Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wafa Fauzia
"Dengan tingkat kemacetan mencapai 53%, membuat masyarakat DKI Jakarta membutuhkan moda transportasi alternatif untuk meminimalisir waktu tempuh. Dengan menggabungkan perkembangan teknologi informasi dan konsep ojek, maka lahirlah transportasi alternatif yaitu ojek daring. Konsep ojek daring yang menggunakan bantuan teknologi dalam memilih penumpang serta hingga rute perjalanan yang dilalui, membuat pengemudi ojek daring tidak bergantung pada pengetahuan ruang pribadi dan memiliki ruang yang tidak terbatas. Hal ini membuat teritorialitas sebagai strategi spasial untuk mempengaruhi, mengontrol dengan bentuk tingkah laku spasial antara individu dengan lingkungannya lebih kompleks. Sehingga fokus penelitian ini difokuskan pada pengemudi ojek daring dalam bagaimana membangun, membentuk serta mengontrol teritorialitas dan bagaimana faktor teknologi informasi spasial dari perusahaan ojek daring mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Jalan Pancawarga I, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif spasial yang digunakan untuk menjelaskan pola teritorialitas pengemudi ojek daring. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pola teritorilitas pengemudi ojek daring di Jalan Pancawarga I memiliki pola kontinuitas. Dengan daya kenal lingkungan pengemudi sangat mempengaruhi pola teritorialitas. Pada daya kenal lingkungan yang kuat memiliki pola teritorialitas dengan tingkat kontinuitas yang tinggi. Sedangkan daya kenal lingkungan lemah memiliki pola kontinuitas yang lemah. Faktor teknologi informasi spasial mempengaruhi pola teritorialitas pengemudi ojek daring dalam mengontrol serta mempertahankan teritorinya berdasarkan ciri-ciri pelayanan yang dilakukan oleh pengemudi.

With a congestion level reaching 53%, the people of DKI Jakarta need alternative modes of transportation to minimize travel time. By combining the development of information technology and the concept of motorcycle taxis, an alternative transportation was born, namely online motorcycle taxis. The concept of online motorcycle taxis, which uses technical assistance in selecting passengers as well as the route they travel, makes online motorcycle taxi drivers not dependent on their environment knowledge and have unlimited space. This makes territoriality a more complex spatial strategy to influence and control the form of spatial behavior between individuals and their environment. So the focus of this research is focused on online motorcycle taxi drivers in how to build, shape and control territoriality and how the factors of spatial information technology from online motorcycle taxi companies influence it. This research was conducted at Pancawarga I Street, Cipinang Besar Selatan Sub-district, East Jakarta. By using a spatial descriptive qualitative method that is used to explain the territorial patterns of online motorcycle taxi drivers. In this study it was found that the territorial pattern of online motorcycle taxi drivers on Pancawarga I Street has a pattern of continuity. The driver’s environmental knowledge greatly influences territorial patterns. With a strong environmental knowledge, it has a territorial pattern with a high degree of continuity. Meanwhile, low environmental knowledge has a low pattern of continuity. The spatial information technology factor affects the territorial patterns of online motorcycle taxi drivers in controlling and maintaining their territory based on the characteristics of the services done by the driver."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Afif Mauludi
"DKI Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki mobilitas tinggi. perkembangan zaman dan teknologi mendorong perkembangan di bidang transportasi, termasuk hadirnya aplikasi ojek online. Meskipun dinilai memiliki banyak manfaat, pengemudi ojek online, sebagai pengemudi sepeda motor roda dua memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perilaku berisiko. Perilaku berisiko pada saat mengemudi dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu, persepsi risiko berkendara dan pengetahuan berkendara. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, persepsi risiko berkendara dan pengetahuan berkendara terhadap perilaku berisiko saat mengemudi pada pengemudi ojek online di DKI Jakarta tahun 2021. Penelitian ini diikuti oleh 205 orang responden pengemudi ojek online melalui pengisian kuesioner online. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden pengemudi ojek online di DKI Jakarta memiliki perilaku berisiko yang rendah (87,8%), pengetahuan risiko berkendara yang tinggi (97,1%) dan persepsi risiko berkendara yang tinggi (97,1%). Dari hasil analisis bivariat, diketahui terdapat pengaruh yang bermakna dari pengetahuan berkendara terhadap perilaku berisiko saat berkendara (p-value=0,025) maupun persepsi risiko berkendara terhadap perilaku berisiko saat berkendara (p-value=0,025). Dalam penelitian ini diketahui bahwa faktor dominan yang berpengaruh pada perilaku berisiko saat berkendara adalah sub-variabel dari persepsi risiko berkendara, yaitu pengendalian risiko berkendara. Pada pengemudi ojek online, persepsi risiko berkendara sangat dipengaruhi oleh tekanan ekonomi. Meski perilaku berisiko saat mengemudi cenderung rendah, namun tetap diperlukan pemeliharaan dan peningkatan persepsi risiko dan pengetahuan berkendara secara berkala sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan lalu lintas.

DKI Jakarta is one of the cities in Indonesia that has high mobility. Developments in information and technology also encourage the developments of the transportation sector, including the invention of online motorcycle taxi applications. Although it is considered to have many benefits, online motorcycle taxi drivers have a very high risk of having a traffic accident that caused by risk riding behavior. Risky riding behavior can be influenced by individual characteristics, perceptions of driving risks, and driving knowledge. This study is a cross-sectional study that analyzes the effect of individual characteristics, perceptions of driving risk, and driving knowledge on risky behavior while driving on online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta in 2021. Two hundred five online motorcycle taxi drivers were involved in this study by filling out an online questionnaire. The results of the study, it is known that the majority of online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta respondents have low-risk riding behavior (87.8%), high knowledge of riding practice (97.1%), and good riding risk perceptions (97.1%). From the analysis, it is known that knowledge of riding practice can significantly influences the risky riding behavior (p-value = 0.025) and perceptions of driving risk also can significantly influence the risky riding behavior (p-value = 0.025). Based on binary logistic regression analysis, it is known that the factor that most influences risky riding behavior is a sub-variable of the perception of riding risk, namely perception of driving risk control. This study result also shows that the value of safety based on driving knowledge is not the primary value possessed by online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta. Perception of risk on respondents is strongly related to economic value. Although risky riding behavior tends to be insignificant. However, it is still necessary to regularly maintain and increase the riding risk perception and practice knowledge to prevent and minimize the road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Rahmadani
"Adanya ruang publik memberikan beragam manfaat untuk kehidupan sosial, ekonomi hingga
politik dalam suatu masyarakat. Salah satu manfaat adanya ruang publik adalah sebagai
tempat usaha pedagang kaki lima. Penempatan dalam menjajakan produk/dagangannya
didalam suatu ruang atau wilayah memiliki pola yang sama setiap harinya dan terlihat teratur
sesuai patok (penanda) yang ditinggalkan. Serta ada perbedaan konsentrasi di sepanjang jalur
tersebut. Dari pola ini terlihat adanya negosiasi dan kesepakatan antara beberapa pihak
seperti aktor penguasa untuk menetapkan dan mengatur atas pembagian wilayah atau
teritorialitas. Kanal Banjir Timur (KBT) dipilih sebagai wilayah penelitian karena menjadi
salah satu ruang publik yang peruntukannya dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima
dengan jumlah sangat besar. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola serta alasan
pemilihan tempat berdagang PKL secara spasial dan mengkaji bagaimana PKL dan penguasa
pasar KBT dalam mengklaim wilayah kekuasaannya.. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang menggunakan metode observasi lapang, wawancara mendalam dan analisis
deskripstif. Penetapan informan dengan cara mewawancarai gate keeper terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukan Pola persebaran pedagang kaki lima yang berada di Wilayah
Kanal Banjir Timur memiliki pola intensifikasi, yaitu setiap lokasi atau wilayah mempunyai
berbagai macam variasi produk atau barang. Sedangkan alasan pemilihan tempat yang
dipilih oleh mayoritas pedagang kaki lima adalah jarak tempat tinggal, sumber daya listrik
dan sarana fisik dagang. Keterkaitan pemilihan tempat berdagang pedagang kaki lima
terhadap teritorialitas di Wilayah Kanal Banjir Timur adalah mengenai keamanan dan
kenyamanan peraturan. Hal ini tersirat dari beberapa pedagang kaki lima yang memilih
tempat di paguyuban tersebut karena peraturan-peraturan dan tanda kebesaran paguyuban
atau komunitas tersebut.

The presence of public spaces provides many benefits for social, economic, and political
lives in a society. One of the public space benefits is as a place for street vendors to operate.
Placement in selling products in a place or area has the same daily pattern and appear as
organized according to the marks left. Concentration difference is also present along the
path. From this pattern, one can observe negotiations and agreements between several
parties, such as ruler actors determining and regulating the area distribution or territoriality.
The Kanal Banjir Timur (KBT) was chosen as the study site because it is a public space
utilized by street vendors in a considerable number. The study aimed to analyze the pattern
and reason behind street vendor selling place selection spatially and review how street
vendors and KBT ruler actors claim their territories. The study was a qualitative study using
the field observation method, in-depth interviews, and descriptive analysis. Informant
selection was conducted by firstly interviewing the gatekeeper. The study result
demonstrates the street vendor distribution pattern in the Kanal Banjir Timur area, with an
intensification pattern, where each location or area has various products or goods.
Meanwhile, the reasons behind the location selection by most vendors were the distance
from residence, electrical resources, and physical trade facilities. The association between
selling place selection and territoriality in the Kenal Banjir Timur area was safety and
comfort of regulations. It was implied by several street vendors selecting the place in such an
association because of the regulations and status symbol of the association or community"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Tri Widodo
"[ABSTRAK
Remaja meruapakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa yang penuh dengan stabilitas emosional yang masih labil dan dapat terjadi krisis dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang berupa kenakalan remaja. Jakarta Selatan menjadi Kota yang kasus kenakalan remajanya tertinggi dan kecenderungannya meningkat di Jakarta. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui Pola kejadian kenakalan remaja dengan jenis yang berbeda kaitannya dengan karakteristik Wilayah di Kota Jakarta Selatan menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan pola keruangan kenakalan remaja tawuran dan balapan liar di mana pola keruangan kejadian tawuran yang terbentuk berada di wilayah dengan penduduk remaja tinggi yang potensial sebagai pelaku, dekat dengan tempat aktivitas remaja dan jalan dengan lebar minimal 10 meter atau persimpangan sebagai ruang terbuka, namun tidak terhambat dengan keberadaan fasilitas keamanan. Sedangkan pola keruangan kejadian balapan liar yang terbentuk berada di wilayah dengan penduduk remaja tinggi yang potensial sebagai pelaku, dekat dengan tempat aktivitas remaja, jalan dengan lebar lebih dari 10 meter, jalur lurus yang panjang lebih dari 100 meter, kondisi jalan baik dan tidak ada pengawasan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada satu lokasi balapan liar di setiap ruas jalan utama.

ABSTRACT
Juvenile is a period of transition from childhood to adulthood is filled with emotional stability are still unstable and crisis can occur with the emerging trend of deviant behavior such as delinquency. South Jakarta into a city of the highest juvenile delinquency cases and the trend is increasing in Jakarta. The purpose of the study was to determine the incidence of juvenile delinquency patterns with different types of region in relation to the characteristics of the South Jakarta using descriptive analysis with spatial approach. The results showed the spatial pattern of juvenile delinquency brawl and wild race in which the spatial pattern formed brawl incident was in an area with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of youth and street with a minimum width of 10 meters or intersection as open space, but not hampered by the presence of security facilities. While the spatial pattern of events was a wild race that is formed in a region with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of teenagers, roads with a width of more than 10 meters, long straight lines more than 100 meters, the road condition is good and there is no supervision good, as shown on the location of a wild race in any main roads., Juvenile is a period of transition from childhood to adulthood is filled with emotional stability are still unstable and crisis can occur with the emerging trend of deviant behavior such as delinquency. South Jakarta into a city of the highest juvenile delinquency cases and the trend is increasing in Jakarta. The purpose of the study was to determine the incidence of juvenile delinquency patterns with different types of region in relation to the characteristics of the South Jakarta using descriptive analysis with spatial approach. The results showed the spatial pattern of juvenile delinquency brawl and wild race in which the spatial pattern formed brawl incident was in an area with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of youth and street with a minimum width of 10 meters or intersection as open space, but not hampered by the presence of security facilities. While the spatial pattern of events was a wild race that is formed in a region with high adolescent population as a potential perpetrator, close to where the activity of teenagers, roads with a width of more than 10 meters, long straight lines more than 100 meters, the road condition is good and there is no supervision good, as shown on the location of a wild race in any main roads.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S58517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahampun, Hery Syamsius
"ABSTRAK
Akta kelahiran merupakan identitas diri dan merupakan status kewarganegaraan, tidak terkecuali bagi anak-anak jalanan dimana masih banyak diantara mereka yang belum memiliki akta kelahiran. Program akta kelahiran anak jalanan merupakan salah satu program yang berupaya untuk membantu percepatan pencatatan kelahiran. Kesulitan untuk bisa menjangkau anak-anak jalanan di dalam program akta kelahiran disebabkan karena proses komunikasi yang tidak berjalan baik dalam antara orang dewasa kepada anak-anak jalanan yang lebih suka untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Meski banyak penelitian terkait dengan akta kelahiran yang menggambarkan beberapa sudut pandang, namun masih sedikit sekali penelitian yang menggambarkan bagaimana peran peer educator/pendidik sebaya didalam program akta kelahiran anak jalanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 13 informan dan diskusi terarah dengan 7 informan yang didapatkan melalui penggunaan teknik purposif sampling. Pengolahan data temuan lapangan dilakukan dengan menkategorikan data temuan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang ingin dijawab dan dengan kerangka teori yang dikembangkan. Ditemukan bahwa peer educator berperan dalam menyebarluaskan informasi tentang akta kelahiran, berperan sebagai konselor, berperan sebagai motivator dan berperan dalam mempengaruhi keputusan anak jalanan untuk mengadopsi hal tersebut. Faktor pendukung peer educator menjalankan perannya adalah kedekatan dengan teman sebaya dan faktor penghambat peran peer educator adalah manajemen waktu.

ABSTRACT
Birth certificate is an identity and nationality status, no exception with street children which still many of them didn rsquo t have birth ceritificate. Street children birth certificate program is a program that aim to support birth registration acceleration. The difficulty of reaching street children in a birth certificate program is due to a poor communication process between adults to street children who prefer to interact with their peers. Although there are many studies in relation with this topic that illustrate several perspectives, there is still lack of research which describe the role of peer educator on a street children birth certificate program. This study uses qualitative research method by interviewing 13 informants and group discussion with 7 informants which selected using purposive sampling techniques. The data findings processed by categorize the data in accordance with the study question and conceptual framework. It was found that peer educators play their role in spread out information about birth certificate, play role as a counselor, motivator and also including influencing the decision of street children to adopt the innovation of birth certificate. Supporting factor for Peer educator to perform their role is proximity with peers. Constraining factor for peer educator to perform their role is time management. "
2018
T50663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Astari
"Konsolidasi tanah merupakan salah satu kebijakan peremajaan kota dan penataan kampung kota yang sedang diimplementasikan di Kelurahan Cipinang Besar Selatan. Program tersebut belum dapat dilanjutkan mengingat rendahnya kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program tersebut, sementara salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan program tersebut adalah adanya partisipasi aktif dari masyarakat, khusunya dalam rangka penyerahan tanah untuk ditata ulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi wilayah perencanaan, permasalahan, serta strategi pemerintah untuk mewujudkan program ini. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori yang terkait dengan perkembangan perkotaan, konflik nilai dan kepentingan, partisipasi publik, serta kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang berasal dari wawancara serta data sekunder yang terdiri dari peraturan, dokumen perencanaan serta penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan program ini diantaranya adalah rendahnya kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi, adanya konflik nilai dan kepentingan antara pemerintah dan masyarakat serta adanya beberapa ketentuan dan peraturan yang belum sinkron. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk penginformasian, pendetailan beberapa ketentuan dalam peraturan, sinkronisasi kebijakan serta penerapan konsolidasi tanah skala kecil.

Land consolidation is one of the policy for city renewal and urban kampung improvement that is being implemented in Cipinang Besar Selatan Sub District. That policy has not been able to continue considering the low willingness of the community to participate in the program, while community participation is the key success factor in implementation of land consolidation, especially in the context of handing over land for rearrangement. This study aims to analyze the condition of the planning area, problems, and government strategies to realize this program. The theories that used in this research are related to urban studies, conflict of values ??and interests, public participation, and public policy. This study uses a qualitative method with a case study approach. The data used consists of primary data derived from interviews and secondary data consisting of regulations, planning documents and previous research. The results show that there are several obstacles encountered in the implementation of this program including the low willingness of the community to participate, the existence of conflicts of values ??and interests between the government and the community and the existence of several provisions and regulations that were not in sync. Therefore a strategy that needed are informing, detailing several provisions in regulations, synchronizing policies and implementing small-scale land consolidation."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yazid
"Forum Betawi Rempug (FBR) adalah salah satu Subkultur yang ada di Jakarta. FBR menggunakan gardu yang tersebar di lingkungan masyarakat sebagai identitas spasialnya.
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakter identitas gardu terhadap perilaku spasial FBR di Kecamatan Kebayoran Lama yang ditunjukan dalam hal pemilihan lokasi gardu, dan karakteristik wilayah territori. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif, seperti wawancara terstruktur, observasi partisipan, dan pemetaan partisipatif. Hasil penelitian ini, perbedaan karakteristik identitas gardu menunjukan perilaku spasial gardu yang berbeda. Gardu yang mayoritas anggotanya belum memiliki pekerjaan tetap sehingga melakukan kegiatan cenderung bermotif ekonomi. Gardu tersebut memilih lokasi gardu berdekatan dengan wilayah aktifitas ekonomi dan memiliki wilayah teritori dengan subgardu. Sementara itu, Gardu yang mayoritas anggotanya sudah memiliki pekerjaan tetap, sehingga cenderung melakukan kegiatan bermotif budaya. Gardu tersebut memilih lokasi gardu di tengah wilayah permukiman dan memiliki wilayah teritori tanpa keberadaan subgardu.

Forum Betawi Rempug (FBR) is one of many subcultures in Jakarta. The objective of this research is knowing the identity character influence on FBR spatial behavior.
The research was accomplished by means of qualitative research methods, such as unstructured interview, participant observation, and participant mapping. The result indicate differences in identity character generate different spatial behavior. Gardu that majority of its member do not have a steady job and doing activities that are likely to have economic motives choosing the location of gardu adjacent to the area of economic activity and has a territory with the presence subgardu. Meanwhile, gardu with majority of its member already have a steady job and doing activities that tend to patterned cultural activities. Choosing the location of the gardu in residential area and has a territory without the presence subgardu."
2014
S58407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chintami Maria
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kewirausahaan pada pengemudi taksi yang dapat digunakan untuk pemberdayaan SDM yang diukur berdasarkan teori Santos et al.(2008) dalam jurnal berjudul ”How to Assess Entrepreneurial Potential”. Kewirausahaan dapat digunakan dalam pemberdayaan SDM berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan metode survey. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik quota sampling. Analisis data terhadap 98 responden pengemudi taksi pada empat perusahaan (Blue Bird, Express Group, Koperasi Taksi, dan Taksi Putra) dianalisis dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran potensi kewirausahaan yang tinggi pada pengemudi taksi di Jakarta (pada perusahaan taksi yang diteliti).

ABSTRACT
This study aims to examine entrepreneurship potential of taxi drivers which can be used to human resources empowerment based on Santos et al. (2008) theory in journal “How to Assess Entrepreneurial Potential”. Entrepreneurship can be used on human resources empowerment based on several studies. This study uses a quantitative approach. Sample in this study collected by survey techniques. This study use quota sampling techniques to collect data sample. Analysis of 98
respondents in four taxi company (Blue Bird, Express Group, Koperasi Taksi, dan Taksi Putra) use with frequencies descriptive analyze. The result showed that taxi drivers in Jakarta (at research’s place) have high entrepreneurship potential."
2014
S55164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sopi Maulidia
"Grafiti merupakan seni urban yang sangat terkait dengan dimensi spasial, dengan para penulisnya terlibat dalam pengambilan dan pembuatan ruang kota dengan menggunakan dinding-dinding kota sebagai kanvasnya. Melalui penggunaan konsep perilaku spasial dalam geografi, penelitian ini mencakup dua aspek utama: bagaimana persepsi penulis grafiti memengaruhi pemilihan lokasi, dan bagaimana pemilihan lokasi berkaitan dengan gaya penulisan para penulis grafiti di Jakarta Selatan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, temuan menunjukkan bahwa, di Jakarta Selatan, penulis grafiti memiliki persepsi terhadap lokasi yang akan mereka pilih untuk melancarkan aksinya, yang dapat dibagi menjadi dua kategori: lokasi santai dan lokasi menantang. Lokasi santai dipilih untuk gaya penulisan yang rumit dan kompleks karena kondisi yang minim gangguan dan risiko penghapusan oleh pihak berwenang. Sebaliknya, lokasi menantang dipilih untuk gaya penulisan tanda tangan dasar, penulisan cepat bergaya gelembung, dan gaya blok besar. Persepsi terhadap lokasi yang menantang ini didorong oleh motivasi berupa pencapaian adrenalin, dengan pertimbangan pada lokasi yang menawarkan tantangan dan visibilitas tinggi. Namun, tidak semua penulis grafiti memenuhi kriteria spesifik ini, melainkan memiliki preferensi yang berbeda dan penyesuaian dengan lokasi yang tersedia.

Graffiti is an urban art form intrinsically linked to spatial dimensions, with its writers engaging in the appropriation and creation of urban spaces using city walls as their canvas. By applying the concept of spatial behavior in geography, this research addresses two main aspects: how graffiti writers' perceptions influence location selection, and how location choice is related to their writing styles in South Jakarta. Employing a qualitative approach through in-depth interviews and participatory observation, the findings reveal that, in South Jakarta, graffiti writers have specific perceptions of the locations they select for their activities, which can be categorized into two types: relaxed locations and challenging locations. Relaxed locations are chosen for intricate and complex writing styles due to the minimal disturbances and low risk of removal by authorities. Conversely, challenging locations are selected for basic tag writing, quick bubble-style writing, and large block styles. The perception of these challenging locations is driven by motivations such as achieving an adrenaline rush, considering locations that offer both challenges and high visibility. However, not all graffiti writers meet these specific criteria; instead, they have different preferences and adaptations to the available locations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefry Maulidani
"ABSTRAK
Sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi utama bagi masyarakat
Indonesia. Selain karena harganya yang relatif terjangkau, juga mempunyai keunggulan
biaya perawatan dan operasional yang murah serta sangat efektif digunakan di kola-kota
besar yang sering mengalami kemacetan.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir
menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tidak terkecuali industri sepeda
motor. Permintaan akan sepeda motor selama masa krisis terutarna pada tahun 1998 merosot
sangat tajam, sehingga hanya mencapai 430 ribu unit. Kondisi ini memaksa industri yang ada
melakukan kegiatan pengurangan kegiatan produksi secara besar-besaran dan berdampak
pada pemutusan hubungan tenaga kerja secara masal pula.
Padahal sebelum terjadinya krisis ekonomi industri sepeda motor merupakan industri
yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1997 permintaannya telah
mencapat 1.8 juta unit. Tingkat pendalaman industri ini juga cukup tinggi yaitu kandungan
lokal yang telah mencapai 80%. Pada tabun 1999 permintaannya terlihat mulal meningkat
dan tahun ini diharapkan mengalami pertumbuhan yang lebih besar lagi.
Dengan dibukanya keran impor oieh pemerintah untuk industri sepeda motor maka
semakin deras bermunculan merek-merek sepeda motor selain buatan Jepang terutama dari
Cina. Sudah Beberapa bulan ini, sepeda motor asal Cina menyerbu Indonesia. Ada sekitar 40
merek motor Cina akan menyesaki jalan-jalan raya. Dengan nama mirip dan harga miring
para importir motor Cina berbarap bisa merebut pasar. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui atnbut yang paling penting bagi konsumen dalam membeli
sepeda motor serta mengetahui bagaimana persepsi konsumen mengenai hubungan antara
kualitas dan harga pada kasus industri sepeda motor terutama di Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan Riset deskriptif dengan metode Sample Survey dengan
jumlah sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Target populasi yang dituju adalah
pengguna sepeda motor yang bertempat tinggal di Jakarta. Dan data yang telah dikumpulkan
dilakukan analisa deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data, analisa asosiatif (chi
square dan korelasi) dan analisa inferential seperti Anova.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa secara umum ada tiga variabel
utama yang paling berpengaruh terhadap konsumen pada saat memilih merek sepeda motor
yang akan dibelìnya Ketiga variabel utama tersebut yang mempengaruhi perceived value
adalah persepsi harga, persepsi kualitas dan faktor atau atribut eksternal.
Berdasarkan stimulus beberapa macam harga yang diberikan maka didapat kesimpulan
persepsi harga yang dianggap paling pas menurut konsumen yaitu pada kisaran antara Rp 5
juta sampai Rp 7 juta. Harga ini tidak dianggap terlalu murah sehingga diragukan
kuaíitasnya, tetapi juga tidak dianggap terlalu mahal sehingga tidak terfikirkan untuk
membelinya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi konsumen mengenai kualitas sepeda
motor buatan China atau Jepang tidak dipengaruhi oieh harganya. Bisa saja sepeda motor
Cina yang dipersepsikan harganya murah tidak dipersepsikan mempunyai kualitas jelek dan
begitu pula sebaliknya untuk sepeda motor Jepang.
Variabel kualitas sepeda motor menurut konsumen dapat diuraikan menjadi 6 atribut
yaitu Keawetan mesin, ketangguhan mesin, ketersediaan suku cadang, kecanggihan teknologi
mesm, pengalaman dan layanan bengkel dan model.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli sepeda motor adalah
faktor eksternal. Faktor ini juga dapat diuraikan menjadi atribut-atribut pengalaman pribadi
konsumen, harga jual kembali, rnerek motor itu sendiri, informasi dan bengkel, informasi
dan teman, informasi dari media massa, negara asal sepeda motor, pengaruh iklan dan show
room.
Atribut fakior eksternal ini selain berpengaruh terhadap perceived value dan willingness
to buy. juga berpengaruh terhadap persepsi harga dan persepsi kualitas. Jadi faktor eksternal
ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen mengenai harga dan kualitas suatu
merek sepeda motor.
Hampir seluruh responden masih memilih untuk memiliki atau membeli sepeda motor
buatan Jepang. Alasan mereka memilih sepeda motor buatan Jepang sebagian besar karena
alasan kualitasnya bagus, teknologinya canggih dan mereknya sudah terkenal. Sedangkan
responden yang memilib sepeda motor buatan Cina adalah mayontas karena harganya yang
murah dan ada juga yang mempunyai alasan karena kualitasnya cukup bagus dan pengaruh
iklannya yang menarík.
Disarankan bagi produsen sepeda motor Cina dalam mempenetrasi pasar dengan
memperkuat positioning harga murah, dengan harga sepeda motor pada kisaran Rp 5 ?7 juta
dan mempenetrasí terlebih dulu dari pinggiran kota dan kota-kota kecil.
Untuk produsen sepeda motor Jepang dalam mempertahankan market share.
sebaiknya mengeluarkan dua produk yaitu produk lama yang premium dan fighting brand.
Untuk fighting brand harganya barus dapat bersaing dengan sepeda motor Cina dan
mcnggunakan brand baru agar tidak tenjadi kanibalisasi market share.
"
2001
T4379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>