Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Allan Karunia Sakti
"Tesis ini membahas perancangan sistem informasi konseling kesehatan gigi dan mulut siswa penyandang disabilitas intelektual (tunagrahita) sebagai tools menghasilkan informasi status kesehatan gigi dan mulut untuk kebutuhan dan memfasilitasi upaya pencegahan dan intervensi permasalahan kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain pendekatan pengembangan sistem model prototyping. Hasil penelitian diperoleh analisa kebutuhan sistem informasi, desain model terstruktur dan antarmuka untuk kemudahan penerapan sistem informasi oleh pengguna. Sistem informasi yang dikembangkan dapat memberikan kemudahan mengakses informasi akurat, relevan dan terkini; menghemat kebutuhan biaya; terjamin pengendalian penyimpanan dan keamanan data; serta fleksibel, mudah dan nyaman digunakan oleh pengguna untuk layanan konseling kesehatan gigi dan mulut pada siswa tunagrahita. Sistem informasi memberikan solusi dalam mengidentifikasi informasi status kesehatan gigi dan mulut siswa tunagrahita di SLB Dharma Asih Kraksaan.

The focus of this study is the design of dental and oral health counseling information system for students with intellectual disabilities as tools to produce information on dental and oral health status for needs and facilitate efforts to prevent and intervene in dental and oral health problems. This research is qualitative research with the design of prototyping model system development approach. The results obtained analysis of information system needs, structured model design and interface for ease of application of information system by users. Developed information systems can provide easy access to accurate, relevant and up-to-date information; save cost needs; guaranteed storage control and data security; and flexible, easy and convenient to use by users for dental and oral health counseling services. The information system provides solutions in identifying information on the health status of dental and oral students with intellectual disabilities at SLB Dharma Asih Kraksaan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Shabrina
"Tujuan: Mendeskripsikan unmet need dan inequality dalam utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tahun 2013. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) ditahun 2013. Analisis deskriptif, regresi logistik dan concentration index (CI) digunakan pada studi ini. Hasil: Dari seluruh responden Susenas 2013, hanya 1,64% penduduk Indonesia yang memiliki perceived need dan hanya 2,30% penduduk yang melakukan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di tahun 2013. Dari perceived need tersebut, terdapat 94,82% responden memiliki unmet need. Analisis regresi logistik menunjukkan hubungan signifikan antara unmet need dengan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, kepemilikan jaminan kesehatan dan tingkat pendidikan. Analisis CI dari perceived need dan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut menunjukkan adanya inequality yang keduanya lebih terkonsentrasi pada kelompok sosiekonomi tinggi (pro-rich). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini, masih terdapat unmet need dan inequality dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tahun 2013.
Objectives: To describe unmet need and inequality in utilization of dental care in Indonesia year 2013. Method: This study is a descriptive study with a cross-sectional design using secondary data from the Indonesian National Socioeconomic Surveys (Susenas) in 2013. Descriptive analysis, simple logistic regression and concentration index was used in this study. Result: From all Susenas respondents in 2013, only 1.64% of the Indonesian population accounted for need (perceived need), and only 2.30% of the population has utilized the dental care in 2013. From those who accounted for perceived need, 94.82% respondents has unmet need. Logistic regression analysis showed the significant association between unmet need and age, gender, residence, health insurance entitlement, and education.  Concentration index (CI) analysis from perceived need and utilization both showed the existence of inequality which are more concentrated in the higher socioeconomic group (pro-rich). Conclusion: Based on this study, unmet need and inequality in utilization of dental care in indonesia on 2013 still exists."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Hardiyanty
"Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan malforasi anorektal pre dan postoperasi PSARP, dengan bermain terapeutik menggunakan boneka jari untuk mengurangi nyeri. Tindakan dan perawatan PSARP menimbulkan nyeri pada anak. Salah satu teknik nonfarmakologis untuk meminimalkan nyeri tersebut dengan menggunkan bermain terapeutik. Hasil dari penerapan intervensi bermain terapeutik yang telah dilakukan pada anak malforasi anorektal selama 5 hari untuk mengurangi nyeri terbukti efektif menurunakn skala nyeri klien dari skala 8 menjadi 2 dengan menggunakan

This final scientific work aims to provide an overview of nursing care for children with pre and postoperative anorectal malfunction of PSARP, by playing therapeutically using finger puppets to reduce pain. Medical treatment and PSARP treatment cause pain in children. One nonph acological technique to minimize the pain is by using therapeutic play. The results of the application of therapeutic play interventions that have been carried out on children anorectal malforation for 5 days to reduce pain proved effective in reducing the client's pain scale from scale 8 to 2 using FLACC postoperative pain scale."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Satriyo Wibowo
"Pendahuluan: Pembedahan pada anak berbeda dengan orang dewasa, khususnya pada pembedahan tumor malignant muskuloskeletal anak. Kompleksitas kondisi preoperatif, termasuk status nutrisi, kemoterapi neoadjuvant, kondisi klinis umum yang buruk serta jenis pembedahan dapat mempengaruhi kondisi pascaoperatif, dan luaran baik klinis dan onkologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi preoperatif, intraoperatif yang mempengaruhi pascaoperatif, luaran fungsional dan onkologi.
Metode: Penelitian ini secara retrospektif meninjau delapan puluh tiga subjek pasien tumor muskuloskeletal ganas pediatrik yang menjalani operasi baik sebagai salavage atau prosedur amputasi dari 2017-2021. Data perioperatif, hasil fungsional dan onkologis pada tindak lanjut 1 tahun dikumpulkan.     
Hasil: Dari 83 subjek penelitian, osteosarkoma adalah tumor yang paling banyak ditemukan (90,4%), Ewing sarkoma (3,6%), rhabdomyosarcoma (3,6%), Ewing sarkoma ekstraskeletal (1,2%), dan limfoma ganas (1,2%). Tingkat kelangsungan hidup 1 tahun adalah 72,3%, dan 37,3%. Usia, jenis tumor, tormbosit praoperatif, albumin, dan ASA dihubungkan dengan durasi operasi (p<0,01). Faktor-faktor yang terkait dengan jumlah kehilangan darah adalah usia, jenis operasi, dan kadar albumin (p<0,01). Usia dan kehilangan darah memiliki hubungan dengan hasil fungsional (p<0,01).
Kesimpulan: Faktor praoperatif yang mempengaruhi hasil adalah usia. Pada kelompok subjek yang memiliki komplikasi pasca operasi relatif memiliki tingkat metastasis yang lebih tinggi. Kehilangan darah intraoperatif adalah salah satu faktor prognostik untuk komplikasi pasca operasi yang dikaitkan dengan jenis tumor, usia, dan tingkat albumin. 

Introduction: Surgical procedure in children is different from adults, especially in pediatric malignant musculoskeletal surgery. The complexity of preoperative condition, including nutritonal status, neoadjuvant chemoteraphy, anemic, poor general condition and type of surgery that may affect the postoperative and outcome. This study aims to evaluate preoperative, intraoperative parameters that affect the postoperative, functional and oncologic outcome.
Methods: The study retrospectively reviewed eighty-three subjects of pediatric malignant musculoskeletal tumor patients who underwent surgery either as salavage or ablation procedures from 2017-2021. Perinoperative data, functional and oncological outcomes on a 1-year follow-up were collected.           
Results: Of  the 83 study subjects, osteosarcoma was the most common tumor (90.4%), Ewing sarcoma (3.6%), rhabdomyosarcoma (3.6%), extraskeletal Ewing sarcoma (1.2%), and malignant lymphoma (1.2%). The 1-year survival rate was 72.3%, and 37.3%. Usia, tumor type, preoperative tormbocytes, albumin, and ASA were associated with surgical duration (p<0.01). Factors associated with the amount of blood loss are age, type of surgery, and albumin levels (p<0.01). Age and  blood loss have a relationship with functional outcomes (p<0.01).
Conclusion: The preoperative factor influencing outcomes is age. In the group of subjects who had postoperative complications relatively had a higher rate of metastases. Intraoperative blood loss is one of the prognostic factors for postoperative complications associated with tumor type, age, and albumin levels. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Alfa Fauziah
"Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial. Perawat perlu menggunakan beberapa metode dalam mengurangi ketidaknyamanan anak saat di rumah sakit agar tidak memberikan dampak negatif dan trauma dimasa yang akan datang. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menganalisis penerapan Teori Comfort Kolcaba dalam proses asuhan keperawatan pada anak dengan masalah gangguan rasa nayaman. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus. Terdapat lima kasus anak di ruang IGD anak zona kuning yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Comfort Kolcaba. Aplikasi Comfort Kolcaba membagi tingkat kenyamanan dalam empat konteks yaitu kenyamanan fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosiokultural. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah berdasarkan pendekatan berbasis bukti seperti distraksi, modifikasi lingkungan dan keterlibatan keluarga untuk meningkatkan kenyamanan anak. Penggunaan skerem bermotif kartun terbukti kurang efektif dalam menurunkan kecemasan anak saat dilakukan prosedur penusukan vena.

Comfort disorders is feeling less happy, relieved, and perfect in physical, psychospiritual, environmental, and social dimensions. Nurses need to use several ways to reduce the child's discomfort while in hospital so that it does not have a negative impact and trauma in the future. The purpose of scientific writing is to analyze the application of Kolcaba's Comfort Theory in the nursing care process for children with comfort problems. The method of this scientific work is a case study. There are five cases of children in the yellow zone children's ER who were given nursing care with the Kolcaba Comfort Theory approach. The Comfort Kolcaba application divides the comfort level into four contexts: physical comfort, psychospiritual, environmental, and socio-cultural. Nursing interventions that are carried out are based on evidence-based approaches such as distraction, environmental modification, and family involvement to increase child comfort. The use of cartoon-patterned series proved to be less effective in reducing children's anxiety during the venipuncture procedure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Fransiska
"Jumlah penderita diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Makasar mengalami kenaikan dari tahun 2014 sampai 2016. Kelurahan Kebon Pala menjadi penyumbang terbanyak dari keseluruhan kasus diare. Jumlah penderita diare balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Pala tahun 2014 sebesar 182 kasus kemudian naik tahun 2015 sebesar 251 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 238 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kebon Pala. Disain penelitian yaitu case control, kasus adalah penderita diare yang tercatat dalam register puskesmas selama 14 hari terakhir waktu penelitian berlangsung dan kontrol adalah tetangga kasus. Jumlah sampel masing-masing kontrol dan kasus 60 responden. Pengumpulan data dengan wawancara langsung dan observasi menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pertanyaan perilaku cuci tangan pakai sabun, pemberian ASI eksklusif, sumber air bersih, sarana jamban dan sarana pembuangan sampah. Penelitian ini didapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan pakai sabun nilai p 0.005; OR 5,107 , pemberian ASI eksklusif nilai p 0,005; OR 4,030 , sarana jamban nilai p 0,022; OR 2,993 dan sarana pembuangan sampah niali p 0,003; OR 3,406 dengan kejadian diare pada balita.

The number of diarrhea sufferers in under five children in the working area of Puskesmas Kecamatan Makasar increased from 2014 to 2016. Kebon Pala village became the biggest contributor of all diarrhea cases. The number of diarrhea sufferers in the work area of Kebon Pala Public Health Center in 2014 amounted to 182 cases and then increased in 2015 by 251 cases and decreased in 2016 by 238 cases. This study aims to determine the risk factors of diarrhea occurrence in infants in the working area of Kebon Pala Public Health Center. The case study design was case control. The case was diarrhea sufferer recorded in the puskesmas register for the last 14 days while the study took place and the control was neighboring case. The number of samples of each control and case are 60 respondents. Data was collected by direct interview and observation using questionnaire. The questionnaire contains questions on handwashing behavior with soap, exclusive breastfeeding, clean water sources, toilet facilities and garbage disposal facilities. The results of this study showed that there was a significant relationship between handwashing with soap p 0.005, OR 5,107 , exclusive breastfeeding p value 0.005, OR 4.030 , toilet facilities p value 0.022, OR 2,993 and garbage disposal facilities Niali p 0,003 OR 3,406 with the incidence of diarrhea in infants."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nurvika Putri
"ABSTRAK
Air mempunyai peranan penting untuk tubuh. Akan tetapi, dehidrasi menjadi salah satu masalah di Indonesia. Pada mahasiswa kesehatan diperkirakan mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait masalah kesehatan dibandingkan dengan mahsiswa non-kesehatan.
Tujuan: Untuk membandingkan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan dan status hidrasi antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Asrama Universitas Indonesia, Depok.
Metode: Penelitian potong lintang ini mempunyai responden yaitu mahasiswa yang tinggal di Asrama Universitas Indonesia usia 18-21 tahun. Kuesioner pengetahuan dan sikap (kuesioner FIHS) yang tervalidasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap terkait asupan cairan dan status hidrasi, pengukuran perilaku asupan cairan menggunakan catatan minuman 7 hari, pengukuran status hidrasi menggunakan metode urine color (Ucol) dan Urine specific gravity (Usg), kuesioner aktivitas fisik internasional untuk mengetahui aktivitas fisik, dan sosio-ekonomi demografi menggununakan kuesioner terstruktur.
Hasil: Pada penelitian ini ditemukan pada kedua kelompok, antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan mempunyai aktivitas fisik yang rendah, yaitu masing-masing 71.2% and 72,4%. Berdasarkan kuesioner FIHS mahasiswa kesehatan mempunyai nilai sikap yang lebih tinggi daripada mahasiswa non-kesehatan (p<0.001), sementara itu pada nilai pengetahuan tidak ada perbedaan antara mahasiswa kesehatan (7.37±1.37) dan non-kesehatan (7.28±1.25). Lebih dari 50% responden di kedua grup ditemukan dehidrasi bedasarkan pengukuran hidrasi status menggunakan Ucol dan Usg. Pada mahasiswa kesehatan dan non-keseehatan yang cukup minum signifikan lebih tinggi tingkat pengetahuan mengenai asupan minum dan status hidrasi daripada mahasiswa yang kurang minum.
Kesimpulan: Maka dari itu, dibutuhkan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga perilaku dan status hidrasi dapat lebih baik berdasarkan jurusan responden.

ABSTRACT
Water has an important role in normal body function. However, dehydration becomes one of the health problems in Indonesia. It is assumed that health science students have greater knowledge, attitude, and practice related to health issues compared to non-health science students.
Objective: To compare the knowledge, attitude, practice of daily fluid intake and hydration status between health and non-health science students in Dormitory of Universitas Indonesia, Depok.
Method: The respondents were the undergraduate students who stayed in the dormitory of Universitas Indonesia aged 18-21 years. Validated questionnaire of knowledge and attitude (FIHS Questionnaire) were used to assess knowledge and attitude regarding fluid intake and hydration status, practice of daily fluid intake was used 7-day fluid record, hydration status measurement was used Urine color (Ucol) and Urine specific gravity (Usg) methods, short international physical activity questionnaire (Short-IPAQ) was used to assess physical activity, and socio-eco demographic characteristics were assessed using structured questionnaire.
Results: In this study found both in two groups, health science and non-health science had low physical activity, 71.2% and 72.4% respectively. Based on FIHS questionnaire, health science students had a higher score of an attitude than non-health science students (p<0.001), meanwhile for their knowledge there was no difference score both in health science students (7.37±1.37) and non-health science students (7.28±1.25). More than 50% of respondents both in the two groups were dehydrated based on hydration measurement used Ucol and Usg. Among health science and non-health science students who had enough drinking significantly higher in knowledge regarding fluid intake and hydration status than the students with less drinking.
Conclusion: Therefore, it was needed to conduct the intervention for increasing knowledge and attitude to make better practice and hydration status based on respondent majority.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saint Diven
"Latar Belakang: Salah satu permasalahan kesehatan anak di Indonesia adalah adanya gangguan status nutrisi yang mempengaruhi pertumbuhan berupa stunting. Prevalensi stunting tertinggi di Indonesia terdapat di provisi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada berbagai penelitian terdahulu tentang kesehatan gigi mulut ditemukan adanya kecenderungan perburukan nilai OHI-S pada anak dengan status nutrisi buruk dan disertai adanya peningkatan populasi bakteri oral Veillonella spesies, yakni bakteri yang berperan penting dalam menjaga integritas komunitas multispesies pada dental biofilm di tahap early colonization sebelum terbentuk middle dan late colonizer. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui hubungan antara populasi oral Veillonella spesies dengan status stunting. Tujuan: Menganalisis perbandingan distribusi oral Veillonella spesies pada dental biofilm anak usia 6-7 tahun pada kelompok HAZ stunting serta menganalisa korelasi jumlah bakteri oral Veillonella spesies dengan nilai OHI-S. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik laboratorik terhadap 40 sampel dental biofilm dari permukaan gigi M1 rahang bawah anak usia 6-7 tahun yang sebelumnya telah dikelompokkan berdasarkan status HAZ sesuai pengukuran standar WHO dan kategori OHI-S. Ekstraksi DNA dari dental biofilm sampel dilakukan dengan instaGene Matrix Kit. Hasil ekstraksi DNA kemudian dikuantifikasi menggunakan absolute quantification dengan mesin real-time PCR. Jumlah cycle dari tiap sampel dibandingkan dengan jumlah cycle pada kurva standar untuk mendapatkan jumlah bakteri secara spesifik. Hasil: Spesies Veillonella dispar ditemukan dominan di keseluruhan sampel. Jumlah spesies Veillonella denticariosi menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok HAZ normal dan stunting. Jumlah Veilonella denticariosi pada kelompok OHI-S sedang dan buruk menunjukkan korelasi dengan perbedaan bermakna. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara jumlah bakteri oral Veillonella spesies dari sampel dental biofilm gigi permanen anak usia 6-7 tahun dengan status stunting, kecuali Veillonella denticariosi. Selain itu, terdapat kecenderungan bahwa semakin buruk status OHI-S maka jumlah Veillonella denticariosi semakin menurun, sedangkan 6 oral Veillonella spesies lain tidak menunjukkan perbedaan jumlah pada kelompok OHI-S yang berbeda. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui peran Veillonella denticariosi terhadap kebersihan mulut dan status nutrisi anak usia 6-7 tahun

Background: One of the major Indonesian children’s health problems is nutritional disorders that affects child’s developmental process, called stunting. Highest stunting prevalence in Indonesia is in East Nusa Tenggara Province. In various previous studies, it was found that there was a tendency of worsening OHI-S values in children with poor nutritional status and accompanied by an increase in oral Veillonella species population, which are bacteria that play an important role in maintain the integrity of the multispecies community on dental biofilms in early colonization stage before forming middle and late colonizer. However, until now, there is no study regarding the direct relationship between stunting and oral Veillonella spesies. Objective: To analyze distribution of oral Veillonella spesies in dental biofilm from stunting children range from 6-7 years old and to analyze correlation between oral Veillonella spesies and oral hygiene. Methods: Dental biofilm samples collected from 40 Indonesian children’s first permanent molar were divided into 2 groups (normal and stunting) and 3 oral hygiene groups (good, moderate, and poor). Genomic DNA was extracted from each sample. For this, we used absolute quantification of real-time PCR method with species-specific primer sets of 7 oral Veillonella species to detect these species effectively. Results: Veillonella dispar was found as the predominant species among all oral Veillonella species in 40 samples. There are no significant associations between 7 oral Veillonella species with normal and stunting conditions except for Veillonella denticariosi (stunting < normal). Significant associations are also found in moderate and poor oral hygiene status of Veillonella denticariosi also good and moderate oral hygiene status of Veillonella dispar. Significant correlation between Veillonella denticariosi and oral hygiene status is also found. Conclusion: This study demonstrated that there is no relationship between number of oral Veillonella species with stunting condition, except Veillonella denticariosi. Besides that, there is a tendency that the worse the OHI-S status, the lower the number of Veillonella denticariosi, while the other 6 oral Veillonella species do not show a difference in numbers in different OHI-S groups. Further research is needed to determine the role of Veillonella denticariosi on oral hygiene and nutritional status of children aged 6-7 years."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Salsabila
"

Konstipasi fungsional (KF) adalah gangguan pencernaan yang disertai dengan kesulitan defekasi yang persisten atau tidak tuntas serta jarangnya pergerakan usus dan tidak disertai dengan penyebab sekunder. KF kerap diasosiasikan dengan status nutrisi pada anak-anak. Jika tidak diobati, dapat berujung pada rendahnya kualitas hidup. Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk dilakukan agar dapat mengubah kualitas hidup anak menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan menganalisis data 292 subjek dari SMP Labschool Jakarta pada Maret 2018. Umur subjek berkisar antara 11 hingga 14 tahun. Mereka diminta untuk mengisi kuesioner tentang pola makan, aktifitas fisik, dan evaluasi KF yang menggunakan ROME III criteria, serta pengukuran tinggi dan berat badan untuk penilaian status nutrisi (klasifikasi menggunakan Waterlow criteria). Prevalensi KF dan asosiasinya terhadap status nutrisi dan karakteristik lainnya (jenis kelamin, kelas, pola makan, dan aktifitas fisik) didapatkan dengan Chi Square Test, sementara Mann-Whitney U Test untuk asosiasinya dengan umur. Dari 292 subjek yang dievaluasi, KF ditemukan pada 57 subjek (19,5%), di mana 34 dari mereka adalah perempuan (59,4%). Berdasarkan status nutrisi mereka, 29 subjek (50,9%) normal, 20 subjek (35,1%) memiliki gizi lebih, sementara 8 lainnya (14,0%) gizi kurang. Terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05) antara status nutrisi gizi lebih dengan KF (p=0,011), studi ini sependapat dengan studi-studi yang telah dilakukan. Namun, tidak terdapat adanya hubungan bermakna lain antara jenis kelamin (p=0,398), kelas (p=0,480), umur (median=13,0, p=0,658), pola makan (tidak sarapan, konsumsi sayur dan buah), dan aktifitas fisik (p=0,699) dengan KF.


Functional constipation (FC) is a gastrointestinal disorder often characterized by persistent or incomplete difficult defecation with infrequent bowel movements and absence of secondary causes. FC is often associated with nutritional status among children. If left untreated, it can lead to a decreased in quality of life. Hence why, this study is essential to improve the children’s quality of life. This research used a cross-sectional method by analyzing a total of 292 subjects from SMP Labschool Jakarta on March 2018. The subjects ranged from 11 to 14 years old and were asked to fill in the questionnaire for dietary pattern, physical activity and FC assessment using ROME III criteria, along with their body height and weight measurement for nutritional status (classified using Waterlow criteria). The prevalence of FC and its association with nutritional status and other characteristics (gender, grade, dietary pattern, and physical activity) is acquired by using Chi Square Test, while Mann-Whitney U Test is for its association with age. Out of 292 subjects that were evaluated, FC is found in 57 subjects (19.5%), in which 34 of them are female (59.4%). Based on their nutritional status, 29 subjects (50.9%) are normal, 20 subjects (35.1%) are overweight or obese, while the remaining 8 subjects (14.0%) are malnourished. A meaningful association (p<0.05) is found between overweight or obese nutritional status and FC (p=0.011), which is in concordance with previous findings. However, no other meaningful association is found between gender (p=0.398), grade (p=0.480), age (median=13.0, p=0.658), dietary pattern (skipping breakfast, intake of vegetables and fruits), and physical activity (p=0.699) with FC."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Ristiana
"Skripsi ini bertujuan untuk menggambarkan konsep diri (self concept) dan proses adaptasi pada anak perempuan yang melakukan pernikahan dini di Kabupaten Temanggung. Terkait dengan konsep diri, penelitian ini membahas bagaimana konsep diri pada anak yang menikah dini dari dimensi pengetahuan, harapan, dan penilaian anak yang mneikah dini. Terkait dengan proses adaptasi, penelitian ini membahas proses adaptasi yang dijalankan anak perempaun yang menikah dini karena adanya perubahan peran menjadi istri dan ibu dalam melakukan proses adaptasi syarat dasar biologi-alamiah, adaptasi syarat dasar kejiwaan, dan adaptasi syarat dasar sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus, di mana setiap kasus akan menggambarkan karakteristik yang berbeda, kemudian di akhir penelitian akan ditarik kesimpulan dari beberapa kasus yang dikaji. Informan anak perempuan yang menikah dini pada penelitian ini didapat melalui metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2021, dengan jumlah informan 12 orang. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat konsep diri yang berbeda-beda pada anak perempuan yang menikah dini, hal itu tergantung dengan factor yang mempengaruhinya. Selain itu, anak perempuan dengan konsep diri yang berbeda, melakukan proses adaptasi yang berbeda dalam menjalankan perannya.

This thesis aims to describe the self-concept and the adaptation process for girls who marry early in Temanggung Regency. About self-concept, this study discusses the self-concept of children who marry early from the dimensions of knowledge, expectations, and assessments of children who marry early. About the adaptation process, this study discusses the adaptation process carried out by girls who marry early due to changes in the roles of being a wife and mother in the process of adapting natural-biological basic requirements, adaptation of basic psychological requirements, and adaptation of basic social requirements. This research is a qualitative research with case studies, where each case will describe different characteristics, then at the end of the study conclusions will be drawn from several cases studied. Informants of girls who married early in this study were obtained through purposive sampling method. This research was conducted in January-July 2021, with a total of 12 informants. The results of this study are that there are differences in self-concept in girls who marry early, this depends on the factors that influence it. In addition, girls with different self-concepts carry out different adaptation processes when carrying out their roles."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>