Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adam Wicaksono
"Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berperan penting dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Namun, terdapat beberapa masalah seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan lingkungan alam dan sosial yang dapat mempengaruhi keberlanjutan PLTGU. Oleh sebab itu, diperlukan kerangka evaluasi keberlanjutan PLTGU yang meliputi dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat model evaluasi keberlanjutan PLTGU dengan menggunakan pendekatan Triple Bottom Line dan menggunakan model tersebut untuk mengetahui tingkat keberlanjutan PLTGU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Life Cycle Assessment (LCA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keberlanjutan PLTGU pada dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi berturut turut adalah 39%, 19%, dan 17% dengan jumlah nilai 75%. Berdasarkan nilai pada ketiga dimensi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi keberlanjutan PLTGU Tanjung Priok berada pada kondisi sustainable.

Combined Cycle Power Generation (PLTGU) plays an important role in meeting the electricity needs of the community. However, there are several problems along with technological developments, changes in the natural and social environment that can affect the sustainability of the PLTGU. Therefore, a PLTGU sustainability evaluation framework is needed which includes environmental, social, and economic dimensions. The purpose of this study is to create a model for evaluating the sustainability of the PLTGU using the Triple Bottom Line approach and using this model to determine the level of sustainability of the PLTGU. This study used a quantitative approach with the method of Life Cycle Assessment (LCA) and Analytical Hierarchy Process (AHP). The results show that the sustainability performance of PLTGU on the environmental, social, and economic dimensions were 39%, 19%, and 17%, respectively, with a total score of 75%. Based on the scores for these three dimensions, it can be concluded that the sustainability condition of the Tanjung Priok PLTGU is in sustainable condition.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haga Suanta
"Sebagian besar sistem pembangkitan di Indonesia masih mengandalkan sumber energi fosil sebagai bahan bakarnya. Seiring dengan perkembangan teknologi maka kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat. Salah satu cara meningkatkan effisiensi penggunaan energi pada sistem pembangkitan adalah dengan mengoperasikan sistem pembangkitan dengan pembebanan yang optimal. "Part Load Operation" merupakan salah satu metoda pengopersian sistem pembangkitan yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi pembebanan dari dari sistem pembangkitan.
Dengan menggunakan kurva karakteristik part load operation dapat dilihat pembebanan yang optimal untuk pola pengoperasian 1.1.1 terdapat pada rentang pembebanan 14,80 MW sampai dengan 244,2 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 8,088 % sampai 57,462 %, untuk pola pengoperasian 2.2.1 terdapat pada rentang pembebanan 266,44 MW sampai dengan 488,4 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 46,287 % sampai 54,754 %, dan untuk pola pengoperasian 3.3.1 terdapat pada rentang pembebanan diatas 488.40 MW dengan rentang effisiensi termal PLTGU antara 50,192 % sampai 54,814 %.
Pada rentang pembebanan 14,80 MW sampai 244,2 MW penggunaan pola pengoperasian I.I.I pada pembebanan PLTGU sebesar 14,80 MW menghasilkan penghematan energi maksimum sebesar 14877,382 MMBTU atau 4360,161 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 2.2.1 dan 28551,109 MMBTU atau 8367,505 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 3.3.1. Pada rentang pembebanan 266,40 MW sampai 488,40 MW penggunaan pola pengoperasian 2.2.1 pada pembebanan PLTGU sebesar 266,40 MW menghasilkan penghematan energi maksimum sebesar 12726,901 MMBTU atau 3729,887 MWH dalam satu hari jika dibandingkan dengan pola pengoperasian 3.3.1."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Taufik
"Jaringan pipa transmisi dibutuhkan untuk mentransportasikan gas dengan volume besar. Pada proses perancangan didapatkan nilai diameter pipa adalah sebesar 30.022 inch untuk mengalirkan gas sebesar 203 MMSCFD bertekanan gas inlet 600 Psia dan tekanan outlet 375 Psia dengan kecepatan fluida 17.932 ft/s dibawah nilai kecepatan erosional sehingga pipa tidak akan terjadi vibrasi. Pemilihan diameter pipa harus optimal karena apabila semakin besar diameter pipa tekanan dan temperatur akan menurun dari kondisi awal inlet, sehingga fluida membentuk hydrat, wax dan asphaltene. Diameter pipa terlalu kecil mengakibatkan tekanan dan temperatur yang diterima end point sangat besar yang mempengaruhi keandalan material pipa sehingga dinding pipa cepat terkikis serta akan terjadi thermal expansion ditambah pada operasinya fraksi mol Hydrogen Sulfide dan Carbon Dioxide memiliki konsentrasi hingga 25 dari fluida yang dialirkan. Material pipa Seamless Steel API 5L X65 dengan ketebalan 0.361 inch. Berat total pipa 5071.66 N/m dan resultan gaya hidrodinamis sebesar 1591.1 N/m membuktikan bahwa pipa dalam keadaan stabil. Headloss yang ditimbulkan akibat dari Valve dan Fittings adalah 8035.61 ft dan terjadi penurunan tekanan Pressure Drop sebesar 283 Psia yang dipengaruhi oleh kecepatan spesifik serta panjang dari pipa tersebut. Jari-jari radius overbend yang ditumpu oleh stinger harus lebih besar dari 21 m agar tidak terjadi buckling atau propagasi pada pipa. Unit Pipelay Vessel menggunakan kapal dengan spesifikasi DWT 11300 berkapasitas angkut pipa seberat 4000 ton.

Transmission pipelines are needed to transport large volumes of gas. In the design process, the diameter of the pipe is 30.022 inch for gas flow of 203 MMSCFD, with inlet pressure of 600 Psia and outlet pressure of 375 Psia so the fluid velocity of 17,932 ft s below the point of erosional velocity, so the pipe will not generate vibration. The choice of pipe diameter should be optimal because as the diameter gets bigger, the pressure and the temperature of the pipe will decrease from its inlet initial condition. That will cause the fluid to form hydrate, wax and asphaltenes. If the diameter of the pipe is too small, it rsquo s going to cause a huge pressure and high level of temperature that will be received by the end point. It will affect the reliability of the pipe material, causing the pipe wall to erode quickly. In addition, there will be a thermal expansion in addition the operation of the mole fraction Hydrogen Sulfide and Carbon Dioxide has a concentration up to 25 of the fluid flowed. Material of Seamless Steel pipe API 5L X65 with thickness of 0.361 inch. With a total weight of 5071.66 N m and the resultant hydrodynamic force of 1591.1 N m, it proves that the pipe is stable. The headloss caused by Valve and Fittings is 8035.61 ft and there is a pressure drop of 283 Psia that is influenced by a specific speed of fluids. The radius overbend supported by the stinger must be greater than 21 m in order to avoid buckling or propagation on the pipe. Pipelay Vessel Unit uses ship with specification of DWT 11300 that has the capacity of carrying 4000 ton of pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Handoko Primicanta
"Static Frequency Converter (SFC), peralatan start yang digunakan untuk starting generator kerap kali bermasalah saat akan dijalankan. Permasalahan yang menimpa empat SFC dari 6 unit GT yang ada bermacam-macam. Mulai dari card yang rusak, putaran yang terbalik, hingga gangguan ke peralatan yang berada di dekat situ seperti kasus di UBP Priok beberapa waktu lalu dimana detektor kebakaran yang berada di sekitar unit rusak saat start salah satu unit dengan konverter ini. Saat card controller dari SFC rusak maka SFC tidak dapat digunakan, atau start menggunakan SFC unit lain. Jika GT tidak start maka generator GT di UBP Priok yang berkapasitas 130 MW tidak dapat bekerja dan dengan asumsi harga listrik Rp. 550,- / kWh perusahaan akan kehilangan potensi pendapatan sekitar 130 x 1000 x 550 = Rp. 71.500.000,- per jam.
Penyebab seringnya gangguan di SFC ini bisa bermacam-macam. Salah satunya karena kurang halusnya proses pembentukan gelombang. Arus yang akan disuplai ke generator/motor diolah terlebih dahulu. Proses ini terkadang menghasilkan bentuk gelombang yang terdistorsi, atau bentuk gelombang tidak sesuai yang diinginkan seperti DC yang tidak sempurna dan lain sebagainya. Bentuk gelombang ini lalu ditangkap dan digunakan oleh beberapa peralatan sensor untuk digunakan sebagai input ke beberapa relay atau controller SFC yang umumnya terdiri dari card-card yang amat sensitif sekali. Oleh karena itu distorsi yang parah di gelombang bisa jadi dapat mengakibatkan card dan peralatan sensor bekerja tidak semestinya, bahkan mungkin saja distorsi ini dianggap sinyal gangguan oleh suatu relay (fake signal). Oleh karena itu perlu dilihat dan dievaluasi apakah fungsi choke (filter) gelombang yang selama ini digunakan di DC link sudah cukup aman atau perlu dirubah.
Untuk tujuan evaluasi filter ini dilakukan uji komparasi terhadap empat desain filter yang berbeda. Untuk mengujinya digunakan suatu perangkat lunak SIMCAD ver. 4.1. Pada perangkat lunak ini lalu dilihat bagaimana bentuk gelombang keluaran di beberapa tempat (MP, Monitoring Point). Dan dibandingkan satu sama lain mana yang lebih baik. Namun pada simulasi ini karena keterbatasan perangkat lunak maka keluaran dari SFC hanya akan dimasukkan ke beban R dan alat ukur saja, tidak ke motor sinkron seperti aslinya.
Simulasi dilakukan dengan cara melihat hasil keluaran dari rectifier dan dibandingkan dengan beberapa performance parameter yang ada seperti Faktor Riak (Ripple Factor, RF), komponen AC (arus dan tegangan). Komponen DC (arus dan tegangan), danjuga Rasio Peny ear ahem (Rectification Ratio, RR). Dari hasil simulasi yang dilakukan terhadap beberapa desain filter yang ada, dapat disimpulkan bahwa filter yang digunakan di UBP Priok untuk saat ini masih cukup baik. Dari hasil perbandingan antara keempat desain yang ada juga didapatkan suatu kesimpulan bahwa berdasarkan nilai faktor riak (RF) dan rasio penyearahan (RR) filter yang cukup bagus digunakan ialah jenis gabungan induktor dan kapasitor (L+C)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40862
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Titiek Ratna Setiawaty
"Perubahan lingkungan bisnis yang sedang berkembang di industri jasa kepelabuhan merupakan peluang bagi para pelaku bisnis saat ini. Hal ini merupakan tantangan bagi penyedia jasa Terminal Petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok yang berada di bawah pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo II) dalam usaha untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dimensi reliability, assurance, tangibles, empathy, responsiveness, terhadap kepuasan yang dirasakan pelanggan. Disamping itu juga untuk mengetahui apakah dimensi-dimensi tersebut mempunyai hubungan atau korelasi terhadap kepuasan pelanggan secara menyeluruh.
Kerangka teori serta alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Valerie A. Zeithaml, Parasuraman dan Leonard L. Berry yang lebih dikenal dengan model SERVQUAL.
Untuk mengumpulkan data, pada penelitian ini digunakan metoda kuesioner/ angket yang berwujud item-item pertanyaan. Angket ini dibagikan kepada perusahaan-perusahaan yang menjadi pelanggan pelabuhan petikemas Tanjung Priok.
Sedangkan model analisis yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisis multivariat yang bertujuan untuk mereduksi sejumlah variabel (dalam hal ini pokok-pokok pertanyaan) menjadi sebuah set variabel baru, yang biasa disebut sebagai set factor (Cooper at. at, 1998; Hair, at. at, 1995; Lewis Beck, 1994; Green, at. at, 1988).
Setelah diuji dengan analisis faktor, ternyata hanya dua variabel yang masih sangat signifikan yaitu tangible dan assurance, dan terbentuk satu variabel baru. Temuan penting lainnya adalah: ditemukannya formulasi persamaan yang signifikan dari kepuasan pelanggan pengguna jasa pelabuhan petikemas. Dan secara bersama-sama temyata variabel tangible, assurance dan sistem administrasi mampu menjelaskan 39,2% variansi yang terjadi pada kepuasan pelanggan pengguna jasa pelabuhan petikemas. Sementara itu dimensi reliability, empathy, serta dimensi responsiveness tidak begitu berpengaruh terhadap kepuasan yang dirasakan pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12469
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perum Pelabuhan II (Public Port Corporation II) ,
R 387.5 Por
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Adriani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S48775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Desriani
"Pelabuhan seperti Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya berperan sebagai noda transportasi, tetapi juga sebagai klaster ekonomi. Dengan ini, pelabuhan menarik perusahaan untuk berkumpul di dekat pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model klaster sehingga efek klaster pelabuhan terhadap ekonomi dan lingkungan bisa diantisipasi oleh pemerintah. Dengan menggunakan metode sistem dinamis dan kalster pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok sebagai sistem referensi, penelitian ini mampu menjelaskan efek klaster pelabuhan terhadap ekonomi dan lingkungan dan juga faktor penentu terjadinya efek tersebut.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kehadiran klaster pelabuhan mampu meningkatkan ekonomi namun disisi lain memperburuk kualitas udara di sekitar pelabuhan. Tiga kebijakan yaitu kebijakan pengembangan free-trade zone, kebijakan instalasi shore power system, dan kebijakan yang menggabungkan pengembangan free-trade zone dan instalasi shore power system, diujikan pada model untuk mendemonstrasikan sensitivitas ekonomi dan lingkungan akibat pertumbuhan klaster pelabuhan.

Port like Port of Tanjung Priok is not only serve as transport node, but also is an economic cluster. By this, port attract companies to converge in proximity to seaport and form port cluster. This study aims to obtain port cluster model so the effects of port cluster to economics and environment can be anticipated by the government. By using System Dynamics as the methodology and Tanjung Priok port cluster as reference system, this study is able to explain the effects of port cluster to economics and environment so do its determinants.
This study reveals that the existence of port cluster is able to increase the economy at the other hand worsen the air quality around port area. Three policies, freetrade zone establishment, shore power system installation, and combination of free trade zone and shore power system are tested in model to demonstrate the sensitivity of port cluster growth to the economy and environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>