Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Adzannur Dzuhuria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Manajemen Penyakit Kronis (Prolanis) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Wilayah Kerja BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan observasi menggunakan pedoman wawancara dan daftar periksa observasi. Data sekunder diperoleh dari hasil telaah dokumen. Penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat masalah dalam hal sumber daya manusia, sumber daya keuangan, dan peraturan. Empat dari lima kegiatan Prolanis bersifat rutin dilaksanakan di wilayah kerja FKTP BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor. Peneliti menyarankan agar BPJS melakukan tinjauan keuangan serta melibatkan partisipasi peserta dalam mengelola kekurangan dana, melengkapi SOP terdapat rincian jadwal kegiatan untuk setiap kegiatan prolanis, dan penciptaan sistem penghargaan untuk pencapaian target Prolanis.

This study aims to determine the implementation of the Chronic Disease Management Program (Prolanis) at the First Level Health Facility (FKTP) BPJS Kesehatan KCU Bogor City in 2018. This study is a qualitative study using primary and secondary data. Primary data were obtained from in-depth interviews and observations using interview guidelines and observation checklists. Secondary data is obtained from the results of document review. Research shows that there are still problems in terms of human resources, financial resources, and regulations. Four of the five Prolanis activities are routinely carried out in the work area of ​​the FKTP BPJS Kesehatan KCU Bogor City. Researchers suggest that BPJS conducts a financial review and involves participant participation in managing the lack of funds, completing SOPs there is a detailed schedule of activities for each prolanis activity, and creation of a reward system for achieving Prolanis targets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Adzannur Dzuhuria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Wilayah Kerja BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan observasi dengan menggunakan pedoman wawancara serta daftar tilik observasi. Data sekunder diperoleh dari hasil telaah dokumen.
Penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat masalah dalam sisi sumber daya manusia, sumber daya keuangan, dan peraturan. Empat dari lima kegiatan Prolanis sudah rutin dilaksanakan pada FKTP wilayah kerja BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor.
Peneliti menyarankan agar BPJS membuat adanya peninjauan ulang dalam keuangan serta melibatkan peran serta peserta dalam megelola kekurangan dana, melengkapi SOP yang ada dengan rincian jadwal kegiatan pada masing-masing kegiatan prolanis, dan pembuatan sistem reward pada pencapaian target Prolanis.

This study aims to determine the implementation of the Chronic Disease Management Program (Prolanis) in the First Level Health Facilities of Bogor City at BPJS Work Area in the year 2018. This research is a qualitative study using primary and secondary data. Primary data obtained from the results of in-depth interviews and observations using interview guidelines and observation checklist. Secondary data obtained from the document review.
Research shows that there are problems in terms of human resources, financial resources, and regulations. Four of the five Prolanis activities are routinely carried out in the FKTP working area of the Bogor City KCU Health BPJS.
The researcher suggests that the BPJS make a review in finance and involve the participation of participants in managing funding shortages, supplementing the existing SOPs with a detailed schedule of activities in each prolongs activity, and making the system reward for achieving Prolanis targets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Ananti Pratiwi
"Prolanis sebagai salah satu strategi promotif dan preventif yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk menurunkan atau mencegah komplikasi penyakit kronis yang diderita oleh peserta sekaligus sebagai kendali biaya pelayanan kesehatan. Pada tahun 2017, KBK mulai diterapkan sehingga seluruh FKTP yang bekerjasama wajib melaksanakan Prolanis.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai pelaksanaan Prolanis di FKTP wilayah kerja BPJS Kesehatan KCU Kota Bogor dalam melaksanakan kegiatan Prolanis pada tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masalah dalam kecukupan sumber daya manusia, sumber daya keuangan, fasilitas, dan peraturan. Empat dari lima kegiatan Prolanis sudah dilaksanakan secara rutin di FKTP wilayah kerja BPJS Kesehatan Kota Bogor.
Peneliti menyarankan agar adanya pembagian tugas yang jelas, distribusi buku pemantauan kesehatan, dan pembuatan petunjuk teknis kegiatan Prolanis yang lebih rinci.

Prolanis as one of the promotive and preventive strategies undertaken by BPJS Kesehatan to reduce or prevent complications of chronic disease suffered by the participants as well as control of health care costs. In 2017, KBK is being implemented so that all FKTP must carry out Prolanis.
The purpose of this research is to obtain in depth information about the implementation of Prolanis at First Level Health Facility In Working Area of BPJS Kesehatan, Branch Office, Bogor, 2017. This study used qualitative methods with data collection through in depth interviews, observation and document review.
The results show that there are problems in the adequacy of human resources, financial resources, facilities, and regulations.
The researcher suggests in order do exist clear division of tasks, distribution of health monitoring books, and more detailed technical guidance on Prolanis activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mawaddah
"Komunikasi dalam keperawatan dapat diartikan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, menentukan apa yang menjadi kehendak pasien, serta menilai evaluasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui gambaran persepsi klien tentang komunikasi terapeutik perawat dalam pelaksanaan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan Kota Bekasi. Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif berdasarkan pengukuran dan analisis data karena didalam penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau gejala sosial. Populasi pada penelitian ini adalah peserta JKN-KIS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Peratama (FKTP) di Wilayah Kota Bekasi yang mewakili usia > 15 tahun. Besar sampel adalah 399,9334 dibulatkan menjadi 400 orang. Sampel didapatkan dengan metode Probability Sampling dengan cara cluster sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik perawat untuk mengukur persepsi klien terhadap kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Penelitian ini akan menganalisis data dengan analisis univariat terhadap setiap variabel. Variabel yang akan dianalisis yaitu karakteristik responden dan komunikasi terapeutik perawat. Hasil penelitian ini terbagi dalam 3 fase komunikasi terapeutik yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi, diamana dalam 3 fase tersebutdi dominasi dengan kategori cukup. Pada komunikasi terapeutik fase orientasi kategori baik (17.25%), cukup (66.25%) dan kurang baik (66%). Pada komunikasi terapeutik fase kerja kategori baik (4%), Cukup (80.75%) dan kurang baik (15.25%). Sedangkan pada komunikasi terapeutik fase terminasi tidak ada kategori baik (0%), dengan kategori cukup (80.75%) dan kurang baik (19.25%).

Communication in nursing can be interpreted as the basis for providing nursing care to gather as much information as possible, determine what the patient wants, and assess the evaluation of the nursing care provided. The aim of this research is to determine the description of clients' perceptions regarding nurses' therapeutic communication in the implementation of services at BPJS Health First Level Health Facilities (FKTP) Bekasi City. The method in this research is included in quantitative research based on measurement and data analysis because this research will describe social phenomena or symptoms. The population in this study were JKN-KIS participants at Primary Level Health Facilities (FKTP) in the Bekasi City Area representing ages > 15 years. The sample size is 399.9334 rounded to 400 people. Samples were obtained using the Probability Sampling method using cluster sampling. This study used a nurses' therapeutic communication questionnaire to measure clients' perceptions of nurses' therapeutic communication abilities. This research will analyze the data using univariate analysis of each variable. The variables to be analyzed are the characteristics of the respondents and the nurses' therapeutic communication. The results of this research are divided into 3 phases of therapeutic communication, namely the orientation phase, work phase and termination phase, where these 3 phases are dominated by the sufficient category. In the therapeutic communication orientation phase, the categories were good (17.25%), sufficient (66.25%) and poor (66%). In the therapeutic communication phase of work, the categories were good (4%), sufficient (80.75%) and poor (15.25%). Meanwhile, in the termination phase of therapeutic communication, there was no good category (0%), with adequate (80.75%) and poor (19.25%) categories."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledy Visna Asfiani
"Kontinuitas peserta untuk mengikuti Prolanis merupakan salah satu indikator komitmen pelayanan di FKTP, sehingga mengetahui tingkat kepatuhan dan faktor yang mempengaruhinya menjadi hal yang penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan mengikuti Prolanis dan determinannya pada peserta dengan DM tipe 2 di lima FKTP BPJS Bekasi.
Penelitian ini menggunakan disain cross sectional, pengumpulan data melalui pengisian kuesioner pada 228 peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP BPJS Bekasi dan diambil dengan acak sederhana secara proporsional sesuai dengan jumlah peserta di tiap FKTP.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan peserta Prolanis dengan DM tipe 2 di lima FKTP tersebut adalah 3.59. Lama menderita sakit, persepsi manfaat, persepsi penghalang dan pelaksanaan pedoman program berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Persepsi penghalang merupakan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan peserta. Faktor pada individu dan provider tersebut dapat dijadikan sebagai bahan telaah bagi FKTP dalam memfasilitasi kebutuhan peserta sehingga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan untuk mengikuti Prolanis.

The continuity of the participant in Prolanis is one of the primary health care services indicator and to find out the level of complience and the factors influencing it, is very important. The aim of the study is to find out the complience level of Prolanis participant and its determinants in type 2 DM patients in five BPJS primary health care in Bekasi.
This is a cross sectional study, using questionnare to 228 participants with type 2 DM with simple random sampling method proportionally. Complience level of the participants is 3.59.
Duration of illness, perceived benefit, perceived barrier and the implementation of the program guidelines are correlated with the complience level with the dominant factor is perceived barrier. Factors in individual and provider can be used as evaluation tools for the primary health care in fascilitating the need of the participants so that it will increase the level of complience.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tibia Kesuma Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan evaluasi input, process, dan output dari implementasi Prolanis pada FKTP di wilayah BPJS Kesehatan Kantor Cabang Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 70 dari 104 FKTP telah melaksanakan Prolanis, namun belum didukung dengan ketersedian buku pedoman Prolanis secara lengkap, fasilitas yang belum memadai, dan ketidaklengkapan alat untuk pemeriksaan kesehatan di empat FKTP tempat penelitian ini dilaksanakan. Kegiatan Home visit dan Reminder SMS Gateway belum terlaksana di sebagian FKTP. Selain itu, berdasarkan analisis data sekunder hasil pemeriksaan tekanan darah dan gula darah peserta selama 4 bulan didapatkan bahwa status kesehatan peserta beragam dan masih terdapat peserta dengan kadar gula darah dan tekanan darah yang belum terkendali karena melebihi batas kriteria pengendalian DM Tipe 2 dan Hipertensi.

This research aims to get input, process, and output evaluation from Prolanis implementation at primary health facilities that cooperated with BPJS Kesehatan, Branch Office Depok in 2017. This is a qualitative research that use in depth interviews, observation, and document reviews methodology. The result shows that 70 of 104 primary health facilities have implemented Prolanis, but are not supported by the availability of completed Prolanis guidebooks, inadequate facilities, and incomplete medical devices for health checks at the four primary health facilities where this research was conducted. 'Home visit' and 'Reminder SMS Gateway' activities have not been done in some primary health facilities. And, based on secondary data analysis of blood pressure and blood glucose test results for 4 months, it was found that the participant 39 s health status varies and there are still participants with uncontrolled blood sugar and blood pressure levels, as it exceeded the limits of the controlled DM Type 2 and Hypertension criteria."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Novi Kurnia
"Berdasarkan PMK No. 69 Tahun 2013, tarif kapitasi ditetapkan sama untuk semua kelompok umur, hanya dibedakan antar FKTP. Tarif kapitasi tersebut tidak disesuaikan dengan risiko individu. Sedangkan menurut Andersen (2005) menyatakan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi utilisasi pelayanan kesehatan.
Dari permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk menghitung tarif kapitasi berdasarkan risiko umur. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional.
Hasil dari penelitian ini yaitu tarif kapitasi berdasarkan kelompok umur pada puskesmas, DPP, dan klinik. Berdasarkan hasil tarif kapitasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tarif antar kelompok umur dimana kapitasi tinggi pada kelompok umur (0-4) tahun dan (≥ 50) tahun.

Based on PMK No. 69 in 2013, capitation are set the same for all ages, only distinguished between primary health care. Capitation is not adapted to the individual risk. Whereas, according Andersen (2005) stated that age is one of the factors that affect health care utilization.
From these problems, this study aims to calculate the capitation by age. This study uses a quantitative research methodology with cross sectional study design.
The results of this study are capitation by age groups at the primary health care. Based on capitation results indicate that these are differences capitation between age groups, capitation higher in the age group (0-4) and (≥ 50) years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuzna Alfiani
"Pemantauan terhadap kasus rujukan penting dalam upaya optimalisasi peran fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagai gatekeeper. Penelitian ini membahas mengenai kasus rujukan rawat jalan peserta BPJS Kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama di Kota Bogor Tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor umur, jenis kelamin, diagnosis, dan fasilitas dengan kasus rujukan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang menggunakan data sekunder dari aplikasi primary care BPJS Kesehatan dan formulir self asessment untuk kredensialing FKTP.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel umur, jenis kelamin, diagnosis, dan fasilitas berhubungan dengan kasus rujukan. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa risiko yang lebih tinggi untuk dirujuk yaitu pada umur ≥50 tahun, jenis kelamin perempuan, diagnosis diluar 144, dan fasilitas dengan nilai kredensialing tinggi tetapi memiliki aspek sumber daya manusia yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk merujuk.

Monitoring of referral cases is important for optimalizing primary health care role as gatekeeper. The focus of this research is about referral cases of BPJS Kesehatan participants at Primary Health Care of Bogor City in 2014. This research aims to see the relationship between age, sex, diagnosis, and facilities with the referral cases. This research is quantitative study, with a cross sectional design that uses secondary data from primary health care application of BPJS Kesehatan and self asessment form for credentialing.
The result of this research found that the variable of age, sex, diagnosis, and facilities are associated with referral cases. This research found that the risk of refferal is higher for participants who has the age ≥50 years old, female, out of 144 diagnosis, and facilities with high kredentialing but lack human resources have high risk in referral.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Noviani
"ABSTRACT
Visit Rate merupakan salah satu bukti bahwa jaminan kesehatan berdampak pada utilisasi pelayanan kesehatan. FKTP dijadikan sebagai gatekeeper pelayanan kesehatan di era JKN yang harus didukung oleh mutu dan kualitas yang baik dari pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan antara visit rate rawat jalan peserta JKN dengan determinan pelayanan kesehatan yang meliputi jumlah dokter, jam operasional dan jumlah peserta di FKTP BPJS Kesehatan Kota Bogor tahun 2017. Penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional yang menggunakan data sekunder berupa jumlah seluruh data kunjungan rawat jalan dari aplikasi Primary Care p-care serta data Profiling dari 67 FKTP tahun 2017. Analisis data menggunakan Uji Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan beberapa FKTP memiliki angka visit rate yang dibawah rata-rata. Adapun determinan yang berhubungan dengan dengan visit rate pelayanan rawat jalan adalah jumlah dokter p-value = 0,023 dan r = 0,277 dan jam operasional p-value = 0,00 dan r = 0,618. Sedangkan variabel jumlah peserta tidak memiliki hubungan dengan visit rate di FKTP. Untuk itu perlu dilakukan ditelusuri kembali mengenai karakteristik peserta terdaftar pada FKTP tersebut supaya dapat diketahui penyebab dari rendahnya visit rate serta melakukan penguatan peraturan mengenai komitmen dalam pemberian pelayanan kesehatan.

ABSTRACT
Visit Rate is one of evidence that health insurance has an impact on health service utilization. FKTP serve as health care gatekeeper in The Nasional Health Insurance JKN era which must be supported by good quality of health service. The purpose of this research is to know and analize the correlation between visit rate of JKN outpatient participant with health service determinant that consist of number of doctors, operational hours and number of participants in FKTP BPJS Health City of Bogor 2017. The research is quantitative research with Cross Sectional study design using secondary data, all of outpatient visit data obtained from P care application and Profiling data collected from 67 FKTP in 2017. Data analysis using Simple Linear Regression Test. The results show that some FKTP have lower than average of visit rate. The determinants associated with visit rate of outpatient service were number of doctors p value 0.023 and r 0.277 and operational hours p value 0.00 and r 0.618, while the variable number of participants has no correlation with visit rate in FKTP. Therefore, it needs to be traced back to the characteristics of registered participants in the FKTP in order to know the cause of the low visit rate as well as strengthening the regulation regarding the commitment in the provision of health services. ,Visit Rate, Outpatient, Primary Health Care "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Kurniawati
"Tesis ini membahas hubungan antara Program Pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS) sebagai upaya untuk mencapai kualitas hidup tertinggi bagi peserta BPJS KESEHATAN yang didiagnosis menderita DM tipe 2 dan hipertensi. PROLANIS dikaitkan dengan pemanfaatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan juga rujukan DM Tipe 2 dan Hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif, menggunakan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin (p = 0,012), jenis partisipasi (p = 0,000), diagnosis medis (p = 0,000), partisipasi dalam PROLANIS (p = 0,000), layanan Homevisit (p = 0,041), jenis perawatan kesehatan primer fasilitas (0,000), ketersediaan SDM (0,000), ketersediaan infrastruktur (p = 0,005), ketersediaan peralatan medis dan obat-obatan (p = 0,000), ruang lingkup layanan (p = 0,000), dan ruang lingkup kegiatan prolanis (p = 0,038) terkait dengan RJTP. Faktor yang paling dominan mempengaruhi RJTP adalah ketersediaan SDM (OR = 16.369).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis kelamin (p = 0,001), jenis partisipasi (p = 0,000), diagnosis medis (p = 0,000), partisipasi dalam PROLANIS (p = 0,000), durasi bergabung dengan PROLANIS (p = 0,000) , keaktifan kegiatan klub (p = 0,003), keaktifan kegiatan pendidikan (p = 0,015), jenis fasilitas perawatan kesehatan primer (p = 0,000), ketersediaan SDM (p = 0,000), ketersediaan infrastruktur (p = 0,005) , ketersediaan peralatan medis dan obat-obatan (p = 0,000), ruang lingkup layanan (p = 0,000), dan ruang lingkup kegiatan prolanis (p = 0,000) yang terkait dengan rujukan. Faktor yang paling dominan mempengaruhi rujukan adalah ketersediaan perangkat medis dan obat-obatan (OR = 14.901). Penulis merekomendasikan untuk merancang promosi kesehatan tentang PROLANIS, meningkatkan kualitas fasilitas perawatan kesehatan primer, dan mengoptimalkan kegiatan PROLANIS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>