Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadel Ahmad Zaki
"Salah satu komponen terpenting dalam proses pengiriman impor adalah biaya.
Beberapa pengiriman menggunakan multi moda seperti kapal dan truk, pesawat
terbang dan kereta api dan lain-lain. Setiap tahun proses pengiriman impor
berlangsung di wilayah Jabodetabek. Biaya yang murah merupakan terpenting
dalam proses ini. Emisi juga tidak luput dari perhatian. Penelitian ini berfokus pada proses impor dimana pengembalian peti kemas pinjaman yang benar merupakan
salah satu hal penting untuk mengurangi biaya tambahan. Pemilihan lokasi
pelabuhan dan rute perjalanan darat menjadi hal yang harus diperhatikan karena
kondisi wilayah Jabodetabek yang tidak dapat diprediksi dan banyaknya impor
yang masuk melalui pelabuhan yang ada dan juga pengurangan emisi menjadi
perhatian. Kemudian model optimasi menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan berbagai solusi dan hasil penelitian ini dapat digunakan bagi
importir untuk pemilihan moda transportasi, lokasi pelabuhan dan biaya.

One of the most important components in the import shipping process is cost. Some shipments use multi-mode such as ships and trucks, airplanes and trains and others. Every year the import delivery process takes place in the Jabodetabek area. Low cost is paramount in this process. Emissions have not gone unnoticed either. This study focuses on the import process where the correct return of loan containers is one of the important things to reduce additional costs. The choice of port location and road trip routes is something that must be considered because the condition of the Jabodetabek area is unpredictable and the large number of imports that enter through existing ports as well as reducing emissions are a concern. Then the optimization model becomes a solution to solve this problem with various solutions and the results of this study can be used for importers for the selection of transportation modes, port locations and costs"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Mutaharah
"Inland waterway merupakan salah satu moda transportasi laut yang dapat digunakan sebagai moda transportasi alternatif yang telah berkembang dengan pesat di beberapa negara Eropa dan Amerika, namun belum umum dipergunakan di Indonesia meskipun memiliki potensi yang sangat besar. Banyak faktor yang menyebabkan inland waterway di Indonesia tidak berkembang, diantaranya karena keterbatasan pada elemen waterway yang menyebabkan tidak memungkinkan bagi vessel atau kapal untuk berlayar pada jalur tersebut.
Melalui penelitian ini akan dipaparkan mengenai elemen waterway serta bagaimana mengoptimalkan faktor penghambat pada kanal CBL seperti interseksi dengan infrastruktur eksisting, minimnya debit, radius kelengkungan, kedalaman, dan lebar kanal, sehingga kanal ini dapat dimanfaatkan juga sebagai moda transportasi inland waterway. Perencanaan dilakukan dengan menggunakan benchmarking terhadap tiga standar desain utama yaitu PIANC, ASCE dan Rijkwaterstat (RWS) yang kemudian kondisi debitnya disimulasikan dengan menggunakan software HECRAS versi 4.1.
Hasil simulasi menunjukkan desain dengan menggunakan standar RWS memiliki dimensi yang lebih kecil dibandingkan standar lain dengan ukuran vessel yang sama. Selain itu juga dilakukan perbandingan dua vessel referensi yaitu kapal kontainer dengan kapasitas 96 TEUs dan 144 TEUs ditinjau dari dimensi dan biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan kanal mengacu padadimensi benchmark sehingga didapatkan desain yang dinilai paling optimum sesuai kondisi yang ada.

Inland waterway is one of the sea transportation mode that can be used as an alternative mode of transportation that has grown rapidly in several European countries and America, but has not yet commonly used in Indonesia though it has a large potential development. Many factors that cause inland waterway in Indonesia has not developed, such as due to the limitations on the waterway element that makes it impossible for vessels or vessels to sail on the lane.
Therefore, this research will be presented about the element of waterway and how to optimize the inhibiting factor on the CBL channel such as intersection with existing infrastructure, minimum discharge, curvature radius, depth and width of channel so that these existing channels can be utilized as well as inland waterway transportation modes. This project is done by using a benchmark against three main standard design that is PIANC, ASCE and Rijkwaterstat (RWS) which then simulated the debit condition by using software of HECRAS version 4.1.
The results show that a design using the RWS standard has asmaller dimension than other standards with the same vessel size. In addition, a comparison of two reference vessels, container vessels with a capacity of 96 TEUs and 144 TEUs, was evaluated from the dimensions and costs required for the development of the channel, referring to the benchmark dimensions, so as to obtain the most optimum design according to the conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Dafiyani
"Kebutuhan manusia semakin hari semakin banyak dan intensitas permintaannya pun terus meningkat. Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat ini, maka dunia industri dan perdagangan juga harus meningkatkan kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini juga berdampak pada transportasi yang meningkat. Salah satu contohnya adalah pengiriman barang dengan bantuan container dengan menggunakan truk trailer. Rute Jakarta ? Surabaya menjadi rute yang cukup padat dan jalur Pantura manjadi jalur utama dalam rute ini. Dengan semakin banyak truk trailer yang melewati rute ini maka beban yang diterima jalur Pantura akan semakin banyak pula dan berefek pada umur jalan yang tidak bertahan lama. Disisi lain, ada jalur laut sepanjang jalur Pantura yang tidak digunakan. Atas dasar itu pula, penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah jalur laut ( perjalanan menggunakan kapal RO-RO ) akan lebih menguntungkan ( salah satunya dalam segi biaya ) dari pada jalur darat yang telah digunakan sebelumnya.

Human needs daily increasing and intensity of demand continues to increase. In order to meet these increasing demands, the industry and trades also must improve their ability to meet those needs. This also resulted in increased transportation. One example is the delivery of goods with the help of the container by using a truck trailer. Route Jakarta ? Surabaya become route with high enough intensity and Pantura line become main line in this route. With more and more truck trailers that pass through this route then the load Pantura received will be the more and have an effect on the life of the roads that do not last long. On the other hand, there is the sea route along the Pantura line are not used. On the basis of that, the study was conducted to determine whether the sea lanes ( trip using RO-RO vessel ) would be more beneficial ( one of them in term of cost ) of the landline that has been used previously."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56410
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Purnomo
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan mengenai faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan yang optimal dan untuk mengetahui pilihan mana yang lebih menguntungkan antara inap truk atau tidak inap truk. Disain penelitian ini adalah studi kasus deskriptif kuantitatif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam optimalisasi keputusan inap truk atau tidak inap truk adalah jarak tempuh dan kondisi jalan, energi (bahan bakar minyak), empty travel, kompetisi dan regulasi, serta waktu tempuh/waktu transportasi (transport time). Dan mengenai manakah yang lebih menguntungkan antara inap truk atau tidak inap truk dapat disimpulkan bahwa untuk peti kemas ukuran 20? dan lokasi truk saat ini berada di A atau B, keputusan tidak inap truk (risk order) lebih menguntungkan. Untuk lokasi truk saat ini berada di C atau D, keputusan inap truk lebih menguntungkan, namun demikian jika jumlah minimal certain order dipenenuhi maka lebih menguntungkan tidak inap truk (certain order). Untuk lokasi truk saat ini berada di E, F dan G, keputusan inap truk lebih menguntungkan. Untuk peti kemas ukuran 40?/45? dan lokasi truk saat ini berada di A, B atau C, keputusan tidak inap truk (risk order) lebih menguntungkan. Untuk lokasi truk saat ini berada di D atau E, keputusan inap truk lebih menguntungkan, namun demikian jika jumlah minimal certain order dipenuhi maka lebih menguntungkan tidak inap truk (certain order). Untuk lokasi truk saat ini berada di F dan G, keputusan inap truk lebih menguntungkan.

The purpose of this research is to obtain explanation on what factor to be considered in optimal decision making and to find out which decision is more profitable between overnight truck and not overnight truck. This research design is quantitative descriptive case study. From the research result it can be concluded that factors to be considered in decision optimalisation of overnight truck or not overnight truck are travel distance and road condition, energy (fuel), empty travel, competition and regulation, and travel time/transport time. And regarding which one is more profitable between overnight truck and not overnight truck it can be concluded for container size 20? and current truck location is in A or B, decision of not overnight truck (risk order) is more profitable. For current truck location in C or D, decision of overnight truck is more profitable, however if minimum certain order amount is fulfilled then not overnight truck (certain order) is more profitable. For current truck location in E, F or G, decision of overnight truck is more profitable. For container size 40?/45? and current truck location is in A, B or C, decision of not overnight truck (risk order) is more profitable. For current truck location in D or E, decision of overnight truck is more profitable, however if minimum certain order amount is fulfilled then not overnight truck (certain order) is more profitable. For current truck location in F or G, decision of overnight truck is more profitable."
Depok: Program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ibnu Hakim
"Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan permasalahan kemacetan yaitu menghadirkan Transjakarta sebagai salah satu moda transportasi publik. Dalam perkembangannya, Transjakarta mengusung konsep smart mobility yang ditandai dengan adanya pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian dari upaya dari untuk menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas, dan sekaligus menciptakan kota cerdas atau smart city untuk wilayah DKI Jakarta, khususnya pada sektor transportasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis implementasi smart mobility pada moda transportasi Transjakarta. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mix methods. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi smart mobility pada moda transportasi Transjakarta di Provinsi DKI Jakarta menurut persepsi 425 responden sudah termasuk ke dalam kategori baik dengan jumlah penilaian baik yang diberikan responden sebanyak 362 responden (85,2%). Dalam segi aksesibilitas, Transjakarta telah menyediakan akses bagi para penggunanya secara luas, mudah, aman, nyaman dan juga terjangkau. Transjakarta menyediakan infrastruktur TIK untuk memudahkan penggunanya dalam memperoleh informasi layanan, melakukan sistem pembayaran, dan mengakses internet. Transjakarta telah menerapkan sistem transportasi publik yang berkelanjutan dengan adanya penggunaan bus listrik. Transjakarta berkembang sistem transportasi publik yang inovatif karena terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanannya. Transjakarta juga menjadi sistem transportasi yang aman dengan menyediakan petugas, fasilitas, maupun kebijakan terkait dengan keamanan dalam layanan transportasi. Dalam aspek keadilan, Transjakarta memberikan perlakuan adil, tarif yang terjangkau, dan penyediaan fasilitas khusus sehingga para pengguna mendapatkan akses yang sama atau setara pada saat menggunakan layanan Transjakarta.

One of the efforts made by the DKI Jakarta Provincial Government to solve the problem of congestion is to introduce Transjakarta as a mode of public transportation. In its development, Transjakarta carries the concept of smart mobility which is characterized by the integration of information and communication technology (ICT) as part of efforts to solve the problem of traffic congestion, and at the same time create a smart city for the DKI Jakarta area, especially in the transportation sector. The aim of this research is to analyze the implementation of smart mobility in the Transjakarta transportation mode. The research approach used is quantitative with mixed methods data collection techniques. The results of this research indicate that the implementation of smart mobility in the Transjakarta transportation mode in DKI Jakarta Province, according to the perception of 425 respondents, is included in the good category with the number of good ratings given by respondents being 362 respondents (85.2%). In terms of accessibility, Transjakarta has provided access for its users in a broad, easy, safe, comfortable and affordable manner. Transjakarta provides ICT infrastructure to make it easier for users to obtain service information, carry out payment systems and access the internet. Transjakarta has implemented a sustainable public transportation system with the use of electric buses. Transjakarta is developing an innovative public transportation system because it continues to strive to improve and develop the quality of its services. Transjakarta is also a safe transportation system by providing officers, facilities and policies related to security in transportation services. In the aspect of justice, Transjakarta provides fair treatment, affordable rates, and provides special facilities so that users get equal or equal access when using Transjakarta services."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Louis
"Lapangan penumpukan peti kemas sebagai sebuah bagian dari sistem penanganan peti kemas pada terminal peti kemas Koja mengalami peningkatan kepadatan setiap tahunnya, ketika suatu lapangan penumpukan peti kemas yang terlalu padat akan menyebabkan terganggunya aliran peti kemas yang disebabkan salah satunya oleh Dwell Time yang terlalu tinggi, sebenarnya tindakan Overbrengen telah ditetapkan sebagai pengatur tingkat kepadatan dari lapangan penumpukan peti kemas di Terminal Peti Kemas Koja, namun nampaknya terdapat ketidak efisiensian dalam pengurusan dokumen yang dilakukan untuk kegiatan Overbrengen ini dan berdampak pada nilai dari Yard Occupancy Ratio yang selalu melampaui batas Yard Occupancy Ratio.
Simulasi ini dibuat untuk membantu memberikan karakteristik gambaran Yard Occupancy Ratio yang akan terjadi dengan mengetahui kegiatan bongkar muat terlebih dahulu dari rapat kapal yang dilakukan oleh pihak terminal peti kemas Koja. Lapangan penumpukan peti kemas Koja bagian impor dengan spesifikasi 12 Block, 36 Slot/Block, dan 6 Row dan 4 Tier dalam setiap slot akan menjadi objek dan fokus utama dalam penulisan karya ilmiah skripsi ini dan akan menjadi contoh dari diterapkannya simulasi ini pada sistem penanganan peti kemas di Terminal Peti Kemas Koja.

Container Yard or Storage Area as a part of container handling system in Koja Container Terminal, having the issue of the increasing of the yard density every year. When container yard is to dense, than it will result in abnormality of the container flow in the container terminal which is caused mostly because of the high rate of each container dwell time in the container yard. Overbrengen is one of the way out to handle such situation, but it seems that the occupation of Overbrengen itself is not too efficient in Koja Container Terminal, and it mostly result in the yard density or Yard Occupancy Ratio that always seem to be in a very crowded situation.
A simulation is made to get the future characteristics of container yard or Yard Occupancy Ratio with the provided data of the amount of container that will be discharged or deliveried (TEUs) from the loading and dischargin meeting within the Koja Container Terminal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Calista
"Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.Transit Oriented Development (TOD) adalah konsep kota yang berorientasi transit yang mendorong masyarakatnya untuk lebih memilih kendaraan umum. Namun pembangunan kawasan TOD di Jakarta saat ini masih berpusat pada pembangunan hunian dekat stasiun. Hal itu menyebabkan peralihan esensi TOD menjadi TAD (Transit Adjacent Development) yaitu kawasan yang berdekatan namun tidak menimbulkan kegiatan transit. Campuran tata guna lahan adalah hal esensial di kawasan TOD karena keanekaragaman fungsi bangunan akan memengaruhi kegiatan transit masyarakatnya. Untuk memaksimalkan fungsi TOD, dibutuhkan informasi ridership per fungsi bangunan terhadap pemilihan moda transportasi. Fungsi bangunan yang ditinjau dalam penelitian ini adalah residensial dan perkantoran dan moda transportasi yang ditinjau adalah kereta, bus, dan kendaraan pribadi. Nilai ridership yang didapat akan berpengaruh terhadap perencanaan kawasan TOD. Kemudian, diperlukan juga strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai ridership kereta agar tujuan dari kawasan tersebut tercapai dan memaksimalkan fungsi kawasan TOD. Dibutuhkan teknik pengumpulan data berupa survei dan studi kasus dalam literatur dan benchmarking untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang nantinya akan diolah secara matematis dan naratif untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. Dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa nilai ridership moda transportasi untuk kawasan residensial adalah 47.1% untuk kereta, 11.8% untuk bus dan 41.2% untuk kendaraan pribadi dan untuk kawasan perkantoran adalah 43.8% untuk kereta, 18.8% untuk bus dan 37.5% untuk transportasi pribadi. Dari hasil survei dan studi literatur didapatkan rekomendasi sistem perkeretaapian untuk meningkatkan ridership kereta yang didasari oleh 3 faktor yaitu ketepatan waktu, kenyamanan dan aksesibilitas dari dan menuju stasiun.

Transit Oriented Development (TOD) is a transit-oriented city concept that encourages people to use public transportation. However, the development of the TOD area in Jakarta is currently still centered on the construction of residential buildings near the station. This causes the transition of the essence of TOD to TAD (Transit Adjacent Development), which is an area that is close together but does not cause transit activities. Mixed land use is essential in the TOD area because the diversity of building functions will affect the transit activities of the community. To maximize the TOD function, an information of the transportation mode choice is needed for each building. The building functions reviewed in this study are residential and office buildings and the modes of transportation reviewed are trains, buses and private vehicles. The ridership value obtained will affect the TOD area planning. Then, development strategies are also needed to increase the train ridership value so that the objectives of the area are achieved and maximize the function of the TOD area. Data collection techniques are needed in the form of surveis and case studies in the literature and benchmarking to obtain the required information which will be processed mathematically and narratively to achieve the objectives of this research. From the results of data processing, it was found that the ridership value of the mode of transportation for residential areas is 47.1% for trains, 11.8% for buses and 41.2% for private vehicles and for office areas is 43.8% for trains, 18.8% for buses and 37.5% for private transportation . From the survei results and literature studies, it is found that the railroad system recommendation to improve train ridership is based on 3 factors: punctuality, comfort and accessibility of station access and egress.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indramawan Cynammetra Ekaseputra
"ABSTRAK
Beberapa tahun terakhir ini, Jakarta telah berkembang sangat cepat di mana salah satu konsekuensinya adalah pertumbuhan penduduk yang memerlukan suatu sistem pendukung yang seimbang untuk memenuhi kebutuhannya.
Salah satu kebutuhannya adalah suatu sistem transportasi yang handal untuk memungkinkan tingkat mobilitas yang tinggi, di samping tersedianya fasilitas yang memadai.
Salah satu pemecahan masalah yang selama ini dilaksanakan adalah pengemba.ngan prasarana jalan baru yang mencapai kurang dari 4% per tahun dibandingkan dengan laj u pertumbuhan kendaraan antara 14-15% per tahun. Sementara itu perkembangan daerah Perumahan/pemukiman yang kurang terkendali dan makin jauh dari pusat kegiatan kota, akan meningkatkan pula kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi untuk memungkinkan terjadinya mobilitas yang dapat mendukung kegiatan penduduk Kota.
Kegiatan transportasi tersebut, telah menjadi sebab utama pencemaran udara dan sumber bising di wilayah-wilayah tertentu di Jakarta, begitu pula, kerapatan kendaraan di Jakarta dikuatirkan telah melampaui daya dukung jalan-jalan, yang ada, yang mana telah menambah tingkat pencemaran udara dan kebisingan di sa.mping menimbulkan kemacetan lalu lintas yang menyebabkan waktu per.jalanan menjadi lebih panjang.
Hal-hal tersebut telah menyebabkan timbulnya masalah eksternalitas berupa beban sosial yang harus ditanggung oleh warga kota terutama masyarakat sepanjang koridor jalan dan pemakai jalan.
Eksternalitas akibat transpartasi darat yang penting sehubungan dengan:
- menurunnya kualitas udara
- tingkat kebisingan-
- kemacetan lalulintas
- kecelakaan.
Di pihak lain, masyarakat sepertinya belum memperhatikan masalah eksternalitas ini serta belum menyadari. dampak kegiatan transportasi ini.
Kajian ini berusaha untuk mengetahui :
1. Apa anggapan masyarakat terhadap dampak pencemaran dan eksternalitas oleh kegiatan transportasi darat
2. Gambaran tentang eksternalitas tersebut
Lokasi penelitian dipilih koridor jalan di daerah Senin, mewakili daerah kegiatan campuran. Tebet, mewakili daerah perumahan. Bunderan Hotel Indonesia-Sudirman. Dipilihnya daerah tersebut, karena daerah-daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk dan merupakan pusat kegiatan masyarakat di samping sebagai moda tranportasi berlalulalang.
Data primer dikumpulkan dengan menggunanan cara pengambilan sampel acak sederhana. Untuk permasalahan tanggapan masyarakat terhadap dampak dan eksternalitas, data dikumpulkan dari responden melalui wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang terstrutur, sedangkan data lain sehubungan dengan kualtas lingkungan serta tataruang, diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran di lapangan, maupun mengumpulkan data sekunder.
Data kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan statistik. Beberapa pendekatan digunakan untuk memperhitugnakn eksternalitas.
Kesimpulan yang didapat melalui penelitian ini:
a. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap masalah eksternalitas masih rendah sehingga dalam beberapa hal sulit menentukan besarnya biaya sosial.
b. Biaya sosial (eksternalitas) yang ditimbulkan oleh kegiatan transportasi adalah cukup besar.
Manfaat dari penelitian ini, adalah untuk memahami tingkah laku masyarakat sehubungan dengan masalah pencemaran kegiatan transportasi dan mengetahui besarnya eksternalitas yang ditimbulkan oleh kegiatan transportasi.

ABSTRACT
Jakarta has been recently developed in rapid speed that consequently the increased population requires a. balance support system to fulfill the human need.
One of the need is a transportation system to enable a high mobility beside a feasible residence.
An alternative has been performed so far led to the transportation infrastructure development at ± 4% growth rate per annum compared with the growth of the motorized vehicles at 14%-15% per annum.
Meanwhile, the residential area were uncontrolled developed being far from public activity center which will generate demand of transportation system to accommodate the arisen need of mobility supporting the residents activity.
The transportation activity has been a major source of air pollution and noise in the certain region of Jakarta. The motorized vehicles density was said had been exceed the existing road capacity which increase the degree of noise and air pollution, beside the occurrence of traffic jam else where that caused a travelers losing times due to the longer travel time.
Those condition, arisen a problem called externality in which the citizen especially people who stay along the highway corridor and the road users suffer and share the social cost due to exposing to the polluted environment.
It is said that the essential externalities due to the land transportation are of:
- degradation of air quality
- noise level
- traffic jam
- traffic accidents
On the other hand, it seems the public do not really concern with the externalities, they might: do not realize that is the impact of the transportation activities.
This study is trying to understand
1. The public reaction or conception against the pollution impacts and the externalities born by the land transportation activity
2. What the figure of the externalities is
The study took place along the highway corridor at around Senen which represent the mix--used area., Tebet represent residential area and Bunderan Hotel I ndones i a, Sudirman.
Such the location were chosen for the reasons of they were a public activities central, besides, various transportation modes passing through.
The primary data were collected by mean of drawing simple random sample. I n case for the issue of public response against the pollution and its externalities, the data were collected by inter-viewing the people based on a list of structured questionnaire while .the others related with the environmental quality such as the air quality and the spatial plan such as the land use configuration, were provided by measurement, observation at site and collecting secondary data.
The data were statistically analyzed adopting description method, some approach applied in calculating the externalities.
The study concluded :
1. The public knowlwdge on externalities is still at a low level that makes difficulties to predict what the social cost of certain impact is.
3. Externatilities arises from the land transportation activity are financially significat in amount.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammarsjah
"Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan sistem transportasi terutama transportasi darat. Model dinamis digunakan untuk menggambarkan sistem transportasi darat dengan tujuan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui (leverage factors) sistem transportasi dan kebijakan apa saja yang memungkinkan untuk mengoptimalkan penggunaan infrastruktur transportasi darat terkait pengurangan kemacetan.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebijakan yang berkaitan dengan kapasitas tampung kendaraan dipersimpangan, waktu yang dibutuhkan untuk mengurai kemacetan, perubahan pola transportasi dari kendaraan pribadi berbasis jalan raya, ke moda transportasi berbasis rel (komuter), faktor penggunaan kendaraan terkait dengan waktu tempuh, dan jumlah kendaraan adalah unsur yang memberikan efek paling besar pada kemacetan di kota besar.

This research is trying to reformulated the policy of transportation system particularly land transportation. Dynamic model was used to describe land transportation system in which objectives are discovering transportation system influenced factors (leverage factors) and reformulating policy that might optimalized the used of land transportation infrastructure in order to decrease traffic jam.
This research discover some result as follows : policy related to vehicles capacity at the intersection, times needed to disentangled traffic jam, transportation pattern change from main street based private vehicles to rail based transport modes (commuter), vehicles utilization factors related to travel time, and the amount of vehicles are the most influencing element to traffic jam in metropolis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tsaqib Muallif
"Integrasi antara angkutan sungai dan angkutan darat dianggap sebagai solusi potensial untuk meningkatkan minat masyarakat. Namun, proses pengambilan keputusan terkait pemilihan moda angkutan sungai yang terintegrasi ini memerlukan pendekatan yang cermat dan terinformasi. Meskipun potensi angkutan sungai telah diakui, belum ada penelitian khusus yang secara komprehensif menerapkan metode-metode dalam konteks pemilihan moda angkutan sungai yang terintegrasi dengan angkutan darat di Kota Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi minat untuk menggunakan moda angkutan sungai dan menganalisis probabilitas minat penggunaan moda angkutan sungai. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bobot prioritas yang paling berpengaruh terhadap pemilihan moda transportasi dari Alalak Utara menuju Sungai Lulut dan sebaliknya di Kota Banjarmasin adalah urutan pertama faktor waktu perjalanan dan biaya dengan bobot 27%, di ikuti oleh faktor frekuensi perjalanan 18%, faktor kenyamanan 10%, faktor keamanan 10%, dan terakhir faktor maksud perjalanan dengan bobot 8%. Para pelaku perjalanan melakukan perjalanan dari Alalak Utara menuju Sungai Lulut atau sebaliknya akan memilih moda transportasi motor sebanyak 41%, memilih moda mobil sebanyak 31%, transportasi angkutan darat sebanyak 18% dan yang memilih moda angkutan sungai+angkutan darat sebanyak 10%. Dari grafik sensitivitas variabel dapat diketahui variabel waktu perjalanan dan biaya perjalanan memperlihatkan arah kemiringan garis negatif. Yang artinya jika selisih peningkatan nilai variabel semakin besar, maka probabilitas pemilihan moda angkutan sungai yang terintegrasi dengan angkutan darat akan semakin kecil.

Integration between river transportation and land transportation is considered a potential solution to increase public interest. However, the decision-making process regarding the choice of integrated river transport modes requires a careful and informed approach. Even though the potential of river transportation has been recognized, there has been no specific research that comprehensively applies methods in the context of selecting river transportation modes that are integrated with land transportation in Banjarmasin City. This research aims to analyze the factors that influence interest in using river transportation modes and analyze the probability of interest in using river transportation modes. The results of this research show that the priority weights that have the most influence on the choice of transportation modes from North Alalak to Sungai Lulut and vice versa in the City of Banjarmasin are the first order factor of travel time and cost with a weight of 27%, followed by the travel frequency factor of 18%, comfort factor of 10%, and safety factor. 10%, and finally the travel intent factor with a weight of 8%. Of the travelers traveling from North Alalak and Sungai Lulut or vice versa, will choose motorbike transportation as much as 41%, will choose car as much as 31%, will choose land transportation as much as 18% and will choose land + river transportation as much as 10%. From the variable sensitivity graph, it can be seen that the travel time and travel cost variables show a negative line slope. This means that if the difference in increasing variable values ​​is greater, then the probability of choosing a river transport mode that is integrated with land transport will be smaller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>