travel cost sources, time factor, cost factor, other factor. The mode choice of motorcycle for those who have private car is influenced by gender, place to go, the ratio between motorcycle and family members number, travel cost, travel cost sources, time factor, cost factor, other factor. The result of the studi shows that the resident of West Bekasi prefer using motorcycle with the probability choice of 0.55."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Ulya Rasyada
"Tingginya jumlah penduduk menyebabkan mobilitas masyarakat untuk melakukan perjalanan semakin meningkat. Sementara itu, ruas jalan yang ada tidak dapat memuat jumlah kendaraan yang terus bertambah. Akibatnya kemacetan tidak dapat terhindari. Penggunaan transportasi umum menjadi solusi dari permasalahan ini tetapi persentase masyarakat yang menggunakan kendaraan umum masih sangat rendah dibandingkan dengan penggunaan kendaraan pribadi. Oleh sebab itu pemerintah berupaya untuk mendorong peralihan mengggunakan transportasi umum dengan cara mengembangkan sistem integrasi antarmoda. Berfokus pada empat moda transportasi yaitu KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT penelitan ini bertujuan untuk menentukan jalur optimal berdasarkan tiga pilihan perjalanan yaitu jarak, waktu tempuh, dan biaya perjalanan. Implementasi algoritma floyd warshall dipakai sebagai metode dalam permasalahan shortest path. Hasil dari implementasi berhasil menghasilkan rute yang optimal dan dapat digunakan sesuai dengan pilihan perjalanan. Selanjutnya, didapatkan juga perbandingan penggunaan dari moda transportasi yang mana Transjakarta merupakan moda yang paling banyak digunakan yaitu sebesar 94,07% dan diikuti dengan KRL sebesar 54,03%. Selain itu, integrasi antar dua jenis moda memiliki persentase paling tinggi yaitu 57,7% yang mana kombinasi ini dapat digunakan untuk menghemat jarak dan waktu tempuh perjalanan. Kemudian, penggunaan satu moda banyak digunakan pada jalur dengan biaya perjalanan termurah.

The high population causes the mobility of people to travel to increase. Meanwhile, the existing roads cannot accommodate the increasing number of vehicles. As a result, congestion is unavoidable. The use of public transportation is a solution to this problem, but the percentage of people who use public transportation is still very low compared to the use of private vehicles. Therefore, the government seeks to encourage the transition to using public transportation by developing an intermodal integration system. This study focuses on four modes of transportation: KRL, Transjakarta, MRT, and LRT, to determine the optimal path based on three travel options such as travel distance, travel time, and travel costs. The implementation of the Floyd-Warshall algorithm is used as a method in the shortest path problem. The implementation's result has succeeded in producing the optimal path and can be used according to the choice of trip. In addition, a comparison of the use of transportation modes is also obtained, where Transjakarta is the most widely used mode, which is 94.07%, followed by KRL at 54.03%. Furthermore, the integration between the two types of modes has the highest percentage of 57.7%, where this combination can be used to save distance and travel time. Then, the use of one mode is widely used on the path with the cheapest travel costs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika Ravi Dwi Syahputra
"Transportasi umum merupakan transportasi yang ideal bagi masyarakat perkotaan karena dapat memindahkan penumpang/barang dalam jumlah besar dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun pada kenyataannya, tingkat penggunaan kendaraan umum bagi masyarakat Kota Bekasi masih terbilang cukup rendah dibandingkan dengan tingkat penggunaan kendaraan pribadi. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya area di Kota Bekasi yang masih belum tercakup layanan angkutan umum, khususnya daerah pemukiman Kelurahan Pekayon Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi angkutan kota di Kelurahan Pekayon Jaya. Pada saat ini, angkutan kota K-02 yang melintasi Kelurahan Pekayon Jaya hanya mencakup 44,88% dari total luas kelurahan apabila dilihat berdasarkan standar RITJ. Angkutan kota K-02 adalah angkutan umum yang melintasi Kelurahan Pekayon Jaya dan juga berfungsi sebagai pengumpan bagi moda transportasi utama LRT untuk masyarakat Kelurahan Pekayon Jaya. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyusun rekomendasi untuk meningkatkan penggunaan kendaraan umum di Kelurahan Pekayon Jaya. Rekomendasi yang berhasil menyusun dua rekomendasi yang masing-masing menghasilkan peningkatan cakupan layanan menjadi 77,24% dan 91,44% berdasarkan standar RITJ. Selain itu, kedua rekomendasi tersebut juga merubah headway dari angkutan K-02 menjadi 9,4 menit/kendaraan dan 8,05 menit/kendaraaan dari yang sebelumnya sebesar 11,21 menit/kendaraan.

Public transportation is considered ideal for urban communities as it efficiently moves large numbers of passengers/goods between locations. However, in reality, the usage of public transport among residents of Kota Bekasi remains relatively low compared to private vehicles. This is primarily due to insufficient coverage of public transportation services, particularly in residential areas like Kelurahan Pekayon Jaya. This study aims to evaluate the public transport conditions in Kelurahan Pekayon Jaya. Currently, the K-02 city transport service covering Kelurahan Pekayon Jaya only encompasses 44.88% of the total area of the neighborhood according to RITJ standards. The K-02 city transport service not only traverses Kelurahan Pekayon Jaya but also serves as a feeder to the main LRT transportation mode for the community. Additionally, this research aims to formulate recommendations to enhance public transport usage in Kelurahan Pekayon Jaya. The recommendations successfully propose two scenarios, each achieving increased service coverage to 77.24% and 91.44% respectively, based on RITJ standards. Furthermore, these recommendations reduce the headway of the K-02 transport to 9.4 minutes/vehicle and 8.05 minutes/vehicle, down from the previous 11.21 minutes/vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>