Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Fajria
"Tesis ini membahas tentang strategi manajemen (impression management) yang digunakan oleh Prabowo Subianto dalam masa kontestasi pemilihan umum Presiden pada tahun 2019 yang lalu. Konsep utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan strategi manajemen impresi oleh Prabowo Subianto dan tim dengan teori impression management oleh Jones and Pittman yang terdiri dari 5 kategori yaitu; ingratiation, self-promotion, exemplification, intimidation dan supplication. Penelitian ini adalah penelitian qualitative dengan teknik pengumpulan data dilakukan secara partisipasi langsung, observasi, analisis dokumen, dan wawancara dengan tim kampanye Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Berdasarkan hasil pengelolahan data, ditemukan bahwa tim kampanye Prabowo Subianto dapat mengelola pesan dan kesan positif pada Prabowo. Strategi yang dilakukan tim kampanye lebih banyak mengamplifikasi impression asli seorang Prabowo Subianto. Sedangkan strategi impression management yang diterapkan di sosial media antara lain; Ingratiation, Self Promotion, dan Exemplification. Berdasarkan temuan-temuan ini, dapat disimpulkan bahwa strategi utama dalam pemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019 adalah menonjolkan sosok dan karakter asli Prabowo tanpa memfokuskan pada impression management.

This thesis discussed about the impression management used by Prabowo Subianto during the presidential election campaign in 2019. The main concept used in this study is the theory of impression management by Jones and Pittman which consists of 5 categories, namely; ingratiation, self-promotion, exemplification, intimidation and supplication. This research is a qualitative research and data collection techniques are carried out by observation, document analysis, and interviews with Prabowo Subianto's campaign team in the 2019 presidential election. Based on the results of data processing, it was found that Prabowo Subianto's campaign team was able to manage positive messages and impressions on Prabowo. The strategy used by the campaign team is to amplify the original impression of Prabowo Subianto. Meanwhile, the impression management strategies applied in social media include; Ingratiation, Self Promotion, and Exemplification. Based on these findings, it can be concluded that the main strategy in winning Prabowo Subianto in the 2019 presidential election is to highlight Prabowo's original figure and character without focusing on impression management."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Anugerah Tri Hantari
"Tesis ini membahas tentang teori retorika baru yang masih jarang dibahas dalam ilmu komunikasi, Retorika baru sendiri berusaha untuk menambah teori retorika sebelumnya dengan menekankan pentingnya substansi, identifikasi, dan konsubstansialitas. Awal retorika baru muncul karena adanya kritik terhadap retorika lama yang digagas oleh Aristotles. Retorika lama memiliki premis bahwa kebenaran adalah absolut dan akan membuat argumen menjadi persuasif, terutama dengan menggunakan logika formal. Akan tetapi, para pengkritik melihat bahwa kebenaran sesungguhnya bisa dikonstruksi hingga tampak meyakinkan dan tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Pengkonstruksian ini didukung oleh kesadaran dari komunikan melihat khalayaknya. Selain dari aspek ethos, pathos, dan logos; komunikan juga diharapkan dapat melihat khalayaknya dari aspek substansi pidato yang ingin disampaikan, mengidentifikasi bagaimana khalayaknya, dan menerapkan aspek konsunstansialitas dengan melihat nilai-nilai yang dipercaya oleh para khalayak. Melalui ketiganya, komunikan dapat menyusun strategi dengan memilih kata-kata. Upaya penyusunan ini untuk menciptakan komunikasi simbol antara komunikan dengan khalayaknya dan di sinilah munculah proses dramatisasi atau dikenal dengan konsep dramatisme. Untuk memberikan gambaran dramatisme ini penulis menggunakan pidato-pidato Prabowo Subianto sebagai kandidat penantang dalam pemilihan presiden Pemilu 2019 dengan menganalisis bahasa yang digunakan serta membedah tujuan apa yang ingin dicapai oleh Prabowo Subianto dalam kampanye politiknya karena banyak hal yang terjadi selama waktu itu berlangsung dan bagaimana peristiwa-peristiwa ini dapat mempengaruhi elektabilitas Prabowo.

This thesis is about new rhetoric theory which is still extinct to be discussed in communication studies. The new rhetoric attempts to update the previous theory, the old rhetoric with emphasizing substance, identification, an consubstansiality. The recent theory emerges due to the critiques toward the old one. It highlight that the reality no longer relevant with the claim and facts or could be said that the truth could be constructed so that an argument can be persuasive, even though it doesn`t depict the rightness. The construction is supported by the awareness of the communicator in seeing the audiences. Not only being attentive to ethos, pathos, and logos aspects, the communicators could acknowledge the audiences from the substances they are conveying and identifying them, and applying consubstantiality with considering  the internal values that lie in each person with as well. From those three, the communicator is able to establish strategies by choosing the diction. The purpose is crafting symbolic communication among the communicator and its audiences thus the dramatization process would be created or can be called as dramatism. In this thesis, the author is using Prabowo Subianto`s speeches as a challenger candidate in Indonesia presidential election 2019 by analyzing the language and his purposes in his campaign, especially with taking the events that occurred into accounts which can affecting to his electability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intania Raihan
"Sebagai tokoh politik yang berpartisipasi dalam upaya pencalonan presiden Indonesia sebanyak tiga kali, persona dan kepribadian Prabowo Subianto menjadi sorotan di setiap kesempatannya. Dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Prabowo Subianto cenderung menonjolkan kesan tegas dan berwibawa dalam kampanye pencalonan presiden di tahun 2014 dan 2019 (Qeis, 2019; Muttaqin et al., 2020; Alvin, 2019). Dalam beberapa tahun belakangan ini muncul opini baru mengenai persona Prabowo, berkaitan dengan perubahan sikap yang diasosiasikan dengan sikap yang lebih hangat. Perubahan ini terlihat dari komunikasi nonverbal yang dilakukannya dengan menunjukkan gestur sebagai penyayang hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana portal berita daring sebagai media baru berkontribusi dalam upaya perubahan persona Prabowo yang sebagai penyuka kucing. Menggunakan metode analisis konten, penelitian kualitatif deskriptif ini menemukan sejumlah tema dan strategi presentasi diri dari pemberitaan media Detikcom mengenai Prabowo berkaitan dengan aktivitasnya bersama kucing pada periode tahun 2018-2019. Penelitian ini berkesimpulan bahwa media Detikcom berperan sebagai media marketisasi diri Prabowo pada periode kampanye pencalonan presiden di tahun 2019 dan menjadi media yang menyebarkan narasi mengenai sisi lain Prabowo sebagai penyuka kucing.

As a political figure who participated in efforts to nominate the Indonesian president three times, Prabowo Subianto's persona and personality were in the spotlight at every opportunity. Previous research stated that Prabowo Subianto tended to convey a firm and authoritative impression in the presidential nomination campaign in 2014 and 2019 (Qeis, 2019; Muttaqin et al., 2020; Alvin, 2019). In recent years, new opinions have emerged regarding Prabowo's persona, related to a change in attitude associated with a warmer attitude. This change is seen by showing nonverbal gestures as an animal lover. This research aims to find out how online news portals as new media contribute to efforts to change Prabowo's persona as a cat person. With content analysis methods, this descriptive qualitative research found several themes and self-presentation strategies from Detikcom’s news about Prabowo relating to his activities with cats in 2018-2019. This research concludes that Detikcom played a role in Prabowo's self-marketization during the 2019 presidential candidacy campaign and became a media that spread narratives about Prabowo's other side as a cat person.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Radeva Tiffany Zalaya
"Penelitian ini bertujuan mengevaluasi strategi personal branding Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2024 dengan fokus pada preferensi pemilih muda. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan analisis literatur. Sebagai alat analisis utama, digunakan kerangka "Six Stages of Evaluating Personal Political Brands" yang dikembangkan oleh Armannsdottir, Carnell, dan Pich (2020), yang merujuk Philbrick dan Cleveland (2015) dan kemudian disesuaikan dengan single-stakeholder evaluation, dengan target grup pemilih muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal branding Prabowo telah mengalami transformasi signifikan sejak tahun 2014 untuk menarik perhatian pemilih muda. Fenomena personal branding ini awalnya tumbuh secara organik melalui interaksi alami dan viralitas di media sosial, khususnya melalui fenomena gemoy. Fenomena tersebut kemudian diperkuat oleh TKN melalui strategi yang terintegrasi. Strategi ini mencakup penggunaan media sosial seperti TikTok dan Instagram, penekanan pada nilai-nilai nasionalisme dan kemandirian ekonomi, serta adopsi citra humanis dan relatable. Kampanye offline juga menjadi elemen penting, dengan pendekatan langsung yang memperkuat kedekatan emosional antara kandidat dan pemilih. Melalui strategi ini, Prabowo Subianto berhasil menjembatani perbedaan antara harapan pemilih muda akan perubahan dan prinsip keberlanjutan yang diusungnya. Penelitian ini menekankan pentingnya adaptasi strategi kampanye terhadap preferensi generasi muda, terutama dalam memanfaatkan teknologi digital dan pendekatan personal untuk membangun citra politik yang relevan.

This study aims to evaluate Prabowo Subianto's personal branding strategy in the 2024 Presidential Election, focusing on the preferences of young voters. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through in-depth interviews and literature analysis. The main analytical tool used is the "Six Stages of Evaluating Personal Political Brands" framework developed by Armannsdottir, Carnell, and Pich (2020), which refers to Philbrick and Cleveland (2015) and is then adapted to a single-stakeholder evaluation, targeting young voters. The results show that Prabowo's personal branding has undergone significant transformation since 2014 to capture the attention of young voters. This personal branding phenomenon initially grew organically through natural interactions and virality on social media, particularly through the gemoy phenomenon. It was later reinforced by the TKN (National Campaign Team) through an integrated strategy. This strategy includes the use of social media platforms like TikTok and Instagram, emphasizing nationalism and economic independence values, and adopting a humanized and relatable image through the gemoy phenomenon. Offline campaigns also play a key role, with direct approaches that strengthen the emotional connection between the candidate and voters. Through an integrated strategy, Prabowo Subianto successfully bridges the gap between young voters' expectations for change and the principles of sustainability he advocates. This study highlights the importance of adapting campaign strategies to the preferences of the younger generation, particularly in leveraging digital technology and personal approaches to build a relevant political image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Tessa Anditha
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai langkah-langkah politis yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dalam mempersiapkan diri untuk melaju ke pemilihan presiden periode selanjutnya. Strategi-strategi apa yang sebaiknya dilakukan oleh Prabowo dalam persiapan menuju pemilihan. Sehingga nantinya tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

ABSTRACT
This article is about political moves projected by Prabowo Subianto in order to compote on the next presidential election. What strategy should be done by Prabowo in preparation to elections. He is hoping and willing to achieve the goals that has been set.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Fadhilahmukti Lukito
"Artikel ini menganalisis strategi kampanye defensif yang diterapkan oleh Prabowo Subianto dalam merespon isu HAM selama debat presiden 2024. Isu HAM menjadi salah satu isu sensitif dan berpotensi mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap kandidat presiden. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis diskursus isi debat Prabowo berdasarkan teori strategi kampanye oleh Schroeder. Hasil analisis menunjukkan bahwa Prabowo menggunakan berbagai bentuk strategi defensif dalam kampanyenya seperti meningkatkan pemahaman pemilih serta mendekatkan diri dengan pemerintahan Jokowi. Temuan ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana kandidat presiden merespon tantangan isu sensitif yang akan mempengaruhi persepsi pemilih.

This article analyzes the defensive campaign strategy implemented by Prabowo Subianto in responding to human rights issues during the 2024 presidential debate. Human rights issues are one of the sensitive issues and have the potential to influence people's choice of presidential candidates. This study uses a discourse analysis approach to Prabowo's debate based on Schroeder's campaign strategy theory. The results of the analysis show that Prabowo uses various forms of defensive strategies in his campaign such as increasing voter understanding and getting closer to the Jokowi government. These findings provide knowledge about how candidates respond to the challenges of sensitive issues that will influence voter perceptions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Fadhilahmukti Lukito
"Artikel ini menganalisis strategi kampanye defensif yang diterapkan oleh Prabowo Subianto dalam merespon isu HAM selama debat presiden 2024. Isu HAM menjadi salah satu isu sensitif dan berpotensi mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap kandidat presiden. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis diskursus isi debat Prabowo berdasarkan teori strategi kampanye oleh Schroeder. Hasil analisis menunjukkan bahwa Prabowo menggunakan berbagai bentuk strategi defensif dalam kampanyenya seperti meningkatkan pemahaman pemilih serta mendekatkan diri dengan pemerintahan Jokowi. Temuan ini memberikan pengetahuan tentang bagaimana kandidat presiden merespon tantangan isu sensitif yang akan mempengaruhi persepsi pemilih.

This article analyzes the defensive campaign strategy implemented by Prabowo Subianto in responding to human rights issues during the 2024 presidential debate. Human rights issues are one of the sensitive issues and have the potential to influence people's choice of presidential candidates. This study uses a discourse analysis approach to Prabowo's debate based on Schroeder's campaign strategy theory. The results of the analysis show that Prabowo uses various forms of defensive strategies in his campaign such as increasing voter understanding and getting closer to the Jokowi government. These findings provide knowledge about how candidates respond to the challenges of sensitive issues that will influence voter perceptions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nusantara Yusuf Nurdin
"Penelitian ini mengkaji ekspresi gaya bahasa disfemisme terhadap Calon Presiden Prabowo Subianto pada pilpres 2024 di media sosial X. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipe dan makna ekspresi disfemisme yang digunakan terhadap Prabowo Subianto di media sosial X, serta untuk menjelaskan konteks dan tujuan yang memicu penggunaan disfemisme tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tulisan elektronik dalam media sosial X yang mengandung disfemisme tergadap Calon Presiden Prabowo Subianto. Data yang digunakan juga merupakan data yang diunggah pada saat masa Prabowo menjadi capres, yaitu Oktober 2023 hingga Februari 2024. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, yang menempatkan peneliti sebagai pengamat terhadap ujaran atau tulisan tertulis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori gaya bahasa disfemisme. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan disfemisme terhadap Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024 berupa beberapa tipe disfemisme, seperti istilah ejekan, tabu, makian dan serapah, perbandingan dengan hewan negatif, dan abnormalitas mental. Fungsi disfemisme yang ditemukan dalam penelitian digunakan untuk merendahkan, menghina, menunjukkan ketidaksepakatan, dan membicarakan tentang lawan. Disfemisme dalam data berperan sebagai alat retorika dalam politik, untuk menyerang dan mempengaruhi persepsi publik.
This study examines the use of dysphemistic language expressions towards Presidential Candidate Prabowo Subianto during the 2024 presidential election on the social media platform X. The research aims to describe the types and meanings of dysphemistic expressions frequently used to vilify Prabowo Subianto on social media X, as well as to explain the context and purpose that trigger the use of such dysphemisms. This study employs a qualitative approach with a descriptive-analytical method. The data used in this research comes from electronic writings on social media X that contain dysphemisms against Presidential Candidate Prabowo Subianto. The data also includes posts made during Prabowo's candidacy period, from October 2023 to February 2024. The data collection technique used is the non-participatory observation technique, which positions the researcher as an observer of spoken or written utterances. The theory used in this research is the theory of dysphemistic language. The findings of this study reveal the use of dysphemisms against Prabowo Subianto in the 2024 Presidential Election, including several types of dysphemisms such as derogatory terms, taboos, insults and curses, comparisons with negative animals, and mental abnormality references. The functions of dysphemisms found in the research are used to demean, insult, show disagreement, and talk about opponents. Dysphemisms in the data serve as rhetorical tools in politics, aimed at attacking and influencing public perception."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Husnaeni Fauziah Amani
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi, khususnya Internet, telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah peningkatan kecepatan penyebaran informasi. Situs-situs berita, misalnya, menjadikan khalayak sebagai khalayak aktif dengan menyediakan ruang diskusi untuk setiap laporan yang mereka terbitkan.
Pada saat Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014, situs-situs berita online yang dikelola oleh pemilik dengan afiliasi politik tertentu banyak dimanfaatkan menjadi sarana menyebarkan informasi yang menguntungkan calon tertentu. Secara khusus, artikel ini mencoba untuk menemukan pola keberpihakan khalayak terhadap laporan situs berita online Viva.co.id terkait beredarnya surat pemecatan calon presiden Letjen (Purn.) Prabowo Subianto dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diterbitkan oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Dengan menggunakan metode analisis konten deskriptif kuantitatif, penelitian ini menganalisis komentar-komentar yang ditinggalkan pembaca terhadap 54 laporan Viva.co.id terkait isu tersebut sepanjang masa kampanye Pilpres dari 4 Juni s.d 5 Juli 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komentar yang ditinggalkan pembaca tentang isu beredarnya surat pemecatan Prabowo didominasi oleh resepsi dominant position. Hal tersebut menunjukkan bahwa Viva.co.id dan khalayak yang membaca berita tersebut memiliki kesamaan makna dalam melakukan encoding/decoding pesan.

ABSTRACT
The development of information technology, especially the Internet, has influenced many aspects of human life, one of which is the rate of information dissemination. News sites, for example, makes the audiences as active audiences by providing them a space for an open discussion regarding the news.
At the time of the Presidential Election 2014, news sites managed by the owners with a certain political affiliation widely used their owns news sites as a tools to disseminating information that benefit a particular candidate. In particular, this article tries to find patterns of partisanship audience regarding the reports by Viva.co.id about the distribution of a dismissal letter of presidential candidate Letjen (Purn.) Prabowo Subianto from the Indonesian Armed Forces (TNI) published by the Council of Honorary Officers (DKP). By using quantitative descriptive content analysis method, this study analyzed the comments left by readers on 54 Viva.co.id reports on the issue throughout the presidential election campaign period from June 4th - 5th July, 2014.
The results showed that the comments left by the readers on the issue of the dissemination of Prabowo?s dismissal letter is dominated by the reception dominant position. It shows that Viva.co.id and audiences who read the news have the same meaning in encoding/decoding the message.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shakira Raziq Setiawan
"Artikel ini menjelaskan perbandingan kampanye kepresidenan Prabowo Subianto antara Pilpres 2019 dan 2024. Pemilu 2024 merupakan pemilu keempat kalinya bagi Prabowo untuk maju dalam pemilu (BBC News Indonesia, 2019). Selain itu, setengah dari total pemilih adalah anak muda, yaitu Gen Z (Wejak, 2024). Penggunaan media sosial telah mengubah lingkungan kampanye dalam beberapa kampanye terakhir, terutama dalam membangun citra politik bagi para pemimpin. Dengan menggunakan tujuh dimensi framing dari Hallahan (1999) dan mengambil studi kasus dari kampanye Prabowo Subianto pada Pemilu 2019 dan Pemilu 2024, penelitian ini menguji dimensi framing dengan membandingkan konten kampanye melalui aplikasi media sosial Instagram dari dua akun: Prabowo-Sandiaga dan Prabowo-Gibran. Penelitian ini berargumen bahwa penggunaan strategi pembingkaian Prabowo di media sosial telah berevolusi dari pemilihan presiden 2019 hingga 2024, dan perubahan dalam citra politik dan teknik komunikasinya berperan penting dalam membentuk wacana politik dan memengaruhi sikap pemilih.
This article describes the comparison of Prabowo Subianto presidential campaign between the 2019 and 2024 presidential election. The 2024 elections are the fourth time for Prabowo running in the elections (BBC News Indonesia, 2019). Moreover, more than a half of the total electorate are young voters, which are Gen Z (Wejak, 2024). The use of social media has changed the campaign environment in recent campaigns, especially for building political image for leaders. Using the seven dimension of framing by Hallahan (1999) and taking the case of Prabowo Subianto campaign in 2019 and 2024 election, this study examines the framing dimensions by comparing the campaign contents from social media application Instagram of two accounts: Prabowo-Sandiaga and Prabowo-Gibran. This paper argues that Prabowo's use of framing strategies on social media has evolved from the 2019 to the 2024 presidential election, and these changes in his political image and communication techniques are instrumental in shaping political discourse and influencing voter attitudes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>