Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahrizan Imam Hindami
"Pengaruh kedalaman air, struktur mikro, komposisi kimia, cacat pengelasan, dan sifat mekanik adalah faktor yang mempengaruhi las bawah air. Serta penentuan elektroda untuk pengelasan bawah air membutuhkan sifat khusus diantaranya adalah mampu menimbulkan semburan nyala busur, terak yang tumbuh dipermukaan deposit logam mampu melindungi dari pengaruh oksida dan kelarutan hidrogen rendah. Elektroda harus memenuhi standar spesifikasi underwater welding AWS D3.6M. Pada studi ini material plat baja yang digunakan adalah AH-36 dan diimplementasikan untuk pengelasan basah bawah air dengan elektroda Broco E70XX khusus untuk pengelasan basah bawah air yang dilas didalam laut, dalam penelitian ini juga disertakan pembanding sebagai analisis lanjutan dengan elektroda tambahan Mg pada elektroda rutil E6013 dengan modifikasi yang dilas pada air tawar dikarenakan memiliki parameter yang sama yaitu masukan panas dan plat yang digunakan. Jenis metode pengelasan dengan heat input 1.5 kJ/mm dengan 130 A dan 2.5 kJ/mm dengan 140 A dan dilakukan pada kedalaman 5m. Hasil uji radiografi menunjukkan spesimen yang dilas pada kedalaman 5m menunjukkan terjadinya cacat penetrasi yang tidak lengkap. Mungkin karena pengaruh tekanan yang cukup besar dan laju pendinginan yang lebih tinggi sehingga lasan cair tidak dapat menembus sepenuhnya ke material induk. Hasil uji tarik juga menunjukkan terjadinya patahan pada weld metal karena pengaruh tekanan yang cukup besar dan laju pendinginan yang lebih tinggi sehingga lasan cair tidak dapat menembus sepenuhnya ke material induk dan hanya. Meskipun demikian, untuk elektroda Broco E70XX dimana terdapat sedikit jumlah asikular ferit.

The influence of water depth, microstructure, chemical composition, welding defects, and mechanical properties affect underwater welding. As well as, the determination of electrodes for underwater welding requires special properties such as being able to cause arc flame bursts and slag growing on the surface of metal deposits capable of protecting from the effects of oxides and low hydrogen solubility. The electrodes must meet the AWS D3.6M underwater welding specification standard. In this study, the steel plate material used is AH-36 and is implemented for underwater wet welding with a special Broco E70XX electrode for underwater wet welding, which is welded in the sea, in this study also included a comparison for further analysis with additional Mg electrodes on rutile electrodes. E6013 with modification were welded in freshwater because they have the same parameters, namely heat input and the plate used. This welding method with a heat input of 1.5 kJ/mm with 130 A and 2.5 kJ/mm with 140 A is carried out at 5m. The radiographic test results showed that the specimens welded at a depth of 5m showed incomplete penetration defects. Perhaps due to the influence of a large enough pressure and a higher cooling rate, the molten weld cannot penetrate completely into the parent material. The tensile test results also show that the weld metal fractures due to a large enough pressure and a higher cooling rate so that the molten weld cannot penetrate completely into the parent material and only, however, for the Broco E70XX electrode, where there is a small amount of acicular ferrite"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Mahdy
"Tungsten Inert Gas (TIG) adalah sebuah metode pengelasan yang menggabungkan material dengan cara memanaskannya dengan busur las. Elektroda yang digunakan berbahan tungsten dan bersifat non-consumable. Penambahan medan magnet eksternal secara permanen selama proses pengelasan adalah salah satu perkembangan pengelasan TIG. Penambahan medan magnet eskternal pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap geometri lasan berupa bentuk busur las, lebar manik las, dan kedalaman penetrasi. Magnet yang digunakan memiliki dua ukuran dan empat belas konfigurasi yang berbeda berdasarkan peletakannya. Masing-masing konfigurasi dilakukan sebanyak tiga kali repetisi pengelasan. Dari hasil uji ANOVA, semua konfigurasi memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan secara statistik. Hal ini disebabkan pada tiap konfigurasi memiliki keberagaman garis-garis gaya magnet dan besarnya medan magnet, sehingga akan memengaruhi geometri busur las yang berdampak pada lebar manik dan kedalaman las. Busur las yang telah dimampatkan oleh garis gaya magnet cenderung memiliki area kontak panas yang kecil sehingga panas terpusat, menghasilkan lebar manik las yang sempit dan penetrasi las yang dalam. Konfigurasi yang memiliki peningkatan rasio D/W (depth/width) paling tinggi dari pengelasan non magnet (netral) adalah konfigurasi F Forward untuk tebal magnet 3 mm dan 5 mm.

Tungsten Inert Gas (TIG) is a welding method that combines materials by heating them with a welding arc. The electrodes used are made of tungsten and non-consumable. The addition of a permanent external magnetic field (EMF) during the welding process is one of the developments in TIG welding. The addition of the external magnetic field in this study was carried out to determine its effect on the weld geometry in the form of weld arc shape, weld bead width, and penetration depth variously. The magnets used have two sizes and fourteen different configurations based on their placement. Each configuration is performed three times of welding reps. From the results of the ANOVA test, all configurations have mean differences that are statistically significant. This is because each configuration has a variety of magnetic lines of force and magnetic field magnitude, so it will affect the geometry of the blow arc which has an impact on the weld bead width and the depth penetration of the weld. A weld arc that has been compressed by magnetic lines of force tends to have a small hot contact area so that the heat is concentrated, resulting in a narrow weld bead width and deep weld penetration. The configuration that has the highest increase in D/W (depth / width) ratio from non-magnetic (neutral) welding is the F Forward configuration for 3 mm and 5 mm thick magnets"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresna Devara
"Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi manusia dan memiliki fungsi utama untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana kondisi jantung adalah dengan mengetahui frekuensi denyut jantung per menit BPM . Pada skripsi ini akan dibahas penelitian untuk membangun alat pengukur denyut jantung dengan merancang bangun elektrokardiografi EKG portabel dengan memanfaatkan elektroda kapasitif. Elektroda ditempelkan pada selembar alas plastik yang ditempatkan di bagian bawah tubuh pasien yang sedang berbaring. Sebelum diproses menggunakan mikrokontroler Arduino UNO, keluaran sinyal dari elektroda diproses menggunakan rangkaian pengolah sinyal yang terdiri dari rangkaian penguat instrumentasi, filter, dan penguat non-inverting. Selanjutnya sinyal hasil pengolahan ditampilkan pada layar LCD dan dikirimkan ke smartphone menggunakan modul bluetooth. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sinyal QRS complex dapat terdeteksi dengan jelas. Untuk membandingkan performansi perangkat, pengukuran hasil rancang bangun dibandingkan dengan EKG PM 10 yang biasa digunakan pada pemonitoran. Ditunjukkan bahwa galat rata-rata dengan subjek berbeda adalah 0,49. Sementara itu, untuk dua aktivitas yang berbeda relaksasi dan setelah berlari diperoleh galat rata-rata sebesar 0,175. Di samping itu dilakukan pula pengujian untuk berbagai ketebalan bahan katun dari 0,2 mm hingga 0,8 mm yang dikenakan oleh pasien. Hasil pengujian menunjukkan terjadi galat rata-rata sebesar 1,48, jika dibandingkan dengan standar Association for the Advancement of Medical Instrumentation AAMI, galat rata-rata masih di bawah batas toleransi maksimum, yaitu sebesar 5.

A heart is one of the most vital organs in the human body that pumps blood throughout the body. It is very important to monitor the condition of the heart. The condition of a human heart can be diagnosed by measuring the heartbeat frequency beats per minute. In this paper, we propose a design of a portable electrocardiography ECG based on capacitive electrodes for heart rate monitoring. The device consists of electrodes attached to a plastic sheet which is placed on the bed mattress under the patient 39 s back. Before being processed by Arduino UNO microcontroller, the output signal of the electrodes is processed using signal conditioning circuit consisting of the instrumentation amplifier circuit, filter, and non inverting amplifier. The signal processing results obtain from conditioning circuit are displayed on the LCD screen and sent to smartphone using bluetooth module. To test accuracy of proposed design, the measurement result is compared to ECG PM 10 which is commonly used for heart rate monitoring. The test results show that the QRS complex signal can be detected clearly. It shows that the average error with a different subject is 0.49. Meanwhile, for two different activities relaxation and after running an average error of 0.175 is obtained. The effect of the patient 39 s cloth thickness is also investigated by measuring heartbeat frequency using several cotton thickness from 0.2 mm up to 0.8 mm. On measurements with varied cotton thickness, it is shown that the proposed design has an average error of 1.48 compared to a commercial ECG, which is still under the Association for the Advancement of Medical Instrumentation AAMI maximum standard error 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Fitria Mutiara Sari
"ABSTRAK
Sistem polder merupakan solusi terhadap banjir di daerah perkotaan dimana elevasi muka tanah lebih rendah dari pada elevasi muka air di badan air penerima. Efektifitas dari elemen berupa tanggul penahan limpasan air; sungai/ kanal; waduk; saluran internal; dan pompa sangat mempengaruhi kinerja suatu sistem polder dalam mengendalikan elevasi muka air di dalam sistem. Permasalahan banjir yang selalu terjadi di Jakarta setiap tahun sehingga menimbulkan kerusakan dan kerugian menjadi latar belakang dilakukan kajian dalam penulisan ini. Wilayah utara Jakarta dibagi menjadi 43 sistem polder salah satunya adalah Polder Muara Angke. Studi ini secara khusus membahas mengenai evaluasi sistem polder Muara Angke yang terletak di pesisir Jakarta. Untuk menuntaskan masalah banjir di Polder Muara Angke perlu dievaluasi kinerja sistem polder sebagai satu kesatuan dari elemen-elemen pengendali banjir. Tujuan penulisan ini adalah mengkaji sistem Polder Muara Angke eksisting; menganalisis banjir rencana; mengevaluasi kinerja sistem dalam mengendalikan banjir rencana akibat hujan lokak; serta membuat dan memetakan usulan perbaikan sistem. Luas catchment area Polder Muara Angke adalah 1,46 km2 . Data hujan harian dari stasiun hujan Kemayoran digunakan untuk menghitung hujan rencana dan debit banjir rencana. Pemodelan banjir rencana menggunakan Model Win TR 55. Evaluasi sistem polder dilakukan dengan membandingkan kapasitas saluran, kapasitas pompa, dan kapasitas kolam detensi dengan debit banjir rencana. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas saluran drianase untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun masing-masing sebesar 100%, 98.47%, 90.04%, 83.18%, dan 70.54%. Sedangkan efektivitas pompa dan kolam detensi  untuk periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun masing-masing adalah sebesar 84.13%, 56.14%, 46.14%, 37.84%, dan 33.43%. Oleh karena itu, banjir akibat hujan lokal di wilayah Muara Angke disebabkan oleh rendahnya efektivitas pompa dan kolam detensi. Analisis hidroekonomi menunjukkan bahwa usulan yang paling optimum untuk perbaikan/ peningkatan efektivitas pompa yaitu dengan menambah kapasitas pompa yang ada di Polder Muara Angke total sebesar 15.55 m3/det yang dapat mengakomodir debit banjir rencana periode ulang 10 tahun.

ABSTRACT
Polder system is a solution for flooding in urban areas where the ground level is lower than the water level of the receiving water body. The effectiveness of the elements such as dike, river channel, pond, drainage canal, and pump station greatly affect the performance of a polder system in controlling water level inside the system.  The flood problems that always occur in Jakarta caused damages and losses are the background to conduct an evaluation presented in this paper. Jakarta is the capital city of Indonesia, where the northern part of Jakarta is divided into 43 polder systems and one of them is Muara Angke Polder. This study specifically addresses the Muara Angke Polder system performance. Solving the problem of flood in Muara Angke area should be based on the performance of the existing polder system as one of the flood control elements. This study emphasizes on evaluating the existing Muara Angke Polder system in controlling the flooding. Muara Angke polder catchment area is around 1.46 km2. Daily rainfall data from Kemayoran Station is used to estimate the design flood. Using WinTR-55 model, the performance of polder system is evaluated by comparing the capacity of existing drainage canal, pump and pond to the design flood. The result shows that drainage canal effectiveness for each  return periode of  2, 5, 10, 25, and 50 year is 100%, 98.47%, 90.04%, 83.18%, dan 70.54%. While pump and pond effectiveness for each  return period of  2, 5, 10, 25, and 50 year is 84.13%, 56.14%, 46.14%, 37.84%, dan 33.43%. Therefore, flooding from rainfall runoff in Muara Angke is caused by low pump and pond effectiveness. Hydroeconomy analysis shows that the most optimum proposed improvement in the effectiveness of the polder system is by adding a total pump capacity of 15.55 m3 /s which can accommodate the design flood for 10 year return period.
"
2019
T52732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Dany Eviliana
"Tanah merupakan elemen dasar dari suatu struktur pada dunia konstruksi. Segala bentuk pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan dunia teknik sipil memerlukan daya dukung tanah yang cukup guna mendukung beban struktur yang bekerja diatasnya. Karakteristik tanah berbeda - beda sesuai dengai mineral penyusunnya. Salah satu jenis tanah yang memiliki karakteristik unik dan memerlukan perhatian yang lebih yaitu tanah ekspansif. Jenis tanah ini memiliki perilaku yang unik dan khusus dikarenakan potensi kembang-susut yang begitu besar sebagai akibat dari besarnya fluktuasi perubahan kadar air lapangan pada perubahan musim.
Untuk mengantisipasi daya dukung tanah ekspansif yang rendah maka dilakukan upaya perbaikan tanah. Salah satu upaya perbaikan tanah dapat dilakukan dengan stabilisasi tanah menggunakan bahan stabilisasi berupa kapur. Kadar kapur yang digunakan dalam percobaan laboratorium adalah 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hasil pengujian Batas Atterberg terjadi kenaikan nilai batas susut dan batas plastis. Ketika nilai batas plastis bertambah, maka nilai batas cair akan mengalami penurunan seiring dengan penambahan variasi kadar kapur, hingga nilai indeks plastisitasnya semakin berkurang. Dari berbagai kadar kapur diatas, digunakan kadar kapur 10% sebagai bahan tambahan untuk pengujian analisa saringan butiran, pemadatan dan triaksial terkonsolidasi takterdrainasi.
Pengujian pemadatan dengan standard proctor menunjukan kadar air optimum mengalami kenaikan dari tanah asli (31,97%) dengan tanah yang diberi kapur 10% (36%). Berbanding terbalik dengan nilai kerapatan kering tanah maksimum.  dry mengalami penurunan seiring dengan penambahan 10% kapur sebesar 12,88 kN/m3 menjadi 12,45 kN/m3. Pengujian triaksial terkonsolidasi takterdrainasi dilakukan dengan variasi derajat saturasi B = 1; 0,8 dan 0,6. Tekanan sel efektif yang diberikan adalah 100 KPa, 150 KPa dan 200 KPa. Pengujian dilakukan pada tanah asli dengan variasi B = 1 dan B = 0,8 serta tanah dengan tambahan 10% kapur dengan variasi B = 1; 0,8 dan 0,6.
Hasil pengujian pada tanah asli diketahui bahwa semakin jenuh tanah maka nilai sudut tahanan gesernya akan semakin besar dan berbanding terbalik dengan nilai kohesi yang didapatkan. Pada tanah dengan tambahan 10% kapur, nilai sudut tahanan geser semakin berkurang sedanngkan nilai kohesi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya derajat kejenuhan.

Land is the basic element of a structure in the construction world. All the construction related to the world of civil engineering require good soil bearing capacity to support structural loads are working on it. The Differences of soil characteristics according to their constituent minerals. One type of soil that has unique characteristics and requires the attention is an expansive soil. This type of soil has a unique and special behavior because of potential losses are so large as a result of fluctuations in ground water level changes.
In anticipation of expansive soil bearing capacity is low, the soil improvement efforts is used. One of soil improvement efforts can be done by using a soil stabilization materials such as lime stabilization. Levels of lime used in laboratory experiments is 5%, 10%, 15% and 20%. The results of atterberg limits test increased value of shrinkage limit and plastic limit. When the plastic limit value increased, the values of liquid limit will be decrease with the addition of lime variation, up to the value of plasticity index decreases. From the various levels of lime above, lime 10% is used as an additive for sieve analysis, compaction and triaxial consolidated undrained test.
Compaction test showed optimum water content increased from the original soil (31,97%) with soil 10% lime (36%). Inversely proportional to the value of maximum soil dry density.  dry decrease with the addition of 10% lime at 12,88 kN/m3 to 12,45 kN/m3. The test of triaxial consolidated undrained did by the variation of the degree of saturation B = 1; 0,8 and 0,6. The effective cell pressure is given 100 KPa, 150 KPa and 200 KPa. Trixial consolidated undrained tested on the original soil with variation B = 1 and 0,8 and the soil 10% lime with variation B = 1; 0,8 and 0,6.
The results on origin soils are known that more saturated the soil shear resistance angle values will be increase and inversely proportional to the value obtained cohesion. Inversely with the addition of 10% lime.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Multazam
"Proyek konstruksi harus diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, hal ini merupakan pekerjaan yang sulit untuk dicapai karena kerumitannya, melibatkan banyak pihak dan lingkungan yang dinamis. Karakteristik proyek konstruksi yang penuh dengan berbagai risiko mengharuskan kontraktor untuk cepat beradaptasi dengan berbagai dinamika perubahan, di mana salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan membentuk Kerja Sama Operasi. Dengan berbagai risiko, konstruksi selalu terbuka untuk kemungkinan terjadinya perselisihan, sehingga perlu untuk merancang konsep manajemen klaim dalam Kerja Sama Operasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus penanganan klaim proyek Kerja Sama Operasi di PT X dengan menganalisis faktor-faktor yang mendominasi klaim proyek yang diperoleh dari penelitian sebelumnya. Dengan memperoleh faktor risiko dominan dalam pelaksanaan klaim proyek Kerja Sama Operasi, temuan penelitian akan digunakan untuk menghindari terjadinya penolakan klaim yang selanjutnya dikembangkan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) klaim Kerja Sama Operasi di PT X untuk membantu kontraktor meraih target klaim.

Construction projects should be completed according to a predetermined schedule, this is a work that is difficult to achieve because of its complexity, involves many parties and a dynamic environment. The characteristics of construction projects that are full of various risks require the contractor to quickly adapt to the various dynamics of change, where one of the efforts made to deal with these challenges is to establish Joint Ventures. With a variety of risks, the construction is always open to the possibility of disputes, so that it is necessary to design a claim management concept in the Joint Ventures project to obtain success in its implementation.
The method used in this research is a case study of handling claim of Joint Ventures projects at PT X by analyzing the factors that dominate the project claims obtained from previous research. By obtaining the dominant risk factors in achieving the Joint Ventures project claim target, finding activities will be prepared to eliminate the occurrence of claims rejection. Throughout this research, the findings revealed that, establish provisions on limitation of intervention by the parent company of both parties, prepare clear coordination pattern regarding job allocation sharing between each member, clarifying the duration of approval drawings by the owner, determine the responsibility party in working on the design and its changes, prepare personnel who are experienced in detecting claims during the execution of work, and more finding activity which are developed into Standard Operational Procedures (SOP) claims of Joint Ventures at PT X to support contractors reach claim target.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidun Adam
"Alat berat membutuhkan kualitas dan kehandalan yang tinggi untuk menunjang produktivitas dan kepuasan pelanggan. Konstruksi utama rangka pada alat berat terbuat dari material baja pelat dan coran yang disambungkan melalui proses pengelasan Gas Metal Arc Welding (GMAW). Kondisi saat ini, produsen belum melihat tegangan sisa dari proses manufaktur sebagai pertimbangan khusus terhadap kualitas produk. Pada penelitian ini, pelat baja SM490 berukuran 200x100 mm disambungkan dengan pengelasan robot GMAW secara butt joint single V 45. Kawat las AWS A5.18-05 ER70S-G berdiameter 1,4 mm digunakan dengan polaritas DCEP bersama gas pelindung CO. Masukan panas, tebal spesimen, dan perlakuan pengelasan divariasikan untuk mengetahui efeknya terhadap tegangan sisa dan sifat mekanik yang dihasilkan. Tegangan sisa diukur tanpa merusak menggunakan mesin portabel berbasis X-Ray Diffraction (XRD). Nilai kekerasan diuji dengan mesin uji keras Microvickers, kekuatan tarik diuji dengan mesin Universal Testing Machine (UTM), serta struktur mikro diamati dengan mikroskop optik strereo dan Electron Probe Micro Analyzer (EPMA). Hasil pengujian menunjukkan kenaikan masukan panas sebesar 350 J menit meningkatkan tegangan sebesar 50-90 MPa pada arah x. Peningkatan ketebalan hingga 30 mm, tidak memberikan perbedaan tegangan sisa yang signifikan. Namun, tebal 40 mm, tegangan sisa justru turun 250 MPa. Ketebalan spesimen hingga 40 mm memberikan penurunan tegangan sisa arah y hingga 400 MPa. Proses gerinda memberikan tegangan sisa tarik hingga 800 MPa lebih tinggi dari tegangan sisa spesimen 2 (tanpa perlakuan). Penambahan preheat dan postheat 150oC tidak memberikan efek terhadap tegangan sisa. Proses gerinda menurunkan tegangan sisa hingga 480 MPa. Hanya jet chisel yang konsisten memberikan tegangan sisa kompresi hingga 480 MPa pada arah x dan y. Kenaikan masukan panas hingga 350 J menit menyebabkan nilai kekerasan HAZ dan logam las turun hingga 50 HB. Ketebalan spesimen hingga 30 mm, cenderung meningkatkan kekerasan hingga 30 HB. Perlakuan preheat dan postheat mengurangi nilai kekerasan hingga 10 HB. Kebalikan dari itu, perlakuan jet chisel mampu meningkatkan kekerasan hingga 12 HB, terutama pada kampuh las. Berbagai variasi masukan panas, ketebalan, dan perlakuan pengelasan tidak memberikan perbedaan yang signifikan kekuatan tarik. Peningkatan ketebalan hingga 40 mm cenderung menurunkan kekuatan hingga 70 MPa. Perlakuan jet chisel memberikan tegangan sisa dan sifat mekanik paling optimal di antara preheat, postheat, dan gerinda.

Heavy equipment requires high quality and reliability to support productivity and customer satisfaction. The main frame construction on the machine is made of steel plate and castings which are connected through the Gas Metal Arc Welding (GMAW) process. Current conditions, manufacturers have not seen the residual stress from the manufacturing process as a special consideration to product quality. In this study, a 200x100 mm SM490 steel plate was connected by GMAW robots welding with a single V 45 butt joint. AWS A5.18-05 ER70S-G welding wire 1.4 mm in diameter is used with DCEP polarity and CO2 protective gas. Heat input, specimen thickness, and welding treatment are varied to determine their effect on residual stresses and mechanical properties. Residual stress is measured using a non destructive portable machine based on X-Ray Diffraction (XRD). Hardness values were tested with Microvickers Hardness Tester, tensile strengths with Universal Testing Machine (UTM), and microstructure was observed with optical strereomicroscope and Electron Probe Micro Analyzer (EPMA). The test results show an increase in heat input of 350 J / min increases the stress by 50-90 MPa in the x direction. Increased thickness up to 30 mm, does not provide a significant residual stress difference. However, 40 mm thick, the residual stress would drop 250 MPa. Specimen thicknesses of up to 40 mm provide a reduction in the residual stress in the y direction up to 400 MPa. The grinding process provides tensile residual stresses of up to 800 MPa higher than specimen 2 residual stress (without treatment). The addition of preheat and postheat 150oC had no effect on residual stress. The grinding process reduces the residual stress to 480 MPa. Only jets chisel that consistently provide compression residual stresses of up to 480 MPa in the x and y directions. Increase in heat input up to 350 J/min causes the HAZ hardness value and weld metal to decrease to 50 HB. Specimen thickness up to 30 mm, tends to increase hardness up to 30 HB. The preheat and postheat treatments reduce the value of hardness to 10 HB. In contrast, jet chisel treatment can increase the hardness to 12 HB, especially in weld joints. Various variations in heat input, thickness, and welding treatment do not provide a significant difference in tensile strength. Increasing thickness up to 40 mm tends to reduce strength up to 70 MPa. Jet chisel treatment provides the most optimal residual stress and mechanical properties between preheat, postheat and grinding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Everyday in my mind my prayer. I always as to god why he created beautiful mountains in the land of Amungme? Is it because that beaty and richer with mine makes freeport company ABRI (military), government and others come here to explore for their own advantage and leave for our suffering? ..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Indra
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992
720.2 SIN p (1);720.2 SIN p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tangerang: BPPT, 2009
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>