Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ina Ratnawulan
"Dalam situasi pandemi yang penuh dengan kecemasan akan penularan COVID-19 dan belum ditemukannya obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini, penyintas COVID-19 sangat rentan untuk mengalami stigma sosial. Dengan mengacu pada gagasan Contact Hypothesisdari Allport (1954) yang menyatakan bahwa kontak antarkelompok dapat mengurangi prasangka, peneliti memandang bahwa dalam situasi pandemi COVID-19 sulit untuk menciptakan suatu kondisi yang ideal untuk melaksanakan proses kontak antarkelompok. Oleh karenanya, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian terkait stigma sosial terhadap penyintas COVID-19 dengan menggunakan metode kontak antarkelompok secara tidak langsung melalui metode kontak bayangan sebagaimana dikembangkan oleh Pettigrew (1998). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas metode kontak bayangan dalam mengurangi stigma sosial terhadap penyintas COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kontak bayangan dapat mengurangi stigma sosial secara signifikan dan hal ini didukung oleh adanya perilaku positif untuk mendukung kampanye anti stigma oleh 80% partisipan program intervensi.

In a pandemic situation that is full of anxiety about the transmission of COVID-19 and with the fact that there was no medicine that has been proven to cure the disease effectively, COVID-19 survivors are very vulnerable to experiencing social stigma. Referring to the idea of Contact Hypothesis from Allport (1954) which states that intergroup contact can reduce prejudice, the researcher views that in a COVID-19 pandemic situation it is difficult to create an ideal condition for carrying out the inter-group contact process. Therefore, researchers took the initiative to conduct research related to social stigma towards COVID-19 survivors by using the indirect inter-group contact method through the imagined contact method as developed by Pettigrew (1998). This study aims to test the effectiveness of imagined contact methods in reducing social stigma against COVID-19 survivors. The results showed that the imagined contact method could significantly reduce social stigma and this was supported by positive behavior to support the anti-stigma campaign by 80% of the participants of the intervention program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainani Ifrah
"Stigma mengarah pada sikap negatif terhadap nilai, karakteristik, atau praktik yang dianggap tidak sesuai dengan norma yang berlaku pada umumnya. Adanya stigma dan persepsi negatif terhadap pekerja disabilitas pada rekruter non-disabilitas, menjadi salah satu hambatan yang akhirnya membatasi potensi disabilitas dan bertransformasi menjadi kegagalan yang struktural pada kehidupan personal, ekonomi, sosial dan karir mereka. Metode kontak imajiner menjadi salah satu strategi intervensi untuk mengurangi stigma dan persepsi negatif melalui simulasi mental membayangkan kontak atau interaksi dengan anggota kelompok yang distigma dengan lebih positif. Program intervensi kontak imajiner dalam penelitian ini, dilakukan pada 15 partisipan yang merupakan pekerja non-disabilitas yang merupakan rekruter di sektor swasta dan pemerintah. Hasilnya, stigma negatif terhadap pekerja disabilitas dari kondisi sebelum diberi intervensi kontak imajiner (M= 96.26, SD= 10.42, n= 15) berkurang secara signifikan dengan p < 0.05 setelah diberi intervensi kontak imajiner (M= 76.33, SD= 17.37, n= 15). Selain itu, terjadi perubahan perilaku pada partisipan yang dibuktikan dengan meningkatnya sikap positif melalui dukungan pada kampanye pemenuhan kerja bagi disabilitas.

Stigma refers to negative attitudes towards values, characteristics, or practices that are considered deviating from prevailing norms. The existence of stigma dan negative perceptions towards wokers with disabilities among non-disabled recruiters becomes one of the barriers that ultimately limit the potential of disabilities and transform into structural failures in their personal, economic, social, and career. The imahinary contact method is one of the intervention strategies to reduce stigma and negative perceptions through mental simulation of imagining contact or interaction with stigmatized group members in a more postive way. This research was conducted with 15 participants who were non-disabled workers working as recruiters in both public and private sectors. The result showed a significant reduction in negativity towards workers with disabilities after receiving the imaginary contact intervention (M= 76.33, SD= 17.37, n= 15) compared to before intevention (M= 96.26, SD= 10.42, n= 15) with p <0.05. Furthermore, there was a change in behavior among the participants as evidenced by their increased positive attitudes towards supporting disability employment campaigns. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Alfiyani
"Studi epidemiologis mengungkapkan bahwa terdapat prevalensi yang lebih tinggi untuk terjadi gangguan stres bagi penyintas penyakit menular setelah terjadinya epidemi penyakit menular. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh stigma sosial dan dukungan sosial keluarga terhadap tingkat stres penyintas COVID-19 di DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti berargumen bahwa terdapat pengaruh stigma sosial dan dukungan sosial keluarga terhadap tingkat stres penyintas COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik pengambilan data survei dengan kuesioner online terhadap 114 responden, wawancara mendalam terhadap empat informan penelitian, serta mempertimbangkan batas wilayah yang hanya berfokus di DKI Jakarta sebagai wilayah dengan kasus COVID-19 terbanyak di Indonesia. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa stigma sosial secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat stres penyintas dengan kekuatan hubungan cukup kuat dengan arah positif. Sementara itu, variabel dukungan sosial terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat stres penyintas. Masukan dari penelitian ini adalah bagi satuan gugus tugas penanganan COVID-19 diharapkan dapat menyediakan fasilitas konseling dan hotline untuk pemulihan kesehatan mental pasca trauma, bagi masyarakat perlu adanya perhatian untuk menerima kembali penyintas COVID-19 dan meminimalisir tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan stigma sosial.

Epidemiological studies reveal that there is a higher prevalence of stress disorder among communicable disease survivors after an infectious disease epidemic. The purpose of this study was to explain the effect of social stigma and family social support on the stress level of COVID-19 survivors in DKI Jakarta. In this study, researchers argue that there is an influence of social stigma and family social support on the stress level of COVID-19 survivors. This study uses a quantitative approach through survey data collection techniques with online questionnaires to 114 respondents, in-depth interviews with four research informants, and considering regional boundaries that only focus on DKI Jakarta as the area with the most COVID-19 cases in Indonesia. The results of this study revealed that social stigma significantly affected the stress level of survivors with the strength of the relationship being quite strong in a positive direction. Meanwhile, the social support variable has no effect on the stress level of the survivors. The input from this research is that the task force for handling COVID-19 is expected to provide counseling facilities and hotlines for posttraumatic mental health recovery, for the community there needs to be attention to accept COVID-19 survivors and minimize actions that can result in social stigma."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferena Debineva
"Kontak imajiner Tingginya kekerasan dan kebencian berdasarkan identitas (minoritas) tertentu semakin meningkat di Indonesia, terutama kepada kelompok transpuan. Karenanya perlu dilakukan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi terhadap kelompok identitas gender minoritas. Intervensi untuk menginisiasi toleransi dapat dimulai dari kelompok orang muda di Indonesia agar dapat hidup berdampingan satu sama lain melalui pendekatan teori imagined contact hypothesis.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan prasangka negatif terhadap transpuan secara signifikan sig (24) = 2.78, p < .01 (one-tailed) dimana sikap terhadap transpuan lebih positif pada kelompok setelah diberikan intervensi imagined contact (M = 55.32, SD = 17.18, n = 25) dibandingkan sebelum intervensi (M = 62.68, SD = 14.99, n = 25).

The high level of violence and hatred based on certain (minority) identities is increasing in Indonesia, especially to transwomen. Therefore, it is necessary to conduct interventions aimed at increasing tolerance for minority gender identity groups. Interventions to initiate tolerance can be started from groups of young people in Indonesia so that they can coexist with each other through the approach of the imagined contact hypothesis theory.
The results showed a significant decrease in prejudice towards transwomen (24) = 2.78, p <.01 (one- tailed) where the attitude was more positive in the group after imagined contact intervention (M = 55.32, SD = 17.18, n = 25) rather than before the intervention (M = 62.68, SD = 14.99, n = 25).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amilia Wahyuni
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kembali hubungan dan pengaruh antara stigma sosial terhadap kesehatan mental petugas kesehatan yang ada di indonesia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dnegan metode survey, diperoleh responden sejumlah 284 petugas kesehatan yang tersebar di berbagai kawasan indonesia. Pengolahan data menggunakan SEM program lisrel 8.70 yang menunjukkan hasil bahwa stigma sosial memiliki pengaruh positif terhadap kesehatan mental petugas kesehatan. Dalam penelitian ini juga menggunakan job demand sebagai variabel moderasi, terbukti tidak memoderasi hubungan antara stigma sosial dengan kesehatan mental petugas kesehatan. Selain itu, self-efficacy juga terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap mental health problem dan stigma sosial yang dialami oleh petugas kesehatan indonesia.

This study was conducted with the aim of re-examining the relationship and influence between social stigma on the mental health problem of health workers in Indonesia. Data collection in this study was carried out using a survey method, obtained by respondents a total of 284 health workers spread across various regions of Indonesia. Data processing using SEM program lisrel 8.70 which shows the results that social stigma has a positive influence on the mental health problem of health workers. This study also uses job demand as a moderating variable, it is proven not to moderate the relationship between social stigma and mental health problem of health workers. In addition, self-efficacy has also been shown to have a negative effect on mental health problem and social stigma experienced by Indonesian health workers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Kiani Indra
"Penelitian ini fokus terhadap masalah kekerasan seksual terhadap penyandang disabilitas di Indonesia, dan mendalami bagaimana pemasaran sosial dapat mengurangi terjadinya hal tersebut di konteks Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 pada masa pandemic COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka, dimana penulis meninjau berbagai literatur seperti jurnal, buku, dan laporan terkait isu terkait. Hal tersebut dilakukan agar penulis dapat menjangkau berbagai data dan kasus di skala lebih luas dari luar negeri dan juga dari berbagai daerah di Indonesia. Pertama, penulis menganalisis bagaimana penyandang disabilitas dipandang dalam masyarakat Indonesia. Selanjutnya, penulis mendalami contoh kasus keberhasilan pemasaran sosial yang telah dilakukan dalam Indonesia, serta pemasaran sosial yang berfokus pada masalah diskriminasi terhadap penyandang disabilitas yang telah dilakukan di luar negeri. Hasil tinjauan pustaka menunjukan bahwa stigmatisasi terhadap penyandang disabilitas masih ditemukan dalam masyarakat, pemerintahan, dan juga di pusat rehabilitasi sosial. Stigmatisasi tersebut menjadi akar masalah dari munculnya kekerasan terhadap penyandang disabilitas. Pemasaran sosial dapat digunakan sebagai suatu intervensi untuk mengurangi stigma dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari kampanye-kampanye pemasaran sosial yang pernah dilakukan di Indonesia. Dalam konteks kekerasan dan stigma terhadap penyandang disabilitas, kampanye pemasaran sosial juga telah dilakukan di luar negeri dengan hasil cukup baik. Akhirnya, penulis berfokus pada potensi pemasaran sosial di Indonesia. Pertama, kerjasama dengan tokoh masyarakat dapat membantu membuat masyarakat sasaran lebih berterima dan tertarik. Selanjutnya, penggunaan internet tinggi dapat meningkatkan efektivitas pemasaran sosial melalui media online. Disarankan bahwa perlu ada lebih banyak upaya untuk menghadapi masalah diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di Indonesia, dan juga perlu lebih banyak penelitian yang mendalami evaluasi pemasaran sosial hak disabilitas yang dilakukan di Indonesia.

This research focuses on the issue of sexual violence against people with disabilities in Indonesia, and explores how social marketing can reduce this in Indonesia. This study was conducted in 2021 during the COVID-19 pandemic. The research method used is literature review, where the writer analyzes various literatures such as journals, books, and related reports to form a conclusion. This is done so that the writer can obtain various data and cases on a wider scale from both abroad, as well as also from various regions in Indonesia. First, the writer analyzes how people with disabilities are seen in Indonesian society. Furthermore, the writer explores examples of successful cases of social marketing that have been carried out in both Indonesia, as well as social marketing that focuses on the problem of discrimination against persons with disabilities that has been carried out in other countries. The results of the literature review show that the stigmatization of people with disabilities can be found in the community level, government level, and in social rehabilitation centers. This stigmatization is the root cause of the emergence of violence against them. In this case, social marketing can be used as an intervention method to reduce stigma in society. This can be seen from the social marketing campaigns carried out in Indonesia. In the context of violence and stigma against persons with disabilities, social marketing campaigns have also been carried out abroad with good results. Finally, the writer focuses on the potential of social marketing in Indonesia. First, collaboration with prominent community figures can help make target communities more accepting and interested. Furthermore, high internet usage can increase the effectiveness of social marketing through online media. It is suggested that more efforts need to be made to address the issue of discrimination against persons with disabilities in Indonesia, and also more research is needed to investigate the evaluation of social marketing of disability rights conducted in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Cindy Delphinia
"Pandemi COVID-19 merupakan masa-masa stress bagi masyarakat, kecemasan dan rasa takut akan adanya penyakit baru menimbulkan stigma sosial. Stigma sosial dapat berdampak buruk bagi penanganan dan pengendalian wabah. Mahasiswa memiliki peran sebagai pembawa dan pelaku perubahan serta contoh nyata. Salah satu bentuk nyata dapat diwujudkan melalui upaya pencegahan dan mengatasi stigma sosial COVID-19 di masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma sosial COVID-19 di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia dan faktor yang berpotensi menyebabkan stigma sosial COVID-19 tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi potong lintang. Populasi penelitian ini merupakan seluruh mahasiswa jenjang studi strata 1 (S1) dengan sampel sebanyak 373 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring yang diisi mandiri oleh responden. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 31,1% responden masih memiliki stigma sosial. Analisis bivariat yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel jenis kelamin, pengetahuan dan keterpaparan informasi dengan stigma sosial COVID-19. Meskipun secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan namun ditemukan kecenderungan pada variabel asal fakultas non-kesehatan, sikap, peran tokoh masyarakat, dan peran petugas kesehatan.

The COVID-19 pandemic is a stressful time for the community, anxiety and fear of a new disease causing social stigma. Social stigma can have a negative impact on the handling and control of the outbreaks. Students have a role as agents of change as well as the real examples in society. One of the real action of this role can be realized through the efforts to prevent and overcome the social stigma of COVID-19 in society.This study aims to determine the social stigma of COVID-19 among University of Indonesia students and the factors that potentially causing the social stigma of COVID-19. The method used in this research is descriptive analysis with a cross-sectional study design. The population of this study were all undergraduate students (S1) and minimum sample of 373 respondents was obtained. Data were collected through online questionnaires and filled out independently by respondents. The analysis carried out includes univariate and bivariate analysis using the chi square test.The results showed that 31.1% of respondents still had COVID-19 social stigma. The bivariate analysis conducted showed that there was no statistically significant relationship between the variables of gender, knowledge and information exposure with the social stigma of COVID-19. Although there is no statistically significant relationship, a trend was found in the non-health faculty origin variables, attitudes, the role of community leaders, and the role of health workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Suryaningsih
"Di tengah pandemi COVID-19, perawat sebagai garda utama dalam menangani wabah virus COVID-19 justru distigma dan didiskriminasi karena konstruksi masyarakat. Konstruksi yang tersebar adalah perawat sebagai pembawa virus. Hal ini terjadi karena perawat adalah kelompok yang paling berdekatan sekaligus memerangi wabah. Studi ini bertujuan menjelaskan bagaimana stigmatisasi terhadap perawat sebagai salah satu bentuk reactive hate crime, yang memiliki dampak terhadap fisik dan psikologis perawat. Metode penulisan yang digunakan dengan cara menganalisis data sekunder berupa 30 artikel berita kasus stigma dan diskriminasi terhadap perawat yang dimuat dalam media berita online Indonesia tahun 2020, dengan menggunakan teori stigmatisasi. Dari hasil analisis uji variabel menunjukan adanya hubungan antara motif pelaku dan bentuk stigma. Ancaman dan rasa takut menjadi pembenaran yang dilakukan pelaku, dan terdapat pola waktu kejadian yang dipicu oleh situasi wabah COVID-19. Selain itu, dari penulisan ini juga menunjukkan bahwa stigma yang dialami perawat terbagi ke dalam dua bentuk. Pertama, stigma power merupakan bentuk stigma yang berbasis pada ketakutan. Kedua, courtesy stigma (Stigma by Association) merupakan stigma yang berbasis dengan kepercayaan atau keyakinan seseorang/kelompok. Lebih lanjut, keterbatasan pada data dalam penulisan ini mendorong penulisan selanjutnya untuk dapat menggunakan sampel data yang lebih besar dan menggunakan uji statistik parametrik.

During the COVID-19 pandemic, the nurses as primary guardians are stigmatized while dealing with the COVID-19 virus outbreak. They are also discriminated against because of the public's construction. The construction which spreads in public is nurses as virus carriers. This notion happens because nurses are the closest group and at the same time fighting the outbreak. This study aims to explain how the stigmatization of nurses as a form of reactive hate crime, which impacts nurses' physical and psychological. The researcher uses the writing method by analyzing secondary data in the form of 30 news articles on cases of stigma and discrimination against nurses published in Indonesian online news media in 2020, also using the theory of stigmatization. Analysis of the variable test shows a relationship between the motives of the perpetrators and the form of stigma. Threats and fear are justifications made by the perpetrators. There is also a time pattern of events triggered by the COVID-19 outbreak situation. In addition, this paper also shows that the stigma experienced by nurses is divided into two forms. First, stigma power is a form of stigma based on fear. Second, courtesy stigma (Stigma by Association) is a stigma based on the beliefs or beliefs of a person/group. Due to the many limitations of the data in this paper, it is highly recommended to use a larger sample of data and also use parametric statistical tests for further writing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Shaqylla Shyahnaz
"Penggunaan media sosial semakin meningkat sejak masa pandemi COVID-19 yang terjadi mulai tahun 2020 hingga sekarang. Penggunaan media sosial yang berlebihan memiliki dampak buruk terhadap psikologis individu, salah satunya adalah kelelahan bermedia sosial (social media fatigue). Studi survei baseline (n=288) menemukan bahwa terdapat 83 orang yang kelelahan bermedia sosialnya berada pada kategori “Tinggi” dan 26 orang termasuk dalam kategori “Sangat Tinggi”, di mana 54% dari partisipan yang tingkat kelelahannya “Tinggi” dan “Sangat Tinggi” menggunakan media sosial sekiiatr 6 hingga 12 jam per hari dan 27% menggunakan media sosial lebih dari 12 jam. Riset ini bertujuan untuk membuat desain intervensi dengan pendekatan nudge dalam bentuk pesan pengingat untuk dapat menurunkan rasa lelah dari bermedia sosial. Studi ini melibatkan 30 partisipan dengan rentang usia 19-29 tahun dengan menggunakan quasi experiment mixed design: within and between subject, dengan keseluruhan proses selama dua minggu. Dalam studi ini, partisipan intervensi diberikan pesan pengingat untuk mengurangi penggunaan media sosial selama tujuh hari berturut-turut. Hasil pengukuran pre-post serta komparasi kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan bahwa pendekatan nudge dengan pemberian pesan pengingat terbukti secara signifikan menurunkan social media fatigue kelompok intervensi sebesar 6,03%. 

The usage of social media has increased ever since the COVID-19 pandemic started. Excessive use of social media has various negative impacts on mental health, including social media fatigue. The baseline survey study (n=288) found that 83 people experienced social media fatigue in the “High” category and 26 people are in the “Very High” category, where 54% of those participants used media social media about 6 to 12 hours per day and 27% use social media more than 12 hours. This research aims to design an intervention with a nudge approach in the form of a reminder message to reduce the fatigue from social media. This study involved 30 participants with an age range of 19-29 years using a quasi-experimental mixed design: within and between subjects, with the entire process taking two weeks. In this study, intervention participants were given reminder messages to reduce their use of social media for seven consecutive days. The results of pre-post measurements and comparison of the intervention and control groups showed that the nudge approach by giving reminder messages was proven to significantly reduce social media fatigue in the intervention group by 6.03%."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Lidya Kemala Sari
"Performa akademik pada mahasiswa dapat juga dipengaruhi oleh hubungan interpersonal di lingkungan akademik. Ketika seseorang merasa diterima oleh teman sebaya di kampus, maka ia akan mempersepsi bahwa lingkungan belajar adalah tempat yang menyenangkan, sehingga performa akademik juga akan meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas intervensi kontak bayangan untuk meningkatkan penerimaan pada teman sebaya perantau. Studi baseline yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya penerimaan mahasiswa pada teman sebaya perantau di universitas swasta. Intervensi dirancang menggunakan teori kontak bayangan untuk meningkatkan penerimaan terhadap teman sebaya. Intverensi dilakukan terhadap 56 orang mahasiswa tingkat pertama non-rantau yang memiliki pengalaman dengan teman sebaya mahasiswa rantau sebelumnya. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan rata-rata nilai pre dan post test pada kelompok intervensi, meskipun peningkatan nilai tersebut tidak signifikan (sig. > 0.05). Hal tersebut terjadi karena beberapa batasan yang tidak dapat dikontrol, seperti situasi intervensi yang terjadi secara daring melalui zoom.

Student’s academic performance might be affected by interpersonal relations in the academic environment. Students from other towns need to make more effort to build a positive relationship with their academic environment at college. Peer acceptance at college can build a perception that their social network and academic environment are fun and enhance academic performance as well. The purpose of this research is to test if the imagined contact will be efficient to enhance peer acceptance for out-town college students. This research involves 56 first-year local college students that have experiences interact with students from another town. The main result showed there are no significant differences (sig. >0.05) from the average score before and after the intervention. There are some limitations of this research that can be improved for the next research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>