Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123959 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajrin Maulana Kingwijati
"Proses produksi adalah salah satu proses yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur, proses ini bertujuan untuk mengubah barang mentah menjadi barang jadi. Dibutuhkan sebuah sistem untuk membantu pelaksanaan dan pencatatan pada proses produksi pada suatu perusahaan manufaktur, sistem ini termasuk ke dalam supply chain management (SCM). Setiap perusahaan manufaktur memiliki kebutuhan sistem yang berbeda-beda sesuai dengan model bisnis yang dimiliki oleh setiap perusahaan manufaktur. Dari perbedaan kebutuhan tersebut, dibutuhkan metode pengembangan yang dapat mengidentifikasi dan mengaplikasikan kemiripan (commonality) dan keunikan (variability) dari setiap kebutuhannya agar dapat dikembangkan sebuah sistem yang dapat memenuhi semua kebutuhan yang berbeda dan lebih efisien secara pengembangan. Metode pengembangan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut ada metode software product line engineering (SPLE). SPLE menawarkan pendekatan mass customisation dengan mengelompokkan commonality dan variability dari sistem yang akan dibuat. Implementasi SPLE dapat dilakukan dengan bahasa pemodelan Abstract Behavioral Specification (ABS) dengan paradigma delta oriented programming, teknologi ini digunakan oleh platform SPLELive dalam pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pendekatan SPLE terhadap sistem proses produksi pada perusahaan manufaktur agar nantinya tersedia reusable artifact yang dapat digunakan dalam mengembangkan sistem SCM. Pada penelitian ini, dilakukan pengidentifikasian terhadap commonality dan variability menggunakan tools yang dimiliki oleh metode SPLE untuk membentuk desain aplikasi dalam bentuk feature model. Dari desain aplikasi yang sudah dibuat, dilakukan realisasi feature model dengan menggunakan ABS microservices framework untuk mengimplementasikan core module dan delta module. Penelitian ini berhasil mengimplementasikan pendekatan SPLE dalam mengembangkan sistem proses produksi perusahaan manufaktur dan dapat dihasilkan 30 produk sistem proses produksi berbeda.

The production process is one of the essential processes in a manufacturing company, this process converts raw materials into finished goods. A system is needed to record the production process in manufacturing company, this system is a part of supply chain management (SCM). Each manufacturing company has different system requirements based on the business model being used by each company. From these different requirements, a development method is needed to identify and to apply the commonality and variability between these requirements in order to develop a system that can meet all these requirements and can be developed more efficiently. Software product line engineering (SPLE) is a software development method that can be used to develop a system by taking advantage of the commonality and variability that exist on the requirements of several products. SPLE offers a mass customisation approach by classifying the commonality and variability from the requirements needed to build a system. Implementation of SPLE can be done with Abstract Behavioral Specification (ABS) modeling language with the delta oriented programming paradigm. These technologies are used by SPLELive to develop softwares. This study aims to create reusable artifacts by implementing SPLE for the production process system in manufacturing companies. In this study, the identification of commonality and variability will be carried out by the tools offered by SPLE method to form the application design in the form of feature model. The implementation of the application design is realized by implementing the realization of the feature model using ABS microservices framework to implement the core modules and the delta modules. This study successfully implemented the SPLE approach in developing a production process system for manufacturing company, and from this development, a system can be produced from 30 different products of production process system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Damar Kusumo
"Supply chain management (SCM) adalah rangkaian proses pengelolaan barang mentah hingga dapat digunakan oleh pelanggan. Salah satu hal yang mendukung jalannya SCM adalah arus informasi, yang didukung dengan adanya teknologi informasi. Kebutuhan akan variasi teknologi informasi untuk SCM semakin tinggi mengingat adanya banyak pilihan strategi perusahaan untuk SCM. Untuk mengatasi banyaknya variasi tersebut salah satu metode pengembangan teknologi informasi yang dapat mempermudah proses pengembangannya adalah software product line engineering (SPLE). Pada penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi front-end dengan metode SPLE. SPLE yang dilakukan menggunakan metode dan tools dari PRICES-IDE. Dalam pengembangan aplikasi front-end implementasi SPLE di PRICES-IDE dilakukan dengan menggunakan diagram Interaction Flow Modelling Language - Delta Oriented Programming IFML-DOP. Diagram IFML-DOP tersebut menjadi salah satu masukan dari UI Generator yang akan menghasilkan aplikasi front-end dengan kerangka React. Pada penelitian ini dikembangkan 4 produk dengan kombinasi fitur yang berbeda dengan menggunakan IFML-DOP yang sama. Untuk mendukung tujuan penelitian, dari produk yang dihasilkan akan dilakukan analisis melalui uji coba fungsional dan analisis antarmuka. Uji coba fungsional dilakukan dengan menggunakan SeleniumIDE sementara analisis antarmuka dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan Odoo dengan kriteria 8 golden rules. Selain itu, juga dilakukan evaluasi kerja dengan menyesuaikan apa yang ada di PRICES-IDE dengan kriteria SPLE. Dari ketiga evaluasi tersebut didapati masih ada peluang perbaikan untuk PRICES-IDE dan produk SCM.

Supply chain management (SCM) is the process of managing raw materials until they are ready for use by customers. Information plays a crucial role in SCM, which is supported by information technology. The need for variations in information technology for SCM is increasing considering that there are many company strategy can be choices for SCM. One approach in software development to address this diversity is software product line engineering (SPLE). In this study, a front-end application was developed using the SPLE method. Specifically, this study utilized methods and tools from PRICES-IDE. In the development of the front-end application, the implementation of this concept is carried out using the Interaction Flow Modelling Language - Delta Oriented Proramming (IFML-DOP) diagram. The IFML-DOP diagram serves as one of the inputs to the UI Generator, which will generate the front-end application with the React framework. In this research, 4 products were developed with different feature combinations using the same IFML-DOP. To support the objectives of this research, product analysis will be carried out through functional tests and user interface analysis. Functional testing was carried out using SeleniumIDE and user interface analysis was carried out by comparing with Odoo with 8 golden rules criteria. Moreover, work evaluation is also carried out by adjusting what is available in PRICES-IDE with SPLE criteria. From this three evaluations, it was found that there are still opportunities for improvement in PRICES-IDE and SCM products."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan
"Perangkat lunak supply chain management system adalah sebuah sistem yang digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk membantu memaksimalkan efisiensi proses yang ada dalam kegiatan mengolah bahan baku menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi. Dalam prosesnya, dalam kegiatan supply chain management ada 3 tahap yang dilakukan yaitu material management, planning and control, serta production process. Meskipun tahap yang dilalui berbagai perusahaan manufaktur sama, namun alur dan strategi yang digunakan dalam masing-masing perusahaan tentu berbeda sesuai dengan jenis barang yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dengan persamaan dan perbedaan tersebut, perangkat lunak supply chain management system dapat dikembangkan dengan menggunakan metode software product line engineering yang menggunakan prinsip mass customisation dimana dalam pengembangannya menganalisis apa yang menjadi commonality serta variability dari sistem SCM yang dikembangkan sesuai dengan berbagai kebutuhan perusahaan. Dengan pendekatan SPLE, diharapkan dapat dikembangkan berbagai spesifikasi SCM dengan lebih efisien secara biaya dan waktu. Penelitian ini melanjutkan penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah menghasilkan melakukan pendefinisian kebutuhan serta variasi spesifikasi serta mengembangkan berbagai reusable artefacts untuk fitur-fitur tersebut.Pada penelitian ini dilakukan integrasi dari seluruh reusable artefact hasil dari penelitian sebelumnya untuk dapat melakukan pengembangan backend system untuk sistem SCM secara utuh dengan metode SPLE. Pengembangan sistem SCM dengan metode SPLE pada penelitian ini dilakukan dengan paradigma delta-oriented programming dan bahasa pemrograman Abstract Behavioral Specification. Setelah pengembangan sistem SCM berhasil dilakukan kemudian dilakukan perbandingan dengan pengembangan sistem SCM menggunakan pendekatan clone-and-own. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah variasi supply chain management system yang dikembangkan dengan metode SPLE dengan solusi alternatif terhadap isu pengembangan yang ada serta analisis perbandingan pengembangan dengan pendekatan SPLE dan pendekatan clone-and-own dalam berbagai aspek.

A manufacturing company is a company that produces goods in various sector. Its activities involve processing raw materials into finished products or semi-finished products. In general, there are three processes involved in these activities. Those activities are material management, planning and control, and production processes. The supply chain management system exists to help maximize these three processes of manufacturing so that the company can produce the maximum possible goods with the least possible cost. To be able to do that, each SCM system of every company is customized to meet the specific needs of that company. With these characteristics, to develop a SCM system we can use Software Product Line Engineering approach which uses mass customization approach by analyzing what those systems have in common (commonality) and the uniqueness (variability) in 1 development. With SPLE approach, it is hoped that various SCM system with various specification can be developed more quickly and cost-effectively. In this research, a backend system development will be carried out with a SPLE approach, and then comparisons of developments will be made with the traditional approach. The development of SCM with the SPLE approach is carried out with a delta-oriented programming paradigm using Abstract Behavioral Specification as programming language. This research also reused the reusable artefacts that have been produced by previous research. The output of this research is a SCM system with a specification according to the needs of the manufacturing company, also the comparison SPLE and traditional approach and analysis of the issues encountered during the development stage."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Afifah
"Perusahaan manufaktur memiliki persamaan umum dalam mengelola SCM, tetapi
masing-masing perusahaan memiliki karakteristik berbeda (variabilitas) dalam proses
bisnisnya. Untuk melayani kebutuhan IT perusahaan pada domain yang sama tetapi
memiliki karakteristik yang berbeda, saat ini pengembang perangkat lunak harus membuat
penyesuaian dengan standar yang ada atau memulai proses pengembangan perangkat
lunak baru sehingga cenderung membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. SPLE
(Software Product Line Engineering) adalah suatu paradigma pengembangan perangkat
lunak yang menawarkan solusi lebih efektif untuk perangkat lunak yang memiliki unsur
kesamaan (commonality) dan varian (variability) tersebut. SPLE dalam hal ini mampu
menghasilkan artefak yang dapat digunakan kembali untuk menghasilkan banyak varian
produk perangkat lunak. Namun, hingga saat ini belum ditemukan standar baku yang
dapat digunakan ketika akan mengimplementasi pengembangan perangkat lunak dengan
pendekatan SPLE. Salah satu standar yang dibutuhkan tersebut adalah bagaimana proses
dokumentasi secara eksplisit dan analisis kebutuhan fitur yang akan dikembangkan
secara software product lines pada Domain Requirement Engineering SPLE. Karya ini
menyusun penerapan Requirement Engineering dengan cara SPLE, termasuk pemodelan
variabilitas SPLE menggunakan Orthogonal Variability Modeling (OVM) dan
menghubungkannya dengan model use case yang dimodifikasi. Hasil dari pekerjaan ini
berupa usulan langkah-langkah penerapan SPLE untuk implementasi pembuatan sistem
dengan pendekatan SPLE yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses Internal
Supply Chain Management.

Manufacturing companies have a common pattern in managing supply chain, but each
company has different characteristics (variability) in its business process. To serve the
needs of companies in the same domain but have different characteristics, currently
software developers have to make customizations to existing standard software or
initiate a new software development process which tends to require a lot of time and
excessive cost. On the other hand, Software Product Line Engineering (SPLE) is a
software development paradigm which proposes more effective solution for this matters.
In this case, SPLE is able to produce a reusable artefacts that can be used to derive
many variants of software products. However, recent studies shows that there is no
existing standard available when it comes to how to implement this approach. One of that
required standard includes how to analyse and create explicit documentation of its system
needs which falls under Domain Requirement Engineering within SPLE framework. This
work compiles the variability model of SPLE, models the variability using Orthogonal
Variability Modeling (OVM) and linked it to modified use case model. The result of this
work is a concrete guidance to implement the software product line engineering approach
to serve manufacture especially for its internal Supply Chain Management processes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudio Yosafat
"Kebutuhan masyarakat terhadap sebuah produk berbasis website sangat bervariasi. Soft- ware Product Line Engineering merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memenuhi variasi kebutuhan tersebut. SPLE akan melihat persamaan dan variasi dari ke- butuhan pengguna untuk menghasilkan berbagai macam software yang sesuai dengan ke- butuhan pengguna. Software yang sudah dibangun akan melalui tahapan deployment agar dapat diakses secara luas. Terdapat sebuah penelitian yang membantu proses deploy- ment produk SPLE. Namun, produk-produk yang dibangun menggunakan hasil peneli- tian tersebut belum dijalankan di dalam sebuah isolated environment. Hal tersebut dapat menghasilkan beberapa masalah ketika sedang dilakukan maintenance atau konfigurasi pada salah satu produk sehingga dapat mempengaruhi produk lainnya. Penelitian ini akan melakukan eksperimen terhadap deployment produk SPLELive yang dibangun menggu- nakan metode SPLE untuk melalui proses deployment menggunakan Docker. Docker De- ployment pada penelitian ini akan melalui tiga buah proses dan setiap proses dijalankan pada server yang berbeda. Server 1 digunakan untuk proses membangun Docker Im- age produk SPLELive, Server 2 digunakan untuk proses penyimpanan Docker Image menggunakan Docker Registry, dan Server 3 digunakan untuk proses menjalankan pro- duk SPLELive di dalam sebuah Docker Container. Pembangunan Docker Image pada Server 1 akan menggunakan metode Multi-Stage Build untuk mengoptimalkan ukuran Docker Image produk SPLELive. Melalui proses Docker Deployment, produk SPLELive yang dibangun akan berjalan dalam sebuah isolated environment dan dapat meningkatkan portability dari produk SPLELive. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa Docker Deployment dapat diterapkan pada SPLE.

People’s needs for a website-based product vary widely. Software Product Line Engineer- ing is a solution that can be used to meet these variations in requirements. SPLE will look at the similarities and differences of user needs to produce various kinds of software ac- cording to user needs. Software that has been built will go through the deployment stage so that it can be widely accessed. There is a study that helps the SPLE product deploy- ment process. However, the results of this research have not yet been run in an isolated environment. This can result in several problems when it is being carried out maintenance or configuration of one product to affect other products. This research will conduct ex- periments on the deployment of SPLELive products built using the SPLE method to go through the deployment process using Docker. Docker Deployment in this study will go through three processes, and each process is run on a different server. Server 1 is used for building Docker Image SPLELive products, Server 2 is used for the Docker Image storage process using the Docker Registry, and Server 3 is used for the process of running SPLELive products in a Docker Container. Docker Image development on Server 1 will use the Multi-Stage Build method to optimize the Docker Image size for SPLELive prod- ucts. Through the Docker Deployment process, the SPLELive products that are built will run in an isolated environment and can increase the portability of the SPLELive products. This research is expected to prove that Docker Deployment can be applied to SPLE."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Naufal Pioscha
"Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah paradigma untuk membuat aplikasi menggunakan platform dan memiliki keleluasaan dalam melakukan kustomisasi. Saat ini, lab RSE (Reliable Software Engineering) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sudah membuat perangkat untuk pembuatan aplikasi web dengan menggunakan konsep SPLE bernama SPLELive. Pada SPLELive, sudah terdapat generator tampilan (frontend generator) yang akan melakukan automasi pembuatan tampilan aplikasi web dengan kustomisasi yang dipilih. Tampilan yang dihasilkan dari frontend generator SPLELive akan dimodelkan menggunakan Interaction Flow Modeling Language (IFML) untuk memudahkan automasi pembuatan tampilan. Penelitian ini menambahkan konsep Redux pada frontend generator SPLELive yang menghasilkan kode tampilan dengan framework React. Kode tampilan tersebut dihasilkan dengan menggunakan model IFML sebagai input dari frontend generator. Pada frontend generator, model IFML akan dirubah menjadi kode React dengan aturan transformasi yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Saat proses perubahan tersebut, akan ditambahkan konsep Redux pada aturan transformasi sehingga akan menghasilkan kode React dengan konsep Redux. Untuk menguji hasil kode tampilan, penelitian ini akan membandingkan kode React yang sudah ditambahkan Redux dan yang tidak menggunakan Redux. Berdasarkan perbandingan kedua hasil kode tampilan, penelitian ini sudah berhasil membuat kode tampilan yang memiliki pengaturan state (state management) pada komponen dan pemeliharaan kode (maintainability code) yang lebih baik.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm for making software using platforms and having flexibility in customization. RSE (Reliable Software Engineering) Lab Faculty of Computer Science Universitas Indonesia already creates tools for automatically making web applications with customization. In SPLELive tools, there is a frontend generator that automatically makes user interface with customization that was chosen before. The user interface produced by frontend generator SPLELive will be modeled by Interaction Flow Modeling Language (IFML) to make it easier to build. This research will develop frontend generator tools SPLELive, which provides code with framework React by adding Redux. That code is generated from the frontend generator that uses IFML as an input. In the frontend generator, IFML Model will transform to React code with transformation rule that already made by previous research. During the transformation process, the transformation rule will add the Redux concept to make React code with the Redux concept. To test the generated user interface’s code, the code that uses React with Redux and without Redux will be compared. Based on the comparison between the two results, this research successfully makes the user interface that has better state management and maintainability code."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Samuel
"Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah pendekatan pengembangan beberapa perangkat lunak yang bisa digolongkan ke dalam satu kelompok atau keluarga yang sama berdasarkan berbagai commonality dan variability keluarga tersebut. Salah satu framework pengembangan berbasis SPLE ini adalah WinVMJ yang dibangun berdasarkan pola arsitektur Variability Modules for Java (VMJ). WinVMJ sudah bisa digunakan untuk pengembangan perangkat lunak berbasis SPLE, namun masih ada beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki atau di-refactor untuk menjadikan WinVMJ sebagai framework yang lebih stabil. Hal-hal yang kurang optimal ini terkait dengan pengelolaan request-response yang kurang lengkap, pembaharuan jenis database yang digunakan dan juga pemodelan entitas di dalam database tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk memberikan pembaharuan dan perbaikan WinVMJ, termasuk library yang mendukung framework tersebut. Kekurangan-kekurangan tersebut dicari dengan melakukan percobaan atau testing pada produk yang memiliki fitur-fitur yang berpotensi memiliki kekurangan, dan jika memang ditemukan, kekurangan tersebut dicatat dan diperbaiki. Penelitian ini pada akhirnya berhasil menghasilkan versi baru WinVMJ yang sudah memiliki banyak fitur yang diperbaiki atau diperbaharui. WinVMJ versi terbaru yang dihasilkan penelitian ini dievaluasi dengan melakukan penambahan modul fitur yang berupa sebuah varian dari fitur yang sudah ada, membangun produk baru, membandingkan jumlah berkas dan baris kode yang perlu diubah untuk menambah modul fitur maupun produk dengan framework Spring Boot, dan membandingkannya dengan versi WinVMJ yang lama. Penelitian ini dan juga hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang pengembangan perangkat lunak, terutama SPLE.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a software engineering approach to build several softwares that can be categorized within the same group or family based on their commonalities and variabilities. One framework that allows for SPLE engineering is WinVMJ which is built upon the Variability Modules for Java (VMJ) architectural pattern. WinVMJ itself is able to be used for SPLE based development, however there are still several issues that can be fixed or refactored to make WinVMJ a more stable framework. Some of these issues include a request-response system that isn’t complete, updating the type of database used and also the modelling of entities inside the database itself. Thus, this research is dedicated to fixing and improving WinVMJ, including the supporting libraries. The issues themselves are found by doing tests on products with features that can potentially be repaired, and if the features indeed do have issues, these issues are immediately written down and worked upon. This research is able to create a new version of WinVMJ that also has less issues than the previous one. This latest version of WinVMJ is evaluated by adding a new feature module based on an existing one, building and generating a new product, comparing itself to the Spring Boot framework in terms of number of files and lines of code changed when implementing a new feature module or product, and comparing the latest version of WinVMJ against the previous one. This research and its’ results can hopefully give a meaningful contribution towards the field of software development, especially SPLE."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Karyadiputera
"Metode Clone-and-Own merupakan metode yang umum digunakan dalam pengembangan software. Clone-and-Own merupakan cara pengembangan yang menerapkan teknik kloning terhadap software yang sudah ada dan dimodifikasi dengan menambahkan atau mengurangi modul di softwaretersebut. Terdapat alternatif untuk metode Clone-and-Own, yaitu Software Product Line Engineering atau SPLE. Metode SPLE digunakan pada framework seperti WinVMJ. WinVMJ merupakan framework yang menggunakan bahasa Java dan berbasis Variability Modules for Java. Penelitian ini akan membandingkan metode Clone-and-Own dan SPLE dengan mengimplementasikan modul notifikasi di aplikasi Amanah yang menggunakan framework WinVMJ. Tujuan dari modul notifikasi adalah untuk memberikan pemberitahuan kepada pengguna saat terjadi perubahan dari suatu fitur. Modul ini juga akan memiliki pengaturan yang bertujuan agar pengguna dapat menentukan jenis notifikasi yang diterima, sehingga pengguna hanya mendapatkan notifikasi yang diinginkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode SPLE lebih baik daripada Clone-and-Own di mana metode SPLE memiliki efisiensi yang lebih baik dari segi line of code yang digunakan dalam pengembangan aplikasi.

Clone-and-Own is a method that is commonly used in developing software. Clone-and-Own is a development method that works by cloning an existing software and modifying it by adding or removing modules in that software. An alternative method of it is Software Product Line Engineering or SPLE. SPLE method is used on frameworks like WinVMJ. WinVMJ is a framework that uses Java programming language. WinVMJ is based on Variability Modules for Java. This research will compare Clone-and-Own and SPLE methods by implementing notification module in Amanah app that uses WinVMJ framework. This module's purpose is to notify users of content changes in a feature. This module will also have a configuration to make users decide which kind of notifications will be received, so users will only get needed notifications. This research concludes that SPLE method is better than Clone-and-Own. SPLE method has better efficiency in terms of line of code for developing software."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardhan Dhiadribratha Sudjono
"Dalam Game Development, proses penyusunan objek dalam permainan merupakan proses yang repetitif. Fitur-fitur pada suatu game object ada yang dapat digunakan ulang pada sebuah game object yang baru. Pendekatan tersebut mirip dengan pendekatan software product line engineering (SPLE) yang menggunakan konsep commonality dan variability. Penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana eksekusi proses penyusunan objek dalam game dengan pendekatan SPLE. Proses penelitian dimulai dari identifikasi fitur dan penyusunan feature model untuk objek permainan terlebih dahulu, kemudian analisis perbandingan metode menyusun objek permainan cara manual dengan cara pendekatan SPLE. Ditemukan bahwa metode penyusunan dengan pendekatan SPLE memiliki jumlah langkah yang lebih sedikit dibandingkan metode manual. Metode penyusunan game object dengan metode SPLE dapat menjadi alternatif solusi untuk penyusunan game object yang memiliki fitur yang mirip.

In Game Development, the process of creating an object is a repetitive process. Several features defined in a previously made game object can be reused when creating a brand new game object. The approach is similar to the software product line engineering (SPLE) concept which defines commonality and variability. This research is conducted to document the object creation process inside a game using the SPLE approach. The research begins from feature identification and feature model creation for the game object, followed by a comparison analysis of the manual game object creation process and the SPLE approach. From the results, it can be deduced that the method using the SPLE approach takes less steps compared to the manual approach. The object creation process using the SPLE method can be an alternative solution to the creation of game objects with similar features."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tolhas Parulian Jonathan
"Software Product Line Engineering (SPLE) merupakan suatu paradigma untuk menghasilkan berbagai perangkat lunak dengan variasi fitur yang berbeda-beda. Produk perangkat lunak yang dihasilkan dengan paradigma SPLE membutuhkan autentikasi dan otorisasi agar pengguna dapat dikenali dan dibatasi aksesnya untuk setiap fitur. Penelitian sebelumnya telah mengembangkan autentikasi pada perangkat lunak bagian front-end menggunakan diagram Interaction Flow Modeling Language (IFML) dan IFML UI Generator Plugin, namun belum terdapat fungsionalitas untuk mengelola data pengguna dan membatasi akses pengguna yang terhubung dari front-end ke back-end. Berdasarkan kebutuhan tersebut, penelitian ini akan mengembangkan lima halaman autentikasi dan otorisasi, halaman autentikasi terdiri dari halaman login, register, dan lupa password, halaman otorisasi terdiri dari manajemen pengguna dan manajemen role. Penelitian ini memodifikasi halaman login dari pengembangan sebelumnya, dan menambahkan halaman register, forgot password, manajemen pengguna, dan manajemen role. Penelitian ini akan memodifikasi diagram IFML dan UI Generator agar dapat menyediakan halaman autentikasi untuk mengidentifikasi pengguna dan halaman otorisasi untuk membatasi akses pengguna berdasarkan role. Selain itu, pengembangan autentikasi dan otorisasi juga dilakukan di bagian back-end pada library Auth Variability Modules for Java (VMJ) yang akan digunakan pada framework WinVMJ, untuk membuat bagian back-end berdasarkan paradigma SPLE. Pengembangan bagian back-end pada penelitian sebelumnya telah menyediakan penyimpanan data pengguna dan role, namun dibutuhkan modifikasi untuk memenuhi kebutuhan login, manajemen pengguna, manajemen role, serta pembatasan akses pengguna. Modifikasi dilakukan pada library Auth VMJ agar dapat memberikan fungsionalitas menambah, membaca, mengubah, dan menghapus data pengguna serta role pada suatu perangkat lunak. Produk yang dihasilkan akan dievaluasi melalui perbandingan dengan pengembangan sebelumnya serta dilakukan pengujian pembatasan akses fitur-fitur produk. Secara umum, penelitian ini berhasil menyediakan autentikasi dan otorisasi pada bagian front-end dan back-end perangkat lunak yang dikembangkan dengan paradigma SPLE.

Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm that can be used to produce various software with feature variations. Software developed based on SPLE paradigm requires authentication and authorization to identify and restrict users to access each feature. Previous research has developed authentication in the front-end side using Interaction Flow Modeling Language (IFML) diagram and IFML UI Generator Plugin, but there are issues with managing user data and restricting user access. Based on these issues, this research will develop five authentication and authorization pages, authentication pages consist of login page, register, and forgot password, authorization pages consist of user management and role management. This research modifies login page from previous research, and add register page, forgot password, user management, and role management. This research will modify IFML diagram and UI Generator to implement authentication pages to identify user and authorization pages to restrict user based on role. On the other side, authentication and authorization development is also carried out on the back-end side using Variability Modules for Java (VMJ) Auth Library. VMJ Auth Library will be used in WinVMJ framework, to create back-end based on SPLE paradigm. Previous research on back-end authentication has provided user and role databases, but modifications are still needed to support login, manage user data, manage role data, and restrict user access. Modifications are made to the VMJ Auth Library, to provide functionality for adding, reading, changing, and deleting user and role data. The resulting product will be evaluated through comparison with the previous development and testing of access restrictions on product features. In general, this research successfully implements authentication and authorization on front-end and back-end that developed based on SPLE paradigm."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>