Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggun Nanda Kharin
"Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular dan tergolong ke dalam penyakit kronis, dimana jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang berujung pada kematian. Penanganan penyakit kronis perlu melibatkan peran aktif dari pasien yang dapat dilakukan melalui penerapan self-management. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, self-management dapat difasilitasi melalui penggunaan mHealth. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mHealth dalam self-management hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan dengan menggunakan online database yaitu PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest. Terdapat 16 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 9 studi menghasilkan penurunan tekanan darah yang dinilai signifikan dan terdapat sebanyak 8 studi yang menunjukkan adanya perubahan positif pada pola hidup pasien. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan mHealth efektif dalam penerapan self-management hipertensi.

Hypertension is one of the risk factors for cardiovascular disease and is classified as a chronic disease, which if not managed properly will cause complications of the disease that lead to death. The management of chronic diseases have to involve an active role from the patient which can be done through the application of self-management. Self-management can be facilitated by the use of mHealth which utilizes development in information and communication technology. Therefore, this study aims to determine the effectiveness of mHealth in hypertension self-management. This study uses a literature review method. The study search was conducted using online databases, namely PubMed, ScienceDirect, and ProQuest. There are 16 studies included in this study. The results of this study indicate that 9 studies resulted in a decrease in blood pressure which was considered significant and there were as many as 8 studies that showed positive changes in the patient's lifestyle. Thus, it can be inferred that the use of mHealth is effective in the application of hypertension self-management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariadna Chitrarasmi Maharani
"Penyakit pernapasan kronis menjadi salah satu penyakit tidak menular yang paling umum di seluruh dunia. Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang banyak diderita oleh masyarakat. Penyakit ini seringkali dikaitkan dengan beban yang besar. Asma yang tidak terkontrol berhubungan dengan peningkatan pengeluaran, peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan dan penurunan produktivitas. Kondisi penyakit asma yang kronis memerlukan peranan pasien dalam pengendalian penyakit. Hal tersebut dapat dimungkinkan melalui adanya self-management. Perkembangan teknologi di masa kini dapat dimanfaatkan melalui penggunaan mHealth untuk mendukung penerapan self-management asma. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan dengan menggunakan online database yaitu PMC, ScienceDirect, dan LinkSpringer. Terdapat 13 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 11 studi menghasilkan perubahan positif yang signifikan dalam pengendalian asma yang dapat diketahui melalui asthma control, kualitas hidup, penggunaan SABA, symptom free days, dan CACG symptom benchmark. Selain itu, terdapat 4 studi yang menghasilkan perubahan positif dalam meningkatkan kepatuhan mengonsumsi obat. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan mHealth efektif dalam penerapan self-management asma.

Chronic respiratory diseases are becoming one of the most common non-communicable diseases worldwide. Asthma is one of the chronic respiratory diseases that many people suffer from. This disease is often associated with a large burden. Uncontrolled asthma is associated with increased spending, increased utilization of health services and decreased productivity. Chronic asthma conditions require the patient's role in Disease Control. This can possible through self-management. Technological developments in the present can be utilized through the use of mHealth to support the implementation of asthma self-management. This study uses the literature review method. Study searches were conducted using online databases namely PMC, ScienceDirect, and LinkSpringer. There are 13 studies included in this study. The results of this study showed that a total of 11 studies resulted in significant positive changes in asthma control that can be known through asthma control, quality of life, use of SABA, symptom free days, and CACG symptom benchmark. In addition, there are 4 studies that produce positive changes in improving adherence to asthma medication. Thus, it can be said that the use of mHealth is effective in the application of asthma self-management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Edlina
"

Diabetes merupakan permasalahan kesehatan yang masih banyak terjadi di dunia dan jenis diabetes yang banyak diderita adalah diabetes tipe 2. Diabetes yang tidak terkendali dapat menyebabkan komplikasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diabetes tipe 2 adalah dengan memberikan perawatan kesehatan berkelanjutan oleh petugas kesehatan dan melakukan self-management. Self-management dapat diterapkan dengan menggunakan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu dengan  Mobile Health (mHealth). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mhealth dalam self-management diabetes tipe 2. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan melalui online database PubMed, ScienceDirect dan Cochcrane dengan kata kunci “mHealth” OR “mobile health” AND “self-management diabetes” OR “Self-care diabetes”. Dan ditemukan 15 total studi yang terinklusi. Keefektivitasan dinilai dari perubahan yang nyata pada hasil. Sebanyak 6 studi menunjukkan adanya penurunan kadar Hb1Ac yang signifikan dan sebanyak 5 studi menjukan adanya perubahan yang signifikan pada pola hidup pasien. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan mHealth efektif dalam self-management diabetes.

 

 


Diabetes is a health issue that still occurs in the world and the type of diabetes that is suffered is type 2 diabetes. Uncontrolled diabetes can cause complications. The efforts to control type 2 diabetes is by providing a continuity health care by health workers and self-management. Self-management can be applied using information and communication technology developments, that is by using Mobile Health (mHealth). Therefore, this study aims is to see the effectiveness of health in self-management of type 2 diabetes. This study used a literature review method. The study search was carried out through the PubMed, ScienceDirect and Cochcrane online database with the keywords "mHealth" OR "mobile health" AND "diabetes self-management" OR "Self-care diabetes". And found 15 total studies. The effectiveness is assessed from real changes in results. A total of 6 studies showed a significant decrease in Hb1Ac levels and as many as 5 studies showed significant changes in the patient's lifestyle. So, it can be said that the use of mHealth is effective in diabetes self-management.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessya Suci Ramadhanti
"Asuransi kesehatan sosial merupakan mekanisme pendanaan pelayanan kesehatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan, dan memberikan manfaat pengendalian penyakit. Penyakit tidak menular merupakan salah satu penyakit mematikan yang terkadang tidak menunjukan gejala seperti, penyakit hipertensi yang dapat menyebabkan penyakit komplikasi lainnya. Pengendalian penyakit hipertensi yang dilakukan oleh asuransi kesehatan sosial berbeda-beda di setiap negara. Hal ini, berhubungan dengan bagaimana sistem pembayaran provider yang dilakukan di tiap negara tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi pelaksanaan pembayaran provider asuransi kesehatan sosial dalam pengendalian penyakit hipertensi di beberapa negara dengan metode telaah literatur pada enam online database yaitu, ScienceDirect, PubMed, Cambridge Core, Semantic Scholar, Taylor and Francis, dan Springer Link. Terdapat 10 studi terinklusi yang berasal dari Negara Ghana, Nigeria, Kenya, dan Cina. Hasil penelitian menunjukan bahwa peserta dalam skema asuransi kesehatan sosial yang menderita penyakit hipertensi memiliki tingkat prevalensi, kesadaran, dan pengendalian hipertensi yang lebih baik dibandingkan dengan mereka diluar skema asuransi kesehatan. Sistem pembayaran provider yang berlaku di Ghana menggunakan metode Ghana Diagnostic Related Groups (G-DRG), Nigeria menggunakan metode kapitasi dan fee-for-service (FFS), Kenya menggunakan metode kapitasi, dan fee-for-service (FFS), dan Cina menggunakan metode kapitasi, dan anggaran global. Secara keseluruhan pembayaran provider pada keempat negara masih memiliki kendala yang terjadi, dan menunjukan tingkat pengendalian hipertensi yang rendah. sehingga, masih diperlukannya evaluasi akan sistem pembayaran provider yang berlaku, dan peningkatan pengendalian penyakit hipertensi oleh asuransi kesehatan sosial di keempat negara.

Social health insurance is a funding mechanism for health services that is used to improve the quality of health, and provide disease control benefits. Non-communicable diseases are one of the deadly diseases that sometimes do not show symptoms such as hypertension which can cause complications. Control of hypertension carried out by social health insurance varies in each country. This is related to how the provider payment system is carried out in each of these countries. This study identified the implementation of social health insurance provider payments in the control of hypertension in several countries by the literature review method on six online databases namely, ScienceDirect, PubMed, Cambridge Core, Semantic Scholar, Taylor and Francis, and Springer Link. There were 10 included studies from Ghana, Nigeria, Kenya and China. The results showed that participants in the social health insurance scheme who have hypertension have a better level of prevalence, awareness and control of hypertension compared to those outside the health insurance scheme. The provider payment system in Ghana uses the Ghana Diagnostic Related Groups (G-DRG) method, Nigeria uses the capitation and fee-for-service (FFS) methods, Kenya uses the capitation, and fee-for-service (FFS) methods , and China uses the capitation method, and the global budget. In conclusion, provider payments in the four countries still have problems, and show a low level of hypertension control. Thus, there is still a need for evaluation of the existing provider payment system, and improvement of hypertension control by social health insurance in the four countries."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Putri Salsabila
"Pandemi COVID-19 membuat pelayanan kesehatan non-COVID-19 terganggu, salah satunya adalah perawatan untuk penyakit kronis. Kanker merupakan salah satu penyakit kronis dengan tingkat mordibitas dan mortalitas tertinggi di dunia. Pengobatan kanker memberikan dampak yang cukup luas dari sisi fisik, psikologis, sosial, finansial, hingga spiritual. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan dampak yang ditimbulkan oleh pengobatan kanker adalah dengan melakukan perawatan paliatif. Selama pandemi COVID-19, akibat adanya kebijakan pembatasan sosial, perawatan paliatif dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, yaitu dengan telemedis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas telemedis dalam untuk perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan melalui online database, seperti PubMed, ScienceDirect dan SpringerLink dengan kata kunci “telemedicine” OR “telehealth” OR “digital health” AND “cancer palliative care” OR “cancer supportive care” AND “COVID-19 Pandemic” OR “Pandemic” OR “COVID-19”. Setelah itu, ditemukan 7 studi terinklusi. Efektivitas dinilai dari perubahan nyata pada hasil. Terdapat 3 studi yang menyatakan bahwa penggunaan telemedis dalam perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19 teruji efektif terlihat dari kepuasan pasien dan keluarga atau pengasuh mereka yang mendorong mereka untuk terus melakukan perawatan, 2 studi yang menunjukan adanya peningkatan Quality of Life score pada pasien, dan 2 studi lainnya yang memberikan kesimpulan faktor- faktor yang mempengaruhi pengimplementasian telemedis untuk perawatan paliatif pasien kanker selama pandemi COVID-19. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan telemedis efektif untuk perawatan paliatif bagi pasien kanker selama pandemi COVID-19.

COVID-19 pandemic has disrupted the other health care services, one of them is the treatment for chronic diseases. Cancer is one of the chronic diseases with the highest mordibity and mortality rate in the world. Cancer treatment has a wide impact for the patients and their families in terms of physical, psychological, social, financial, and spiritual. In need to control the effects of cancer treatment, health care providers need to provide a palliative care for the patients. During the COVID-19, due to the social restriction policy, palliative care can be carried out by utilizing the development of information and communication technology, namely by telemedicine. This study aims to determine the effectiveness of telemedicine on palliative care for cancer patients during COVID-19 pandemic. This study used a literature review method. Study searches were conducted through online database, such as PubMed, ScienceDirect, and SpringerLink with the keywords “telemedicine” OR “telehealth” OR “digital health” AND “cancer palliative care” OR “cancer supportive care” AND “COVID-19 Pandemic” OR “Pandemic” OR “COVID-19”. There are 7 included studies founded. Effectiveness is determined by the apparent change in results. A total of 3 studies showed a high satisfaction of the services from the patients and their families or caregivers, which leads them to continue the care, 2 studies showed a significant improvement in patient’s Quality of Life score, and 2 other studies explain some factors that influence the cancer patients to use telemedicine for palliative care during COVID-19 pandemic. It can be concluded that the use of telemedicine is effective on palliative care for cancer patients during the COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Vinadi
"Pelaksanaan program skrining riwayat kesehatan merupakan tindakan preventif yang dilakukan di berbagai negara. Dengan menerapkan skrining riwayat kesehatan diharapkan mampu mencegah sedari dini terjadinya komplikasi serta dampak pembiayaan kesehatan pada penyakit yang dilakukan skrining. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaaan serta determinan dan dampak yang dihasilkan dari program skrining riwayat kesehatan di berbagai negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literature review. Pencarian studi dilakukan melalui online database yaitu PubMed, ScienceDirect, Proquest, dan Wiley Online Library. Terdapat 12 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program skrining riwayat kesehatan telah diterapkan di berbagai negara dengan sasaran jenis penyakit yang berbeda-beda, mayoritas menggunakan mekanisme pengiriman undangan yang terbilang cukup efektif dalam meningkatkan partisipasi skrining. Peran faktor pengetahuan dan kesadaran, dukungan unsur tenaga kesehatan professional, dan status pendidikan peserta sangat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program skrining kesehatan. Dampak positif yang dihasilkan oleh program skrining adalah menurunkan angka kejadian dan kematian pada penyakit yang dilakukan skrining. Namun, juga didapatkan dampak jangka pendek yang terjadi pada pembiayaan kesehatan di sektor rawat jalan dan rawat inap. Meskipun begitu, dampak pada pembiayaan kesehatan terbilang tidak terlalu signifikan dan masih dapat diatasi.

The implementation of a health history screening program is a preventive measure carried out in various countries. By implementing medical history screening, it is expected to be able to prevent early complications and the impact of health financing on diseases being screened.This study aims to describe the implementation as well as the determinants and impacts resulting from health history screening programs in various countries. The method used in this study is the literature review method. Study searches were conducted through online databases such as PubMed, ScienceDirect, Proquest, and Wiley Online Library. There are 12 studies included in this research. The results of this study indicate that a health history screening program has been implemented in various countries with different types of disease targets, the majority of several countries use an invitation of health screening which is quite effective in increasing screening participation. The role of knowledge and awareness factors, support from professional health personnel, and the educational status of participants greatly affect the effectiveness of the implementation of the health screening program. The positive impact generated by the screening program is to reduce the incidence and mortality of the disease being screened. However, there are also short-term impacts that occur on health financing in the outpatient and inpatient sectors. Even so, the impact on health financing is not too significant and can still be overcome."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 2000
613.04233 WOR w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Garrard, Judith
Mississauga, Ontario : Jones & Bartlett Learning, 2011
610.72 GAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Rahmansyah
"Berdasarkan catatan WHO per Mei 2021, setidaknya ada 115.000 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat infeksi virus corona. Tenaga Kesehatan sebagai garda terdepan, merupakan faktor terpenting dalam upaya penanganan COVID-19. Berbagai penelitian menunjukan, diperlukannya sistem reward khusus untuk tenaga kesehatan sebagai bentuk apresiasi atas etos kerja yang diberikan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang peran organisasi dan kepimpinan dalam memberikan bentuk reward kepada tenaga kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan basis data Google Scholar, Remote Lib UI dan PubMed. Hasil pencarian didapat 10 literatur berasal dari China, AS, Eropa, Afrika, England, Italy, Indonesia yang telah melakukan penelitian terkait reward yang dapat diberikan untuk tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Hasil telaah literatur menunjukan peran organisasi dan pemimpin dalam menganalisis bentuk reward yang diberikan yaitu mengenai kesehatan mental, finansial dan reward lainnya yang mendukung kebutuhan tenaga kesehatan. Penulis melakukan analisis kebijakan reward ini agar dapat digunakan oleh organisasi atau fasilitas kesehatan di Indonesia dalam memberikan gambaran reward yang tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan tenaga kesehatan selama masa pandemi COVID-19, namun perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat efektivitas reward, agar lebih representatif.

Based on WHO records as of May 2021, at least 115,000 health workers have died due to corona virus infection. Health workers, as the frontline, are the most important factor in efforts to deal with COVID-19. Various studies show the need for a special reward system for health workers as a form of appreciation for the work ethic given. This paper aims to provide knowledge about the role of organizations and leadership in providing a form of reward to health workers. This study uses a literature review method with Google Scholar, Remote Lib UI and PubMed databases. The search results obtained 10 literatures from China, the US, Europe, Africa, England, Italy, Indonesia which have conducted research related to rewards that can be given to health workers during the COVID-19 pandemic. The results of the literature review show the role of organizations and leaders in analyzing the form of rewards given, namely mental health, financial and other rewards that support the needs of health workers. The author analyzes this reward policy so that it can be used by organizations or health facilities in Indonesia in providing the right description of rewards to be given according to the needs of health workers during the COVID-19 pandemic, but further research needs to be done to determine the effectiveness of rewards, to make them more representative."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifah Alfiyyah
"Menteri Kesehatan RI pada tahun 2019 mengelurkan peraturan mengenai penyelenggaraan pelayanan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan. Telemedicine ditujukan terutama pada daerah pedesaan atau rural area. Menjaga mutu pelayanan penting dilakukan, maka seluruh pelayanan berbasis telemedicine didokumentasikan dalam rekam medis elektronik (RME) dengan informasi yang lengkap. Penelitian ini menggunakan metode narrative literature review dengan memanfaatkan kanal jurnal Garuda, Google Scholar, IEEE Explore, ProQuest, PubMed, Science Direct, dan Scopus. Dengan pendekatan input, proses dan output total 8 artikel ilmiah yang didapatkan dari negara yang telah memiliki kebijakan telemedicine/telehealth di rural area. Penyelenggaraan telemedicine memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing bergantung kepada hal-hal pendukung dan sasaran penggunanya. Harus memiliki kebijakan, infrastruktur, sumber keuangan dan sumber daya manusia yang dapat menggunakan, memelihara dan mengembangkan telemedicine. Penggunaan ini akan membantu proses pelayanan kesehatan yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di rural area jika penggunaannya berskala besar. Mutu RME tidak terlihat kelengkapannya secara langsung mengenai informed consent, namun RME yang bermutu dapat mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan penegakkan diagnosa, anamnesa, dan asuhan perawatan pasien.

The Indonesian Minister of Health in 2019, issued regulations regarding the implementation of telemedicine services between health service facilities. Maintaining quality of services is important, so all telemedicine-based services are documented in an electronic health record (EHR) with complete information in the service process. This research using the narrative literature review method by utilizing:  Garuda journal channels; Google Scholar; IEEE Explorer; ProQuest; PubMed; Science Direct; and Scopus. With the input - output process approach, a total of 8 scientific articles were published on countries that have telemedicine / telehealth policies in rural areas. The implementation of telemedicine has advantages and disadvantages of each depending on the things supporting and the target users. Must have policies, infrastructure, financial resources and human resources that can use, maintain and develop telemedicine. This use will help the health service process by increasing the degree of public health in rural areas if its use is large scale. The quality of the RME does not appear to be directly complete with regard to informed consent, but qualified RME can make it easier for health workers to carry out diagnosis, history and patient care.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>