Ditemukan 166408 dokumen yang sesuai dengan query
Jordan Elia Warokka
"Penelitian ini mempelajari perilaku pasar bitcoin di Indonesia; Indodax dan BitX berdasarkan peristiwa yang berasal dari moneter dan bitcoin. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa pasar bitcoin di Indonesia hanya merespon terhadap peristiwa dari bitcoin. Dari sisi moneter, kebijakan dari the Fed hanya bisa merespon perubahan harga di pasar bitcoin Indonesia dan tidak ada dampak dari kebijakan moneter dari BI. Hasil ini menunjukan bahwa para pemain di pasar bitcoin Indonesia ditentukan oleh peristiwa dari bitcoin itu sendiri, tidak terdapat pengaruh dari sisi moneter.
This research studies the behavior from two Bitcoin markets in Indonesia, namely BitX and Indodax based on the events coming from monetary and bitcoin. The result shows bitcoin markets in Indonesia are corresponding to its own event over time while there is an absence of local monetary impact to the market and the effect from the Fed only affect the market return. This shows the behavior of Bitcoin market Indonesia is determined to its own events and have no interaction to the monetary impact."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizky Adhi Ramadhan Abdillahpietra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan lindung nilai atau hedging dari aset cryptocurrency Bitcoin terhadap pasar saham di Indonesia yang direpresentasikan melalui Indeks saham LQ45 dengan menggunakan metode analisis GARCH Multivariate Dynamic Conditional Correlation (DCC-MGARCH). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Bitcoin memiliki potensi lindung nilai yang relatif baik terhadap pasar saham di Indonesia, khususnya pada masa ketidakpastian ekonomi global dan domestik yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Namun, hasil yang paling menarik dari penelitian ini adalah hubungan antara aset cryptocurrency Bitcoin dengan komoditas emas XAU yang memiliki hasil analisis DCC-MGARCH yang tinggi, yang tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa komoditas emas dapat digunakan sebagai aset lindung nilai terbaik relatif terhadap pasar modal.
This study aims to evaluate the hedging capabilities of the Bitcoin cryptocurrency asset against the stock market in Indonesia represented by the LQ45 stock index using the GARCH Multivariate Dynamic Conditional Correlation (DCC-MGARCH) analysis method. The results of this study demonstrate that Bitcoin possesses a relatively good hedging potential against the stock market in Indonesia, particularly during times of global and domestic economic uncertainty caused by the Covid-19 pandemic. However, the most noteworthy outcome of this study is the relationship between the Bitcoin cryptocurrency asset and the gold commodity XAU, which exhibit high DCC-MGARCH analysis results, which is not consistent with previous studies that assert that gold can be utilized as the best relative hedging asset against the capital market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
William Wardoyo
"Pada kondisi ketidakpastian ekonomi baik secara global dan domestik, dan juga kondisi nilai tukar yang cenderung terdepresiasi, akan membuat masyarakat cenderung untuk melakukan hedging dengan membeli aset yang dapat diperdagangkan secara global. Bitcoin merupakan aset yang berkembang saat ini sebagai suatu aset yang bisa diperdagangkan secara global dan dapat menjadi alat pembayaran di beberapa negara yang melegalkan Bitcoin. Namun, Bitcoin yang tidak berasal dari pemerintah dan tidak bisa dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah akan menimbulkan masalah apabila dipergunakan sebagai suatu hedge. Penelitian ini menggunakan metode regresi OLS untuk melihat pengaruh ketidakpastian global dan domestik, nilai tukar, dan hedge lainya berupa emas terhadap permintaan bitcoin di Indonesia. Hasil peneltian menunjukan bahwa Bitcoin dapat menjadi hedging bagi kondisi ketidakpastian global dan domestik. Berdasarkan hasil ini, pemerintah disarankan untuk membuat kebijakan yang dapat membatasi penggunaan Bitcoin sebagai hedge.
Within the global and domestic uncertainty condition nowdays and the exchange rate that`s gradualy depreciated, majority of people will choose to perform hedging by buying an asset that can be traded globally. Bitcoin considered as a globally tradable asset and can even be used as payment in several countries that legalize Bitcoin as payments. Bitcoin is an asset that doesnt come from the government and cant be controlled completely by the government, thats why using Bitcoin as a hedge will create some problem. Using OLS regression methodology, this research attempt to analyze the effect of uncertainty both global aand domestic, the exchange rate, and other hedge such as golds toward demand of bitcoin in Indonesia. This research give result that Bitcoin can act as hedge towards both uncertainty condition. Based on the result, the government is adviced to create policy to limit the Bitcoin usage as hedge."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52561
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Carla Anindya Wijaya
"Ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 mendorong investor mencari instrumen lindung nilai untuk meminimalkan risiko, yang dapat berupa aset lindung nilai atau safe-haven. Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengetahui apakah bitcoin, ethereum, dan emas berperilaku sebagai aset lindung nilai dan safe-haven sebelum dan selama pandemi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan melihat pengaruh imbal hasil dan volatilitas pasar saham Indonesia terhadap return dan volatilitas bitcoin, ethereum, dan emas. Penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana dan regresi kuantil pada data harga penutupan harian yang diambil sebelum dan selama COVID-19. Studi ini menemukan bahwa mereka dapat menjadi aset lindung nilai dan safe-haven selama pandemi COVID-19 di Indonesia. Hal ini karena hasil menunjukkan bahwa ada beberapa korelasi yang signifikan antara aset. Hasil penelitian ini dapat membantu investor untuk menentukan aset mana yang dapat menjadi instrumen lindung nilai.
The uncertainty due to the COVID-19 pandemic has encouraged investors to look for value hedging instruments to minimize risk, which can be in the form of hedging assets or safe-haven assets. In response to it, this study aims to find out whether bitcoin, ethereum, and gold can behave as hedging and safe-haven assets before and during the pandemic in Indonesia. This can be done by looking at the effects of yields and volatility on the Indonesian stock market on the returns and volatility of bitcoin, ethereum, and gold. This study uses simple linear regression and quantile regression models on data of daily closing price taken before and during COVID-19. This study finds that they can be hedge and safe-haven assets during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The results show that there are some significant correlations between assets. The research results can help investors to determine which assets can be hedging instruments."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Septia Zul Putra
"
ABSTRAKTeknologi Blockchain telah menjadi penemuan fenomenal sejak penggunaannya pada Bitcoin, sebuah mata uang kripto yang diciptakan di bawah nama samaran Satoshi Nakamoto. Beberapa negara telah melarang transaksi Bitcoin karena beberapa alasan, namun teknologi Blockchain terus berkembang sebagai inovasi terdepan. Berangkat dari analisis Intelijen Bisnis, penelitian ini menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berfokus pada teknologi dan pergerakkan harga Bitcoin, penelitian ini mencoba memberikan sebuah penjelasan daris udut pandang Ketahanan Nasional mengenai implikasi Bitcoin dan Blockchain terhadap ketahanan ekonomi Indonesia. Data kuantitatif dengan analisis
Vector Autoregressive (VAR) menemukan bahwa Bitcoin berpengaruh signifikan negatif terhadap
Balance of Payment Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Data kualitatif menambahkan bahwa fungsi utama Bitcoin di Indonesia adalah sebagai instrumen investasi dan bukan sebagai alat pembayaran. Analisis Intelijen Bisnis dengan efek LOFT menyimpulkan bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk melemahkan ketahanan ekonomi Indonesia sedangkan Blockchain dapat menjadi pondasi utama revolusi industri di Indonesia.
ABSTRACTBlockchain technology has been a phenomenal discovery since its performance on Bitcoin, a crypto currency founded under the pseudonym of Satoshi Nakamoto. Several countries have banning Bitcoin transactions due to some reasons, yet Blockchain technology continue to evolve as a cutting-edge innovation. Drawing on Business Intelligence, this research uses quantitative and qualitative approach. Unlike previous studies in which too technology and price moves oriented of Bitcoin, this study attempts to provide an overview of the implications of Bitcoin and Blockchain on Indonesias economic resilience. Quantitative data with Vector Autoregressive (VAR) model found that Bitcoin significantly affects Indonesias Balance of Payment in both short and long term. Qualitative data reveals that the prominent function of Bitcoin in Indonesia shifted from its original purpose as means of payment to investment instrument. Business Intelligence Analysis with LOFT effect concludes that Bitcoin has the potential weaken Indonesias economic resilience while Blockchain can be the foundation of Indonesias major industrial revolution."
2018
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aby Haryono
"Perkembangan e-commerce di dunia menimbulkan kebutuhan terhadap sistem pembayaran yang cepat, aman dan rahasia, selain alat pembayaran konvensional seperti transfer tunai dan kartu kredit juga dikembangkan alat pembayaran baru salah satunya adalah Bitcoin, Bitcoin adalah serangkaian kode pemograman yang kemudian diamankan menggunakan kriptografi yang oleh komunitas tertentu digunakan sebagai alat pembayaran. Skripsi ini akan membahas mengenai alat pembayaran Bitcoin berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang ITE), Undang-Undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (Undang-Undang Mata Uang), Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen serta teori terkait dengan alat pembayaran serta kebendaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan undang-undang. Penulis menggunakan bahan hukum primer, seunder, maupun teresier dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Bitcoin ataupun alat pembayaran kriptografi lainnya di Indonesia tidak tepat dikatakan sebagai mata uang ataupun benda (barter) melainkan merupakan sistem informasi yang memiliki sifat seperti uang, penyelenggaraan sistem Bitcoin di Indonesia serta penggunaanya di Indonesia juga bertentangan dengan Undang-Undang sehingga Bitcoin seharusnya tidak boleh beroperasi di Indonesia.
Developments in the world of e-commerce payment systems raises the need for fast, secure and confidential payment systems, in addition to the conventional means of payment such as cash transfers and credit card payments are also developed new tools one of which is Bitcoin, Bitcoin is a series of programming code that is then secured by the use of cryptographic, certain communities are used as means of payment. This thesis will discuss the Bitcoin payment instruments based on Law No.. 11 of 2008 on Information and Electronic Transactions (ITE Law), Act 7 of 2011 on Currency (Currency Act), Act 8 of 1999 on Consumer Protection and theories associated with tool payments as well as material. This study uses the approach of normative legal research legislation. The author uses primary legal materials, seunder, and teresier using a qualitative approach. Bitcoin payments or other cryptographic tool in Indonesia is not correct to say as currency or objects (barter) but rather an information system that has properties such as money, Bitcoin system implementation in Indonesia as well as its use in Indonesia is also contrary to the Act so that Bitcoin should not be allowed to operate in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S55835
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Steven Sentosa
"Harga Bitcoin berfluktuasi sangat tinggi dan telah turun lebih dari 50% dari titik tertingginya di bulan April, seringkali dipercaya akibat dari sentiment dan spekulasi. Penelitian ini menganalisis alokasi aset saham yang dapat digunakan sebagai portofolio yang meniru imbal hasil Bitcoin. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan mimicking portofolio yang mirip dengan Bitcoin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu investor untuk memberikan pilihan investasi dengan imbal hasil yang mirip dengan Bitcoin dengan resiko yang lebih rendah. Penelitian sebelumnya telah berhasil membentuk mimicking portofolio terhadap surat utang, REIT, dan aset luar negeri namun belum ada yang meneliti cryptocurrency mimicking portofolio khususnya Bitcoin.
Bitcoin fluctuates based on sentiment and speculation. It price has dropped 50% since its highest point in April to its lowest point in July 2021, reaching a new high on November 2021 and depreciated again by more than 50% in January 2022. The high fluctuation is one of the main reason that institutional investor participation in this asset is fairly low. This study ana-lyze stock allocation in portfolio that mimics Bitcoin to provide investors an alternative in-vestment with the same yield as Bitcoin and lower risk. Previous studies successfully created a mimicking portfolio for bonds, REIT, foreign asset but there hasn’t been one to study crypto-currency mimicking portfolio especially Bitcoin. Portfolios created in this study consists of 19 selected US stocks and 45 stocks from Indonesia LQ45. Weight optimation is achieved with Markowitz Theory. We find mixed result in portfolio return, and lower standard deviation compared to Bitcoin."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sylfani Lauren
"This thesis analyzes the comparative law on the inheritance of digital assets between Indonesia and Singapore, specifically focusing on bitcoin as an object of inheritance. Inheritance is a legal aspect that governs the transfer of property from a deceased person to their heirs. In the context of bitcoin and other digital assets, there are no specific regulations regarding the actions to be taken concerning digital assets in inheritance law. Using doctrinal research methods, the issues addressed in this thesis focus on the inheritance regulations in Indonesia and Singapore, and the legal regulations regarding bitcoin as an object of inheritance in both countries. This thesis finds that the inheritance of bitcoin can be carried out through the necessary documentation and a will to transfer its ownership. In practice, if the testator consciously intends to inherit the asset, they will provide access to the username and password to access their bitcoin through a will. Nevertheless, if the heirs do not know the access details for the testator's bitcoin storage, serious issues will arise concerning the inheritance of access to these assets. Additionally, the fluctuating value of bitcoin can change rapidly, adding uncertainty to the actual value of the bitcoin. To date, there are no adequate legal regulations governing the status of bitcoin and other digital assets as objects of inheritance. Therefore, specific regulations regarding the inheritance of digital assets, particularly bitcoin, are needed in Indonesia to provide legal protection for heirs.
Skripsi ini menganalisis perbandingan hukum mengenai pewarisan aset digital antara Indonesia dan Singapura, khususnya terhadap bitcoin sebagai objek harta waris. Pewarisan merupakan aspek hukum yang mengatur pemindahan harta benda dari seseorang yang telah meninggal kepada ahli warisnya. Dalam konteks bitcoin dan aset digital lainnya, belum ada aturan khusus mengenai tindakan yang harus dilalukan terhadap aset digital dalam hukum waris. Dengan metode penelitian doktrinal, rumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada pengaturan pewarisan di Indonesia dan Singapura, dan peraturan hukum aset digital bitcoin sebagai objek harta waris di Indonesia dan Singapura. Penelitian ini menemukan bahwa pewarisan bitcoin dapat dilakukan melalui dokumen persyaratan dan surat wasiat untuk mengalihkan kepemilikannya. Dalam praktiknya, jika pewaris memberikan warisan secara sadar, pewaris akan memberikan akses terhadap username dan password untuk mengakses bitcoin yang dimilikinya melalui surat wasiat. Namun, jika ahli waris tidak mengetahui akses penyimpanan bitcoin milik pewaris, maka akan timbul masalah serius terkait pewarisan akses untuk membuka aset tersebut. Selain itu, nilai bitcoin yang fluktuatif dapat berubah dengan cepat, menambah ketidakpastian mengenai nilai sesungguhnya dari bitcoin. Hingga saat ini belum ada peraturan hukum yang memadai yang mengatur keberadaan bitcoin serta aset digital lainnya sebagai objek harta waris. Oleh karena itu dibutuhkan pengaturan khusus mengenai pewarisan aset digital, khususnya bitcoin di Indonesia, untuk memberikan perlindungan hukum terhadap ahli waris."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kebry Poetra Krisaff
"Makalah ini menjelaskan dampak negatif Bitcoin dan hubungannya dengan kesenjangan digital di El Salvador. Negara ini memutuskan untuk menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran nasional. Sejumlah warga yang mampu bertransisi ke transaksi Bitcoin mengalami kemudahan, sedangkan beberapa warga lain mengalami kesulitan beradaptasi dengan transaksi Bitcoin. Mereka yang mengalami kesulitan memiliki akses yang terbatas terhadap Teknologi Komunikasi Informasi (TIK). Menurut Warschauer (2002), kesenjangan digital mengacu pada kesenjangan terhadap grup memiliki akses ke TIK dan grup yang tidak memiliki akses ke TIK. Makalah ini berpijak pada tinjauan literatur akademik dan survei institusi. Makalah mendeskripsikan fenomena kesenjangan digital dan hubungannya dengan kebijakan Bitcoin di El Salvador menggunakan riset yang berkaitan dengan konsep teori kesenjangan digital dan konsep-konsep terkait kesenjangan digital untuk menganalisis fenomena El Salvador.
This paper describes the negative impact of Bitcoin and its relation to the digital divide in El Salvador. This country has decided to make Bitcoin its national legal tender. Some citizens are quickly transitioning to the Bitcoin transaction, while others struggle to adapt to the transaction. Those struggling have limited access to information and communication technology (ICT). According to Warschauer (2002), the digital divide refers to the inequality between the group who can access ICT and those without ICT access. The paper stands with the peer-reviewed literature review and institutional survey. This paper describes the digital divide phenomenon in relation to the Bitcoin policy in El Salvador, utilising research related to digital divide theoretical concepts and digital divide related-concepts to analyse El Salvador's phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Yusuf Hikmah Adrai
"
ABSTRAKPada konteks saat ini, struktur masyarakat arus utama di Indonesia menempatkan bitcoin sebagai sebuah diskusi yang kontroversi. Hal tersebut berimbas pada munculnya pelarangan terhadap penggunaan bitcoin di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan pada asumsi-asumsi teoretis strukturasi Giddens yang melihat bahwa terdapat relasi kuasa yang berkelindan di antara struktur dan agen, sehingga dapat dikaitkan pada aktivitas pengguna bitcoin dalam pertukaran data dan keterbukaan akses informasi. Hal ini dapat dilihat sebagai sebuah respons agen terhadap wacana struktur di tatanan masyarakat. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualititaf yang berpacu pada karakteristik penelitian paradigma kritis. Penelitian ini menemukan bahwa interaksi yang terjadi di dalam Group Line UKM Bitcoin UI berlandaskan kesadaran kritis anggotanya. Kesadaran ini dapat dilihat sebagai bentuk agensi individu untuk merespons struktur arus utama di dalam konteks pelarangan bitcoin di Indonesia.
ABSTRACTIn the current context, the structure of mainstream society in Indonesia places bitcoin as a controversial discussion. This has an impact on the emergence of a ban on the use of bitcoin in Indonesia. This study uses an approach to Giddens structuration's theoretical assumptions which see that there are interrelated power relations between structures and agents so that they can be linked to the activities of bitcoin users in data exchange and open access to information. This can be seen as an agent's response to the discourse of structure in the community order. This study uses a case study with a qualitative approach that races the characteristics of critical paradigm research. This study found that the interactions that occur within the UKM Bitcoin UI Group Line are based on critical awareness of its members. This awareness can be seen as a form of individual agency to respond to mainstream structures in the context of banning bitcoin in Indonesia."
2019
SPdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library