Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Pratama Kristiawan
"Artikel ini bertujuan merunut ulang gagasan gaya hidup kontemporer terkait konsumerisme dan minimalisme, karena dengan mengikuti navigasi dari kedua gaya hidup tersebut berakibat pada hilangnya kebahagiaan dalam batin manusia. Tulisan ini merupakan deskripsi analitis terhadap relevansi filsafat dalam membaca gaya hidup konsumsi, khususnya dalam pemikiran John Lachs mengenai Pragmatisme Stoik, serta mendemonstrasikan urgensinya dalam membaca fenomena konsumerisme dan minimalisme dengan konteksnya yaitu hasrat dan kebahagiaan. Tulisan berargumen bahwa di tengah gaya hidup yang bersifat absolut, diperlukan suatu gaya hidup yang lebih fluktuatif dan praktis, Pragmatisme Stoik dipakai sebagai lensa dalam mengarahkan manusia pada ketenangan melalui penanganan internalnya. Untuk sampai pada tujuan itu, tulisan ini akan menggunakan metode analisis kritis dan distingsi konseptual. Tulisan akan menyaring konsep inti serta masalah yang ditimbulkan dari konsumerisme dan minimalisme dalam konteks hasrat dan kebahagiaan. Kemudian mendeskripsikan gagasan Pragmatisme Stoik dan relevansinya, barulah analisis kritis dilakukan dengan membaca kedua gaya hidup tersebut menggunakan lensa Pragmatisme Stoik. Hasilnya, ditemukan gaya hidup baru yang melampaui keduanya yakni eksperientalisme, tetapi ini tidak sepenuhnya benar sehingga diperlukan Pragmatisme Stoik sebagai pelurus agar setiap orang tetap hidup dalam hasratnya, namun kali ini yang ditekankan ialah hasrat yang lurus dan selaras.

This article aims to recount the contemporary lifestyle ideas related to consumerism and minimalism, because following the navigation of the two lifestyles results in a loss of happiness in human soul. This paper is an analytical description of the relevance of philosophy in reading the lifestyle of consumption, especially in John Lachs' thoughts on Stoic Pragmatism, and demonstrates the urgency of reading the phenomenon of consumerism and minimalism in the context of desire and happiness. The paper argues that in the midst of an absolute lifestyle, a more fluctuating and practical lifestyle is needed, Stoic Pragmatism is used as a lens in directing humans to tranquility through its internal handling. In order to achieve this goal, this paper will use critical analysis methods and conceptual distinctions. Writing will distill core concepts and problems arising from consumerism and minimalism in the context of desire and happiness. Then, to describe the idea of ​​Stoic Pragmatism and its relevance, then a critical analysis is carried out by reading the two lifestyles using the lens of Stoic Pragmatism. As a result, a new lifestyle was found that goes beyond two, namely experimentalism, but this was not entirely true so that Stoic Pragmatism was needed as a straightener so that everyone could continue to live in their desires, but this time what was emphasized was straight and harmonious desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayienda Dinanti
"Tesis ini membahas hasrat seksual perempuan yang dikomodifikasi melalui perspektif konsumerisme dalam novel Beautiful You (2014) karya Chuck Palahniuk. Teks dianalisis dengan pendekatan struktural Roland Barthes, teori feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir dan konsep konsumerisme Jean Baudrillard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana konsumerisme berpengaruh terhadap dominasi gender yang dihasilkan komodifikasi hasrat seksual perempuan. Analisis struktur dan strategi naratif teks membuktikan kehadiran seksualitas perempuan yang terkungkung dan dikomodifikasi tokoh laki-laki. Selanjutnya, posisi tokoh perempuan dikaji lebih lanjut menggunakan analisis semiotik mainan seks dan penafsiran kutipan teks terkait tubuh serta hasrat seksual yang diobjektifikasi. Walaupun terdapat resistensi yang dilakukan tokoh utama, gagasan dominasi laki-laki tetap bertahan untuk menguasai perempuan. Namun, kesuksesan tersebut tidak semata-mata terjadi akibat tokoh laki-laki. Wacana konsumerisme terbukti bekerja dan mengukuhkan kehadiran dominasi gender terhadap perempuan. Tesis ini diharapkan menjadi sebuah refleksi masyarakat dalam menghadapi permasalahan sosial. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mempelajari korelasi antara fenomena komodifikasi hasrat seksual perempuan dengan wacana konsumerisme yang muncul di peradaban modern.
This thesis discusses the sexual desires of women which are commodified through the perspective of consumerism in the novel Beautiful You (2014) by Chuck Palahniuk. Text is analyzed through Roland Barthess structural approach, Simone de Beauvoirs theory on existentialist feminism, and Jean Baudrillards concept on consumerism. The result of the study shows that consumerism has an influence on gender domination which is caused through the commodification of womens sexual desires. Analysis on the structure and narrative text is carried out to prove the presence of female sexuality that is confined and commodified by male character. Furthermore, the position of female characters are further examined through semiotic analysis on sex toys and interpretation of texts quotations on objectified body and sexual desires. Despite the resistance of the main character, the idea of male domination persisted in dominating women. However, the success was not solely caused by male character. The discourse of consumerism is proven to work in the text to confirm the presence of gender dominance over women. This thesis is expected to be a reflection to the community in dealing with social problems. The results of the study can be used to learn the correlation of commodified womens sexual desire phenomenon with consumerism which is appeared in modern civilization"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayienda Dinanti
"Tesis ini membahas hasrat seksual perempuan yang dikomodifikasi melalui perspektif konsumerisme dalam novel Beautiful You (2014) karya Chuck Palahniuk. Teks dianalisis dengan pendekatan struktural Roland Barthes, teori feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir dan konsep konsumerisme Jean Baudrillard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana konsumerisme berpengaruh terhadap dominasi gender yang dihasilkan komodifikasi hasrat seksual perempuan. Analisis struktur dan strategi naratif teks membuktikan kehadiran seksualitas perempuan yang terkungkung dan dikomodifikasi tokoh laki-laki. Selanjutnya, posisi tokoh perempuan dikaji lebih lanjut menggunakan analisis semiotik mainan seks dan penafsiran kutipan teks terkait tubuh serta hasrat seksual yang diobjektifikasi. Walaupun terdapat resistensi yang dilakukan tokoh utama, gagasan dominasi laki-laki tetap bertahan untuk menguasai perempuan. Namun, kesuksesan tersebut tidak semata-mata terjadi akibat tokoh laki-laki. Wacana konsumerisme terbukti bekerja dan mengukuhkan kehadiran dominasi gender terhadap perempuan. Tesis ini diharapkan menjadi sebuah refleksi masyarakat dalam menghadapi permasalahan sosial. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mempelajari korelasi antara fenomena komodifikasi hasrat seksual perempuan dengan wacana konsumerisme yang muncul di peradaban modern

This thesis discusses the sexual desires of women which are commodified through the perspective of consumerism in the novel Beautiful You (2014) by Chuck Palahniuk. Text is analyzed through Roland Barthess structural approach, Simone de Beauvoirs theory on existentialist feminism, and Jean Baudrillards concept on consumerism. The result of the study shows that consumerism has an influence on gender domination which is caused through the commodification of womens sexual desires. Analysis on the structure and narrative text is carried out to prove the presence of female sexuality that is confined and commodified by male character. Furthermore, the position of female characters are further examined through semiotic analysis on sex toys and interpretation of text‟s quotations on objectified body and sexual desires. Despite the resistance of the main character, the idea of male domination persisted in dominating women. However, the success was not solely caused by male character. The discourse of consumerism is proven to work in the text to confirm the presence of gender dominance over women. This thesis is expected to be a reflection to the community in dealing with social problems. The results of the study can be used to learn the correlation of commodified womens sexual desire phenomenon with consumerism which is appeared in modern civilization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barcelona, Spain: FKG, 2010
R 729.090 45 MIN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Elena Natanael Santoso
"Gaya hidup minimalisme pada akarnya merupakan sebuah aplikasi dari bagaimana individu merespon dan memaknai akumulasi material yang berlebihan. Dengan mengeliminasi hal yang dianggap berlebihan dalam hidup, banyak pengikutnya percaya bahwa hal tersebut dapat meningkatkan kualitas lain dalam kehidupan mereka sekaligus berkontribusi terhadap lingkungan. Namun, kehadiran minimalisme dalam budaya arus utama menghadirkan sebuah paradoks dimana dalam reproduksinya, terutama di Instagram, hanya beroperasi sebagai estetika anti-konsumerisme untuk pemenuhan motif hedonisme dan gratifikasi diri dari mengkonsumsi secara berbeda. Menggunakan metode desk research, tulisan ini mengungkapkan bagaimana tigainfluencer minimalisme–C.S Lestari (@cslestari), Ode to Less (@odetoless), dan Allan Fadlansyah (@allanfadlansyah)–membingkai imaji minimalisme-nya melalui berbagai narasi dan konten yang dibagikan serta didukung oleh proses revisi estetika. Lalu, menggunakan teori hedonisme alternatif milik Soper, penelitian ini juga memperlihatkan bahwa influencer tersebut adalah affluent customers yang dapat melakukan eliminasi material serta konsumsi mewah sebagai praktik (anti-)konsumsi secara berbeda.

Minimalist lifestyle, at its core, is a manifestation of how individuals put meaning on their material over-consumption into action. By reducing the clutter of their lives, many of its followers claim that it increases their other life qualities while contributing to the environment. But, the popularization of minimalism into mainstream culture has presented us a paradox where its reproduction, especially in Instagram, only serves as anti-consumption aesthetic to fulfill the hedonistic motive and self-gratification of consuming differently. Drawing on data collected from a desk research method, this article analyzes how three minimalist influencers––C.S Lestari (@cslestari), Ode to Less (@odetoless), and Allan Fadlansyah (@allanfadlansyah) –frame their minimalism through shared narrative and content, supported by process of aesthetic revisioning. Then, using Soper’s alternative hedonism theory, this article shows how these influencers fit into the category of affluent customers with their abilities to eliminate material and consume affluently as their different mode of (anti-)consumption practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfika Hanifatunnauli
"Artikel ini membahas masalah konsumerisme dalam prosa kisah "Les deux voisins" pada Contes populaires karya Paul Steven. Dongeng ini mengisahkan perbedaan gaya hidup antara dua tetangga yaitu keluarga Monsieur Pierre dan keluarga Monsieur Jean-Baptiste. Kehidupan keluarga Monsieur Jean-Baptiste digambarkan sebagai keluarga yang sederhana sedangkan keluarga Monsieur Pierre justru menyukai kehidupan glamor. Untuk melakukan analisis, peneliti akan menggunakan teori naratologi struktural Greimas (1982) serta hiperrealitas dan masyarakat konsumsi oleh Jean Baudrillard (2004). Hasil analisis struktur naratif teks menunjukkan bahwa alur cerita digerakkan oleh kesulitan Monsieur Pierre untuk mengatur keuangannya. Monsieur Pierre telah mendapat beberapa saran dan mencoba mengikuti saran tersebut, namun keluarganya terutama Madame Pierre tidak mampu mengendalikan gaya hidupnya sehingga Monsieur Pierre pada akhirnya gagal mencapai tujuannya. Kemudian, hasil analisis tematis menunjukkan bahwa tokoh dalam cerpen ini, yaitu keluarga Monsieur Pierre, terjebak dalam hiperrealitas dan masalah konsumerisme yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan kehancuran ekonomi.

This article discusses the issue of consumerism depicted in “Les deux voisins” from Contes populaires by Paul Steven. This folktale tells the story of the difference in lifestyle between two neighbors, Monsieur Pierre's family and Monsieur Jean-Baptiste's family. Monsieur Jean-Baptiste's family life is described as a simple family while Monsieur Pierre's family prefers a more glamorous life. To conduct the analysis, the researcher will use Greimas' (1982) structural narratology theory as well as Jean Baudrillard's (2004) concept of hyperreality and consumption society. The results of the analysis of the narrative structure of the text show that the storyline is driven by Monsieur Pierre's difficulty in managing his finances. Monsieur Pierre had received some advice and tried to follow the advice, but his family, especially Madame Pierre, was unable to control her lifestyle so that Monsieur Pierre ultimately failed to achieve his goals. Subsequently, the results of the thematic analysis show that the characters in this prose, Monsieur Pierre's family, are trapped in the hyperreality and the problem of uncontrolled consumerism resulting in economic disturbance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Previta Handoko
"Minimalisme merupakan salah satu gaya dalam perancangan ruang yang fungsional dengan mengambil prinsip penyederhanaan bentuk, penggunaan bentuk geometris sederhana, penggunaan material ekspos, dan warna yang netral. Minimalisme mengedepankan keindahan suatu ruang yang dapat dicapai melalui kesederhanaan. Untuk menciptakan ruang yang sederhana dan menggambarkan kebutuhan pengguna ruang, proses perancangan diperkuat dengan mempelajari lived experience orang yang akan menggunakan ruang tersebut. Minimalisme di Indonesia saat ini berkembang dalam hunian modern dan memiliki arti yang berbeda, berhubungan dengan kondisi lokal yang melihat Minimalisme sebagai objek kehidupan modern.
Skripsi ini mencoba menggali penerapan Minimalisme pada hunian dalam mencapai ruang yang sederhana dan mencerminkan kebutuhan pengguna ruangnya. Rumah AI adalah sebuah hunian rancangan Andra Matin Architects yang menerapkan prinsip Minimalisme dalam menyesuaikan karakter hidup pemiliknya beserta idealisme arsitek, namun masih kental dengan karakter arsiteknya. Minimalisme di Indonesia tidak menerapkan prinsipnya seperti di negara Barat.

Minimalism is a style in designing a functional space with the implementation of form simplifying, use of simple geometric form, use of exposed materials and neutral colors. Minimalism uplift the beauty of architecture from simplicity. To create a simple and user oriented space, the process is strengthened with understanding the user's lived experience. Minimalism is the development of modern architecture which was maked with International Style. Minimalism in Indonesia is now developing in modern residential building and is interpreted differently, according to local characteristics that value Minimalism as an object of modern life.
This thesis tries to see how Minimalism is implemented in residential building in order to create a simple and meaningful living space that reflects the user's needs. AI House is a residential building designed by Andra Matin Architects that implements Minimalism principles as a reflection of the owner's character and architect's idealism, but still has the architect's character. Minimalism in Indonesia does not implements its principals as it is in western countries.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Hariet Caroline
"Kebutuhan akan rasa ketenangan dan kejemihan semakin meningkat dengan makin rumitnya kehidupan manusia. Arsitektur yang melingkupi kehidupan manusia menyediakan ruang agar manusia dapat mencapai ketenangan tersebut dengan memberikan pengalaman merasakan ruang secara mumi. Zen dan minimalisme merupakan sebagian dari sekian banyak pandangan dalam arsitektur yang menawarkan ketenangan melalui kesederhanaan.
Keduanya sering disebulkan bersamaan dengan istilah Zen minimalis atau Minimalis Zen, menandakan hubungan yang erat antaranya, hingga akhimya menimbulkan kerancuan dalam pengertiannya. Keduanya merupakan pemikiran yang berangkat dan dasar yang sama sekali berbeda. meskipun menghasilkan kuatitas yang seringkali dianggap sama.
Tulisan ini berisi tentang penelusuran perbedaan tersebut dari konsep-konsepnya tentang ruang, prinsip-prinsip ajaran dan pandangannya, sampai Iatar belakang, bahkan pemikiran awal Timur dan Barat yang mempakan akar bagi kedua pemikiran. Penelusuran dilakukan melalui kajian pustaka, penafsiran serta pengalaman langsung di dalam mang Zen dan minimalisme, hingga dari perbandingan dapat ditegaskan perbedaan yang ada di antara keduanya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Maura
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi di era globalisasi memudahkan masyarakat untuk bertukar informasi dari dan keseluruh penjuru dunia. Hal tersebut mendorong masyarakat untuk terus mengikuti perpindahan yang terjadi sebagai upaya untuk bertahan, atau yang Bauman namai metodesurvival-and-gratification consumerism. Pola dalam konsumerisme pada akhirnya menghadirkan para konsumen cacat, yaitu mereka yang tidak mampu mengikuti perpindahan global yang terjadi dalam liquid modernity. Di tengah era liquid modernity, kehadiran gerakan-gerakan fundamental, salah satunya terorisme, merupakan hal yang mustahil menurut Bauman. Menggunakan metode deskriptif analitis dan eksplanasi alternatif, penelitian ini menemukan bahwa beberapa premis atau argumen yang digunakan Bauman untuk mendukung gagasannya mengandung inkonsistensi logis apabila ditelusuri melalui ideologi fundamentalis. Dengan meluruskan beberapa kekeliruan yang terdapat di pemikiran Bauman, penelitian ini menunjukkan bahwa terorisme tetap mungkin untuk hadir di era liquid modernity, bahkan terlihat perkembangannya, sehingga kehadiran terorisme bukan merupakan sesuatu yang terlepas dari liquid modernity.

ABSTRACT
Technological developments in the globalization era makes it easier for people to exchange information from and to all over the world. It encourages people to continue following the movements of the world, as an effort to survive, or what Bauman named it as survival and gratification consumerism method. The pattern of consumerism leads to the existence of flawed consumers, namely those who are unable to keep up the global world movement in liquid modernity era. In the midst of liquid modernity, Bauman thought that the presence of terrorism is not possible. Using descriptive analysis and alternative explanation methods, this study found that some of the premises or reasons used by Bauman to support his claims contains logical inconsistencies if traced in fundamentalist ideology. By rectifying some of the inconsistencies found in Bauman rsquos concept, this study found that terrorism remained undoubtedly in the era of liquid modernity, even showing its still growth as a result of liquid modernity, not as something that was separated from it."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zulfikar
"Mengangkat topik kelangkaan di mana realitas dianggap sebagai hal yang langka karena kemajuan teknologi dan kemudahan memperoleh informasi dan kebutuhan konsumsi manusia. Menyebabkan gaya hidup konsumerisme berlebih sehingga menghilangkan esensi dari konsumsi itu sendiri. Tugas akhir ini berusaha menggambarkan ulang realitas konsumerisme yang baru, sehingga menciptakan realita peralihan dari kebiasaan konsumerisme pada umumnya. Cerita arsitektur yang disusun dalam ruang kota mencoba mengusulkan potensi lain dari mekanisme mengonsumsi dengan mengedepankan manusia sebagai pejalan kaki. Sehingga manusia dapat menjelajah bebas dalam ruang gabungan virtual dan realitas fisik.

In the topic of scarcity where reality is considered as rarity because of technological advances and the ease of gaining information and human consumption needs. Causing an excessive consumerism lifestyle thereby eliminating the essence of consumption itself. This final project seeks to redefine the new reality of consumerism, whereas creating an
alternate reality from the habits of consumerism in commonly occur. Architectural stories compiled in urban space try to propose other potential from the mechanism of consumption. Human as the main actor performing as pedestrian, roaming inside the hybridation of virtual and physical reality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>