Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164157 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noti Lansaroni
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keluhan kesehatan yang dialami pelaku komuter Mebidang dan bagaimana pengaruh waktu tempuh perjalanan dan moda transportasi yang digunakan terhadap keluhan kesehatan yang dialami. Penelitian ini menggunakan data Komuter Mebidang tahun 2019. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik multinomial. Hasil analisis dengan variabel bebas utama menunjukkan bahwa waktu tempuh lebih dari atau sama dengan 60 menit dan menggunakan transportasi pribadi meningkatkan peluang mengalami keluhan kesehatan yang tidak mengganggu aktivitas. Hasil analisis secara bersama-sama dengan variabel lain terlihat bahwa pendidikan tinggi menurunkan kecenderungan mengalami keluhan kesehatan baik yang mengganggu aktivitas ataupun tidak, dan komuter bekerja lebih berisiko mengalami keluhan kesehatan. Pengalaman stres perjalanan juga meningkatkan kecenderungan mengalami keluhan kesehatan yang dapat mengganggu aktivitas.

The purpose of this study was to analyze the health complaints experienced by Mebidang commuters and how the effect of commute time and the mode of transportation used on the health complaints experienced. This research uses Mebidang Commuter Survey data in 2019. The analysis used is multinomial logistic regression. The results of the analysis with the main independent variables show that the commute time is more than or equal to 60 minutes and using private transportation increases the likelihood of experiencing health complaints that do not interfere with activities. The results of the analysis with all variables show that higher education reduces the tendency to experience health complaints, both that interfere with activities or not, and commuters working are more at risk of experiencing health complaints. The stressful experience of commute also increases the suffering of health complaints that can interfere with activities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelvy Roza
"PT X Indonesia mentransport butadien dari terminal penimbunan di Bojonegara ke pengolahan di Cengkareng. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi bahaya, memprediksi risiko, dan mengevaluasi prosedur penanggulangan keadaan darurat. Sampel diambil di salah satu rute perjalanan Bojonegara - Cengkareng. Data diperoleh dari observasi, wawancara, catatan, pelaporan dan prosedur penanggulangan keadaan darurat. Rencana penanggulangan keadaan darurat dianalisis secara kualitatif dengan membandingkan PT X Indonesia dengan standar Manitoba Industrial Accidents Council dan Advisory Committee on the Transport of Dangerous Goods - Prosedur penanggulangan keadaan darurat meliputi kebijakan perusahaan, analisa risiko, organisasi, sarana dan prasarana, tindakan penanggulangan serta pelatihan dan simulasi. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan telah menetapkan prosedur tindakan keadaan darurat yang sudah dikaji, direvisi dan didistribusikan kepada semua personil terlibat. Risiko diidentifikasi berdasarkan penelusuran Material Safety Data Sheet dan Transport Emergency Card. Perusahaan menetapkan tim tanggap darurat dengan program pencegahan antara lain pemeriksaan kendaraan sebelum berangkat, penentuan kualifikasi pengemudi, dan kondisi kendaraan. Perusahaan menyediakan peralatan keadaan darurat seperti pemadam kebakaran, safety shoes, helm, dan sarung tangan, membekali pengemudi pengetahuan tindakan dalam keadaan darurat. Pelatihan dan simulasi perlu ditingkatkan khususnya penanggulangan keadaan darurat angkutan butadien."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
613 KESMAS 4:4 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Syahril Ardiyansyah
"Penelitian ini mencoba untuk melihat dampak harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap biaya transportasi di desa-desa di wilayah kepulauan kecil dan wilayah terluar dengan mengambil kasus kebijakan BBM satu harga periode tahun 2017-2019. Kebijakan ini memiliki tujuan untuk memberikan harga jual yang sama terhadap premium dan solar di seluruh Indonesia sehingga masyarakat tidak terbebani dengan biaya transportasi. Menggunakan pendekatan difference-in-differences (DID), penelitian ini menganalisis dampak penerapan kebijakan BBM satu harga terhadap biaya transportasi di 170 desa. Biaya transportasi digambarkan dengan biaya transportasi per kilometer menuju pusat pemerintahan. Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan BBM Satu Harga dapat menurunkan biaya transportasi secara signifikan di wilayah terluar, namun belum dapat menurunkan biaya transportasi di wilayah kepulauan kecil. Setelah kebijakan BBM satu harga, biaya transportasi dari kantor kepala desa/kelurahan menuju ke kantor camat di desa dengan SPBU BBM satu harga di wilayah terluar secara signifikan lebih rendah sebesar Rp10.140 per kilometer jika dibandingkan dengan desa tanpa SPBU BBM satu harga, sementara di wilayah kepulauan kecil tidak secara signifikan lebih rendah sebesar Rp11.980 per kilometer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan berbasis harga dapat menurunkan biaya transportasi di wilayah terluar, namun perlu mempertimbangkan kondisi geografis wilayah dalam penentuan lokasi penyalur BBM Satu Harga.

This study tries to see the impact of fuel oil (BBM) prices on transportation costs in villages in small islands and outermost regions by taking the case of the one price fuel policy for the 2017-2019 period. This policy aims to provide the same selling price for premium and diesel throughout Indonesia so that people are not burdened with transportation costs. Using the difference-in-differences (DID) approach, this study analyzes the impact of one price fuel policy implementation on transportation costs in 170 villages. Transportation costs are described by transportation costs per kilometer to the center of government. The results show that the one price fuel policy can significantly reduce transportation costs in the outermost regions, but has not been able to reduce transportation costs in small island regions. After the one price fuel policy, the transportation cost from the village head's office to the sub-district head's office in villages with one price fuel gas stations in the outer regions is significantly lower at IDR 10,140 per kilometer compared to villages without one price fuel gas stations, while in the small islands it is not significantly lower at IDR 11,980 per kilometer. The results of this study indicate that price-based policies can reduce transportation costs in the outermost regions, but it is necessary to consider the geographical conditions of the region in determining the location of one price fuel distributors."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondra Rosalina
"Tahap pemilihan moda merupakan salah satu tahap dalam perencanaan transportasi, yang bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang menggunakan moda-moda transportasi yang tersedia. Masalah pemilihan moda ini dapat dimodelkan menjadi model pemilihan diskrit, yaitu suatu prosedur untuk memilih suatu moda terhadap sejumlah pilihan moda yang ada. Setiap pilihan moda memiliki atribut yang menjadi ciri dari pilihan moda tersebut, dimana setiap atribut mempunyai utilitas yang akan dipilih oleh pelaku perjalanan. Selanjutnya, moda transportasi yang memiliki nilai utilitas maksimum yang dipilih oleh pelaku perjalanan. Salah satu atribut yang digunakan dalam model pemilihan moda transportasi adalah waktu perjalanan. Model pemilihan moda yang menggunakan atribut waktu perjalanan diantaranya adalah Becker dan DeSerpa. Pada skripsi dibahas perbedaan antara konsep yang dikembangkan oleh Becker dan DeSerpa yang menerapkan fungsi utilitas untuk pemilihan moda dengan optimasi Lagrange, serta menganalisa pengaruh dari perubahan waktu perjalanan dengan kedua konsep tersebut. Perubahan waktu perjalanan dapat dijadikan sebagai suatu acuan untuk menentukan probabilitas setiap individu yang berperan sebagai pelaku perjalanan dalam memilih moda dengan menggunakan model multinomial logit.

Mode choice phase is one of the phases in transportation planning, which aims to determine the proportion of people who use some available modes of transportation. This mode selection problem can be modeled into a discrete choice model, which defined as a procedure to choose a preferred mode than the other transportation modes. Each options has some attributes which become the characteristics of mode choice phase, where every attributes has utility or satisfaction values that will be selected by travelers. Furthermore, a mode that has maximum utility value will be selected. One of the attributes which is used in the mode choice phase is travel time. Mode choice models which using travel time as its attribute among are Becker and DeSerpa. In this skripsi, it will explained about the differences between the concepts developed by Becker and DeSerpa?s utility function which apply to mode selection with Lagrange optimization, and analyze the sensitivity of travel time with these two concepts. The sensitivity of travel time can be used as a reference in determining the probability of each travelers in the mode choice phase by using multinomial logit model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Karishma, M.R.
"Berdasarkan penelitian sebelumnya, pekerja di wilayah Sarbagita yang berada di Provinsi Bali yang melakukan mobilitas khusunya komuting. Tingkat mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu salah satunya kemacetan. Kemacetan yang terjadi karena jumlah angkutan pribadi yang semakin melonjak tiap tahunnya. Permasalahan lain yang muncul dari sisi pemerintah adalah menurunnya dukungan dana operasional trans sarbagita atau angkutan umum dan berkurangnya jumlah armada angkutan umum dan sedikitnya angkutan umum penghubung Kabupaten-Kabupaten dengan jalan yang sempit dan jauh. Selain itu dari sisi budaya di Bali, terdapat beberapa hambatan yang akan mempengaruhi pembangunan infrastruktur yang akan menunjang kelancaran mobilitas pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas penggunaan angkutan umum oleh pekerja di wilayah sarbagita. Penelitian ini menggunakan data Sakernas atau Survei Angkatan Kerja Nasional tahun 2018, dengan menggunakan model regresi logistik biner.  Hasil dari penelitian ini adalah jarak tempuh signifikan mempengaruhi pekerja dalam memilih moda transportasi baik umum atau pribadi untuk pergi ke tempat kerja. Selain itu jenis kelamin serta pendidikan juga mempengaruhi pekerja dalam memilih moda transportasi baik umum atau pribadi untuk pergi ke tempat kerja.

Based on previous studies, many workers in the Sarbagita area in Bali Province are doing mobilization especially in commuting. The higher level of mobility causes several problems, one of them is congestion. Congestion that occurs because the number of private transportations is increasing every year. Another problem that arises from the government side is the decline in support for operational funds for trans sarbagita or public transportation and the reduction in the number of public transport fleets and the lack of public transportation that connects regencies with narrow and long roads. In terms of culture in Bali, there are several obstacles that will affect infrastructure development that will support the continuity of worker mobility. This study aims to determine the probability of using public transportation by workers in the Sarbagita area. This study uses Sakernas 2018 data or the National Labor Force Survey, using a binary logistic regression model. The result of this study is that the distance significantly affects workers in choosing either public or private modes of transportation. In addition, gender and education also affect workers in choosing both public and private modes of transportation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Setiyo Puryanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak lingkungan dari beroperasinyaMass Rapid Transit (MRT), khususnya peningkatan kualitas udara lokal di daerah perkotaan. Di Jakarta, MRT atau biasa dikenal dengan MRT Jakarta merupakan transportasi kereta api perkotaan pertama dengan beberapa jalur bawah tanah yang beroperasi pada Maret 2019. Menggunakan metode Difference-in-Difference dan indeks standar polusi udara sebagai proksi kualitas udara, studi ini menemukan bahwa, beroperasinya MRT dapat mengurangi nilai ISPU maksimum harian sebesar 27,4 persen, ISPU PM10 sebesar 19,5 persen dan ISPU O3 sebesar 24,8 persen, tetapi tidak berdampak pada polutan CO dan SO2 di area yang dekat dengan jalur MRT.

This study aims to analyze the environmental impact of the operation of the Mass Rapid Transit (MRT), particularly the improvement of local air quality in urban areas. In Jakarta, the MRT or commonly known as MRT Jakarta was the first urban rail transportation with several underground lines operating in March 2019. Using the Difference-in-Difference method and the air pollution standard index as a proxy for air quality, this study found that, MRT can reduce the daily maximum ISPU value by 27.4 percent, PM10 ISPU by 19.5 percent, and ISPU O3 by 24.8 percent, but has no impact on CO and SO2 pollutants in areas close to MRT lines."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Handiyatmo
"Tujuan studi ini untuk meneliti mobilitas ulang alik dan mempelajari bagaimana faktor-faktor demografi dan sosial-ekonomi mempengaruhi pelaku dalam menggunakan jenis transportasi yang mempunyai pola berbeda pada tiap kawasan metropolitan. Adanya orientasi kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan perkotaan yang terpusat di zona inti metropolitan dan lokasi tempat tinggal yang semakin menjauh menyebabkan penduduk harus melakukan mobilitas ulang alik yang jumlalnya terus meningkat.
Data yang digunakan adalah data SUPAS 2005, dengan obyek penelitian penduduk pada kawasan metropolitan berumur 5 tahun keatas yang melakukan mobilitas ulang alik melintasi batas kabupaten/kota. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferens dengan menggunakan multinominal logistik. Variabel bebas yang digunakan: umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, jenis pekerjaan, status migran total, jarak dan klsifikasi daerah tempat tinggal dan variabel terikat: transportasi umum, transportasi pribadi dan berjalan kaki.
Temuan dari analisa deskriptif menyimpulkan pada seluruh kawasan metropolitan urutan pertama dalam jumlah penggunaan jenis trasportasi oleh pelaku mobilitas ulang alik adalah transportasi umum (52,9 persen), diurutan kedua transportasi pribadi (46,0 persen) dengan ciri penduduk berumur 30-50 tahun dan urutan terakhir berjalan kaki umumnya dilakukan oleh penduduk 5-11 tahun (],1 person) yang merupakan usia sekolah. Analisis inferens menyimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur kecenderungan menggunakan transportasi pribadi lebih besar.
Variabel jenis kelamin, status perkawinan dan pendidikan mempunyai pengaruh yang besar dalam penentuan penggunaan transportasi pribadi. Kecenderungan tersebut terdapat pada jenis kelamin laki-laki, mereka yang berstatus kawin dan yang mempunyai jenis pekenjaan kerah putih. Sedangkan komutasi dengan berjalan kaki sangat dipengaruhi oleh jarak tempuh dan pendidikan.
Terdapat pola yang berbeda pada tiap kawasan metropolitan, secara umum pelaku mobilitas ulang alik senang menggunakan transportasi umum kecuali di Gerbangkertosusila pilihan pada transportasi pribadi. Hal berbeda pada Bandungraya benjalan kaki lebih menonjol dibandingkan pada metropolitan lainnya. Angka mobilitas tertinggi terdapat pada metropolitan Jabodetabek disusul oleh Mebidang, Bandungraya, Mamminasata, Kedungsepur dan terakhir Gerbangkertosusila.

This papers is purposed to observe the influx of commuters and the effect of socio demography toward the moda choice of transportation into metropolitan zones in Indonesia. The economic pull factor in metropolitan and residential location in suburb, its affect the increasing of population become commuters.
The main source data for analysis is Intercensal Population Survey {SUPAS) 2005 and the unit observation is population aged 5 years and over who have experienced as a commuter. Using method descriptive and inference which is applied multinornial logistics.
Based on descriptive analysis found the public transport as the first order (52,9 percent) moda choice commuter in metropolitan area and the second order is private transport (46,0 percent) whom population aged 30-50 years old. While on foots is the last order (l,l percent) whom population 5-ll years old at schooling age. The older commuters have tendency and preference to use a private transportation.
Variables which have significant contribution to the transportation type of private moda choice among others are: sex, marital status and education attainment. On contrast, the length of distance and aducation attairunent determined the moda choice on foots.
Moda choice in metropolitan area have same pattem to used public transportation excepted Gerbangkertosusila that private transportation become the first order. Bandungraya have difference pattem with on foots are Hanging. Jabodetabek metropolitan area as first orders the mobility rate of commuters and the second order is Mebidang metropolitan area than Bandungraya, Maminasata, Kedungsepur and the last is Gerbangkertosusila.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32361
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Frizalda
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola waktu tempuh mobilitas ulangalik di Jabodetabek menurut karakteristik demografi, ekonomi dan lainnya. Hasil analisis regresi logistik biner dari data Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa pekerja yang berpeluang lebih tinggi untuk melakukan waktu tempuh yang lama adalah pekerja laki-laki, berumur lebih dari 60 tahun, berpendidikan SMA, menggunakan moda transportasi kendaraan umum beroda empat atau lebih dan menempuh jarak lebih dari 20 km.

The purpose of this study is to analyze the pattern of commuting time by demographic, economic and other characteristics in Jabodetabek Area. The result of binary logit regression shows that workers with high probability in longer commuting time is male, aged more than 60 years old, high school educated, use four-wheels and more wheels public transportation and has more than 20 km in length."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghani Najib Habibi
"Penelitian ini mengenai penerapan kesehatan kerja saat bencana berupa pandemi yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi dari penelitian ini mengungkapkan inovasi yang dilakukan suatu perusahaan jasa transportasi pada pekerja frontlinernya yang berisiko tinggi terpapar virus COVID-19. Perusahaan ini tergolong sektor kritikal sehingga pelayanannya harus tetap beroperasi setiap hari selama masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2022 pada 7 informan yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Berdasarkan penelitian terungkap bahwa PT. X Jakarta melakukan beberapa inovasi terkait kesehatan kerja pada sisi kebijakan maupun remunerasi. Inovasi dari sisi kebijakan operasional, yaitu berupa penerapan scan Peduli Lindungi sebelum masuk stasiun, pembatasan penumpang di kereta, pengadaan pijakan kaki di elevator, penyediaan marka-marka untuk jaga jarak, mengimplementasikan beberapa kebijakan ticketing, penambahan APD (Alat Pelindung Diri) Khusus level 2 bagi Walka (petugas keamanan di kereta) serta mengadakan pelatihan penanganan pengguna yang pingsan akibat suspect COVID-19. Dari sisi kebijakan kepegawaian, PT. X Jakarta menerapkan screening harian kesehatan, penerapan digital sign, dan sistem absensi menggunakan web. Untuk kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan pekerja, PT. X Jakarta membentuk Sekretariat Penanggulangan Krisis untuk COVID-19, menyelenggarakan olahraga rutin dan Health Talk secara virtual, melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, mengolah limbah infeksius secara khusus, melakukan edukasi kepada penumpang terkait protokol kesehatan, menyediakan ruang isolasi di kantor, dan melakukan tracing serta menyediakan layanan telemedicine. Inovasi dari sisi remunerasi, yaitu pemberian remunerasi tambahan selama pandemi untuk para pekerjanya. Pekerja di Head Office dan pekerja di stasiun dan kereta (yang termasuk pekerja organik) mendapatkan remunerasi berupa APD, vitamin, vaksin, SWAB/PCR, perbantuan pencarian ruang isolasi, perbantuan pencarian tabung oksigen, dan penyediaan transportasi. Sedangkan, pekerja di stasiun dan kereta yang termasuk pekerja outsourcing mendapatkan remunerasi berupa SWAB/PCR, APD, vitamin, dan vaksin. Hasil penelitian ini juga menunjukan perlunya sosialisasi terkait inovasi kesehatan kerja dilakukan dengan semasif mungkin dan perlunya sikap lebih tegas terhadap penumpang/pengguna jasa yang melanggar protokol kesehatan. Penelitian ini diharapkan bersumbangsih terhadap mata kuliah program studi sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial yaitu Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri.

This study is about the application of occupational health application in the form of a pandemic discussed from the discipline of Social Welfare Science. The urgency of this study revealed the innovation made by a transportation service company to its frontline workers who are at high risk of exposure to the COVID-19 virus. The company is a critical sector so its services must remain operational daily during the pandemic. This research is qualitative research with a descriptive research design. Collecting data was held by literature studies and in-depth interviews from May to August 2022 on 7 informants determined by purposive sampling methods. Data analysis is performed by data reduction, data presentation, and conclusion withdrawal or verification. This research revealed that PT. X Jakarta carried out several innovations related to occupational health on the policy and remuneration side. Innovations on the operational policy include implementing Peduli Lindungi scanning before passengers enter the station, restricting the number of passengers on the train, procuring footrests in the elevator, implementing some ticketing policies, and adding Level 2 APD (Alat Pelindung Diri) for Walka (security at the train), and conducting passenger-handling training for COVID-19 suspected in train. Innovations on the employment policies side included implementing daily health screening, implementing digital signs, and using the AI web for the absentee system. For policies related to workers' health, PT. X Jakarta established Crisis Management Team (CMT), organized sports activities and Health Talk virtually, sprayed disinfectants on a regular basis, treated infectious waste specifically, provided isolation room for workers suspected of COVID-19, and traced and provided telemedicine services for workers. Innovation from the remuneration side is providing additional remuneration during the pandemic for its workers. Workers at the Head Office and workers at stations and trains, which are part of organic workers, received hygiene kits, vitamins, vaccines, SWAB/PCR, isolation room search assistance, oxygen tube search assistance, and transportation provision. Meanwhile, workers at stations and trains which are part of outsourcing workers received SWAB/PCR, hygiene kit, vitamins, and vaccines. Result also revealed the need for socialization related to occupational health innovation to be carried out as efficient as possible and the need for a firm attitude towards passengers/service users who violate health protocols. This research is expected to be able to contribute enriching Social Welfare sciences especially to courses named the Social Welfare in the Industrial Sector and Management of the Humanitarian Service Organization courses."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Mulia Budiman
"Penelitian ini bertujuan menilai adakah pengaruh tarif rendah penerbangan terhadap jumlah penumpang angkutan bus, menilai adakah pengaruh tingkat pendapatan, musim bepergian, dan alasan perjalanan terhadap pemilihan moda transportasi, dan menilai adakah pengaruh tarif rendah penerbangan terhadap pendapatan penjualan perusahaan bus. Obyek penelitian adalah perusahaan bus antar kota antar propinsi PT. Antar Lintas Sumatera (ALS) untuk rute Medan-Jakarta, Medan-Bandung, dan Medan-Surabaya.
Pendekatan kuantitatif dipergunakan dalam penelitian ini dengan sampel penumpang bus ALS yang dipilih secara purposive. Data yang dikumpulkan berupa data primer dengan instrumen penelitian kuesioner dan data sekunder berupa tarif penerbangan, perkembangan jumlah penumpang, dan pendapatan penjualan kurun waktu 2007-2011. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan cross-tabulation.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk semua rute bus (Medan-Jakarta, Medan-Bandung, dan Medan-Surabaya) terdapat pengaruh tarif rendah penerbangan terhadap jumlah penumpang bus ALS. Terdapat pengaruh tarif rendah penerbangan terhadap pendapatan penjualan bus ALS. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel tingkat pendapatan, musim bepergian dan alasan perjalanan terhadap pemilihan moda transportasi untuk semua tujuan (Jakarta, Bandung dan Surabaya).

The study aims to understand the effect of low cost carrier to number of bus passenger, to understand the effect of level of income, travel seasons, and traveling reason toward transportation mode alternative decisions, and to understand the effect of low cost carrier to bus company income. The object of the study is an inter-city inter-province bus company Antar Lintas Sumatera (ALS) route Medan-Jakarta, Medan-Bandung and Medan-Surabaya.
Quantitative approach, purposive random sampling was held to ALS bus passenger. Primary data collected using questioner with Lickert scale and secondary data of low cost carrier tariff, number of passenger, and income of ALS collected from year 2007 up to year 2011. Data was analyzed using descriptive analysis with cross-tabulation.
The study result shows for all route (Medan-Jakarta, Medan-Bandung, and Medan-Surabaya) there is influence of low cost carrier tariff toward number of ALS bus passenger. There is influence of low cost carrier tariff toward sales income of ALS. There are significant influence of level of income, travel seasons, and traveling reason toward transportation mode alternative decisions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T35149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>