Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Ulfa Mutiara, supervisor
"Dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, BPJS bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan dari pemerintah dan masyarakat. Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang, wajib membangun jejaring dengan fasilitas kesehatan penunjang untuk menjamin ketersediaan obat, bahan medis habis pakai, yang dibutuhkan. Apotek merupakan Jejaring dan fasilitas kesehatan dapat bekerjasama dengan BPJS kesehatan. Selain itu, apotek dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam menjamin pemenuhan obat program rujuk balik (PRB). Program Rujuk Balik (PRB) merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan jangka panjang. Pasien dapat menebus obat penyakit kronis yang telah diresepkan sebelumnya berdasarkan rekomendasi dari dokter dan dapat menebus resep BPJS di apotek tempat dilakukan nya pelayanan rujuk balik. Untuk mengetahui bagaimana pendapatan apotek tersebut maka dibuatlah rancangan apotek yang bekerjasama dengan praktik dokter dan Program Rujuk Balik BPJS Kesehatan di Provinsi Jawa Barat. Dalam rancangan ini terdiri dari rancangan pendirian bangunan apotek yaitu Apotek Sehat Farma, rancangan pengeluaran dana (investasi modal awal apotek, biaya operasional apotek, pembiayaan jasa pelayanan), rancangan pendapatan masuk (pendapatan non prb dan pendapatan dari program rujuk balik), perhitungan laba rugi, payback period (PP), return of invesment (ROI), dan break event point (BEP). hasil yang didapatkan adalah perhitungan payback period (PP) yang diperoleh tidak melebihi batas maksimum 5 tahun dan nilai return of invesment (ROI) yang diperoleh yaitu 276,46%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa dalam jangka 4 bulan apotek sudah bisa mengembalikan modal awal pembangunan apotek dengan besaran tingkat return (%) selama periode investasi.

In the implementation of Health Insurance, BPJS collaborates with health service facilities from the government and the community. Health facilities that do not have supporting facilities are required to build a network with supporting health facilities to ensure the availability of medicines and consumable medical materials that are needed. Pharmacy is a network and health facilities can collaborate with BPJS health. In addition, pharmacies can collaborate with BPJS Kesehatan in ensuring compliance with drug referral program (PRB). The Referral Program (PRB) is a health service provided to patients with chronic diseases with stable conditions and still needing long-term treatment. Patients can redeem chronic disease drugs that have been prescribed previously based on a doctor's recommendation and can redeem BPJS prescriptions at the pharmacy where the return referral service is carried out. To find out how the pharmacy's income is, a pharmacy design is made in collaboration with medical practices and the BPJS Health Referral Program in West Java Province. In this design, it consists of the design of building a pharmacy, namely the Healthy Farma Pharmacy, the design of the fund expenditure (initial capital investment of the pharmacy, pharmacy operating costs, service financing), the design of incoming income (non-household income and income from the referral program), the calculation of profit and loss, payback period (PP), return of investment (ROI), and break event point (BEP). The results obtained are the calculation of the payback period (PP) obtained does not exceed the maximum limit of 5 years and the value of return of investment (ROI) obtained is 276.46%. The results of these calculations indicate that within 4 months the pharmacy can return the initial capital to build the pharmacy with the rate of return (%) during the investment period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Egy Pebrina Br
"Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya untuk peningkatan bidang kesehatan adalah memberi jaminan kesehatan kepada masyarakat. Penyelenggaran jaminan kesehatan ini yang telah ada di Indonesia saat ini adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Optimalisasi implementasi Program Rujuk Balik dilakukan untuk memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta BPJS khususnya penderita penyakit kronis. Penulisan ini bertujuan untuk membuat rancangan apotek sebagai sarana dalam menerapkan Program Rujuk Balik dan bekerja sama dengan dokter bersama. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data dari situs resmi Pemerintah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat, situs resmi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan RI, situs resmi e-catalogue LKPP, serta peraturan perundang-undangan mengenai BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Hasil kajian penulisan ini diperoleh bahwa apotek mehuli farma dapat melayani program rujuk balik yang terdiri dari 8 pasien jantung dan 20 pasien stroke. Perhitungan break even point yang di peroleh dari apotek ini sebesar Rp.65.267.991 per bulan dan payback period selama 1,2 tahun, sehingga berdasarkan data tersebut apotek mehuli farma dinyatakan layak untuk didirikan.

Health is an indicator to measure the level of community welfare. One of the efforts to improve the health sector is to provide health insurance to the public. The current health insurance provider in Indonesia is the Healthcare and Social Security Agency (BPJS). Optimization of the implementation of the Referral Back Program is carried out to facilitate access to health services for BPJS participants, especially those with chronic diseases. This writing aims to design a pharmacy as a means of implementing the Referral Program and working with doctors together. The method used is data collection from the official website of the City Government of Bogor, West Java Province, the official website of the Center for Data and Information (Pusdatin) of the Ministry of Health, the official website of the LKPP e-catalog, as well as laws and regulations regarding BPJS Health and National Health Insurance. The results of this study showed that the pharmacy mehuli farma can serve a referral program consisting of 8 heart patients and 20 stroke patients. The break even point calculation obtained from this pharmacy is Rp.65,267,991 per month and a payback period of 1.2 years, so based on these data the Mehuli Farma pharmacy is declared feasible to be established.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Juanita
"Setiap manusia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Di Indonesia terdapat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk menjamin kesehatan setiap lapisan masyarakat dengan membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah dan diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang merupakan badan hukum untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat bekerja sama dengan BPJS Kesehatan pada semua fasilitas kesehatan tingkat pertama, fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, dan fasilitas penunjang, salah satunya adalah Apotek. Salah satu program BPJS adalah pelayanan obat Program Rujuk Balik (PRB). Program PRB  ditujukan bagi para penderita penyakit kronis (dua diantaranya adalah stroke dan lupus) yang stabil dan memerlukan pengobatan yang telah ditetapkan dokter spesialis/subspesialis dalam jangka waktu yang panjang. Apotek yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan diharapkan dapat menjamin pemenuhan obat program rujuk balik bagi pasien.

Every human being has the right to get health services which include promotive, preventive, curative and rehabilitative services. In Indonesia, there is a National Health Insurance (JKN) to guarantee the health of every level of society by paying contributions or the contributions are paid by the government and regulated by the Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) which is a legal entity to administer the health insurance program. Health services can cooperate with BPJS Kesehatan in all levels, first-level, advanced-level, and supporting facilities, one of which is pharmacy. One of the BPJS Kesehatan programs is Drug Service in the Program Rujuk Balik (PRB). The PRB program is intended for patients with chronic diseases (two of which are stroke and lupus) who are stable and require treatment that has been prescribed by a specialist/subspecialist for a long period of time. Pharmacies that work together with BPJS Health are expected to be able to guarantee the fulfilment of medication for the referral program for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi
"Program Rujuk Balik (PRB) merupakan salah satu pelayanan yang didapatkan peserta BPJS Kesehatan. Pelayanan obat PRB diberikan oleh ruang farmasi Puskesmas dan Apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan seperti Apotek Kimia Farma Kemayoran. Salah satu penyakit kronis yang masuk dalam PRB yaitu hipertensi. Biasanya pasien yang menderita hipertensi disertai penyakit lain seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, dan riwayat penyakit stroke sehingga diperlukan kombinasi obat antihipertensi agar tekanan darah pasien dapat mencapai target dan terkontrol. Banyaknya jumlah obat yang diterima pasien dalam satu resep dapat meningkatkan terjadinya masalah terkait obat sehingga perlu dilakukan analisis resep agar masalah terkait obat dapat dihindari. Analisis resep dilakukan dengan mengambil data resep pasien PRB selama bulan September 2022 di Apotek Kimia Farma Kemayoran. Data tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan hasil pola penggunaan obat PRB dan jumlah pemenuhan obat antihipertensi pasien PRB. Selanjutnya dilakukan pemilihan resep PRB yang di dalamnya terdapat obat antihipertensi dan dipilih 3 resep dengan jumlah dan variasi obat antihipertensi. Kemudian dilakukan pengkajian resep untuk mengetahui masalah terkait pengunaan obat pada pasien PRB. Hasil analisis menunjukkan pada resep pasien PRB yang mengandung obat antihipertensi ditemukan beberapa masalah terkait obat seperti efek samping dan interaksi antara obat yang perlu diperhatikan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan mengubah jadwal konsumsi obat pasien atau dengan memberikan obat tambahan untuk mengatasi efek samping yang muncul pada pasien.

Program Rujuk Balik (PRB) is one of the services provided by BPJS Health participants. PRB drug services are provided by the pharmacy room at the Community Health Center and Pharmacies that work with BPJS Health, such as the Kimia Farma Kemayoran Pharmacy. One of the chronic diseases included in DRR is hypertension. Usually patients who suffer from hypertension are accompanied by other diseases such as coronary heart disease, diabetes mellitus, and a history of stroke, so a combination of antihypertensive drugs is needed so that the patient's blood pressure can reach the target and be controlled. The large number of drugs that patients receive in one prescription can increase the occurrence of drug-related problems, so it is necessary to analyze the prescription so that drug-related problems can be avoided. Prescription analysis was carried out by taking prescription data from PRB patients for September 2022 at the Kimia Farma Kemayoran Pharmacy. The data is then processed to obtain the results of patterns of PRB drug use and the number of fulfillment of antihypertensive drugs in PRB patients. Then a prescription review was carried out to find out problems related to drug use in PRB patients. The results of the analysis showed that the PRB patient's prescription containing antihypertensive drugs found several drug-related problems such as side effects and interactions between drugs that needed attention. This problem can be overcome by changing the patient's drug consumption schedule or by giving additional drugs to deal with side effects that appear in patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riezki Tri Wahyuni
"Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan langsung yang diberikan kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dan bertujuan untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Dalam mewujudkan hal tersebut apotek memberikan fasilitas pelayanan kefarmasian berupa pelayanan resep obat kepada pasien umum maupun pasien BPJS. Apotek menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang ditunjuk BPJS dalam melayani resep obat BPJS JKN pasien Program Rujuk Balik (PRB). Dalam melayani resep obat apotek harus menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu, bermanfaat, dan terjangkau bagi. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan hal tersebut dibutuhkan perencanaan yang baik dan tepat dalam mengelola persediaan obat  sesuai dengan permintaan resep PRB. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pasien PRB di Apotek Kimia Farma 529 Cipinang Jaya pada periode bulan Agustus 2023 dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 02 Oktober – 27 Oktober 2023. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pasien PRB pada periode bulan Agustus didominasi oleh kelompok usia 61-70 tahun (36,7%) dan jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin didapatkan hasil terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 439 pasien (63,17%) serta untuk jenis penyakit terbanyak pada pasien PRB yang terdaftar yaitu penyakit hipertensi sebanyak 321 pasien (46,2%).

Pharmaceutical services are direct services provided to patients related to pharmaceutical preparations and aim to improve the patient's quality of life. In realizing this, pharmacies provide pharmaceutical service facilities in the form of drug prescription services to general patients and BPJS patients. The pharmacy is one of the health facilities designated by BPJS to serve BPJS JKN drug prescriptions for Back-Referral Program (PRB) patients. In serving drug prescriptions, pharmacies must ensure the availability of drugs that are safe, quality, useful and affordable for consumers. Therefore, to be able to achieve this, good and precise planning is needed in managing drug supplies in accordance with PRB prescription requests. This study aims to look at the picture of PRB patients at Kimia Farma 529 Cipinang Jaya Pharmacy in the period August 2023 and data collection was carried out on 02 October – 27 October 2023. From the results of the research carried out, PRB patients in the August period were dominated by the age group 61 -70 years (36,7%) and if grouped by gender the highest results were obtained, namely female, 439 patients (63,17%) and the most common type of disease in registered PRB patients was hypertension, 321 patients (46,2%).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Christina
"Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuan dari program ini adalah memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional, terdapat badan hukum yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraannya, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Klinik pratama merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem rujukan BPJS Kesehatan sehingga Klink Pratama dibutuhkan. Klinik pratama belum terjangkau pada daerah Kalideres karena masih hanya tersedia sedikit. Dalam pembuatan tugas khusus ini, akan dirancang dan dianalisis klinik pratama yang bekerjasama dengan BPJS dan melayani Program Rujuk Balik (PRB) di daerah Kalideres. Klinik pratama yang dirancang adalah Healthy Body bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan memiliki 2 dokter, 1 dokter gigi, serta membuka pelayanan kesehatan selama 24 jam dengan pasien BPJS 10.000, dengan dana kapitasi BPJS Kesehatan adalah sebesar Rp 9.750 per pasien. Klinik juga melayani pasien PRB sebanyak 15 pasien dengan penyakit jantung dan 11 pasien dengan penyakit Lupus. Breakeven point dari klinik adalah sebesar Rp 1.257.423.590 dan payback period selama 13 bulan. Berdasarkan analisis dari segala aspek yang telah dilakukan, Klinik Healthy Body dinyatakan layak untuk didirikan.

The National Health Insurance Program is part of the Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) which is carried out using a mandatory social health insurance mechanism based on UU no. 40 tahun 2004 concerning BPJS. The purpose of this program is to fulfill the basic needs of proper public health which is given to everyone who has paid dues or whose contributions are paid by the Government. In the implementation of the National Health Insurance program, there is a legal entity that is responsible for its implementation, namely the Health Social Security Administering Body (BPJS). Primary clinic is one of the first-level health facilities in the BPJS Health referral system so that Klink Pratama is needed. Pratama clinics have not been reached in the Kalideres area because there are only a few available. In making this special task, a primary clinic will be designed and analyzed in collaboration with BPJS and serves the Referral Back Program in the Kalideres area. The primary clinic designed is Healthy Body in collaboration with BPJS Health and has 2 doctors, 1 dentist, and opens 24-hour health services for 10,000 BPJS patients, with BPJS Health capitation funds of Rp 9,750 per patient. The clinic also serves 15 patients with DRR patients with heart disease and 11 patients with lupus. The breakeven point from the clinic is IDR 1,257,423,590 and the payback period is 13 months. Based on the analysis of all aspects that have been carried out, the Healthy Body Clinic is declared feasible to be established."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Sapardjiman
"Rumah sakit merupakan industri jasa yang selain menjalankan fungsinya sebagai sarana upaya kesehatan dengan fungsi sosial, kini juga harus mempergunakan kaidah ekonomi dalam menjalankan bisnisnya RS Pluit merupakan rumah sakit swasta murni, yang untuk memenuhi dan memberikan pelayanannya sesuai standar harus membiayai sendiri seluruh biaya operasionalnya. Oleh karena itu sudah sewajarnya RS Pluit harus mengoptimalkan pengelolaan pelayanannya untuk menjadikan instalasi rawat jalan dan instalasi farmasi sebagai revenue center.
Di tahun 2002, RS Pluit mendirikan Kounter Farmasi (KF) yang diletakkan di area Instalasi Rnwat Jalan untuk mendampingi Instalasi Farmasi yang sudah ada sebelumnya. Tujuannya selain untuk mempermudah pasien dalam pengambilan resep, juga untuk meningkatkan jumlah total pengambilan resep di RS. Namun setelah dua tahun berdiri, KF belum menunjukkan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan jumlah total pengambilan resep di RS Pluit, bahkan ada kecenderungan menurun dari 15% di tahun 2002 menjadi 14% di tahun 2003 dengan total jumlah resep menurun sebesar 13%.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan keputusan pasien dalam pengambilan resep di KF. Penelitian menggunakan survei dengan pendekatan cross secfional dari data primer yang diperoleh melalui kuesioner.Teknnik analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat yang dilanjutkan dengan analisis bivariat (Chi-square).
Hasil analisis menunjukkan bahwa keputusan pengambilan resep di KF dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, total pengeluaran, tempat tinggal dan Cara pembayaran. Sedangkan pengetahuan responden mengenai kecepatan, ketepatan dan keramahan pelayanan petugas RS, serta keberadaan KF juga mempengaruhi keputusan responden dalam pengambilan resep.
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian adalah karakteristik pasien RS Pluit merupakan pasien potensial namun rentan untuk pindah ke rumah sakit Iain. Rendahnya kontribusi pengambilan resep di KF dikarenakan adanya masalah dalam hal kecepatan, ketepatan dan keramahan petugas RS serta ketidaktahuan responden terhadap keberadaan KF. Saran yang dikemukakan adalah, RS harus meningkatkan kualitas SDMnya serta merubah penampilan KF dengan merelokasi tempat sehingga strategis dan terlihat sebagai tempat untuk membeli obat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Nagaruda
"Program Rujuk Balik (PRB) merupakan program unggulan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, misalnya stroke. Tugas khusus ini membahas mengenai pola penyakit stroke pada pasien PRB. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas khusus ini adalah dengan melihat data pasien PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Januari 2023. Hasil pengolahan data menunjukkan tipe stroke yang diderita oleh pasien peserta PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Januari 2023 adalah stroke iskemik dengan pola penyakit di mana laki-laki lebih banyak stroke dengan penggunaan aspirin yang tinggi baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dan pengobatan sudah sesuai dengan tatalaksana pengobatan stroke yang berlaku.

Back referral program is a superior program to improve the quality of health services for BPJS Health participants and facilitate access to health services for participants with chronic diseases, such as strokes. This special task discusses the pattern of stroke in back referral program patients. The method used in writing this particular task is to look at the data of patients with BPJS Health at the Cengkareng District Health Center in January 2023. The results of data processing show the type of stroke suffered by patients participating in the BPJS Health PRB at the Cengkareng District Health Center for the January 2023 period is an ischemic stroke with the pattern diseases where men are most likely to get stroke with high use of aspirin in single form and combination. As concluded, the treatment are in accordance with the applicable stroke treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Diana Pratiwi
"

Apoteker memiliki peran penting di apotek, rumah sakit, distributor farmasi, industri farmasi, dan pemerintahan. Sebelum memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi, apoteker diharuskan untuk dapat memenuhi standar kompetensi apoteker Indonesia yang terdiri dari sepuluh standar kompetensi. Standar kompetensi tersebut merupakan kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh seorang apoteker saat lulus dan masuk ke tempat praktik kerja profesi. Selain ilmu yang cukup, seorang calon apoteker juga diharapkan memiliki bekal berupa pengalaman dalam menjalankan praktik profesi apoteker, oleh karena itu dilaksanakanlah Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Atrika, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan PT AstraZeneca Indonesia Periode Bulan Februari-September 2020. Setelah PKPA dilaksanakan, diharapkan calon apoteker dapat memperluas wawasan dan pemahaman terkait praktik profesi apoteker di berbagai instansi seperti industri farmasi, distributor farmasi, dan apotek.


Pharmacist have an important role in pharmacy, hospital, pharmaceutical distributors, pharmaceutical industry, and government. Before entering the work life and undergoing professional practice, pharmacist is required to have the competency standards of Indonesian pharmacist which consist of ten competency standards. This competency standard is the ability that is expected to have by a pharmacist when graduates and enters a professional work practice. Besides sufficient knowledge, a pharmacist candidate is also expected to have experience in practicing the pharmacist profession, therefore the Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) is carried out at Apotek Atrika, Badan Pengawas Obat dan Makanan, and PT AstraZeneca Indonesia Period February-September 2020. After PKPA, it is hoped that pharmacist candidates will get a knowledge of the pharmacist’s professional practice in various institution such as pharmaceutical industry, pharmaceutical distributor, and pharmacy.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Amanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi rawat jalan di Rumah Sakit atau FKRTL yang dilakukan oleh Peserta JKN di Wilayah Provinsi Banten Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015- 2016. Sampel yang diperoleh sebesar 41.181 peserta. Uji hubungan dianalisis dengan menggunakan Chi-square. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia cukup rendah yaitu sebesar 5.8% dan utilisasi rawat jalan banyak diakses oleh peserta berjenis kelamin perempuan (6.9%), memiliki status istri pada kepesertaan JKN (8.1%), kelompok umur lansia (10.6%), status pernikahan cerai (15.7%), jenis FKTP puskesmas (7.6%), kepemilikan fasilitas kesehatan pemerintah (7.6%), peserta PBPU (9%), hak kelas rawat I (7.9%), bertempat tinggal di kota (6.4%) dan di wilayah I (7.35%), serta memiliki riwayat penyakit hasil tracing utilisasi di FKTP (12.1%). Seluruh variabel yang diteliti bermakna secara statistik untuk lebih berkemungkinan melakukan pelayanan kesehatan rawat jalan di Provinsi Banten

This study analyzes the factors associated with the utilization of outpatients utilization using FKRTL among JKN Participants of Banten Province in 2016. This is a quantitative study with a cross sectional design that was obtained from Sample Data of BPJS Kesehatan 2016). The total sample is 41,181 participants. The relationship test was analyzed using Chi-square. The results showed that the utilization of outpatient health services in Banten was quite low (5.8%) and outpatient utilization was mostly accessed by women (6.9%), wife (8.1%), elderly (10.6%), divorced marital status (15.7%), Puskesmas as the type of health facility (7.6%), public sector (7.6%), PBPU participants (9%), nursing class I (7.9%), urban participants (6.4%) and region I participants (7.35%), also have disease condition tracked from FKTP utilization (12.1%). All variables researched are statistically significant to use outpatient health services in Banten Province"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>